Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77953 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2012
617.48 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Sagung Seto, 2011
617.48 SIN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: 2018
617 MBS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Kamal
"Nyeri punggung bawah acute merupakan keluhan terbanyak kelima di fasilitas pelayanan kesehatan di Amerika Serikat, dan 30% berkembang menjadi nyeri kronis. Sebesar 60-90% penduduk Amerika Serikat mempunyai keluhan nyeri punggung bawah, dan 50% diantaranya mengeluhkan nyeri yang berulang dalam satu tahun. Nyeri punggung bawah memiliki efek psikologis dan sosial terhadap pasien. Secara ekonomi nyeri punggung bawah ini membebani negara terkait biaya yang harus dikeluarkan dalam penanganan nyeri punggung bawah. Penilaian derajat nyeri penting dilakukan pada setiap pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah dan American Pain Society menetapkan menyertakan nyeri sebagai tanda vital kelima dalam pemeriksaan terhadap nyeri punggung bawah sejak tahun 1990. Penilaian terhadap nyeri memberikan informasi yang lebih baik terhadap efek terapi, atau keberhasilan dari terapi nyeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi derajat nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS) pada kasus nyeri punggung bagian bawah (low back pain) yang mendapat intervensi nyeri di Departemen Bedah Saraf RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 -2014. Penelitian dilakukan menggunakan desain Cross Sectional Analitik, terhadap data sekunder berupa data rekam medis pasien dengan kasus nyeri punggung bawah yang berkunjung ke poliklinik Bedah Saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dalam periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Responden dalam penelitian ini berusia 17 tahun ke atas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Dari hasil analisis data diperoleh 57,2% pasien nyeri punggung bawah yang mendapat intervensi nyeri berusia 40 - 59 tahun, dan 52,4% diantaranya berjenis kelamin perempuan. Dari hasil pemeriksaan MRI didapatkan 66,7% dengan gambaran protrusion diskus dengan penekanan. Sebesar 71,4% pasien mendapatkan terapi kombinasi LESI dan MBN dan 95,2% pasien yang mendapatkan intervensi nyeri mengalami perbaikan skala nyeri dan dapat bertahan sampai dengan 1 tahun. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa Tidak terdapat hubungan bermakna antara gambaran MRI dengan prosedur intervensi nyeri dan jenis nyeri, tapi terdapat hubungan bermakna antara jenis nyeri dengan prosedur intervensi nyeri.

Acute lower back pain is the fifth most complaints in health care facilities in the United States, and 30% develop into chronic pain. Amounting to 60-90% of the US population has low back pain, and 50% of them complained of recurring pain in one year. Lower back pain has psychological and social effects on patients. Economically lower back pain is related to the state burdening costs to be incurred in the treatment of lower back pain. Assessment of the degree of pain is important in any patient with low back pain and the American Pain Society set to include pain as the fifth vital sign in the examination of lower back pain since 1990. Assessment of pain provide better information to the therapeutic effect, or the success of therapy pain.
This study aims to know the results of the evaluation of the degree of pain with Numeric Rating Scale (NRS) in the case of lower back pain (low back pain) who received the intervention of pain in the Department of Neurosurgery Cipto Mangunkusumo in 2012 -2014. The study was conducted using Analytical cross sectional design, due to the secondary data from medical records of patients with low back pain who visited the clinic Neurosurgery Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta, in the period of 2012 to 2014. The respondents in this study aged 17 above. Analysis of data using univariate and bivariate analyzes. From the analysis of the data obtained 57.2% of patients with low back pain who received the intervention pain aged 40-59 years, and 52.4% of them were female.
From the results obtained 66.7% of MRI examinations with a disc protrusion with 71.4% of patients receive combination therapy LESI and MBN and 95.2% of patients who received the pain intervention experienced decreasing scale of pain scale and last up to 1 year. Multivariate analysis showed that there is no significant relationship between MRI image with pain interventional procedures and types of pain, but there is a significant relationship between the type of pain with pain interventional procedures.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, M. Deni
"Latar Belakang: Adenoma hipofisis adalah kumpulan dari berbagai jenis tumor yang ditemukan di kelenjar hipofisis, yang dapat menyebabkan kompresi nervus optikus, sehingga menyebabkan penurunan tajam penglihatan dan lapang penglihatan akibat efek penekanan massa tumor. Tindakan operasi transfenoid pada adenoma hipofisis bertujuan untuk menegakkan diagnosis dan dekompresi massa tumor dengan harapan memperbaiki atau mempertahankan fungsi nervus optikus.
Tujuan: Menilai luaran fungsi penglihatan (tajam penglihatan dan lapang penglihatan) pada pasien adenoma hipofisis serta faktor-faktor yang mempengaruhi luaran tersebut.
Metode: Penelitian potong lintang terhadap pasien-pasien adenoma hipofisis yang telah dioperasi transfenoid dari tahun 2012-2014. Fungsi penglihatan pasien (visus, visual impairment scale, dan lapang penglihatan) sebelum dan sesudah operasi transfenoid diambil dari rekam medik pasien.
Hasil: Sebanyak delapan sampel (57,1%) mengalami perbaikan dan enam pasien (42,9%) tidak mengalami perbaikan nilai visual impairment scale (VIS). Sebanyak delapan sampel (57,1%) mengalami perbaikan dan sebanyak enam pasien (42,9%) tidak mengalami perbaikan visus. Setelah dilakukan tindakan pembedahan untuk mengangkat adenoma hipofisis dengan pendekatan transfenoid, sebagian besar pasien (57,1%) mengalami perbaikan fungsi penglihatan baik dengan metode pemeriksaan visus maupun VIS. Usia, jenis kelamin, waktu onset sampai berobat, waktu berobat sampai operasi, waktu onset sampai operasi, atau volume operasi tidak berhubungan dengan luaran fungsi penglihatan pasien.
Kesimpulan: Operasi transfenoid pada adenoma hipofisis dapat memberikan perbaikan fungsi penglihatan pada sebagian besar pasien adenoma hipofisis.

Background: Pituitary adenoma is a collection of various type tumors found in the pituitary gland, which can lead to compression of the optic nerve, causing a decrease in visual acuity and field of vision due to the suppressive effect of the tumor mass. Transphenoidal surgery on pituitary adenoma aims to diagnose and decompression of the tumor mass in order to improve or preserve optic nerve function.
Purpose: Evaluate the visual function outcomes (visual acuity and field of vision) in patients with pituitary adenoma and the factors that influence these outcomes.
Method: A cross-sectional study on patients who had transphenoidal surgery of pituitary adenoma from 2012 - 2014. The patient’s visual functions (visual acuity, visual impairment scale, and field of vision) were evaluated before and after transphenoidal surgery. The data were taken from the patient’s medical record.
Result: A total of eight patients (57.1%) showed improvement and six patients (42.9%) didn’t show improvement of visual impairment scale (VIS). A total of eight pstients (57.1%) showed improvement, and as many as six patients (42.9%) did not show vision improvement. After transphenoidal surgery, most patients (57.1%) had improved their visual functions not only by Snellen chart visual acuity test, but also by VIS score. Age, gender, time of onset to treatment, treatment time until surgery, time of onset to surgery, tumor volume before surgery were not related to the patient's visual function outcomes.
Conclusion: Transphenoidal surgery of pituitary adenoma can provide visual function improvement in most patients with pituitary adenoma.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taqwa Rizki Fadhilah
"Latar Belakang: Nyeri tulang belakang adalah masalah umum di kalangan orang dewasa. Ini dapat mengakibatkan pembatasan aktivitas dan absensi pekerjaan. Penyakit tulang belakang lainnya seperti nyeri leher dan nyeri pinggang juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang meningkat, terutama di kalangan remaja. Penyakit tulang belakang dapat disebabkan oleh kerusakan tulang belakang atau saraf yang menyebabkan rasa sakit dan gangguan stabilitas tulang belakang. Di Indonesia, nyeri punggung sering diabaikan atau diobati sendiri sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penanganan yang tepat. Masih kurang penelitian tentang profil operasi tulang belakang di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan sedikit data epidemiologis penyakit tulang belakang yang dipublikasikan di Indonesia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif terhadap pasien bedah tulang belakang di departemen bedah saraf RSCM dari Januari 2018 hingga Desember 2022 yang bertujuan untuk menggambarkan profil demografi, presentasi klinis, dan waktu antara gejala pertama dan operasi pasien. Data akan dikumpulkan dari semua rekam medis yang tersedia dan dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistik 24.0. Data tersebut akan ditabulasikan dan disajikan secara deskriptif.
Hasil: Penelitian ini melibatkan 363 pasien, dengan usia rata-rata 46,55 ± 15,732 tahun. Mayoritas pasien (41,1%) mengalami keterlambatan lebih dari 12 bulan antara onset gejala pertama dan operasi. Gejala klinis yang paling umum adalah defisit sensorik bilateral (44,6%) dan nyeri radikular (29,2%), dan penyakit tulang belakang degeneratif, terutama degenerasi lumbal (25,4%), adalah etiologi yang paling umum.
Kesimpulan: Penelitian ini menggarisbawahi prevalensi penyakit tulang belakang degeneratif dan menyoroti pentingnya diagnosis dan intervensi tepat waktu untuk meningkatkan hasil bedah untuk kondisi penytulang belakang di Indonesia.

Introduction: Back pain is a common issue among adults. It can result in activity restrictions and job absences. Other spinal diseases such as neck pain and low back pain are also becoming a rising public health concern, especially among teenagers. The number of spinal surgeries has almost doubled from 2004 to 2015. Spinal disease can be caused by damage to the spine or nerves, leading to pain and impaired spinal stability. In Indonesia, back pain is often ignored or self-treated, leading to a delay in proper treatment. There is a lack of studies on the profiles and outcomes of spinal surgeries in Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) and little to no published epidemiological data of spinal diseases in Indonesia.
Method: This study is a retrospective observational study of spinal surgery patients at the department of neurosurgery RSCM from January 2018 to December 2022 that aims to describe demographic profiles, clinical presentations, and time between first symptoms and surgery of the patients. The data will be collected from all available medical records and analyzed using IBM SPSS Statistics 24.0.  The data will be tabulated and presented in a descriptive manner.
Results: The study included 363 patients, with a mean age of 46.55 ± 15.732 years. The majority of patients (41.1%) experienced delays of more than 12 months between first symptom onset and surgery. The most common clinical symptoms were bilateral sensoric deficits (44.6%) and radicular pain (29.2%). Degenerative spinal diseases, particularly lumbar degeneration (25.4%), were the most common etiology.
Conclusion: The findings underscores the prevalence of degenerative spinal diseases and highlights the importance of timely diagnosis and intervention to improve surgical outcomes for spinal conditions in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pickard, J. D., editor
"Focusing on important advances in neurosurgery, this volume presents detailed descriptions of standard operative procedures and in-depth reviews of established knowledge. Readers will find informative chapters written by specialists in the field."
Wien: Springer, 2012
e20420685
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Padmosantjojo
Jakarta: Bagian Saraf FKUI, 2003
617.48 PAD k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Nuha Zakiyyah
"Pandemi COVID-19 membawa dampak besar pada pembelajaran anatomi. Pembelajaran anatomi yang secara konvensional dilakukan berbasis kadaver tidak dapat dilakukan atau hanya dapat dilakukan secara terbatas. Aplikasi anatomi tiga dimensi hadir sebagai media pembelajaran anatomi yang dapat memudahkan mahasiswa memahami struktur dan topografi secara akurat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dengan peningkatan hasil pembelajaran anatomi (nilai pre-post test) sistem saraf pusat pada mahasiswa FKUI angkatan 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental. Tiga puluh satu subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu menggunakan aplikasi anatomi 3D (n = 14) dan tidak menggunakan aplikasi anatomi 3D (n =17). Kedua kelompok diberikan materi tambahan berupa referensi buku anatomi. Dilakukan pre-test dan post test pada kedua kelompok untuk menilai hasil pembelajaran. Analisis data dilakukan uji Spearman rank correlation menggunakan aplikasi SPSS ver. 24. Ditemukan korelasi nilai r = 0,07 dengan nilai p = 0,7 (p > 0,05) antara hasil pembelajaran dan penggunaan aplikasi anatomi 3D. Terdapat peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi pada kelompok yang menggunakan aplikasi anatomi 3D (30,00) dibandingkan dengan yang tidak menggunakan aplikasi anatomi 3D (26,47). Terdapat hubungan yang sangat lemah dengan tendensi tidak signifikan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dengan peningkatan hasil pembelajaran anatomi (nilai pre-post test) sistem saraf pusat pada mahasiswa FKUI angkatan 2023. Kedua kelompok mengalami peningkatan hasil pembelajaran. Diperlukan analisis lebih lanjut pengaruh preferensi metode pembelajaran anatomi, kemampuan spasial, gaya belajar, dan kecepatan belajar mahasiswa terhadap hubungan antara penggunaan aplikasi anatomi 3D dan hasil pembelajaran anatomi.

The COVID-19 pandemic has had a significant impact on anatomy education. Conventional anatomy learning based on cadavers cannot be conducted or can only be done in a limited manner. Three-dimensional anatomy applications are presented as a learning tool that can facilitate students in understanding anatomical structures and topography accurately. This research was conducted to determine the relationship between the use of 3D anatomy applications and the improvement in central nervous system anatomy learning outcomes (pre-post test scores) among 2023 students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. The research design used is quasi-experimental. Thirty-one subjects were divided into two groups: one using 3D anatomy applications (n = 14) and one not using 3D anatomy applications (n = 17). Both groups were provided with additional anatomical reference materials. Pre- tests and post-tests were conducted on both groups to assess learning outcomes. Data analysis was performed using the Spearman rank correlation test with SPSS version 24. A correlation with a value of r = 0.07 and a p-value of 0.7 (p > 0.05) was found between learning outcomes and the use of 3D anatomy applications. There was a higher improvement in learning outcomes in the group that used 3D anatomy applications (30.00) compared to the group that did not use 3D anatomy applications (26.47). There is a very weak and non-significant correlation between the use of 3D anatomy applications and the improvement in central nervous system anatomy learning outcomes (pre-post test scores) among 2023 students of the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia. Both groups experienced an improvement in learning outcomes. Further analysis is needed to understand the influence of students' preference for anatomy learning methods, student’s spatial abilities, learning styles, and learning speed on the relationship between the use of 3D anatomy applications and anatomy learning outcomes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhayu Rizallinoor
"LATAR BELAKANG: Ventrikuloperitoneal shunt merupakan prosedur terpilih dalam tatalaksana hidrosefalus. Namun demikian, prosedur ventrikuloperitoneal shunt juga memiliki risiko yang disebut sebagai komplikasi. Komplikasi shunt adalah semua efek merugikan yang mempengaruhi keberhasilan dari prosedur shunt. Infeksi dan malfungsi shunt adalah komplikasi shunt terbanyak.. Pada negara berkembang termasuk Indonesia belum didapatkan data estimasi insiden dan prevalensi komplikasi ventrikuloperitoneal shunt. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang komplikasi shunt dan faktor-faktor yang berhubungan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan bedah saraf di Indonesia.
TUJUAN: Dalam penelitian ini, kami meneliti tentang komplikasi shunt dan faktor-faktor yang berhubungan sesuai dengan durasi waktu agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan bedah saraf di Indonesia
METODE: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif pasien pediatrik usia 0-2 taun dengan hidrosefalus yang dilakukan operasi ventrikuloperitoneal shunt pertama kali di RSCM pada tahun 2015- 2020 dan mengalami komplikasi. Durasi waktu terjadinya komplikasi dibagi menjadi sebelum dan sesudah 6 bulan. Data demografi, data klinis, dan jenis komplikasi kemudian dianalisis secara deskriptif.
HASIL: Pada periode Januari 2015 hingga Maret 2020 di RSCM telah dilakukan total operasi ventrikuloperitoneal shunt sebanyak 168 operasi pada usia 0-2 tahun. Didapatkan 20 pasien (12%) mengalami komplikasi dengan durasi kurang dari 6 bulan sebesar 7,8% dan lebih dari 6 bulan sebesar 4,2%. Komplikasi yang terjadi adalah infeksi (3,6%), komplikasi mekanis (7,2%) dan over drainase (1,2%).
SIMPULAN: Persentase komplikasi ventrikuloperitoneal shunt pada pasien usia 0-2 tahun din RSCM dalam 6 bulan pertama adalah sebesar 7,8%, dengan insiden terbanyak adalah infeksi (3,6%) yang lebih rendah dibandingkan literatur, sedangkan persentase komplikasi ventrikuloperitoneal shunt lebih dari 6 bulan adalah 4,2% dan terbanyak disebabkan oleh malfungsi distal (3%).

Introduction: Ventriculoperitoneal shunt is the procedure of choice in the management of hydrocephalus. However, the ventriculoperitoneal shunt procedure also carries a risk of complications. Shunt complications are all detrimental effects that affect the success of the shunt procedure. Infection and shunt malfunction are the most common shunt complications. In developing countries, including Indonesia, data on the incidence and prevalence of ventriculoperitoneal shunt complications have not been obtained. Therefore, research on shunt complications and related factors is needed in order to improve the quality of neurosurgery services in Indonesia
Aim: In this study, we examined the complications of shunts and the factors associated with the duration of time in order to improve the quality of neurosurgery services in Indonesia.
Methods: This study is a retrospective study of pediatric patients aged 0-2 years with hydrocephalus who underwent ventriculoperitoneal shunt surgery for the first time at RSCM in 2015-2020 and experienced complications. The duration of time the complications occurred were divided into before and after 6 months. Demographic data, clinical data, and types of complications were analyzed descriptively
Result: From January 2015 to March 2020 at the RSCM, 168 ventriculoperitoneal shunt operations were performed at the age of 0-2 years. It was found that 20 patients (12%) experienced complications with a duration of less than 6 months by 7.8% and more than 6 months by 4.2%. The complications that occurred were infection (3.6%), mechanical complications (7.2%) and over drainage (1.2%).
Conclusion: The percentage of complications of ventriculoperitoneal shunt in patients aged 0-2 years at RSCM in the first 6 months was 7.8%, with the highest incidence of infection (3.6%) which was lower than the literature, while the percentage of complications of ventriculoperitoneal shunts was more than 6 months. was 4.2% and mostly caused by distal malfunction (3%).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>