Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Fauziah
"Latar Belakang : Kabupaten Karawang adalah salah satu daerah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Tingginya jumlah pekerja di industri tersebut membuat klaster industri menjadi penyumbang kasus Covid-19 di wilayah Kab.Karawang. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, faktor specific health belief, dan faktor lingkungan dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 pada pekerja industri manufaktur. Metode : Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Data dikumpulkan pada bulan Agustus – September 2022 melalui survei online secara non-probablity sampling dengan sampel 454 pekerja. Hasil : Sebagian besar responden pekerja industri manufaktur memiliki perilaku yang baik (50.2%) dalam perilaku penerapan protokol kesehatan (3M). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 adalah pengetahuan (p value = 0.038, OR=1.66), dukungan keluarga (p value = 0.001, OR=2.23), & penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 di tempat kerja (p value = 0.034, OR=1.66). Pekerja dengan dukungan keluarga yang rendah berpeluang 2.2 kali lebih tinggi memiliki perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) yang kurang dibandingkan pekerja dengan dukungan keluarga inti yang tinggi setelah dikontrol variabel pengetahuan, penerapan kebijakan pencegahan Covid-19, sikap, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, dukungan rekan kerja, & dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan : Untuk meningkatkan perilaku penerapan pencegahan Covid-19 pekerja tetap perlu diberikan edukasi yang rutin oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan keluarga pekerja serta didukung dengan pengawasan dari penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 dari manajemen perusahaan.

Background: Karawang Regency is one of the areas with the largest industrial estate in Indonesia. The high number of workers in the industry makes the industrial cluster a contributor to Covid-19 cases in the Karawang Regency area. Objective: This study aims to determine the relationship between individual factors, specific health belief factors, and environmental factors with the behavior of implementing health protocols (3M) to prevent Covid-19 in manufacturing industry workers. Methods: The study design used was cross sectional. Data were collected in August - September 2022 through an online survey by non-probability sampling with a sample of 454 workers. Results: Most respondents of manufacturing industry workers have good behavior (50.2%) in the behavior of implementing health protocols (3M). The results of multivariate analysis show that the variables that have a significant relationship with the behavior of implementing health protocols (3M) for Covid-19 prevention are knowledge (p value = 0.038, OR = 1.66), family support (p value = 0.001, OR = 2.23), & implementation of Covid-19 prevention policies in the workplace (p value = 0.034, OR = 1.66). Workers with low family support were 2.2 times more likely to have poor health protocol implementation behavior than workers with high nuclear family support after controlling for variables of knowledge, implementation of Covid-19 prevention policies, attitudes, perceived vulnerability, perceived benefits, coworker support, & health worker support. Conclusion: To improve the behavior of implementing Covid-19 prevention, workers still need to be given routine education by health workers by involving workers' families and supported by supervision of the implementation of the Covid-19 prevention policy from company management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawan Eka Prayudha
"Situasi pandemi Covid-19 mengharuskan karyawan menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kerja sebagai cara untuk mengurangi potensi penularan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal psychological capital, work stress & leader member exchange terhadap produktivitas karyawan di PT KAI DAOP 1 wilayah Jakarta yang dimediasi oleh kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Belum ada penelitian sebelumnya tentang kepatuhan karyawan terhadap protokol kesehatan covid khususnya di perusahaan transportasi. Teori-teori yang dibahas untuk mendukung penyusunan penelitian ini berupa teori-teori yang berkaitan dengan psychological capital, work stress & leader member exchange, dan productivity karyawan. Responden penelitian ini berjumlah 391 karyawan PT KAI di wilayah Daop 1 Jakarta dengan metode penelitian cross sectional menggunakan kuesioner. Analisis penelitian ini menggunakan SEM dan dilakukan dengan software Lisrel 8.80. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara modal psikologis, stres kerja, dan pertukaran pemimpin anggota terhadap produktivitas karyawan di PT KAI DAOP 1 wilayah jakarta yang dimediasi oleh kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

The Covid-19 pandemic situation requires employees to implement health protocols in the work environment as a way to reduce the potential for transmission. This study aims to analyze the influence of psychological capital, work stress, and leader member exchange on employee productivity at PT KAI DAOP 1 Jakarta area which is mediated by compliance with health protocols. There is no prior study about employee’s compliance towards covid health protocol, especially in transportation company. The theories discussed to support the preparation of this study are in the form of theories related to psychological capital, work stress, leader member exchange, compliance theory, and employee productivity. This study used respondents in the form of 391 employees of PT KAI in the Daop 1 Jakarta region with a cross-sectional research method using a questionnaire. The analysis of this study used SEM and was carried out with Lisrel 8.80 software. The results showed that there was a relationship between psychological capital, work stress, leader member exchange, and in employee productivity at PT KAI DAOP 1 Jakarta area which is mediated by compliance with health protocols."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Arini
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan kesehatan mental pada anak jalanan usia remaja. Perceived social support diukur menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) yang dikembangkan oleh Zimet, Dahlem, Zimet, dan Farley (1988) sedangkan kesehatan mental diukur menggunakan Mental Health Continuum-Short Form (MHC-SF) yang dikembangkan oleh Keyes (2002). Penelitian ini melibatkan anak jalanan usia remaja sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara perceived social support dan kesehatan mental pada anak jalanan usia remaja (r = 0,377, n = 60, p < 0,01, two tailed).

This study was conducted to investigate correlation between perceived social support and mental health among adolescent street children. Perceived social support was measured by Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) that developed by Zimet, Dahlem, Zimet, and Farley (1988) and mental health was measured by Mental Health Continuum-Short Form (MHCSF) that developed by Keyes (2002). A sample 0f 60 adolescent street childrens participated in this study. The result show positive and significant correlation between perceived social support and mental health (r = 0,377, n = 60, p < 0,01, two tailed).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zisa Nur Kamila
"Dalam menjaga serta meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat Indonesia, berbagai komunitas maupun organisasi membuat berbagai program sebagai upaya preventif dan promotif kesehatan jiwa. Salah satunya Sehat Jiwa yang memberikan layanan kelompok dukungan psikososial melalui program Ruang Jiwa. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2020 hingga Juli 2021 menggunakan evaluasi formatif untuk mengevaluasi pelaksanaan program Ruang Jiwa dalam memberikan dukungan psikososial secara daring. Evaluasi dilakukan mulai dari tahap perencanaan program, input, kegiatan, serta keluaran dari program. Dalam evaluasinya ditemukan beberapa kegiatan belum dijalankan secara maksimal sesuai dengan perencanaan program. Ditemukan pula faktor-faktor penghambat yang diantaranya dinamika dalam kelompok, ketidakdisiplinan konselor, serta kurangnya sumber daya manusia. Serta faktor pendukung diantaranya keterjangkauan program, keterampilan konselor, serta kesesuaian kelompok.

In maintaining and improving the mental health of the Indonesian people, various communities and organizations make various programs as preventive and promotive mental health efforts. One of them is Sehat Jiwa which provides psychosocial support group services through the Ruang Jiwa program. This research was conducted from October 2020 to July 2021 and used formative evaluation to discuss evaluation of the implementation in Ruang Jiwa on providing online psychosocial support. Evaluation is carried out starting from the program planning stage, inputs, activities, and program outputs. In the evaluation, it was found that several activities had not been carried out optimally in accordance with the program planning. Inhibiting factors were also found, including group dynamics, indiscipline of counselors, and lack of human resources. And also supporting factors including program affordability, counselor skills, and group suitability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge , 1997
362.1 MAT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brannon, Linda
Singapore: Wadsworth, 2000
150.19 BRA s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Naditya Azzarina Nastiti Binuko
"Meningkatnya perusahaan start-up di Indonesia menarik banyak perhatian masyarakat untuk bekerja di perusahaan ini. Namun, perusahaan start-up masih belum stabil perkembangannya, sehingga karyawan diberikan tuntutan pekerjaan tinggi dan beban kerja berlebihan sehingga dapat mengarah pada burnout. Kreasi kerja diketahui dapat mengurangi burnout akibat tuntutan pekerjaan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tuntutan pekerjaan kuantitatif dengan burnout, kreasi kerja dengan burnout, serta peran kreasi kerja sebagai moderator pada tuntutan pekerjaan kuantitatif dan burnout. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasional dan moderasi dengan melibatkan 136 karyawan start-up. Alat ukur yang digunakan adalah Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), dan Job Crafting Scale (JCS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tuntutan kerja kuantitatif dan burnout, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kreasi kerja dengan burnout, dan kreasi kerja ditemukan tidak memoderasi efek tuntutan kerja kuantitatif terhadap burnout.

The rise of start-up companies in Indonesia has attracted a lot of attention from the public to work in these companies. However, start-up companies are still not stable in their development, so employees are given high job demands and excessive workloads that can lead to burnout. Job crafting is known to reduce burnout due to quantitative job demands. This study aims to look at the relationship between quantitative job demands and burnout, job crafting and burnout, and the role of job crafting as a moderator on quantitative job demands and burnout. This study is a quantitative study with correlational and moderation methods involving 136 start-up employees. The measuring instruments used were Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), and Job Crafting Scale (JCS). The results showed that there is a significant positive relationship between quantitative work demands and burnout, there is a significant negative relationship between job crafting and burnout, and job crafting was found not to moderate the effect of quantitative work demands on burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qanita Fauzia
"Pandemi COVID-19 berdampak pada seluruh aktivitas kehidupan termasuk bidang pendidikan. Seluruh praktik di perguruan tinggi termasuk pembelajaran ditiadakan diganti dengan pembelajaran jarak jauh atau daring. Pegawai perguruan tinggi juga merasakan adanya peningkatan beban kerja dan perubahan kondisi kerja. Pandemi ini mengubah mekanisme kerja seperti implementasi kebijakan baru, aturan pembatasan kontak fisik yang kemudian memungkinkan adanya konflik antara pekerjaan dengan gaya
hidup yang dijalankan. Salah satu gaya hidup baru yang perlu diadopsi yaitu perilaku pencegahan COVID-19. Selama pandemi COVID-19, perguruan tinggi tetap memberlakukan work from office bagi pegawai sehingga risiko terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan kerja tetap ada. Tentunya perilaku pencegahan COVID-19 menjadi aspek penting yang perlu menjadi perhatian karena merupakan cara terbaik berperang melawan COVID-19. Dalam teori health belief model disebutkan bahwa praktik perilaku kesehatan bergantung pada keyakinan yang dianut individu yaitu perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, selfefficacy dan cues to action. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis hubungan faktor perilaku pencegahan dengan perilaku personal higiene pegawai perguruan tinggi.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan penyebaran kuesioner pada 179 pegawai perguruan tinggi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2022.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived barrier, self-efficacy, dan cues to action merupakan tiga komponen prediktor perilaku personal higiene pegawai. Beberapa rekomendasi dari hasil penelitian di antaranya menggencarkan sosialisasi kebijakan serta protokol kesehatan dengan konten yang dapat memotivasi self-efficacy serta menurunkan persepsi hambatan pegawai terhadap perilaku personal higiene positif, menyebarkan
infografis dan media promosi yang menarik, memastikan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung (fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, masker, sarung tangan, cairan disinfektan maupun APD lainnya), serta menunjuk duta prokes di kalangan pegawai untuk kemudian memberlakukan mekanisme pemberian apresiasi bagi pegawai yang telah rajin mempraktikkan perilaku personal higiene positif

The COVID-19 pandemic impacts all life activities, including the education sector. All university practices have been removed and replaced with online learning. Academic staff feel an increase in workload and changes in working conditions. This pandemic has changed work mechanisms, such as implementing new policies and rules for limiting physical contact, allowing for conflicts between work and the lifestyle that is carried out.
One new lifestyle that needs to be adopted is COVID-19 prevention behavior. During the COVID-19 pandemic, universities continue to enforce work from the office for employees; hence the risk of COVID-19 transmission in the work environment remains.
Of course, COVID-19 prevention behavior is an important aspect that needs attention because it is the best way to fight against COVID-19. The health belief model theory stated that the practice of health behavior depends on the beliefs held by the individual, namely perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier,
self-efficacy, and cues to action. The purpose of this study was to analyze the relationship between preventive behavior factors and personal hygiene behavior of academic staff.
This study used a cross-sectional study design with questionnaires distributed to 179 academic staff. Data collection was carried out in April 2022. The study results show that perceived barriers, self-efficacy, and cues to action are significant and directly affected employee personal hygiene behavior. Some recommendations from the results include
intensifying the dissemination of health policies and protocols with content that can motivate self-efficacy and reduce employee perceptions of barriers, distributing interesting infographics and social media campaign, ensuring the availability of supporting facilities and infrastructure (hand washing facilities, hand sanitizers, masks, gloves, disinfectant liquid, and other PPE) as well as appointing health care ambassadors
among employees to then implement a mechanism for giving appreciation to employees who have been diligent in practicing positive personal hygiene behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Niken Pratiwi
"Sekolah memainkan peran penting dalam penularan COVID-19, oleh karena itu memahami proses penularan di sekolah dapat meningkatkan kemampuan untuk merencanakan intervensi yang efektif dalam menanggapi andemic COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan sekolah dasar negeri dalam upaya penerapan protokol kesehatan untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas pada masa pandemic COVID-19 di Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dengan desain non eksperimental dan comparative descriptive pada rentang waktu dari bulan April-Juni 2022. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam terhadap 13 informan dari sekolah maupun guru dan Focus Group Discussion (FGD) terhadap 8 informan dari siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa PTM terbatas yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor pada 4 SDN dari 4 kecamatan tersebut sudah diterapkan dengan perencanaan matang, pelaksanaan yang cukup terarah, dan rutin melakukan evaluasi kegiatan PTM terbatas meskipun ada beberapa hambatan yang dialami sehingga belum dapat memenuhi semua persyaratan SKB 4 Menteri Tahun 2021 secara penuh. Berdasarkan hasil penelitian menyarankan bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor maupun sekolah agar melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas dalam penyebaran informasi, pengawasan sekaligus penegakan disiplin, sosialisasi terkait dengan peningkatan daya tahan tubuh, serta melakukan evaluasi dalam mempersiapkan PTM dengan acuan regulasi terbaru yaitu SKB 4 Menteri tahun 2022.

.Schools play an important role in Covid-19 transmission, therefore understanding the transmission pattern helps improve capability in planning effective intervention to address covid-19 pandemic. This study aims to define public schools preparedness in implementing the health protocol for limited Face-to-face meeting during Covid-19 pandemic in Bogor District. This study uses qualitative data types with non-experimental and comparative descriptive designs was conducted during April-June 2022. Data was derived from documents review, observation, and in-depth interview to 13 informants from schools including teachers, Focus Group Discussion (FGD) with 8 students. This study shows that the implementation of Face-to-face meeting, organized by the education authorities in 4 schools from 4 villages has been well-planned, focused, and has routinely conducted evaluation, despite the hurdles in achieving SKB 4 2022 requirements. This study suggests Bogor District Education Authorities and schools to keep increasing both quality and quantity in distributing information, monitoring and enforcing discipline. Socializing the way to improve immunity, and doing evaluation in planning PTM according to new regulation, SKB from 4 Ministries 2022."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessafa Carissa Luthfiandita
"Dengan pandemi COVID-19 yang terjadi di dunia, masyarakat perlu patuh dan beradaptasi dengan protokol baru untuk menekan jumlah kasus. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan influencer media sosial dalam mempromosikan protokol kesehatan selama COVID-19. Protokol tersebut meliputi penggunaan masker, social distancing, dan cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitiser. Makalah ini akan menganalisis peran influencer dalam mempromosikan kampanye protokol kesehatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di era COVID-19. Teori pembelajaran sosial Bandura berpendapat bahwa salah satu metode untuk mengubah perilaku adalah dengan menetapkan model peran. Melalui tinjauan pustaka dan pengumpulan data sekunder, ditemukan bahwa influencer bertindak sebagai panutan publik dalam mempromosikan protokol kesehatan yang baru dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol tersebut.

With the COVID19 pandemic happening in the world, the public needs to obey and adapt to a new protocol to reduce the number of cases. The Ministry of Tourism and Creative Economy collaborated with social media influencers in promoting health protocol during COVID19. These protocol includes wearing a mask, social distancing and washing hands using soap or hand sanitiser. This paper will analyse the role of an influencer in promoting the health protocol campaign for the Ministry of Tourism and Creative Economy in the COVID19 era. Bandura’s social learning theory argues that one of the methods of behaviour change is by setting a role model. Through literature review and secondary data collection, it is found that influencers act as a role model in promoting the new health protocols as well as raising awareness in applying the health protocols."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>