Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelin Yaputri
"Latar Belakang: Banyak faktor risiko yang ditemukan berkaitan dengan bruksisme, faktor sentral, faktor perifer, faktor psikososial, faktor eksogen, dan faktor hereditas. Faktor psikososial seperti stres dan kecemasan, faktor eksogen seperti konsumsi kopi, rokok, alkohol dan faktor herditas merupakan faktor-faktor yang sering diteliti keterkaitannya dengan bruksisme pada mahasiswa. Bruksisme apabila tidak dirawat maka dapat menyebabkan gangguan sendi temporomandibular, gigi aus, dan sakit kepala.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian bruksisme yang paling banyak ditemukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Program Sarjana angkatan 2019-2022.
Metode: Sebanyak 114 mahasiswa telah setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain potong lintang dan menggunakan teknik consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner bruksisme yang disusun oleh Winocur et al. (2010) yang dapat mengindikasikan seseorang mengalami possible bruxism, kuesioner perceived stress scale10, kuesioner generalized anxiety disorder-7, kuesioner konsumsi kopi, rokok, alkohol, dan kuesioner faktor hereditas. Kuesioner disebarkan secara daring melalui google form.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 mahasiswa, sebanyak 37,7% memiliki bruksisme. Dari 43 responden yang memiliki bruksisme, 74,4% memiliki stres sedang, dan 14,0% memiliki stres berat, 44,2% memiliki kecemasan ringan, 20,9% memiliki kecemasan sedang, dan 11,6% memiliki kecemasan berat, 58,1% mengonsumsi kopi secara ringan, 97,7% tidak pernah mengonsumsi rokok dan 2,3% pernah mengonsumsi rokok, 90,7% tidak mengonsumsi alkohol dan 9,3% mengonsumsi alkohol secara ringan, 55,8% tidak memiliki anggota keluarga dengan bruksisme dan 44,2% memiliki anggota keluarga dengan bruksisme.
Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang sering dikaitkan sebagai penyebab bruksisme, ditemukan pada responden.

Background: There are a lot of risk factors associated to bruxism, namely central factors, peripheral factors, psychosocial factors, exogenous factors, and heredity factors. Psychosocial factors such as stress and anxiety, exogenous factors such as consumption of coffee, cigarettes, alcohol, and heredity factors are factors that are often studied in relation to bruxism in college students. If left untreated, bruxism can cause temporomandibular joint disorders, worn teeth, and headaches.
Objectives: This study aims to determine the risk factors for bruxism that are commonly found in dental students of University of Indonesia class 2019-2022.
Method: A total of 114 students have agreed to participate in this study. This research is descriptive with cross sectional method and using consecutive sampling. Data collection was carried out by filling out a bruxism questionnaire by Winocur et al. (2010), which can indicate someone having possible bruxism, perceived stress scale-10 questionnaire, generalized anxiety disorder-7 questionnaire, coffee consumption, cigarette consumption, alcohol consumption, and genetic factor questionnaire. These questionnaires were distributed online via google form.
Result: The results showed that of the 114 respondents, 37.7% had bruxism, namely 43 respondents. Of the 43 respondents who had bruxism, 74.4% had moderate stress and 14.0% had severe stress, 44.2% had mild anxiety, 20.9% had moderate anxiety, 11.6% had severe anxiety, 58.1 % consume coffee lightly, 97.7% never consume cigarettes and 2.3% have ever consumed cigarettes, 90.7% do not consume alcohol and 9.3% consume alcohol lightly, 55.8% do not have family members with bruxism and 44.2% have family members with bruxism.
Conclusion: This study shows that the risk factors that are often associated as a cause of bruxism are found in the respondents.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Nafis Sjamsuddin
"Saat ini, masyarakat semakin mudah mengakses informasi melalui berbagai perangkat yang terhubung dengan teknologi internet. Namun, hal tersebut menimbulkan berbagai kekhawatiran baru, salah satunya penyebaran infromasi yang salah atau tidak akurat. Untuk mengatasinya, pendekatan literasi yang lebih spesifik dibutuhkan yaitu literasi kesehatan digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan determinan personal terhadap literasi kesehatan digital pada mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia. Studi ini menggunakan analisis data sekunder dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan melalui survei yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, menggunakan instrumen eHEALS dengan delapan pertanyaan tentang literasi kesehatan digital pada studi ini. Analisis menggunakan regresi linear berganda dengan literasi kesehatan sebagai variabel dependen dan determinan sosial meliputi jenis kelamin, usia, rumpun ilmu, dan uang saku sebagai variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi kesehatan digital pada mahasiswa program sarjana dalam kategori baik (M=3,14; SD=0,501). Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan variabel usia saku berhubungan secara signifikan dengan literasi kesehatan digital setelah dikontrol oleh variabel usia (β=0,926; 95% CI=0,037 – 1,785). Oleh karena itu, diperlukan upaya dalam pengembangan program edukasi kesehatan yang dapat menjangkau mahasiswa dari beragam latar belakang dengan tujuan meningkatkan literasi kesehatan digital mereka.

Currently, it is easier for people to access information through various devices connected to internet technology. However, this raises various new concerns, one of which is the spread of false or inaccurate information. To overcome this, a more specific literacy approach is needed, namely digital health literacy. This study aims to determine the relationship between personal determinants of digital health literacy in undergraduate students at the University of Indonesia. This study uses secondary data analysis with a cross-sectional design. Data was collected through a survey conducted by a research team from the Faculty of Public Health, University of Indonesia, using the eHEALS instrument with eight questions about digital health literacy in this study. The analysis uses multiple linear regression with health literacy as the dependent variable and social determinants including gender, age, knowledge class, and pocket money as independent variables. The results showed that the level of digital health literacy in undergraduate students was in the good category (M=3.14; SD=0.501). The results of multiple linear regression analysis show that the pocket age variable is significantly related to digital health literacy after controlling for the age variable (β=0.926; 95% CI=0.037 – 1.785). Therefore, efforts are needed to develop health education programs that can reach students from various backgrounds with the aim of increasing their digital health literacy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Khairunnisa
"Latar Belakang: Pada tahun 2022, studi menemukan 87% mahasiswa mengalami stres. Peningkatan stres ini sering kali dipengaruhi oleh beban akademik yang semakin berat seiring dengan kenaikan tahun akademik. Hal yang serupa dialami oleh mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Mahasiswa semester awal kedokteran gigi mengalami stres karena adanya tekanan yang besar untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar kedokteran gigi. Sementara, mahasiswa semester akhir cenderung mengalami stres karena adanya kekhawatiran terkait kelulusan dan transisi menuju jenjang profesi. Stres negatif (distres) yang dialami mahasiswa dapat mengganggu kesimbangan homeostasis. Keadaan stres memicu respons fisiologis di dalam tubuh melalui mekanisme GAS (General Adaptation Syndrome). Aktivasi aksis HPA dan SAM membuat perubahan pada sekresi saliva dan mempengaruhi karakteristik saliva. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keterkaitan antara karakteristik saliva dengan tingkat stres pada mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Metode: Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional, yaitu potong lintang. Sampel yang diteliti merupakan saliva tanpa terstimulasi dan terstimulasi pada 11 mahasiswa semester awal (angkatan 2023) dan 11 mahasiswa semester akhir (angkatan 2021). Pengambilan sampel dilakukan pukul 08.00-11.00 WIB di Rumpun Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia, Depok. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat. Karakteristik saliva yang diteliti adalah volume, laju alir, pH, dan viskositas. Uji karakteristik saliva dilakukan di laboratorium. Tingkat stres diukur melalui skor stres pada kuesioner DASS-21. Analisis penelitian dilakukan dengan uji statistik beda mean, yaitu: Independent T-test, Mann-whitney U dan uji statistik korelasi yaitu: Pearson dan Spearman. Hasil: Uji beda mean menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat stres signifikan antara mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Tidak ditemukan perbedaan karakteristik saliva (volume, laju alir, pH, dan viskositas) signifikan antara mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Akan tetapi, ditemukan perbedaan signifikan pada volume dan laju alir terstimulasi antara mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat keterkaitan yang signifikan antara karakteristik saliva (volume, laju alir, pH, dan viskositas) dengan tingkat stres pada mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI. Kesimpulan: Karakteristik saliva tidak memiliki keterkaitan dengan tingkat stres pada mahasiswa semester awal dan semester akhir jenjang sarjana FKG UI.

Background: In 2022, a study found that 87% of students experienced stress. As the academic year progresses, the increasingly heavy academic workload often influences the increase in stress. Early-semester and late-semester undergraduate students at the Faculty of Dentistry UI share a similar experience. Early-semester dental students experience stress due to the significant pressure to excel in the basic knowledge and skills of dentistry. Meanwhile, late-semester students tend to experience stress due to concerns related to completing undergraduate studies and transitioning to the professional phase in dentistry. Students' experiences of negative stress can disrupt the balance of homeostasis. The state of stress triggers a physiological response in the body through the GAS mechanism. (General Adaptation Syndrome). Activation of the HPA and SAM axis pathways causes changes in saliva secretion and affects saliva's characteristics. Objective: The study was conducted to determine the relationship between salivary characteristics and stress levels in early and late semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. Method: The design of this study is an observational study, specifically a cross-sectional study. The samples studied were unstimulated and stimulated saliva from 11 early-semester students (class of 2023) and 11 late-semester students (class of 2021). Samples were collected from 08:00 to 11:00 WIB at the Health Sciences Cluster, University of Indonesia, Depok. Saliva sample testing was executed at the Oral Biology Laboratory, Faculty of Dentistry, University of Indonesia, Salemba, Central Jakarta. The characteristics of saliva being studied are volume, flow rate, pH, and viscosity. Salivary characteristic tests were conducted in the laboratory. Stress levels were measured through the stress score on the DASS-21 questionnaire. Analysis was carried out using statistical tests for mean difference, specifically the Independent T-test and Mann-Whitney U test, as well as correlation tests, notably Pearson and Spearman. Results: The mean difference test showed no significant difference in stress levels between early-semester and late- semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. There were no significant differences in salivary characteristics (volume, flow rate, pH, and viscosity) between early semester and late semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. However, significant differences were found in stimulated volume and flow rate between early-semester and late-semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. Correlation tests showed no significant relationship between salivary characteristics (volume, flow rate, pH, and viscosity) and stress levels in early-semester and late- semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI. Conclusion: Salivary characteristics (volume, flow rate, pH, and viscosity) are not related to stress levels in early-semester and late-semester undergraduate students of the Faculty of Dentistry UI.
"
Depok: Rajawali Press, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Anisya
"Latar Belakang: Rokok elektronik saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Selama 10 tahun terakhir terdapat peningkatan signifikan pengguna rokok elektronik di Indonesia antara tahun 2011 hingga 2021 yaitu dari 0,3% menjadi 3,0%. Penelitian terdahulu di Universitas Indonesia menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan rokok elektronik secara rutin mencapai 50%.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan rokok elektronik pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan studi cross-sectional.
Latar Belakang: Rokok elektronik saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Selama 10 tahun terakhir terdapat peningkatan signifikan pengguna rokok elektronik di Indonesia antara tahun 2011 hingga 2021 yaitu dari 0,3% menjadi 3,0%. Penelitian terdahulu di Universitas Indonesia menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan rokok elektronik secara rutin mencapai 50%. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan rokok elektronik pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan studi cross-sectional. Hasil: Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara faktor-faktor jenis kelamin (p=0,021), pengetahuan (p=0,027), perceived susceptibility (p=<0,001), perceived severity (p=<0,001), perceived benefits (p=<0,001), perceived barriers (p=<0,001), self-efficacy (p=<0,001), dan cue to action (p=<0,001) dengan perilaku penggunaan rokok elektronik. Namun pada faktor umur ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan (p=0,062). Diskusi: Faktor-faktor dalam Health Belief Model seperti faktor demografi (jenis kelamin dan pengetahuan), perceived susceptibility, perceived severity, benefits, barriers, self-efficacy, dan cue to action terbukti berpengaruh terhadap perilaku penggunaan rokok elektronik pada mahasiswa.

Background: Electronic cigarettes have now become part of the lifestyle. Over the past 10 years, there has been a significant increase in electronic cigarette users in Indonesia between 2011 and 2021, from 0.3% to 3.0%. Previous research at the University of Indonesia showed that the frequency of regular use of electronic cigarettes reached 50%. Objectives: This study aims to analyze the factors associated with electronic cigarette use behavior among students of the Faculty of Engineering, University of Indonesia. Methods: This research uses a quantitative design with a cross-sectional study. Results: The results of the chi-square test showed a significant relationship between the factors of gender (p = 0.021), knowledge (p = 0.027), perceived susceptibility (p = <0.001), perceived severity (p = <0.001), perceived benefits (p = <0.001), perceived barriers (p = <0.001), self-efficacy (p = <0.001), cue to action (p = <0.001) with the behavior of using electronic cigarettes. However, the age factor found no significant relationship (p=0.062). Conclusion: Factors in the HBM such as demographic factors, perceived susceptibility, perceived severity, benefits, barriers, self-efficacy, and cue to action are proven to influence the behavior of using electronic cigarettes in college students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil Witjaksana
"Latar Belakang: Kontribusi tiap individu sangat penting dalam menjaga lingkungan yang berkelanjutan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia pekerjaan termasuk dokter gigi. Tingkat kesadaran mengenai lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan pada mahasiswa kedokteran gigi dan dokter gigi perlu diketahui. Tujuan: Mengembangkan alat ukur kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan yang valid dan reliabel dan mengetahui tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan pada mahasiswa program sarjana, profesi dan spesialis FKG UI. Metode: Pengembangan alat ukur untuk mengetahui tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan tingkat kesadaran praktik kedokteran gigi ramah lingkungan dilakukan menggunakan alat ukur serupa berbahasa Inggris yang dimodifikasi ke Bahasa Indonesia. Uji reliabilitas dan validitas data penelitian tingkat kesadaran dilakukan pada responden yang merupakan mahasiswa sarjana, profesi dan spesialis di FKG UI tahun ajaran 2019/2020. Desain penelitian adalah studi potong lintang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil: Uji validitas dan reliabilitas pada kedua alat ukur yaitu kuesioner tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan dapat dipercaya dan dapat digunakan pada penelitian ini. Total responden pada penelitian ini adalah 457 orang dengan tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan praktik kedokteran gigi ramah lingkungan pada mahasiswa FKGUI adalah ‘sedang’ pada semua tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Kesadaran rendah ditemukan pada kegiatan praktek mengompos sisa makanan menjadi pupuk. Responden merasa sulit untuk mengubah praktik saat ini menjadi praktik kedokteran gigi yang ramah lingkungan karena merasa sulit untuk mencari produk-produk kedokteran gigi yang ramah lingkungan serta menggantikan alat sekali pakai dengan alat yang reusable. Kesimpulan: Kedua alat ukur yang dihasilkan dapat mengukur tingkat kesadaran lingkungan yang berkelanjutan dan tingkat kesadaran praktik kedokteran gigi ramah lingkungan. Tingkat kesadaran ‘sedang’ pada mahasiswa FKGUI ini perlu ditingkatkan agar tercipta perilaku yang ramah lingkungan.

Background: Participation of every person is very important to maintain environmental sustainability, either in the daily life and the work environment, including dentistry. It is important to know the level of environment and green dentistry awareness among dentistry students and dentists. Purpose: To develop a valid and reliable measuring tool for environment and green dentistry awareness and to investigate the level environmental and green dentistry awareness among undergraduate, professional and specialist Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia students. Method: The development of measuring instruments to determine the level of environmental and green dentistry awareness was carried out using a similar instrument in English which was modified to Bahasa Indonesia. The reliability and validity test of the level of awareness research data were carried out on respondents who were undergraduate, professional and specialist students at Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia (FKG UI) in the 2019/2020 academic year. The research design was a cross-sectional study using purposive sampling method. Results: The validity and reliability tests on the two measuring instruments, namely the questionnaire on the level of environmental and green dentistry awareness, are reliable and can be used in this study. The total respondents in this study were 457 people with a level of environmental and green dentistry awareness among FKG UI students who were "moderate" at all levels of education and gender. Low awareness was found in the practice of composting food scraps into fertilizer. Respondents found it difficult to change current practices into environmentally friendly dental practices because they found it difficult to find dentistry products that were environmentally friendly and replace disposable tools with reusable tools. Conclusion: The two measuring instruments produced can measure the level of environmental and green dentistry awareness. The level of 'moderate' awareness among FKGUI students needs to be improved in order to create environmentally friendly behavior"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Yasmin
"Mahasiswa Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial berada pada posisi yang unik di mana pemahaman mereka tentang dinamika sosial dan dukungan psikologis sangat berperan dalam karier mereka di masa depan. Pengalaman pribadi mereka dengan pengasuhan keluarga dan interaksi teman sebaya dapat mempengaruhi tidak hanya kesejahteraan mereka sendiri, tetapi juga efektivitas mereka dalam bekerja dengan individu ataupun komunitas yang membutuhkan. Kualitas hubungan sosial dengan figur terdekat, termasuk ayah dan teman sebaya, menjadi faktor yang berkaitan erat dengan tinggi rendahnya kesejahteraan psikologis mereka. Namun, ditemukan bahwa studi terkait kesejahteraan psikologi dengan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kelekatan teman sebanya pada mahasiswa masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kelekatan teman sebaya dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Program Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial UI. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juli 2024 dan menggunakan pendekatan kuantitatif berjenis survei dengan kuesioner online sebagai instrumennya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik convenience sampling dan memperoleh responden berjumlah 133 mahasiswa/i Program Sarjana Ilmu Kesejateraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, angkatan 2020-2023 dalam rentang umur 18-24 tahun yang memiliki figur ayah. Berdasarkan hasil uji korelasi Kendall’s tau-b, ditemukan adanya hubungan positif yang signifikan berkekuatan cukup antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan (0.302, p < 0.05) dan kelekatan teman sebaya (0.357, p < 0.05) dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa. Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan kelekatan teman sebaya yang dimiliki, maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan psikologis yang dimiliki individu. Identifikasi hubungan tersebut dapat memberikan kontribusi tidak hanya untuk pengetahuan akademis, tetapi juga sebagai dasar praktik profesional di bidang kesejahteraan sosial.

Social Welfare undergraduate students are in a unique position where their understanding of social dynamics and psychological support significantly influences their future careers. Their personal experiences with family upbringing and peer interactions can affect not only their own well-being but also their effectiveness in working with individuals and communities in need. The quality of social relationships with close figures, including fathers and peers, is closely related to their level of psychological well-being. However, it has been found that studies examining the psychological well-being related to father involvement in nurturing and peer attachment among college students are still limited. Therefore, this study aims to identify the relationship between father involvement in nurturing and peer attachment with the psychological well-being of Social Welfare undergraduate students at the University of Indonesia. The research was conducted from January to July 2024, using a quantitative survey approach with online questionnaire as the instrument. The sampling technique used was convenience sampling, obtaining 133 respondents from the Social Welfare undergraduate program, Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020-2023, aged 18-24 years who have a father figure. Based on the Kendall's tau-b correlation test, a significantly positive and moderate relationship was found between father involvement in nurturing (0.302, p < 0.05) and peer attachment (0.357, p < 0.05) with the psychological well-being of students. This indicates that the higher the level of father involvement in nurturing and peer attachment, the higher the level of psychological well-being of the individuals. Identifying this relationship can contribute not only to academic knowledge but also as a foundation for professional practice in the field of social welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Devi Nur Fadhila
"Skripsi ini membahas mengenai kejadian penggunaan ponsel pintar berlebih yang ada pada mahasiswa program sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia pada tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2020 dengan total sampel sebanyak 241 mahasiswa. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa beban kerja akademik, kesadaran diri, penggunaan ponsel pintar untuk membuka sosial media serta belanja online, dan durasi penggunaan ponsel pintar dalam sehari memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian penggunaan ponsel pintar berlebih. Karenanya, peneliti menyarankan kepada Kementerian Kesehatan untuk memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat, terutama kelompok remaja dan dewasa muda mengenai penggunaan ponsel pintar yang bijak dan sehat secara fisik dan mental.

This thesis discusses the excessive smartphone usage phenomenon that existed within undergraduate students of the Faculty of Public Health at University of Indonesia in 2020. This research is a quantitative study that used the cross-sectional study design that was conducted in June-July 2020 with a total sample of 241 students. The results of this research concluded that academic workload, self-awareness, use of smartphone to open social media and online shopping, and duration of smartphone use in a day are significantly related to excessive smartphone usage. Therefore, the researcher suggests for the Ministry of Health to provide information and education to the public, especially adolescents and young adults, about ways to use the smartphone wisely and healthily."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desta Bambangsafira
"Kejadian Excessive Daytime Sleepiness (EDS) merupakan gejala yang timbul dari kecenderungan untuk merasakan kantuk yang berlebihan pada periode terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kejadian EDS dengan kualitas tidur pada mahasiswa baru di rumpun ilmu kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia sebesar 107 responden yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling. Kejadian EDS diukur menggunakan kuesioner Epworth Slepiness Scale (ESS), sedangkan kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kejadian EDS dan kualitas tidur yang buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Sebanyak 52 orang (48,6 %) mengalami EDS dan sebanyak 80 orang (74,8 %) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p = 0,617 : x2= 0,249) antara kejadian Excessive Daytime Sleepiness dan kualitas tidur. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor ? faktor yang dapat memengaruhi kejadian EDS dan kualitas tidur. Selain itu, upaya promotif dan preventif dapat dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan akibat kualitas tidur yang buru.

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) is a symptom that arises from the tendency to feel excessive sleepiness during the awake period. This study aimed to identify the relationship between excessive daytime sleepiness and sleep quality among first year students at faculty of health sciences. This study used cross sectional design, involving 107 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by proportional stratified random sampling. EDS was measured by using Epworth Sleepiness Scale (ESS) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
The results shows that the prevalence of EDS and poor sleep quality is high enough among college students. A total of 52 people (48.6%) experienced EDS and as many as 80 people (74.8%) had poor sleep quality. The result showed that there was no significant relationship (p = 0,617 : x2= 0,249) between excessive daytime sleepiness and sleep quality. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce the number of EDS and to increase students sleep quality. In addition, further studies are required to identify factors affecting sleep quality or contributing to the incidence of EDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fersinta Hapsari
"Skripsi ini meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa/i S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam memilih mata ajar pilihan Akuntansi Syariah. Dalam pengolahan data, skripsi ini menggunakan analisis faktor dan crosstabulation. Hasil penelitian menggunakan factor analysis menunjukan, faktor learning value merupakan faktor yang paling penting bagi mahasiswa/i dalam memilih mata ajar pilihan Akuntansi Syariah.

This thesis examines factors affecting undergraduate students in Accounting Faculty of Economics, University of Indonesia's in selecting Islamic Accounting Course Selection. In data processing, this study use factor analysis and crosstabulation. The results of study using factor analysis showed that learning value factor is the most important factor for students in choosing Islamic Accounting Course Selection."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haruka Ayu Suhita
"Human Immunodeficiency Virus HIV masih menjadi salah satu fenomena yang tidak dapat dipandang sebelah mata oleh dunia maupun di Indonesia. Permasalahan HIV yang dihadapi tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah perawat. Mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat di masa depan berkewajiban untuk memiliki pengetahuan yang baik mengenai HIV agar dapat melakukan pelayanan kesehatan dengan optimal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional yang menggunakan uji Chi-square ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa dan tingkat pengetahuan tentang HIV. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 142 mahasiswa reguler angkatan 2013 hingga 2016 yang ditentukan berdasarkan proportional stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah HIV Knowledge Questionnaire 18 HIV-KQ 18 untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa tentang HIV. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik angkatan dan informasi yang didapat dengan tingkat pengetahuan p=0,000; ?=0,05 dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suku dengan tingkat pengetahuan p=0,505; p=0,05. Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya memberikan pengetahuan mengenai HIV pada mahasiswa keperawatan sejak dini.

Human Immunodeficiency Virus HIV is still one of the phenomena that can not be underestimated by the world and in Indonesia. The problem of HIV encountered can not be separated from the role of health workers in Indonesia, especially the nurse. Nursing students as future nurses are obliged to have a good knowledge about HIV in order to provide optimal health care. Analytical descriptive research with cross sectional approach was used in this study. The aimed of this study is to know the relationship between student characteristics and knowledge level about HIV. The numbers of sample in this study were 142 regular students from 2013 to 2016 determined based on proportional stratified random sampling. The instrument used was HIV Knowledge Questionnaire 18 HIV KQ 18 to determine the knowledge about HIV. The results of this study indicate that there was a significant relationship between year of nursing programme and information obtained with the knowledge level p 0,000 0.05 and there was no significant relationship between the ethnicity with the student's level of knowledge p 0,505 0.05. The results of this study recommend the importance of providing early education about HIV in nursing students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>