Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95630 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Fatimazzahroh
"Pemindahan dari bahasa tekstual ke dalam bahasa visual merupakan bentuk alih wahana yang paling diminati banyak orang. Pada 2019 Tencent Video merilis drama kolosal berjudul The Untamed melalui platform daring WeTV. Dibalik antusiasme dan kesuksesan yang didapatkan oleh drama ini, nyatanya tidak semua penonton mengetahui bahwa The Untamed merupakan alih wahana dari danmei fenomenal yang berjudul Mo Dao Zu Shi (MDZS). Danmei yang memiliki narasi tentang dinamika hubungan romantis homoseksual yang merupakan isu kontroversial di Tiongkok sehingga pemerintah cenderung dengan tegas sangat membatasi konten media yang berhubungan dengan hal tersebut. Oleh sebab itu The State Administration of Radio, Film, and Television (SARFT) akan memboikot seluruh konten yang melanggar standar penayangan Tiongkok. Penelitian ini mengkaji isu tersebut menggunakan konsep negosiasi budaya dalam menyiasati regulasi sensor pemerintah Tiongkok. Dalam proses negosiasi budaya Tencent Video melakukan modifikasi konten untuk menyesuaikan dengan permintaan SARFT. Baik modifikasi konten dan negosiasi budaya yang dilakukan pada drama The Untamed memiliki tujuan yang sama, yaitu agar kontennya lebih “jinak” sehingga versi visual dari novel MDZS yang tidak layak tayang di media digital dapat dinikmati secara luas pada drama alih wahananya, yaitu The Untamed.

The transfer from textual language to visual language is the most popular form of ecranisation In 2019 Tencent Video released a colossal drama titled The Untamed through the WeTV online platform. Despite the enthusiasm and success of the drama, not all the viewers knew that The Untamed was an ecranisation Danmei which has a narrative about the dynamics of homosexual romantic relationships, a controversial issue in China. Therefore, the government tends to severely restrict media content related to homosexuals. The State Administration of Radio, Film, and Television (SARFT) will ban all content that violates China's broadcast standards. This research analyzes the issue using the concept of cultural negotiation in getting around the Chinese government's censorship regulations. During the process of cultural negotiation, Tencent Video made content modifications to adjust to SARFT's demands. Both content modification and cultural negotiation conducted on The Untamed drama have the same aim, that is to make the content more "tame" thus the visual version of the MDZS novel that is not appropriate for broadcast on digital media can be widely enjoyed on the drama, The Untamed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Nurul Hidayah
"Novel Pulung Gantung Tali Pati karya Iman Budhi Santosa merupakan novel yang membahas mengenai fenomena bunuh diri di Gunungkidul, yang disertakan dengan mitos dan kepercayaan masyarakat Gunungkidul. Fenomena bunuh diri beserta mitos dan kepercayaan pada masyarakat Gunungkidul telah menjadi bagian dari memori kolektif yang jika dipahami dapat menguak orientasi nilai budaya masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apa yang dianggap bernilai, berharga, dan penting oleh masyarakat Gunungkidul dalam novel PGTP melalui mitos dan kepercayaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik kualitatif dan teori orientasi nilai budaya Kluckhohn (dalam Koentjaraningrat, 1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh mitos dan kepercayaan yang ada dalam novel memiliki struktur hubungan keterkaitan dan hubungan kronologis satu dengan lainnya. Selain itu, kelima orientasi nilai budaya Kluckhohn yaitu HK, MK, MW, MA, dan MM ditemukan pada mitos dan kepercayaan masyarakat Gunungkidul dalam novel PGTP.

The novel Pulung Gantung Tali Pati by Iman Budhi Santosa is a novel that discusses the phenomenon of suicide in Gunungkidul, which is included with the myths and beliefs of the Gunungkidul people. The phenomenon of suicide along with the myths and beliefs of the Gunungkidul people have become part of the collective memory which, if understood, can reveal the orientation of the cultural values of the people. This study aims to reveal what is considered worth, valuable, and important by the people of Gunungkidul in the PGTP novel through their myths and beliefs. This study uses a qualitative analytical descriptive approach and Kluckhohn's cultural value orientation theory (in Koentjaraningrat, 1990). The results of the study show that all the myths and beliefs in the novel have a structure of related relationships and chronological relationships with one another. In addition, the five orientations of Kluckhohn's cultural values, namely HK, MK, MW, MA, and MM, are found in the myths and beliefs of the Gunungkidul people in the PGTP novel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Nadhifa Ramadhani
"Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang genting di Korea Selatan. Anak muda di Korea adalah salah satu kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan di negara ini. Akibat dari kemiskinan tersebut, muncul berbagai permasalahan yang dialami masyarakat. Salah satu cara untuk menyampaikan kondisi kemiskinan anak muda di Korea adalah dengan memanfaatkan sastra salah satunya adalah melalui film. Drama Korea adalah bagian dari film yang berbentuk film series dan disiarkan di Televisi. Oleh sebab itu, drama Korea merupakan media representasi. Drama Korea juga sering menampilkan realitas kehidupan di Korea. Dalam penelitian ini, akan menjelaskan bentuk-bentuk representasi kemiskinan anak muda di Korea dalam drama Korea berjudul “Golden Spoon”. Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teori semiotika Ferdinand De Saussure. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kemiskinan pemuda Korea Selatan drama Golden Spoon yaitu mengalami kesulitan di ekonomi keluarga, relasi dengan teman, perundungan sekolah, dan tempat tinggal.

Poverty is critical social trouble in South Korea. One of the Korean people who suffer from poverty in this country is youth. The effect of this poverty is lot of problems which faced by people affected. One of the steps to shows the youth poverty condition in South Korea is using literature, one of which is through film. Korean drama is type of movie in the format of film series and airs on television. Hence, korean drama is representative appliance. Korean drama also generally convey the reality life in South Korea. This research will portray various kinds of representations of youth poverty in South Korea in the Korean drama named “Golden Spoon.” This study applies descriptive qualitative method and Ferdinand De Saussure’s semiotic theory for argument. The results of this study of Korean Youth Poverty in Golden Spoon drama are facing struggles in family economy, relationship with friend, school bullying and housing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lord, Bette Bao
New York : Perennial, 1982
813.54 LOR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Irfan Maulana
"Jurnal ini membahas tentang perbedaan budaya dan bahasa antara Tenaga Kerja Indonesia dengan masyarakat Arab Saudi. Dengan bekal pengetahuan yang ada, mereka mencoba mencari keberuntungan di Arab Saudi. Tidak jarang kita melihat Tenaga Kerja Indonesia yang disiksa di Arab Saudi. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan pada TKI. Akan tetapi, kita tidak bisa langsung menyalahkan pihak penerima TKI, yaitu Arab Saudi. Karena seperti yang kita tahu, bahwa setiap negara di dunia memiliki hukum dan budaya yang harus dipatuhi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perbedaan budaya, dan bahasa yang menjadi penyebab dari kekerasan yang dialami oleh TKI. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber buku, wawancara, dan internet. Kesimpulan dari penelitian ini adalah TKI yang mendapatkan kekerasan dari masyarakat Arab disebabkan karena kurangnya pemahaman tentang budaya, dan bahasa masyarakat Arab. Solusi untuk meminimalisir permasalahan TKI di Arab Saudi, seharusnya mereka mendapatkan pendidikan, pemahaman, dan pengenalan tentang budaya, bahasa, dan hukum negara tujuan mereka secara matang.

This journal discuss about the cultural and language differences between the Indonesian Labor and Saudi Arabian society. Armed with the knowledge that existing, they try to seek their fortune in Saudi Arabia. Often we see the Indonesian labor who was tortured in Saudi Arabia. Many factors that cause problems for Indonesian Labor. However, we can not directly blame the receiving party of Indonesian Labor, namely Saudi Arabia. Because as we know, that every country in the world has laws and culture that must be obeyed. This study aims to explain the cultural and language differences is the cause of the violence experienced by Indonesian Labor. This study used a qualitative method with the literature review. Analysis of the data in this study is obtained from sources of books, interviews, and internet. The conclusion from this study is the Indonesian Labor who get violent from Arab society due to a lack understanding of the culture, and the language of Arab society. Solutions to minimize the problems of Indonesian Labor in Saudi Arabia, they supposed to get an education, understanding, and introduction about the culture, language, and laws of their destination countries thoroughly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andrawinaning Tyas Raras
"

Penelitian ini membahas globalizing dan diplomasi budaya Swedia melalui cabang olahraga orienteering sebagai representasi dan identitas Swedia. Pada tahun 1995, Swedia resmi menjadi anggota Uni Eropa. Kesejahteraan dan standar hidup yang baik di Swedia mejadikan negara tersebut begitu dikenal. Swedia juga menempatkan olahraga sebagai aktivitas masyarakatnya. Orienteering adalah cabang olahraga yang berasal dari Swedia. Penelitian ini menganalisis upaya globalisasi dan diplomasi budaya Swedia melalui cabang olahraga orienteering. Penelitian ini juga menganalisis identitas Swedia yang direpresentasikan melalui olahraga orienteering. Teori dan konsep globalizing, diplomasi budaya, representasi, dan identitas nasional digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data mengenai sejarah olahraga orienteering dan kejuaraan internasional digunakan untuk meproyeksikan upaya globalisasi dan diplomasi budaya Swedia. Metode deskriptif-eksplanatif dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalis penelitian. Data-data kualitatif diambil dari situs resmi Federasi Orienteering Swedia, Konfederasi Olahraga Swedia, Federasi Internasional Orienteering, dan situs resmi pemerintah Swedia. Temuan dalam penelitian ini menyatakan bahwa terdapat proses globalizing dan diplomasi budaya melalui olahraga orienteering yang merupakan representasi dari identitas Swedia. Globalizing terlihat dari munculnya orienteering yang berasal dari lokal Swedia menjadi global, kemudian mempengaruhi citra positif Swedia dan dilakukannya diplomasi budaya berdasarkan kebijakan luar negerinya. Identitas Swedia direpresentasikan melalui sejarah, teritorial, budaya dan kebijakan politiknya. Identitas Swedia bersifat berubah dan konstruktif. Swedia dikenal dengan strategi pemerintahannya Swedish Model dan olahraga orienteering menerapkan strategi tersebut di dalam strategi internasionalnya.


This research analyzes globalizing and Swedish cultural diplomacy through orienteering sport as representation and identity of Sweden. In 1995, Sweden officially became a member of the European Union. The well-being and good standard of living in Sweden make this country known so well. Sweden also places sport as a community activity. Orienteering is a sport from Sweden. This research analyzes the efforts of globalizing and Swedish cultural diplomacy through orienteering sports. This thesis also analyzes Swedish identity represented by orienteering sport. Theories and concepts of globalizing, cultural diplomacy, representation, and national identity are used to answer research questions. The data about the history of orienteering and international championships are used to project the efforts of Swedish cultural globalization and diplomacy. Descriptive-explanative methods with qualitative approaches are used to analyze research. Qualitative data was taken from the official website of the Swedish Orienteering Federation, Swedish Sports Confederation, International Orienteering Federation, and the official website of Swedish government. This research finds that there is a process of globalizing and cultural diplomacy through orienteering sport which is a representation of Swedish identity. Globalizing can be seen from the emergence of orienteering originating from local Swedish to global, then affecting the positive image of Sweden and conducting cultural diplomacy based on its foreign policy. Swedish identity is represented through its history, territories, culture and political policies. Swedish identity is changing and constructive. Sweden known for its governance strategy Swedish Model and orienteering sport applied this strategy in its international strategy.

"
2019
T53505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhu, Fayuan
Nanchang: Jiangxi Peoples Publishing House, 2010
SIN 306.951 ZHU f (1);SIN 306.951 ZHU f (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aloysius Anandyo Pambudi
"Melalui 2 tahap seleksi, yakni psikologis-kognitif dengan indikator critical dimension dan pilihan rasional, pendekatan poliheuristic memberikan alat untuk menjelaskan proses pembentukan kebijakan luar negeri suatu negara secara komprehensif. Indonesia pada tahun 2018-2019 mengusung tema ekonomi kreatif pada saat menjabat sebagai ketua MIKTA, terlepas dari rendahnya signifikansi ekonomi kreatif bagi Indonesia maupun negara-negara anggota MIKTA lainnya. Penelitian ini kemudian hadir untuk melakukan analisis dan memberikan penjelasan mengenai proses pembentukan kebijakan luar negeri Indonesia dalam pengusungan tema ekonomi kreatif pada kepemimpinan MIKTA tahun 2018-2019. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis motif, alasan, dan kepentingan dari masing-masing aktor yang terlibat dan melatarbelakangi proses pembentukan kebijakan luar negeri tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi pustaka, untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing aktor negara maupun non negara dan proses yang terjadi dalam perumusan kebijakan luar negeri Indonesia, dan kemudian menjelaskan motif, alasan, dan kepentingan Indonesia pada pewacanaan tema ekonomi kreatif di MIKTA periode 2018-2019. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa tema ekonomi kreatif diwacanakan dalam MIKTA oleh Indonesia mengingat adanya preferensi politik untuk mengusung ekonomi kreatif yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Perdagangan Indonesia, dan Badan Ekonomi Kreatif. Selain itu terdapat kepentingan jangka panjang dari aktor non-negara pada sektor ekonomi kreatif untuk mendapatkan dukungan investasi dan permodalan serta menjadikan ekonomi kreatif sebagai pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Through 2 stages of selection, namely psychological-cognitive with critical dimension indicator and rational choices, the polyheuristic approach provides a tool to comprehensively explain the process of formulation a country's foreign policy. In 2018-2019, Indonesia promotes the theme of creative economy when served as chairman of MIKTA, despite the low significance of the creative economy for Indonesia and other MIKTA member countries. This research present to conduct an analysis and provide an explanation regarding the process of forming Indonesia's foreign policy in promoting the theme of creative economy in the 2018-2019 MIKTA leadership. This study also aims to analyze the motives, reasons, and interests of each actor who is involved in the process of forming foreign policy. This study uses qualitative methods by way of literature study, to identify the interests of each state and non-state actor and the processes that occur in the formulation of Indonesian foreign policy, and then explains Indonesia's motives, reasons, and interests in the creative economy theme discourse at MIKTA in the period 2018-2019. Through this research, it was found that the theme of creative economy was promoted in MIKTA by Indonesia given the political preference for promoting the creative economy which was emphasized by President Joko Widodo, the Indonesian Ministry of Foreign Affairs, the Indonesian Ministry of Trade, and the Creative Economy Agency. In addition, there is a long-term interest from non-state actors in the creative economy sector to obtain investment and capital support and make the creative economy a pillar of sustainable economic development for Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanandhia Lindsy Rustam
"Salah satu karakteristik dari kepercayaan Shinto dan Buddha adalah kebiasaan mewujudkan roh atau kami ke dalam objek alam. Ishimure Michiko menggunakan karakteristik tersebut sebagai bagian dari kritik terhadap modernitas yang merusak alam dengan cara menghadirkan karakter non-manusia sebagai entitas yang memiliki agensi dan subjektifitas yang serupa dengan karakter manusia. Menurut teori realisme animis yang dikemukakan oleh Harry Garuba, dengan penggambaran tersebut, sebuah karya sastra bisa mematerialisasi atau mewujudkan ide-ide abstrak. Dalam kasus Tenko, agensi dan subjektifitas non-manusia dapat mematerialisasikan ide pembungkaman alam oleh modernitas.

One of the characteristics of Japanese Buddhist and Shinto belief is the habit of ‘locking’ spirits within the natural world. Ishimure Michiko makes use of this as a way to critique modernity, specifically on how it destroys nature. Ishimure does this through the realist presentation of animist conception of the world that portrays non-human characters as beings with agency and subjectivity. According to Harry Garuba’s theory of animist realism, a realist presentation of an animist world in fiction allows for the materialization of abstract ideas. In the case of Tenko, non-human agency and subjectivity materializes the idea that nature has been silenced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>