Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kustiana Nur Ekawati
"Pendahuluan: Saat ini masyarakat di dunia, termasuk Indonesia sedang menghadapi pandemi COVID-19. Sejak ditetapkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia sampai 21 Mei 2022, penderita COVID-19 sebanyak 6.052.36 kasus dan 156.519 diantaranya meninggal dunia. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan kasus COVID-19 paling banyak kedua pada tahun 2020 dan peringkat ketiga pada tahun 2021. Case Fatality Rate Provinsi Jawa Timur meningkat dari tahun 2020-2021 yaitu dari 6,9 menjadi 7,4 dan masuk dalam dua provinsi dengan CFR paling tinggi di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran kasus konfirmasi dan meninggal COVID-19 dan faktor risikonya di wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Timur secara spasial pada tahun 2020-2021. Metode: Penelitian ini adalah penelitian ekologi dengan menggunakan analisis Moran’s I. Populasi yang digunakan adalah seluruh penderita COVID-19 di Jawa Timur tahun 2020-2021 dengan satuan analisis per kab/kota. Hasil dan Pembahasan: Pola persebaran mengelompok pada tahun 2020 dan 2021 terdapat pada variabel konfirmasi COVID-19 dengan variabel persentase penderita hipertensi, persentase penderita diabetes melitus, rasio puskesmas, rasio rumah sakit rujukan COVID-19 dan rasio tenaga kesehatan. Pola persebaran mengelompok pada tahun 2020 dan 2021 terdapat pada variabel meninggal COVID-19 dengan variabel kepadatan penduduk. Fasilitas kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kasus konfirmasi dan meninggal pada COVID-19 karena akan mempengaruhi testing, tracing serta treatment dalam penangangan COVID-19.

Background: Indonesia is one of countries that facing COVID-19 Pandemic in the world at the moment. Since the first case of COVID-19 was determined in Indonesia until 21 of May 2022, there are 6.052.36 cases in total and 156.519 deaths. East Java is in the second place of provinces with the most case of COVID-19 in 2020 and in the third place in 2021. Case Fatality Rate of East Java increased from 2020 to 2021 which was from 6,9 to 7,4 and became one of two provinces with the highest CFR in Indonesia. Objective: this study aims to know the distribution pattern of confirmed cases and deaths of COVID-19 spatially and its risk factors in districts of East Java in 2020-2021 with unit analysis per district/city. Result and Discussion: the clustered distribution pattern in 2020 and 2021 is found in the COVID-19 confirmation variable with the variable percentage of hypertension patients, percentage of diabetes mellitus patients, ratio of community health centers, ratio of referral hospitals for COVID-19 and ratio of health workers. The clustered distribution pattern in 2020 and 2021 is found in the COVID-19 death variable with the variable of population density. Health facilities are one of the important factors related to confirmed cases and deaths of COVID-19 because it will affect the testing, tracing and treatment in handling COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annabel Serafina
"Latar Belakang: Pneumonia menyebabkan banyak kematian pada anak-anak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pneumonia menyebabkan sebanyak 15,3% kematian pada anak usia 29 hari–11 bulan dan 12,5% kematian pada anak balita usia 12–59 bulan di Indonesia pada tahun 2022. Di Provinsi Jawa Timur, prevalensi pneumonia balita mencapai 3,32%, lebih tinggi dari prevalensi nasional sebesar 1,56%. Hal ini menjadikan Provinsi Jawa Timur sebagai provinsi dengan prevalensi pneumonia balita tertinggi ketiga di Indonesia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mendapatkan pola sebaran kasus pneumonia dan faktor risikonya pada balita di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan analisis autokorelasi spasial global dan lokal menggunakan Moran’s I.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya autokorelasi spasial imunisasi dasar lengkap dengan kasus pneumonia pada balita. Kasus pneumonia pada balita membentuk pola mengelompok dengan variabel kepadatan penduduk, ASI eksklusif, suplementasi vitamin A, penggunaan bahan bakar utama untuk memasak yang berisiko, dan keberadaan puskesmas. Sementara itu, kasus pneumonia pada balita membentuk pola menyebar dengan variabel penduduk miskin, berat badan lahir rendah, dan gizi buruk.
Kesimpulan dan Saran: Kasus pneumonia pada balita dan faktor-faktor risikonya membentuk pola yang berbeda-beda. Pencegahan dan pengendalian pneumonia pada balita dapat disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing kabupaten/kota.

Background: Pneumonia causes many deaths in children throughout the world, including in Indonesia. Pneumonia causes 15.3% of deaths in children aged 29 days–11 months and 12.5% ‹of deaths in children aged 12–59 months in Indonesia in 2022. In East Java Province, the prevalence of pneumonia in under-five children reached 3.32%, higher than the national prevalence of 1.56%. This makes East Java Province the province with the third highest prevalence of under-five children pneumonia in Indonesia.
Objective: This study aims to obtain patterns of pneumonia cases and risk factors among under-five children in East Java Province in 2022.
Methods: This study uses an ecological study design with global and local spatial autocorrelation analysis using Moran's I.
Results: The results show spatial autocorrelation in complete basic immunization in cases of pneumonia in under-five children. Pneumonia cases in under-five children form a pattern that clusters with population density, exclusive breastfeeding, vitamin A supplementation, risky use of primary fuel for cooking, and the presence of community health centers. Meanwhile, cases of pneumonia in under-five children form a widespread pattern with variables such as poverty, low birth weight, and poor nutrition.
Conclusions and Recommendations: Pneumonia cases in under-five children and their risk factors form different patterns. Prevention and control of pneumonia in under-five children can be adjusted to the characteristics of each regency/city.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yudhistira
"Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini masih perlu memperoleh perhatian penting terutama di negara-negara berkembang. Indonesia perlu menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Sebanyak 108 kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk lokasi fokus intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023 dengan skema percepatan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui visualisasi dashboard data wilayah berisiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor akses pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2021. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan unit analisis di tingkat kabupaten/kota dan menggunakan data sekunder berupa data agregat hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 yang diperoleh dari BKPK Kemenkes RI. Hasilnya dashboard yang dibuat dapat menyajikan data pemetaan sebaran risiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR. Selain itu juga menyajikan data dan grafik variabel di tingkat kabupaten/kota yang interaktif, serta menyajikan simulasi prevalensi stunting yang dihubungkan dengan variabel yang signifikan berhubungan dengan stunting pada penelitian ini.

Stunting is one of the global public health problems that still needs important attention, especially in developing countries. Indonesia needs to reduce the prevalence of stunting to 14% by 2024. A total of 108 districts/cities in the provinces of Banten, West Java, Central Java and East Java are included in the focus locations of the integrated stunting reduction acceleration intervention in 2023 with a special acceleration scheme. This study aims to describe the dashboard visualization of data on areas at risk of stunting associated with parenting, environmental factors, health service access factors, infectious diseases and LBW in Banten, West Java, Central Java and East Java Provinces in 2021. This research is an ecological study with a unit of analysis at the district / city level and used secondary aggregated data of the 2021 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) obtained from the BKPK Kemenkes RI. As a result, the dashboard created can present data mapping the distribution of stunting risk associated with parenting, environmental factors, health service factors, infectious diseases and LBW. In addition, it also presented data and graphs of variables at the interactive district / city level, and presented a simulation of the prevalence of stunting associated with variables that were significantly associated with stunting in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Anggraheni
"Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan wilayah DKI Jakarta dengan angka deteksi kasus baru kusta dan kecacatan paling banyak di Jakarta pada tahun 2018. Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Penyakit kusta dapat menimbulkan kecacatan baik tingkat 1 maupun 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi spasial karakteristik kasus baru kusta dengan Sistem Informasi Geografi serta hubungan faktor-faktor yang memengaruhi kejadian kecacatan pada kasus baru kusta Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dengan total sampel sebanyak 85 orang. Data diperoleh dari kartu penderita kusta di sembilan Puskesmas di Jakarta Timur. Data kemudian dianalisis univariat, bivariat, dan spasial. Kasus baru kusta paling banyak terdapat di Kecamatan Cakung (21 kasus), Cipayung (16 kasus), dan Duren Sawit (16 kasus) pada laki-laki (67,1%), rentang umur 25-34 tahun (27,1%), tidak bekerja (47,1%), tidak memiliki riwayat kontak (65,9%), cara penemuan pasif (84,7%), lama gejala <1 tahun (44,7%), tipe kusta MB (85,9%), tidak mengalami reaksi (64,7%), kecacatan tingkat 1 sebesar 10,6% dan kecacatan tingkat 2 sebesar 74,1%. Dari seluruh faktor risiko, tidak ada hubungan faktor risiko yang diteliti dengan kecacatan pada kasus baru kusta.

East Jakarta Administrative City is the DKI Jakarta area with the highest number of leprosy and disability detection cases in Jakarta in 2018. Leprosy is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium Leprae. Leprosy can cause disability both at level 1 and 2. This study aims to describe the spatial distribution of characteristics of new cases of leprosy with the Geographic Information System and the relationship of factors that influence the occurrence of disability in new cases of leprosy in the East Jakarta City Administration in 2018. This study is a descriptive study with a cross-sectional approach with a sample of 85 people. Data was obtained from leprosy patients in nine health centers in East Jakarta. Data were then analyzed by univariate, bivariate, and spatial. The most recent cases of leprosy were in Regency of Cakung (21 cases), Cipayung (16 cases), and Duren Sawit (16 cases) cases in men (67.1%), age range 25-34 years (27.1%), no work (47.1)%), no contact history (65.9%), passive discovery method (84.7%), symptom duration <1 year (44.7%), MB leprosy type (85.9%) ), no reaction (64.7%), level 1 disability of 10.6% and level 2 disability of 74.1%. Of all risk factors, there is no correlation between the risk factors studied with disability in the new case of leprosy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binti Khofifah
"Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycrobacterium leprae. Kasus baru kusta saat ini ditemukan di daerah tropis, tetapi distribusi dalam wilayah tidak sama. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan distribusi spasial kasus kusta baru berdasarkan orang, tempat dan waktu di tiga wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Lamongan. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki jumlah kasus kusta tinggi.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasinya adalah seluruh kasus kusta tahun 2012 di tiga wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Lamongan (Turi, Sukodadi, Brondong). Penelitian dilakukan pada April-Juni 2014.
Hasil menunjukkan bahwa kasus kusta terjadi mayoritas pada umur produktif (17-60 tahun) dan berjenis kelamin laki-laki, 68,3 % menderita jenis Multi Baciller, pendidikan rendah, mayoritas pekerjaannya dalam kategori berat. Responden tinggal di daerah pegunungan dan tepi pantai lebih banyak, berpengetahuan buruk, dengan jangkauan fasilitas kesehatan kurang, meskipun dukungan petugas buruk. Sebagian besar responden mendapat dukungan keluarga yang buruk. Oleh karena itu, petugas kesehatan diharapkan meningkatkan pelayanan, terutama survei kontak serumah dan juga dukungan terhadap orang yang mengalami kusta, layanan kesehatan diri dan kesehatan lingkungan serta ploting rutin untuk mendapatkan pola arah persebaran penyakit kusta.

Leprosy is cronic disease, caused by Mycrobacterium leprae. New cases of leprosy are currently found primarily in tropical region is not uniform. Research objective is to discription new case of leprosy to spatial distribution with people, place and time in Lamongan distric. Lamongan distric is one distric in East Java have account high new case of leprosy.
Reseacrh design is cross sectional. Population are all people affected by leprosy at 2012 in distric Lamongan East Java at community of working areas public health center (Turi, Sukodadfi, Brondong). The research was done in April until June 2014. Result indicated that leprosy case in productive ag (17-60 years), most of people affected by leprosy is male(68,3 %), most of them suffer multi bacilly type, the education is low school, with most is their heavy job category. They are live in highlands and seaside, most of them have bad knowledge, they are have bad radius of health facility support, althought support from medical is bad. Most of responden have family support is bad.
Result from this reseach shown that distribution leprosy case still continue, especially in highlands and seaside areas (childrens case of 14,6 %). Therefore, the health worker is is expected to increase their activities in providing service, especially contac survey and take them support, service of self health and sanitation their environment especially their home, and doing to regulary ploting for to know pattern and direction of leprosy distribution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Safiera Ameline
"Latar Belakang: Anemia maternal merupakan masalah kesehatan masyarakat utama yang memiliki efek merugikan pada hasil kehamilan dan kelahiran. Ancaman kerawanan pangan dan kekurangan gizi semakin meningkat akibat pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko anemia pada ibu hamil di Kabupaten Lombok Timur pada masa pandemi.
Metode: Studi potong lintang ini merupakan bagian dari studi kohort observasional berjudul “UKRI-GCRF Action Against Stunting Hub (AASH)” di Lombok Timur. Data ibu hamil (usia 18-40 tahun) trimester ketiga dikumpulkan bulan Agustus 2021 hingga Februari 2022, meliputi LILA, wawancara kuesioner terstruktur, recall diet, perhitungan darah lengkap, dan metode Kato-Katz. Faktor yang berhubungan dengan anemia ditentukan menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil: Dari total 446 wanita hamil trimester ketiga, 40.8% mengalami anemia. Selama pandemi, 74,7% dan 28,9% ibu melaporkan penurunan pendapatan rumah tangga dan pengeluaran makanan. Strategi penanggulangan kerawanan pangan sedang dan tinggi dilaporkan oleh 47% responden. 6,5% ibu terinfeksi cacing usus (mayoritas cacing Trichuris trichiura), dan 19,1% memiliki ANC yang tidak memadai (<6 kunjungan) selama kehamilan. Anemia ditemukan secara signifikan berhubungan dengan KEK (AOR=1.87), tidak menggunakan kontrasepsi (AOR=1.60), dan rendahnya keragaman konsumsi pangan (AOR=1.59).
Kesimpulan: KEK, tidak menggunakan metode KB, dan rendahnya keragaman konsumsi pangan merupakan kontributor utama anemia pada kehamilan. Pemangku kepentingan multisektoral dan praktisi kesehatan harus berkolaborasi untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan kesehatan masyarakat serta program intervensi untuk mengatasi anemia di Lombok Timur.

Background: Maternal anemia is a major public health issue that has detrimental effects on pregnancy and birth outcomes. The threat of food insecurity and nutritional deficiencies is growing as a result of the COVID-19 pandemic. The aim of this study was to determine the prevalence and risk factors of anemia in pregnancy in East Lombok during the pandemic.
Methods: This cross-sectional study is part of an observational cohort study entitled “UKRI-GCRF Action Against Stunting Hub (AASH)” in East Lombok, from August 2021 to February 2022. Data of pregnant women (aged 18-40 years) in their third trimester, including MUAC, structured questionnaires, dietary recall. The complete blood count and Kato-Katz method was performed. The factors associated with anemia were determined using logistic regression analysis.
Results: Of the total 446 women in the third trimester, 40.8% had anemia. During the pandemic, 74.7% and 28.9% reported a decrease in household income and food expenditure, respectively. Medium to high coping strategies reported by 47%. About 6.5% of women were infected with intestinal helminth (mostly from Trichuris trichiura) and 19.1% had inadequate ANC (<6 visits) throughout pregnancy. Anemia was found to be significantly associated with CED (AOR=1.87), non-use of contraception (AOR=1.60), and inadequate dietary diversity (AOR=1.59).
Conclusions: CED, non-use of contraception, and inadequate dietary diversity were major contributors to anemia in pregnancy. Multisectoral stakeholders and healthcare practitioners should collaborate to develop and implement public health policies and intervention programs to alleviate anemia in East Lombok.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dely Farhani
"ABSTRAK
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk yang paling banyak di Indonesia. Banyaknya jumlah penduduk di Jawa Barat menimbulkan banyaknya pula permasalahan salah satunya adalah diare. Pada tahun 2016, insiden diare di Jawa Barat sebesar 1.261.159 kasus, tertinggi di Indonesia. Spasial atau pemetaan dianggap perlu untuk memudahkan dalam mengetahui wilayah persebaran faktor risiko dan karakteristik wilayah terhadap kejadian diare, namun belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran dan menganalisis korelasi antara kejadian diare dan faktor risikonya di Jawa Barat Tahun 2010-2016. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi, sehingga menggunakan total populasi sebagai unit analisisnya yaitu 27 kabupaten/kota di Jawa Barat tahun 2010-2016. Hasil penelitian menunjukkan proporsi diare paling tinggi 761/10.000 penduduk dengan PHBS rendah ada di Kota Sukabumi tahun 2010. Cakupan akses air minum terlindung Kabupaten Karawang selalu rendah. Sedangkan cakupan akses jamban sehat berfluktuasi. Jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan, namun kepadatan penduduk semakin tinggi. Kejadian diare lebih banyak terjadi pada dataran rendah Kab. Karawang dibandingkan dataran sedang dan dataran tinggi Kab. Purwakarta dan Kab. Bandung Barat . Berdasarkan hasil pemetaan, daerah yang kerawanan diarenya tinggi ada di Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya. Kemudian, untuk analisis korelasi menunjukkan hanya cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang berkorelasi dengan kejadian diare p-value = 0,001 dan r = - 0,246 . Perlunya menyusun prioritas upaya pengendalian diare sesuai dengan karakteristik wilayah tiap kabupaten/kota dan khususnya di daerah-daerah dengan tingkat kerawanan diare yang tinggi seperti Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya.

ABSTRACT
West Java is the most populous province in Indonesia. The number of residents in West Java in effect is one of them is diarrhea. By 2016, the incidence of diarrhea in West Java is 1,261,159 cases, the highest in Indonesia. Spatial or mapping needs to be done to determine the areas and factors associated with the occurrence of diarrhea, but not yet done. The purpose of this study is the distribution and analysis between the incidence of diarrhea and risk factors in West Java Year 2010 2016. This study uses the design of ecological studies, using the total population as an analysis unit that is 27 districts cities in West Java 2010 2016. The results showed the highest proportion of diarrhea 761 10,000 population with low sanitation and hygiene behavior in Sukabumi City in 2010. The coverage of protected drinking water access Kabupaten Karawang is always low. While the view of access to healthy latrines fluctuate. The number of poor people usually goes down, but the higher the population density. The incidence of diarrhea is more prevalent in lowland Karawang district than the medium and highland plains Purwakarta and West Bandung districts . Based on the mapping results, the diarrhea area is high in Cimahi and Kota Tasikmalaya. Then, for free analysis, only PHBS points were correlated with the incidence of diarrhea p value 0.001 and r 0.266 . The need to prioritize the handling of diarrhea in accordance with typical areas and areas with high diarrhea levels such as Cimahi City and Tasikmalaya City.."
2018
T49858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haeropan Daniko Dwiputra
"Meningkatnya luas lahan yang terbakar pada tahun 2021 mempertegas urgensi pembuatan peta wilayah rawan karhutla di Kabupaten Situbondo. Pembuatan peta rawan karhutla di wilayah penelitian dilakukan dengan menggunakan metode SMCA, dengan variabel berupa: tutupan lahan, kehijauan vegetasi, kelembaban vegetasi, suhu permukaan daratan, dan faktor manusia yang diwakili oleh variabel aksesibilitas (jarak dari jaringan jalan) dan jarak dari aktivitas manusia (jarak dari pemukiman, ladang, dan kebun). Digunakan 3 (tiga) persamaan berbeda pada analisis SMCA, persamaan pertama memberikan bobot lebih besar pada faktor manusia, persamaan kedua memberikan bobot lebih besar pada faktor alami, dan persamaan ketiga memberikan bobot seimbang. Dari hasil validasi, model yang dibuat dengan menggunakan persamaan kedua dinilai memiliki kesesuaian yang lebih tinggi dan lebih cocok untuk digunakan pada pembuatan model rawan karhutla. Dari model kerawanan yang telah dihasilkan, didapatkan bahwa sebagian besar wilayah Kabupaten Situbondo memiliki tingkat kerawanan karhutla tinggi dengan luas wilayah sebesar 652,66 km² (39,08%). Luas wilayah dengan tingkat kerawanan menengah, rendah, dan tidak rawan secara berturut-turut, adalah sebesar 532,12 km² (31,87%), 306,46 km² (18,35%), dan 178,65 km² (10,70%). Dari hasil uji statistik dengan regresi logistik ordinal, didapatkan faktor alami memiliki tingkat pengaruh yang lebih tinggi (ψ= 4,824) terhadap kerawanan karhutla dibandingkan dengan faktor manusia (ψ= 1,051).

Research needs to be done to analyze areas prone to forest and land fires in Situbondo Regency because of the high burned area number in 2021. The process of making forest and land fire hazard map is carried out by using the SMCA methode, with forest fire prone variables in the form of type of land cover, greenness of vegetation, vegetation humidity, soil surface temperature, and human factors represented by accessibility (distance from road) and distance from settlements, fields, and gardens. Three different equations were used in the SMCA analysis, the first equation gave greater weight to anthropogenic factors, while the second and third equation gave greater weight to natural factors and the same weight on both factors, respectively. From the model validation results, the model made from the second equation is considered to have a higher suitability to be used in the process of modeling areas prone to forest and land fires in Situbondo Regency. From the vulnerability model that has been generated, it can be concluded that Situbondo Regency is dominated by areas with a high level of vulnerability, with an area of 652,66 km² (39,08%). The total area of middle, low, and non-vulnerable classes are 532,12 km² (31,87%), 306,46 km² (18,35%), and 178,65 km² (10,70%), respectively. From the results of statistical tests using the ordinal logistic regression method, it can be concluded the natural factor of forest and land fires had a higher level of influence (ψ = 4.824) on the vulnerability of forest and land fires rather than the human factor (ψ = 1.051)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Istiqomah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi wilayah di satu sisi dimotori oleh salah satunya modal manusia sedangkan di sisi lain pertumbuhan ekonomi itu sendiri memicu kesenjangan yang berakibat pada kesejahteraan manusia, sehingga dalam penelitian ini ingin mengetahui konstruksi spasial antara kesenjangan ekonomi dan pembangunan modal manusia di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan analisis location quotient LQ , gini ratio, dan tipologi klassen dalam menemukan kondisi kesenjangan dan membangun konstruksi dengan menggunakan analisis deskriptif. Konstruksi spasial antara kesenjangan pembangunan ekonomi wilayah dan modal manusia menunjukkan pola daerah maju dengan modal manusia tinggi terpusat di sekitar Kota Surabaya, hal ini dipengaruhi oleh posisinya sebagai pusat pemerintahan, pelayanan, atau letaknya yang berdekatan dengan pusat pertumbuhan, dimana faktor kepadatan penduduk dan struktur ekonomi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, sedangkan daerah tertinggal dengan modal manusia rendah mendominasi sebagian besar wilayah di Propinsi Jawa Timur yang memiliki karakteristik rural dengan basis sektor primer yang dipengaruhi oleh rendahnya kepadatan penduduk dan kualitas pembangunan manusia, terbatasnya aksesibilitas dan belum masuknya teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam.

ABSTRACT
Regional economic development driven by human capital, while on the other hand economic development itself trigger gaps that result in human well being, so this study wanted to know spatial construction between economic inequality and human capital development in East Java Province. This study uses Location Quotient analysis LQ , Gini ratio, and Klassen typology in finding gaps and building construction conditions by using descriptive analysis. Construction spatial between regional economic development and human capital disparities shows the pattern where rapid growth high human capital region centered around Surabaya city, it is influenced by its position as a center of government, services, and located adjacent to the center of growth, where population density and economic structure factor affect economic growth of this region, while relatively backward region low human capital region dominates most areas in East Java Province which has rural characteristics and primary sectors base that are affected by low population density and quality of human development, limited accessibility and limited technology in management of natural resources."
2016
T47121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofwatun Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan di Provinsi Jawa Timur tahun 2008-2011 dengan mempertimbangkan keterkaitan spasial antar kabupaten/ kota yang ada. Data yang digunakan adalah data panel dengan pendekatan spatial econometric. Model yang terpilih adalah spatial error with fixed effect.
Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi antara satu kabupaten/ kota dengan kabupaten/ kota tetangganya cukup tinggi di Jawa Timur yaitu sebesar 0,470 dari rentang nilai 0 hingga 1. Adanya interaksi spasial ini berdampak terhadap ketimpangan pendapatan di Jawa Timur. Dampak spasial yang terjadi dapat dilihat pada variasi nilai intercept. Dengan mempertimbangkan aspek spasial, maka faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap indeks ketimpangan pendapatan di Jawa Timur adalah faktor tenaga medis, dana perimbangan, dan UMR. Sedangkan faktor tenaga kerja industri ternyata berpengaruh negatif terhadap indeks ketimpangan di Jawa Timur.

This study aims to analyze the factors which impact income gap in East Java for four years (2008-2011) by giving attention for spatial dependence between the regions. The data used in this study is panel data with spatial econometric approach. The model chosen is spatial error with fixed effect.
The result shows that the interaction between regions is about 0,470 (the value is ranged between 0 until 1). This spatial interaction impacts to income gap in East Java. The impact of spatial aspect to income gap in East Java can be seen from intercept variation value. By giving attention for spatial aspect can be known that the factors which have positive impact to income gap are medical personnel, balanced budget, and wage policy. And the factor which has negative impacts to income gap in East Java is industry labors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>