Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 197105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sry Wahyuni Thalib H. Hasan
"Stigma dan ekspresi emosi yang terjadi pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan merupakan kejadian yang traumatik. Keluarga menunjukan perubahan perilaku dengan menarik diri dari hubungan dengan klien dan masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi suportif terhadap stigma dan ekspresi emosi dari keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental pre-post-test with control group. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling dengan jumlah sampel 44 keluarga yang terbagi dalam 2 kelompok. Kelompok intervensi berjumlah 22 keluarga diberikan terapi suportif dan pendidikan kesehatan, sedangkan kelompok kontrol berjumlah 22 keluarga diberikan pendidikan kesehatan. Pengumpulan data menggunakan kuisioner kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Analisa univariat menggunakan tendensi sentral dan distribusi frekuensi. Analisa bivariat menggunakan Paired T Test dan Independent T Test untuk data yang terdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukan terapi suportif dan pendidikan kesehatan berpengaruh secara bermakna terhadap stigma dan ekspresi emosi dari keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan. Terapi suportif dan pendidikan kesehatan direkomendasikan dalam menurunkan stigma dan ekpresi emosi pada keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita gangguan jiwa dengan pemasungan.

Stigma and emotional expression that occur in families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan is a traumatic experience. Families exhibit behavioral changes by withdrawing from relationships with clients and society. The purpose of this study was to determine the effect of supportive therapy on stigma and emotional expression of families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan. The research design used in this study was a quasi-experimental pre-posttest with control group. Sampling using purposive sampling technique with a sample of 44 families divided into 2 groups. The intervention group, which consisted of 22 families, was given supportive therapy and health education, while the control group, which consisted of 22 families, was given health education. Collecting data using questionnaires and then analyzed by univariate and bivariate. Univariate analysis using central tendency and frequency distribution. Bivariate analysis using Paired T Test and Independent T Test for normally distributed data. The results of this study indicate that supportive therapy and health education have a significant effect on stigma and emotional expression of families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan. Supportive therapy and health education are recommended in reducing stigma and emotional expression in families whose family members suffer from mental disorders with pemasungan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kellyana Irawati
"Sikap negatif dan penolakan keluarga terhadap anggota keluarga dengan gangguan jiwa meningkatkan kejadian kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi suportif terhadap sikap dan penolakan keluarga dengan anggota keluarga gangguan jiwa skizofrenia. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment pre post with control group dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 51 keluarga yang mendapat terapi suportif dan 45 keluarga yang tidak mendapat terapi suportif. Penelitian menggunakan instrument family attitude scale dan acceptance and rejection scale. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelomppok yang mendapat terapi suportif terdapat perubahan bermakna pada sikap negatif dan penolakan setelah diberikan terapi kelompok suportif (p-value<α=0,05). Pada kelompok yang mendapat terapi suportif sikap negatif dan penolakan menurun lebih besar secara bermakna dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi suportif (p-value<α=0,05). Saran dari penelitian ini adalah mengaplikasikan terapi kelompok suportif diranah komunitas dan keluarga.

Family negative attitudes and family rejection against family members with mental illness increased the incidence of recurrence in patients with mental disorder. The study aimed to determine the effect of supportive therapy on family attitudes and family rejection of family members with mental disorder schizophrenia. This study used a pre-post design quasi experiment with control group with sampling using cluster sampling The numbers of sample in this study were 51 family with mental illness family member for the intervention group and 45 family with mental illness family member to the control group. This research used the instrument family attitude scale and family rejection scale. The result of this study showed that the group who received supportive therapy has significantly changes in the negative attitude and family rejection after supportive group therapy (p-value <α=0,05). The group who received supportive therapy had a greater significantly decreased of a family attitude and family rejection compared with those who were not received supportive therapy (p-value <α= 0.05). The suggestion of this research is to apply supportive group therapy and family communities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Mahfuzh Zulfiqar Putra Hamid
"Penyandang disabilitas merupakan kelompok yang termajinalkan di masyarakat sehingga seringkali dieksklusikan dalam lingkungan. Hal ini menjadi permasalahan serius karena adanya pandangan negatif terhadap disabilitas. Tidak hanya penyandang disabilitas yang mendapatkan stigma dari masyarakat namun orang tua yang memiliki anak dengan disabilitas psikososial ikut terkena dampaknya. Stigmatisasi membuat keluarga tertekan secara fisik dan mental sehingga dibutuhkan strategi koping dalam menangani stres akibat adanya stigma. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui secara mendalam stigma dan strategi koping keluarga dengan anggota keluarga disabilitas psikososial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2022 di yayasan SATUNAMA dengan 12 informan antara lain 6 keluarga disabilitas psikososial, 4 caregiver, 1 penanggungjawab program, 1 tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan stigma yang dialami oleh keluarga berupa merasa gagal menjadi keluarga yang baik, mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan seperti dicemooh dari kerabat dan masyarakat, serta dari stigma yang dirasakan keluarga telah mengantisipasi terkait masa depan anggota keluarga yang mengalami disabilitas psikososial skizofrenia. Strategi koping yang dilakukan keluarga dalam mengurangi stres akibat stigma meminta pendapat ahli, meminta bantuan keluarga, serta beribadah. Hasil penelitian ini merekomendasi salah satunya agar Dinas Sosial dapat mengembangkan program untuk mengurangi stigma dan memfasilitasi rehabilitas sosial terhadap penyandang disabilitas psikososial.

People with disabilities are a marginalized group in society, so they are often excluded from the environment. This is a serious problem because of the negative view of disability. Not only people with disabilities who get stigma from society but parents who have children with psychosocial disabilities are also affected. Stigmatization makes families physically and mentally depressed so coping strategies are needed in dealing with stress due to stigma. The purpose of this research is to find out in depth the stigma and coping strategies of the family with family members with psychosocial disabilities. This research is qualitative research with a case study approach which was carried out in May – July 2022 at the SATUNAMA foundation with 12 informants including 6 families with psychosocial disabilities, 4 caregivers, 1 person in charge of the program, and 1 community leader. The results showed that the stigma experienced by the family in the form of feeling failed to be a good family, getting unpleasant treatment such as being scorned by relatives and society, and the stigma felt by the family anticipated related to the future of family members who experienced psychosocial disability schizophrenia. Coping strategies are carried out by families in reducing stress due to the stigma of asking for expert opinions, asking for family help, and worshiping. The results of this research recommend that the Office of Social Affairs can develop programs to reduce stigma and facilitate social rehabilitation for persons with psychosocial disabilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Komalasari
"Salah satu masalah yang sering terjadi pada keluarga dalam merawat pasien dengan skizofrenia adalah timbulnya beban keluarga, ekspresi emosi dan juga stigma terhadap keluarga. Hal ini dapat mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien dengan skizofrenia yaitu dalam pemberian dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mencari hubungan antara tingkat ekspresi emosi, beban keluarga, stigma keluarga dan dukungan keluarga pada pasien dengan skizofrenia di poliklinik psikiatri Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan.
Penelitian ini menggunakan kuesioner The Zarith Burden Interview, Family Questionnare (FQ), Stigma items dari schedule for clinical assessment in neuro psychiatry (SCAN) dan Kuesioner dukungan keluarga. Desain penelitian adalah cross sectional, teknik sampel menggunakan accidental sampling dengan melibatkan 82 keluarga. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat (uji chi-square).
Hasil penelitian menunjukan bahwa 48,8% keluarga dengan ekspresi emosi tinggi, 2,4% keluarga dengan beban berat dan 51,2% keluarga dengan tanpa beban, 92,7% keluarga terdapat stigma dan 54,9% keluarga masuk dalam kategori tidak mendukung. Hasil uji korelasi yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi emosi dengan dukungan keluarga (p value= 0,028, α=0,05) sedangkan beban keluarga dan stigma tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan dukungan keluarga (p value beban keluarga = 0,992 dan p value stigma =0,685). Hasil penelitian ini menunjukan diperlukan intervensi keluarga yang lebih efektif untuk meningkatkan dukungan keluarga dan menurunkan angka stigma pada keluarga yaitu dengan program edukasi keluarga.

One problem that often occurs in families in treating patients with schizophrenia is the emergence of a family burden, emotional expression and also stigma towards the family. This can affect the family in treating patients with schizophrenia in providing family support. This study aims to identify and explore the relationship between the level of emotional expression, family burden, family stigma and family support in patients with schizophrenia in the psychiatric clinic at Dr. Soeharto Heerdjan Mental Hospital.
This study uses the Zarith Burden Interview questionnaire, Family Questionnare (FQ), Stigma items from the schedule for clinical assessment in neuro psychiatry (SCAN) and the family support questionnaire. The study design was cross sectional, the sample technique used accidental sampling involving 82 families. Data analysis used univariate and bivariate analysis (chi-square test).
The results showed that 48,8%  families with high emotional expression, 2,4%  families with heavy burdens and 51,2% families with no burden, 92,7%  families were stigmatized and 54,9%  families included in the category did not support. Correlation test results that there is a significant relationship between emotional expression with family support (p value = 0.028, α = 0.05) while family burden and stigma there is no significant relationship with family support (p value family burden = 0.992 and p value stigma = 0.685). The results of this study indicate that more effective family interventions are needed, to increase family support and reduce stigma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Nawawi N.
"Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi kelompok suportif terhadap kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita di SLB-C Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan pre post tes dengan grup kontrol. Responden penelitian adalah keluarga dengan anak tunagrahita, 60 keluarga anak tunagrahita, terdiri atas 30 keluarga kelompok intervensi dan 30 keluarga kelompok kontrol. Kemampuan keluarga merawat anak tunagrahita yang mendapatkan terapi kelompok suportif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapat terapi kelompok suportif. Kemampuan keluarga setelah di kontrol dengan faktor confounding didapatkan peningkatan mean namun tidak signifikan. Artinya peningkatan kemampuan keluarga disebabkan karena intervensi yang dilakukan bukan dari faktor confounding. Disarankan terapi kelompok suportif digunakan sebagai terapi kelompok dalam meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anak tunagrahita.

Thepurpode of their research use to identify the effects of group supportive therapy to wording the family ability to take the family in caring for children Tunagrahita in SLB-C Cianjur Regency. This research utilized quasi experimental design using pre and post test with control group.The respondents consist of family in caring for children tunagrahita,sixty families were divided inti 2 groups; 30 families as experimental group and 30 families as control group. The research result demonstrated that the the families who recewed supportive group therapy showed that higer ability as composed to families without supportive group therapy.The family ability after being controlled by counfounding factors showed the improvement of mean but not significant. This weart that the family ability was only effected by the intervention not by the counfounding factors. It was recommended the supportive group therapy would be utilited of group therapy in inproving family ability to case for the family with caring for children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30346
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Nurtyashesti Kusumadewi
"Gangguan mental emosional dapat terjadi pada individu yang mengalami kondisi kesehatan yang kronis. Pasien yang sedang menjalani pengobatan medis ditemukan 25% diantaranya mengalami depresi dengan berbagai variasinya. Proses penyakit yang melemahkan juga merupakan hal yang berperan menyebabkan ketidakberdayaan klien dengan penyakit kronis. Ketidakberdayaan dan gejala depresi menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif dengan ide untuk bunuh diri.
Hasil pemberian tindakan keperawatan ners, terapi kognitif, psikoedukasi keluarga dan terapi suportif dapat menurunkan tanda gejala dan meningkatkan kemampuan klien penyakit kronis dengan ketidakberdayaan beserta keluarganya. Perlunya optimalisasi dan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa kepada klien dengan masalah psikososial terkhusus klien dengan ketidakberdayaan di tatanan pelayanan puskesmas.

Mental emotional disorder can occur in individuals with chronic illness. Patients who are undergoing medical treatment was found 25% had depression with different variations. Debilitating disease process also plays the lead powerlessness clients with chronic illness. Hopelessness and depression symptoms showed a significant and positive relationship with the idea of suicide.
Ners intervention, cognitive therapy, family psychoeducation and supportive therapy can reduce signs and symptoms, increase ability of clients chronic illness with hopelessness and their families. Optimization and development of mental health services needs to clients with psychosocial problems especially those of client with hopelessness in the primary health care center.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erti Ikhtiarini Dewi
"Masalah psikososial ansietas muncul sebagai reaksi dari stres akibat meningkatnya beban dalam merawat anak tunagrahita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi kelompok suportif terhadap perubahan beban dan tingkat ansietas keluarga dalam merawat anak tunagrahita di SLB Kabupaten Banyumas. Desain penelitian quasi experimental, pre-post test with control group. Tempat penelitian di SLB C Yakut dan SLB Kuncup Mas Banyumas. Sampel penelitian adalah seluruh keluarga anak tunagrahita yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan beban dan tingkat ansietas keluarga sebelum dan setelah mendapatkan terapi kelompok suportif. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya dibentuk parent support group di SLB, beranggotakan keluarga yang memiliki anak tunagrahita.

Anxiety as a psychosocial problems was emerged as stimulated by burden of taking care of mentally retardated children. The purpose of this study was to analyze the effect of supportive group therapy toward the burden and family anxiety level in the care of children at SLB Kabupaten Banyumas. The research used quasi-experimental pre-post test with control group design. The research site took place at SLB C Yakut and SLB Kuncup Mas Banyumas. The sample research was the entire family of mentally retardated children who met the inclusion criteria. Results showed that there was a significant difference in family burden and anxiety levels before and after getting a supportive group therapy on the group. Recommendations of this study is the need to establish a parent support group in special schools, family members who have mental retardated children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sri Suyanti
"Stigma diri pada orang dengan HIV/AIDS merupakan suatu mekanisme bertahan hidup yang ditujukan untuk melindungi diri dari stigma eksternal. Stigma dan diskriminasi pada ODHA dapat berujung pada ketidaksetaraan dalam kehidupan sosial yang dapat mengakibatkan rendah diri, pikiran dan perilaku penolakan terhadap diagnosis yang berkorelasi terhadap terjadinya depresi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga terhadap stigma diri dan depresi pada ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment pre test - post test design. Responden dalam penelitian ini dipilih dengan tehnik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS sebanyak 60. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat, analisis kesetaraan dengan chi-square dan independent t test serta analisis hubungan dengan menggunakan paired t test.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan secara bermakna stigma diri, depresi dan ketidakpatuhan pengobatan secara bermakna dan peningkatan secara bermakna pada makna hidup (p value < 0,05) setelah diberikan terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga. Semua ibu rumah tangga dengan HIV/AIDS mengalami stigma diri, depresi, ketidakpatuhan pengobatan dan makna hidup tidak optimal sebelum dilakukan intervensi. Kombinasi terapi logo, terapi penerimaan komitmen dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan untuk diberikan sebagai paket terapi dalam penanganan stigma diri dan depresi pada ODHA.

Stigma itself on people with HIV / AIDS is a survival mechanism that is intended to protect themselves from external stigma. Stigma and discrimination against people living with HIV can lead to inequalities in social life which can lead to low self-esteem, thoughts and behaviors that correlate rejection of the diagnosis to the onset of depression. The purpose of this study was to know the effect of the logo therapy, therapy acceptance of commitments and family psycho-education on self stigma and depression housewives with HIV/AIDS.
The study design used is a pre-experiment quasy test-post test design. Respondents in this study were selected by purposive sampling technique. The sample in this study is a housewife with HIV/AIDS as much as 60. Analysis of the data in this study using univariate and bivariate analysis, equity analysis with chi-square and independent t test and correlation analysis using paired t test.
The results showed a significant reduction in the stigma of suicide, depression and treatment noncompliance significantly and increased significantly in the meaning of life (p value <0.05) after therapy is given logo, acceptance commitment therapy and family psychoeducation. All the housewives with HIV/AIDS are stigmatized suicide, depression, treatment of non-compliance and the meaning of life is not optimal before the intervention. Combination therapy logo, therapy acceptance of commitments and family psycho-education is recommended to be given as a treatment package to address stigma and depression in people living with HIV themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Arista Dana Paramitha
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh keterbukaan diri dan stigma terhadap keberfungsian keluarga pada orang dengan HIV/AIDS dalam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan alat ukur The General Disclosiveness Scale yang dikembangkan oleh Wheeless dan Grotz untuk mengukur keterbukaan diri; alat ukur Berger HIV Stigma Scale yang dikembangkan oleh Berger, Ferrans, dan Lashley untuk mengukur stigma; dan alat ukur Family Assessment Device yang dikembangkan oleh Epstein untuk mengukur keberfungsian keluarga. Partisipan pada penelitian berjumlah 62 orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri tidak berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga yang dimiliki orang dengan HIV/AIDS ? = 0,78, p < 0,05 . Sedangkan stigma memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keberfungsian keluarga orang dengan HIV/AIDS ? = -0,36, p < 0,05.

The aim of the study is to examine the effect of self disclosure and stigma towards family functioning on people living with HIV AIDS in daily context. This is uses The General Disclosiveness Scale developed by Wheeless and Grotz for self disclosure measurement Berger HIV Stigma Scale developed by Berger, Ferrans, and Lashley for stigma measurement and Family Assessment Device developed by Epstein for family functioning measurement. Participants totalled 62 people living with HIV AIDS.
Result indicated that self disclosure did not have effect to family functioning on people living with HIV AIDS 0,78, p 0,05 . However stigma have negative effect to family funtioning on people living with HIV AIDS 0,36, p 0,05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mad Zaini
"Seseorang yang mengalami masalah kesehatan fisik dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa yaitu ansietas. Tujuan karya ilmiah akhir ini adalah untuk memberikan gambaran penerapan tindakan ners, terapi relaksasi otot progresif, penghentian pikiran, psikoedukasi keluarga, terapi suportif pada klien hipertensi yang mengalami ansietas. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisis kasus klien ansietas. Jumlah klien yang dikelola sebanyak 37 orang. Sebanyak 23 orang mendapatkan tindakan ners, relaksasi otot progresif, penghentian pikiran, psikoedukasi keluarga dan terapi suportif. Sebanyak 14 orang mendapatkan tindakan ners dan terapi suportif. Hasil yang ditemukan terjadi penurunan tanda gejala serta peningkatan kemampuan mengendalikan ansietas paling besar pada klien yang mendapatkan lima terapi. Tindakan ners, terapi relaksasi otot progresif, penghentian pikiran, psikoedukasi keluarga dan terapi suportif direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada ansietas.

Someone who experience physical health problems can cause mental health problem, example anxiety. The purpose of study to illustrate the application of ners intervention, progressive muscle relaxation therapy, tought stopping therapy, family psychoeducation, supportive therapy in hypertension who experience anxiety. The method used is the case analisys in anxiety clients. The amount of clients are 34 people, 23 clients given ners intervention, progressive muscle relaxation therapy, tought stopping therapy, family psychoeducation, supportive therapy. 14 clients given ners intervention and supportive therapy. The results were found decrease the signs and symptoms anxiety and increase the ability of control anxiety most at clients who get five therapy. Progressive muscle relaxation therapy, tought stopping therapy, family psychoeducation, supportive therapy is recommended a nursing therapy in anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>