Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106160 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramalya Putri Kusuma Wardhana
"Peningkatan pemahaman budaya dan linguistik merupakan agenda penting bagi FLE. Untuk itu, Program Studi Prancis FIB Universitas Indonesia menghadirkan mata uji Lecture Contrôlée dengan memberikan sumber bacaan berupa dokumen autentik karya sastra kreatif Prancis FLE dan FLM. Kajian ini bertujuan untuk memperlihatkan representasi budaya Prancis melalui fungsi kalimat pada buku FLE dan FLM serta signifikansinya terhadap pemahaman budaya Prancis pada pemelajar. Kajian kualitatif ini menggunakan teori fungsi kalimat Le Querler (1994) dan teori analisis wacana kritis Fairclough (1995). Kemudian peneliti melakukan focus group discussion untuk menelusuri pemahaman budaya Prancis pada pemelajar. Ditemukan bahwa buku FLE memiliki strategi penyampain muatan sosial budaya yang lebih mudah untuk dipahami dan beragam. Namun, hasil FGD tidak sejalan dengan hasil analisis. Subjek penelitian lebih mudah untuk mengidentifikasi muatan budaya dalam buku FLM disebabkan penulisan konten budaya yang eksplisit berpengaruh terhadap konstruksi imej positif pemelajar FLE akan budaya Prancis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penulis mengkonstruksi pemikiran pembaca sasaran berasal dari penciptaan kekaguman dan inspirasi

Increasing cultural and linguistic understanding is an essencial agenda for FLE. For this reason, the French Study Program FIB University of Indonesia presented the Lecture Contrôlée test by providing reading sources in the form of authentic documents of French creative literature FLE and FLM. This study aims to show the representation of French culture through the function of sentences in FLE and FLM books and its significance for students' understanding of French culture. This qualitative study uses Le Querler's sentence function theory (1994) and Fairclough's (1995) critical discourse analysis theory. Then the researchers conducted a focus group discussion to explore students' understanding of French culture. This study found that the FLE book has a strategy for conveying socio-cultural content that is easier to understand and more diverse. However, the FGD results were not in line with the analysis results. It is easier for research subjects to identify cultural content in FLM books since writing cultural content explicitly influences the construction of positive images of FLE students about French culture. Thus it be concluded that the author constructs the target reader's thoughts derived from the creation of admiration and inspiration.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Larasati Rendra
"Keikutsertaan dalam les bahasa sebagai pelajaran tambahan dapat menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran bahasa asing. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan pemelajar pemula dalam melafalkan bunyi bahasa asing yang dipelajari. Penelitian ini mengkaji pengaruh keikutsertaan pemelajar pemula dalam les bahasa sebagai pelajaran tambahan dalam pembelajaran bahasa Prancis sebagai bahasa asing terhadap pencapaian pelafalan bunyi vokal bahasa Prancis dengan menggunakan teori interferensi Weinreich (2010) dan teori psikolinguistik Chaer (2019). Sumber data penelitian kualitatif ini diperoleh dari rekaman suara kosakata bahasa Prancis yang mengandung bunyi vokal yang diambil secara acak dari buku ajar Alter Ego+ A2 yang diproduksi oleh dua kategori mahasiswa program studi Prancis Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia: yang mengikuti les bahasa Prancis sebagai pelajaran tambahan dan yang tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian cenderung mengganti fonem bahasa Prancis dengan bahasa ibu bahasa Indonesia. Hal ini terjadi karena tidak terdapat beberapa fonem-fonem vokal bahasa Prancis dalam bahasa Indonesia. Pengaruh kecil dari bahasa Inggris dan kebiasaan mengucapkan dalam bahasa Indonesia yang mengucapkan sesuai dengan yang tertulis, juga mempengaruhi kesalahan yang dilakukan. Jumlah kesalahan pelafalan yang lebih tinggi ditemukan pada pemelajar pemula yang tidak mengikuti les bahasa Prancis dan di antara mereka yang mengambilnya sebentar. Hal ini membuktikan bahwa les bahasa efektif sebagai faktor pemberhasil pembelajaran bahasa asing.

Participation in language supplementary courses as an additional enhancement lesson can be one of the success factors in foreign language learning. This can be seen from the ability of beginners in pronouncing the sounds of the foreign language they studied. This study examines the effect of the participation of beginners in language supplementary courses as an additional enhancement lesson in learning French as a foreign language on the achievement of pronunciation of French vowels using Weinreich's interference theory (2010) and Chaer's psycholinguistic theory (2019). The data sources for this qualitative research were obtained from voice recordings of French vocabulary containing vowel sounds taken randomly from the Alter Ego+ A2 textbook, produced by two categories of students from the French study program, Faculty of Humanities, Universitas Indonesia: those who take French courses as an extra course and those who don’t. The results showed that the research subjects tended to replace French phonemes with Indonesian as their mother tongue. This happened because there are several French phonemes that Indonesian does not have. The small influence of English and the habit of pronouncing in Indonesian, which pronounces according to what is written, also affects the mistakes made. A higher number of pronunciation errors was found in beginners who did not take French supplementary courses and among those who took them briefly. This proves that language supplementary courses are effective as a successful factor in foreign language learning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melyssa Indah Permatasari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas gambaran imigran di Prancis yang terdapat di dalam film Banlieue 13 Ultimatum karya Jacques Audiard melalui analisis aspek naratif dan sinematografis film. Analisis didukung data dari pemberitaan mengenai imigran untuk melihat kondisi para imigran sebenarnya. Hasil analisis menampilkan imigran dari berbagai macam ras dan/atau negara asal melalui tokoh dalam film serta unsur sinematografis. Unsur naratif menunjukkan tempat tinggal imigran, permasalahan imigran, dan beberapa produk budaya urban. Film ini dapat menggambarkan imigran yang tinggal dan menetap di Paris, Prancis.

ABSTRACT
This research discusses the immigrants contained in Banlieue 13, directed by Jacques Audiard, through narrative and cinematographic aspects of the film. The analysis is supported by news articles from the web to see the actual condition of immigrants. The analysis shows immigrants coming from different places as portrayed by the actors and captured by the cinematography aspects. The narrative aspects indicate immigrants rsquo housing, problems, and some urban cultures. This film is able to illustrate immigrants in Paris, France."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nicke Ariestianti Dungga
"ABSTRAK
Kooka merupakan merk pakaian wanita berasal dari Prancis. Kooka mempublikasikan produknya dengan menampilkan iklan yang menggambarkan sosok perempuan lebih dominan terhadap laki-laki. Melalui artikel ini penulis akan menganalisis bagaimana penggambaran perempuan dalam iklan Kooka di media cetak Prancis dengan melihat simbol-simbol yang terdapat di dalamnya

ABSTRACT
Kooka is women rsquo s fashion brand from France. Kooka published their products by making their advertisement which is showing that womens are more dominant than guys. With this article, the writer will analyze the representation of women in Kooka advertisement in France by seeing the symbols."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Satrio Wibowo
"ABSTRAK
Prancis adalah salah satu negara dengan populasi orang kulit hitam yang cukup besar di Eropa. Orang kulit hitam di Prancis kerap kali dilekatkan dengan prasangka dan stereotipe negatif oleh masyarakat. Melalui karya seni khususnya musik rap, stereoritpe dan prasangka negatif dapat dikukuhkan atau sebaliknya, karena di dalamnya mengandung subjektivitas dan sudut pandang pengarang mengenai suatu hal. Tak terkecuali dengan lagu, yaitu Sur Ma Route dan Force d rsquo; tre karya seorang rapper terkenal Prancis Black M. Menggunakan teori representasi dan identitas Stuart Hall, penulis berusaha menelusuri bagaimana identitas orang kulit hitam direpresentasikan dalam larik lagu rap karya Black M. Artikel ini memperlihatkan identitas orang kulit hitam yang berlawanan dengan stereotipe masyarakat. Orang kulit hitam dalam dua lagu tersebut direpresentasikan sebagai sosok yang tangguh dan membanggakan. Musik rap Black M hadir untuk mengekspresikan opini dan kritiknya dengan memaparkan kisah hidupnya sebagai role model orang kulit hitam yang berhasil melawan stereotipe negatif masyarakat.
ABSTRACT

France is one of the countries with large black people population in Europe. French black people are often attached to negative prejudgement and stereotypes by society. Through art, especially rap music, negative stereotypes and prejudices could be reinforced or vice versa, because they contain the creator rsquo s subjectivity and point of view about something. No exception to these rap songs titled Sur Ma Route and Force d rsquo tre by a famous French rapper Black M. Using the theory of representation and identity by Stuart Hall, the author tries to explore how the identity of black people are represented in the lyrics of rap songs by Black M. This article shows the identity of black people as opposed to community stereotypes. The black people in these two songs are represented as a formidable and proud figure. Black M 39 s rap music came to express his opinions and criticisms by describing his life story as a role model of black people who succeeded against the negative stereotypes of society."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Erisanka
"Makalah ini membahas representasi identitas anak muda Prancis yang ditampilkan dalam lagu Comme Ça oleh grup musik PZK menggunakan konsep representasi dari Stuart Hall. Budaya anak muda berbicara mengenai gaya hidup, konflik, produk budaya, dan segala kekhasan yang berkaitan dengan kehidupan mereka tanpa berdasarkan batasan umur. Salah satu produk budaya anak muda adalah lagu dengan genre rap, seperti lagu Comme Ça oleh PZK. Dengan menggunakan metode kualitatif, lagu dianalisis menggunakan konsep representasi Stuart Hall. Lagu yang diciptakan oleh sekelompok anak muda Prancis ini menghadirkan kembali karakteristik aktual anak muda Prancis dengan penggambaran sifat pemberontak, pemalas, santai, keras kepala, suka melakukan hal-hal yang tidak biasa, dan pesimis namun di sisi lain memiliki sifat kepercayaan diri yang tinggi terhadap diri mereka. Selain itu, PZK juga menempatkan diri sebagai wakil dari anak muda Prancis yang menyampaikan harapan anak muda Prancis untuk diterima di masyarakat sebagaimana adanya.

This research studies the representation of French youth's identity which is shown in a song called Comme Ça by PZK music group using the concept of representation by Stuart Hall. Youth culture is described as lifestyle, conflicts, cultural products, and any kind of culture which is related to youth life without age restriction. One of the cultural products from the youth is rap songs, like Comme Ça by PZK. Utilizing the qualitative method, this song is analyzed with Stuart Hall's concept of representation. The song Comme Ça which was written by a group of young people who represent French youth‟s actual characteristics with descriptions of their rebellion, laziness, stubborness, tendency to do unusual things, pessimism and confidence. PZK speaks on behalf of the French youth who want to deliver hope of French youth to be accepted in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anike Motia Citra Jaya
"Skripsi ini mengkaji jenis pergeseran makna yang dominan dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005). Untuk membandingkan makna istilah Prancis dan istilah serapan Indonesia, digunakan Dictionnaire de l’Économie (2011) dan Kamus Ekonomi (2012) sebagai sumber analisis pembantu. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian adalah analisis makna menurut Lehmann dan jenis pergeseran makna menurut Finoza. Melalui 17 istilah yang diteliti, diketahui bahwa jenis pergeseran makna yang dominan adalah jenis pergeseran makna yang menyempit. Hal ini terjadi karena pengaruh konteks sosial budaya di masing-masing negara dan perekonomian Prancis yang lebih dulu berkembang dibandingkan Indonesia.

The purpose of this study is to identify the dominant type of loan-terms in Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia (2005). This study also uses Dictionnaire de l'Économie (2011) and Kamus Ekonomi (2012) for comparing the meaning of French and Indonesian terms. Lehmann’s meaning analysis and Finoza's types of mean-shift are the two main theories involved in this study. Among the 17 terms studied, narrowing mean-shift is dominant. The influence of socio-cultural context in and the difference in economic development in each country might explain this phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S54142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azalea Phinata
"Kebijakan mengenai homoseksualitas di Prancis terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Kebijakan pertama yang diambil untuk mengakui homoseksualitas sebagai salah satu bentuk kehidupan berpasangan di Prancis adalah PACS Pacte Civil de Solidarit yang diresmikan pada tahun 1999. Dengan adanya pro dan kontra di masyarakat, pada tahun 2013 akhirnya pernikahan sesama jenis dilegalkan di Prancis. Lagu sebagai salah satu produk budaya menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan suatu isu, termasuk isu homoseksualitas. Skripsi ini akan mengkaji representasi kaum homoseksual dalam lagu Prancis bertemakan homoseksualitas yang keluar pasca PACS hingga keluarnya kebijakan le mariage pour tous atau pernikahan sejenis. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah konsep mengenai representasi dari Stuart Hall, yang didukung oleh teori analisis isotopi pada buku Savoir Lire karya Schmitt Viala. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam lagu-lagu Prancis tahun 1999 - 2013 kaum homoseksual ditampilkan sebagai suatu bentuk hubungan afektif yang mendapatkan reaksi negatif, netral, dan positif seiring perkembangan kebijakan yang diambil pemerintah Prancis.

Policies concerning homosexuality in France continue to develop over time. The first policy to acknowledge homosexuality as a form of relationship in France was PACS Contract of Civil Partnership in 1999. Given the pros and cons among French people, in 2013 France Government finally legalized same sex marriage. A song, as one of cultural product, becomes one of the means to convey an issue, including the issue of homosexuality. This thesis will examine the representation of homosexuals in French songs that came out after PACS up to le mariage pour tous. Stuart Hall rsquo s theory on representation, combined with Schmitt Viala rsquo s isotopy analytical theory on Savoir Lire is the main theory used. The result shows that the French songs display homosexuality as a form of affective relationships that get differ kind of reactions, from negative, neutral until positive.

Les politiques concernant l'homosexualité en France continuent de se développer au fil du temps. La première politique faisant reconnaître l'homosexualité comme une forme de vie du couple en France était PACS (Pacte Civil de Solidarité), sortie en 1999. Étant donné les avantages et les inconvénients entre les Français, en 2013, France gouvernement a finalement légalisé le mariage homosexuel. La chanson, comme l'un des produits culturels, devient un moyen pour transmettre un message, concernant l'homosexualité. Ce mémoire examine la représentation des homosexuels dans les chansons françaises qui sont sorties après le PACS jusqu'au mariage pour tous. La théorie de Stuart Hall sur la représentation, combinée avec la théorie analytique 'isotopie' de Schmitt et Viala, est la principale théorie utilisée. Le résultat des analyses montre que les chansons françaises représentent l'homosexualité comme une vie du couple affectif qui gagne diverses réactions, du plus négative, neutre et positive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S67246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Satyandita
"Penelitian ini membahas penerjemahan preposisi pemarkah lokatif dan adverbia lokatif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dengan menganalisis padanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa preposisi pemarkah lokatif bahasa Prancis dapat diberi padanan berupa preposisi pula dalam bahasa Indonesia, sedangkan adverbia lokatif bahasa Prancis tidak pernah berpadanan adverbia lokatif bahasa Indonesia, sebab bahasa Indonesia tidak mengenal adverbia lokatif. Oleh karena itu, kesejajaran bentuk dapat diterapkan dalam penerjemahan preposisi pemarkah lokatif, sebaliknya penerjemahan adverbia lokatif tidak terikat pada kesejajaran bentuk dan lebih mementingkan kesepadanan tekstual. Hasil analisis juga menunjukkan pergeseran dalam penerjemahan, baik pergeseran tataran maupun pergeseran kategori. Meskipun demikian, amanat yang terdapat dalam bahasa sumber tetap dapat tersampaikan dalam bahasa sasaran.

This research explains the translation of locative prepositions and locative adverbs in French language to Indonesian language by analyzing their Indonesian equivalents. It shows that there are Indonesian equivalents for French locative prepositions that work as prepositions as well, whereas Indonesian equivalents for French locative adverbs can never be determined as adverbs because there is no locative adverb in Indonesian language. Therefore, formal correspondence can be applied in the translation of locative prepositions. On the other hand, the translation of locative adverbs ignores formal correspondence but emphasizes textual equivalence. The result of the analysis shows translation shifts, both level shifts and category shifts. Nevertheless, the message in the source language still can be transferred in the target language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Abhirama
"Tren hallyu (korean wave ‘gelombang budaya Korea’) yang meluas hingga ke dunia barat mendorong Korea Selatan terus gencar mempromosikan produk budayanya ke negara-negara hispanik dan frankofon. Untuk itulah, dibuat berbagai macam video promosi dengan menggunakan bahasa Spanyol dan Prancis. Salah satu grup musik asal Korea Selatan, Red Velvet, melakukan strategi pemasaran yang serupa dengan membuat video promosi album RBB yang menggunakan bahasa Prancis dan dibawakan oleh salah satu anggotanya, yaitu Yeri. Artikel ini mengkaji interferensi fonologis yang dilakukan penutur Korea terhadap pelafalan Prancis serta faktor penyebab interferensi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan teknik studi kepustakaan untuk pengumpulan data. Korpus yang digunakan bersumber dari video promosi album RBB milik Red Velvet yang diunggah melalui akun twitter resminya. Interferensi fonologis yang dianalisis menggunakan teori interferensi bahasa Weinreich (2011), teori fonologi bahasa Prancis Léon (1993), dan teori fonologi bahasa Korea Shin dkk. (2013). Penelitian ini menemukan interferensi fonologis Korea terhadap bahasa Prancis yang dilakukan Yeri disebabkan oleh manner of learning ‘cara belajar’ yang berupa peniruan bunyi. Selain itu, ditemukan juga pengaruh bahasa kedua, yaitu bahasa Inggris dalam realisasi pelafalan Prancis oleh penutur Korea, tetapi pengaruh bahasa ibu masih terlihat lebih dominan. Pengaruh Inggris ini muncul karena adanya kerancuan antara bahasa Prancis dan bahasa Inggris yang menggunakan alfabet Latin yang sangat berbeda dari abjad Korea.

The hallyu (korean wave) trend that has spread to the western world drives South Korea to aggressively promote its cultural products into hispanic and francophone countries. For this reason, various promotional videos were made using Spanish and French. One of the music groups from South Korea, Red Velvet, carried out a similar marketing strategy by making a promotional video for their album, RBB, using French delivered by one of its members, Yeri. This article discusses the phonological interference made by Korean speaker on French pronunciation and the factors that cause the interference. This study uses qualitative research method and literature review technique for data collection. The corpus that is used in this research is taken from Red Velvet's promotional video for their album, RBB, which was uploaded through its official twitter account. The phonological interference is analyzed using language interference theory Weinreich (2011), French phonological theory Léon (1993), and Korean phonological theory Shin et al. (2013). This research found that Yeri's Korean phonological interference towards French was caused by her manner of learning which is sound mimicking. In addition, the influence of the second language, namely English, was also found in the realization of French pronunciation by Korean speakers but the influence of the mother tongue still seemed to be more dominant. This English influence arises because of the confusion between French and English using the Latin alphabet which is very different from the Korean writings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>