Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edsel Hindharta
"Saat ini, C-Pop telah menunjukkan kemajuan yang pesat dibandingkan 10 tahun yang lalu. Kemajuan ini dapat dilihat dari banyak bermunculan grup idola C-Pop yang terinspirasi dari K-Pop atau J-Pop serta musik yang terinspirasi dari keduanya. Meskipun begitu, C-Pop belum dapat mengimbangi popularitas dari keduanya di dunia. Hal ini dikarenakan adanya regulasi dari Pemerintah Tiongkok yang mempengaruhi popularitas C-Pop seperti pembatasan internet, pembatasan dalam pembuatan musik dan peredaran musik serta adanya unsur propaganda di dalam C-Pop. Regulasi seperti ini tentunya membuat C-Pop sulit untuk berkembang di dunia dan membuat masyarakat dunia sulit untuk mengaksesnya. Dalam penelitian ini, akan menganalisis masalah tersebut dengan mencari referensi terkait C-Pop yang merupakan penelitian terdahulu dan menggunakan metode studi pustaka.

Currently, C-Pop has been shown rapid progress than 10 years ago. This progress can be seen from the showing of idol group that inspired from K-Pop and J-Pop and music that inspired by both. Even though, C-Pop has not been able to keep up with their popularity in the world. It is because there is Chinese government regulation that influence C-Pop populrity such as restricting of music creating and music publishing, internet restricting and make C-Pop as propaganda tool. This regulation make C-Pop difficult to develop in the world and make people difficult to access them. In this research, will analyze these problems with find related C-Pop reference that previously research, using qualitative method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kintara Ayudarma
"Cancel Culture atau dikenal sebagai aksi boikot merupakan fenomena memboikot seseorang akibat mengucapkan atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat. Aksi boikot ini banyak terjadi di media sosial dan mayoritas menargetkan seorang selebriti. Fenomena Cancel Culture ramai terjadi di berbagai negara, termasuk di Tiongkok. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan fenomena Cancel Culture oleh pemerintah Tiongkok untuk mengendalikan industri hiburan dan dampaknya bagi perkembangan industri hiburan di Tiongkok. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan budaya. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan pelanggaran yang terjadi di dalam industri hiburan Tiongkok umumnya berkaitan dengan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Tiongkok. Pemerintah menggunakan aksi pemboikotan untuk mengatur kembali industri hiburan sekaligus mengingatkan kembali masyarakat atas nilai-nilai budaya yang dianut Tiongkok.

Cancel Culture or known as boycott action is a phenomenon of boycotting someone due to their saying or taking actions that are contrary to the norms that exist in society. These actions happen a lot on social media and the majority target is celebrities. The Cancel Culture phenomenon is happening in various countries, including China. This research article discusses the use of the Cancel Culture phenomenon by the Chinese government to control the entertainment industry and its impact on the development of the entertainment industry in China. This study article used the qualitative research method with a cultural approach. And also collected data through literature studies. The results show that infractions that occur in the Chinese entertainment industry are generally related to cultural values ​​in Chinese society. The government uses boycotts to reorganize the entertainment industry, as well as reminding back the people of China of their cultural roots. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Azahra Prasetyo
"Industri hiburan merupakan sebuah industri yang terlibat dalam penyediaan konten hiburan, seperti radio, film, televisi, dan teater. Di Tiongkok, industri hiburan berkembang dengan pesat sejak adanya kebijakan reformasi dan keterbukaan hingga dapat dikenal di mancanegara, salah satunya di Korea Selatan. Hubungan kerja sama dalam industri hiburan di antara Tiongkok dan Korea Selatan telah terjalin sejak lama, namun hubungan tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar. Salah satunya adalah karena terjadinya THAAD pada tahun 2016, yang membuat Tiongkok memberikan sanksi ekonomi terhadap Korea Selatan. Kondisi hubungan dalam industri hiburan di antara Tiongkok dan Korea Selatan dengan adanya THAAD menjadi pokok bahasan dari penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan ilmu sejarah, yang mencakup beberapa tahapan, yaitu menentukan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak sanksi ekonomi yang diakibatkan oleh THAAD turut terasa dalam kerja sama di industri hiburan, terutama terkait dengan investasi, penayangan konten hiburan Korea Selatan di Tiongkok, dan kerja sama SDM.

The entertainment industry is an industry involved in providing entertainment content, such as radio, film, television, and theater. In China, since the reform and opening up policy, the entertainment industry has grown rapidly and has become recognized internationally, including in South Korea. The cooperative relationship in the entertainment industry between China and South Korea has existed for a long time, but the relationship has not always run smoothly. One of them is due to the deployment of THAAD in 2016, which made China impose economic sanctions on South Korea. The condition of the relationship in the entertainment industry between China and South Korea with the presence of THAAD is the subject of this research. The method used is a qualitative method with a historical approach, which includes several stages, namely determining the topic, heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the impact of economic sanctions caused by THAAD is also felt in cooperation in the entertainment industry, especially related to investment, broadcasting South Korean entertainment content in China, and human resource cooperation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Septia Renjani
"ABSTRAK
Industri barang tiruan shanzhai di RRT tumbuh dan berkembang sejak dimulainya era gaige-kaifang. Pada tahun 2001 RRT menjadi anggota WTO yang berarti Tiongkok harus mentaati semua peraturan perdagangan internasional termasuk tentang perlindungan hak cipta HaKI . Namun, ternyata hal itu tidak menghentikan perkembangan industri shanzhai, bahkan hingga saat ini produknya semakin beragam. Fenomena itu menimbulkan pertanyaan ldquo;mengapa dan bagaimana industri shanzhai dapat terus berkembang, serta bagaimana pula perannya dalam kemajuan ekonomi Tiongkok? rdquo;. Rangkaian pertanyaan itu merupakan masalah utama yang dibahas dalam makalah ini. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis, yang mencakup tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Dari penelitian ini antara lain terungkap bahwa, industri shanzhai berperan penting dalam kemajuan ekonomi Tiongkok, di sisi lain industri ini dapat terus bertahan karena adanya keterkaitan dengan sejarah dan budaya Tiongkok. Perkembangannya mengarah kepada industri kreatif, namun pemasarannya yang gencar dan masif memberi dampak negatif terhadap perekonomian negara lain.

ABSTRACT
The industry of counterfeit goods shanzhai in PRC has grew and flourish since the start of the gaige kaifang era. In 2001 PRC became the member of WTO which means China have to obey the law of international trading including copyright protection. However, it did not stop the growth of the shanzhai industry. Even until now, the product that they make have become more diverse. This phenomenon brings a question on ldquo why and how the shanzhai industry keeps growing and what is its role in the Chinese economic progress rdquo . These questions are the main issues that will be discussed in this paper. This research was conducted by using historical method, which includes heuristic, critic, interpretation and historiography. From the research that have been gather so far, it has been revealed that the shanzhai industry do indeed have an important role for China rsquo s economic progress. On the other hand, the industry could continue to survive because there is a strong interconnectedness with Chinese history and culture. Its development leads strongly towards the creative industry, but due to its vigorous and massive marketing it has render a negative impact on other countries economy."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fatimazzahroh
"Pemindahan dari bahasa tekstual ke dalam bahasa visual merupakan bentuk alih wahana yang paling diminati banyak orang. Pada 2019 Tencent Video merilis drama kolosal berjudul The Untamed melalui platform daring WeTV. Dibalik antusiasme dan kesuksesan yang didapatkan oleh drama ini, nyatanya tidak semua penonton mengetahui bahwa The Untamed merupakan alih wahana dari danmei fenomenal yang berjudul Mo Dao Zu Shi (MDZS). Danmei yang memiliki narasi tentang dinamika hubungan romantis homoseksual yang merupakan isu kontroversial di Tiongkok sehingga pemerintah cenderung dengan tegas sangat membatasi konten media yang berhubungan dengan hal tersebut. Oleh sebab itu The State Administration of Radio, Film, and Television (SARFT) akan memboikot seluruh konten yang melanggar standar penayangan Tiongkok. Penelitian ini mengkaji isu tersebut menggunakan konsep negosiasi budaya dalam menyiasati regulasi sensor pemerintah Tiongkok. Dalam proses negosiasi budaya Tencent Video melakukan modifikasi konten untuk menyesuaikan dengan permintaan SARFT. Baik modifikasi konten dan negosiasi budaya yang dilakukan pada drama The Untamed memiliki tujuan yang sama, yaitu agar kontennya lebih “jinak” sehingga versi visual dari novel MDZS yang tidak layak tayang di media digital dapat dinikmati secara luas pada drama alih wahananya, yaitu The Untamed.

The transfer from textual language to visual language is the most popular form of ecranisation In 2019 Tencent Video released a colossal drama titled The Untamed through the WeTV online platform. Despite the enthusiasm and success of the drama, not all the viewers knew that The Untamed was an ecranisation Danmei which has a narrative about the dynamics of homosexual romantic relationships, a controversial issue in China. Therefore, the government tends to severely restrict media content related to homosexuals. The State Administration of Radio, Film, and Television (SARFT) will ban all content that violates China's broadcast standards. This research analyzes the issue using the concept of cultural negotiation in getting around the Chinese government's censorship regulations. During the process of cultural negotiation, Tencent Video made content modifications to adjust to SARFT's demands. Both content modification and cultural negotiation conducted on The Untamed drama have the same aim, that is to make the content more "tame" thus the visual version of the MDZS novel that is not appropriate for broadcast on digital media can be widely enjoyed on the drama, The Untamed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Peking: Pustaka Bahasa Asing, 1955
297.095 1 CHI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tristan Jachremi Caesarius
"Pencapaian dari kemajuan dan pertumbuhan pesat di bidang ekonomi negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tidak akan terlepas dari Reformasi Keterbukaan dicanangkan oleh Deng Xiaoping pada akhir tahun 1978. Reformasi Keterbukaan telah membuka keran penanaman modal pasar dari dalam negeri serta asing, yang mana sebelumnya negara ini menjalankan sistem perekonomian yang tertutup. Ide reformasi ini melahirkan sosialisme berkarakteristik Tiongkok, yang mana pemerintahan sosialisme mampu menjalankan ekonomi pasar. Almanak Selected Works of Deng Xiaoping Vol. 2 (1983) telah merangkum semua berbagai hal persiapan untuk pelaksanaan Reformasi Keterbukaan. Salah satu artikel dalam almanak ini yang berjudul We Can Develop a Market Economy Under Socialism akan menjadi bahan diskusi yang menarik, khususnya jurnalis Barat bertanya-tanya terkait konsep sosialisme yang modern ini. Deng Xiaoping mampu meyakinkan gagasan orisinalnya kepada Barat melalui berbagai jawaban yang luar biasa. Ciri khas sosialisme Tiongkok dibentuk melalui pengalaman-pengalaman Deng berpolitik dan mempersiapkan Reformasi Keterbukaan. Penelitian ini menggunakan sumber bacaan primer berbahasa Tiongkok dan terjemahannya dalam bahasa Inggris untuk memahami dari sisi orang dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisme Tiongkok memiliki ciri khusus yang tidak dapat ditemukan dalam sosialisme sebelumnya, bersifat pragmatis dan berpegang terhadap prinsip teguh tertentu.
The achievement of progress and rapid growth in the economic sector of the People's Republic of China (PRC) cannot be separated from the Reform and Openning-up launched by Deng at the end of 1978. This reform has opened the tap for investment from domestic and foreign countries which previously It operates a closed economic system. This idea gave birth to socialism with Chinese characteristics, where the socialist government was able to run a market economy. Selected Works of Deng Xiaoping Vol. 2 (1983) has summarized all the various preparations for the implementation of Reform and Openning-up. One of its articles entitled We Can Develop a Market Economy Under Socialism is interesting discussion material, especially for Western journalists wondering about this modern concept of socialism. Deng was able to convince the West of his original ideas through extraordinary answers. The characteristics of Chinese socialism were formed through Deng's experiences in politics and preparing the reformation. This research uses primary reading sources in Chinese and their translations in English to understand from an insider's perspective. The research results show that Chinese socialism has special characteristics that cannot be found in previous socialism, it is pragmatic and adheres to certain firm principles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afianti Fajriyan
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap key informant.Penelitian ini menghasilkan tiga hasil penelitian. Pertama, terdapat beberapa kelemahan pada CFC rules Indonesia antara lain terbatasnya definisi kontrol, tidak adanya definisi low tax juridiction, tidak terdapat ketentuan penghitungan besar dividen. Kedua, terdapat beberapa perbedaan ketentuan CFC Indonesia dengan Tiongkok antara lain tentang definisi kontrol, definisi low tax juridiction, pengecualian penerapan CFC rules. Ketiga, terdapat beberapa rekomendasi OECD yang dapat dilakukan pertimbangan adopsi antara lain perluasan definisi kontrol, pembuatan ketentuan tentang low tax juridiction dan penghitungan atribusi CFC berdasarkan persentase dan periode kepemilikan.

This research uses qualitative approach. Data were collected through in depth interviews of key informants. This study yields three research results. First, there are some weaknesses in CFC rules of Indonesia such as limited definition of control, there is no definition of low tax juridiction, there is no provision of large dividend calculation. Secondly, there are some differences between CFC rules in Indonesia and Tiongkok such as definition of control, definition of low tax juridiction, exemption of CFC rules implementation. Third, there are some OECD recommendations that can be taken into consideration of adoption such as the expansion of the definition of control, the preparation of low tax juridiction and the calculation of CFC attribution based on the percentage and period of ownership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
T48729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naisha Haraini
"[ABSTRAK
Tiongkok adalah negara dengan kebudayaan yang kaya. Salah satu tradisinya adalah pemberian nama
Tiongkok. Masyarakat peranakan Tiongkok di Indonesia juga masih mempertahankan tradisi ini, sehingga
mereka selain memiliki nama dengan menggunakan Bahasa Indonesia, mereka juga memiliki nama
Tiongkok. Banyak hal yang dipertimbangkan dalam memberikan nama Tiongkok seperti harapan, waktu
kelahiran, shio, dan lain-lain. Selain itu, nama Tiongkok haruslah juga terdengar indah, mudah diingat dan
bermakna baik. Mereka terus memiliki nama Tiongkok sebagai penanda bahwa mereka adalah keturunan
orang Tiongkok. Namun, pengunaan nama Tiongkok hanya sebatas di kalangan keluarga saja karena
mereka diwajibkan untuk mengunakan nama Indonesia pada dokumen resmi negara;ABSTRACT Tiongkok is a country that has many tradition. One of it tradition is giving chinese name. Chinese people
who live in Indonesia also has Chinese name. They have both Chinese name and Indonesian name. There
are many factors when they want to give their chinese name. They keep having their Chinese name because
it?s idetified them as a Chinese people. It?s also maintaining their culture tradition. But they only use their
chinese name among their families, its because in official documents, they are required to use their
Indonesian name;Tiongkok is a country that has many tradition. One of it tradition is giving chinese name. Chinese people
who live in Indonesia also has Chinese name. They have both Chinese name and Indonesian name. There
are many factors when they want to give their chinese name. They keep having their Chinese name because
it?s idetified them as a Chinese people. It?s also maintaining their culture tradition. But they only use their
chinese name among their families, its because in official documents, they are required to use their
Indonesian name, Tiongkok is a country that has many tradition. One of it tradition is giving chinese name. Chinese people
who live in Indonesia also has Chinese name. They have both Chinese name and Indonesian name. There
are many factors when they want to give their chinese name. They keep having their Chinese name because
it’s idetified them as a Chinese people. It’s also maintaining their culture tradition. But they only use their
chinese name among their families, its because in official documents, they are required to use their
Indonesian name]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Aliya Idaman
"ABSTRAK
Dalam dunia sekarang ini, teknologi dan internet sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa internet menghubungkan orang-orang dari semua bagian dunia. Saat ini, hampir semua konten terutama musik dan film dapat diakses melalui internet. Namun, sebagian besar konten ini dilindungi oleh hukum hak cipta dan distribusi yang tidak sah, atau pembajakan, adalah ilegal, dan telah menjadi isu utama dalam industri ini. Baru-baru ini, layanan media streaming seperti Netflix dan Spotify telah datang dan mengisi celah di pasar. Ini memiliki potensi untuk mengurangi pembajakan dengan cara menjadi alat yang mudah untuk mengakses musik dan film.Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana layanan berlangganan khususnya Netflix dan Spotify akan mengurangi atau menambah pembajakan. Sebagai studi kualitatif, penelitian ini akan menganalisis aktivitas pembajakan sebelum dan sesudah tahun Spotify dan Netflix timbul. Untuk melakukannya, baik data primer dan sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber di internet. Hasilnya, terlihat bahwa pengenalan layanan berlangganan, khususnya Netflix dan Spotify, telah memiliki peranan yang penting dalam penurunan tingkat pembajakan, meskipun tidak memliki efek yang signifikan. Sebagai tambahan, penting untuk tidak hanya meningkatkan penegakan hukum di industri musik dan film, tetapi juga untukmeningkatkan investasi di layanan berlangganan. Kata Kunci: pembajakan, layanan berlangganan, netflix, spotify

ABSTRACT
In today rsquo s world, technology and the Internet are essential to our daily life. It could be said that Internet connects people from every parts of the world. Nowadays, contents especially music and movies can be access via the Internet. However, the majority of this shared content is protected under copyright law and unauthorised distribution of these contents, also knows as piracy, is illegal, and has become a major issue in this industry. Recently, legal media streaming services such as Netflix and Spotify has came along and fill the gap in the market. These have a potential to reduce piracy by way to being convenient tools to access both music and movies.The aim of this paper is therefore to know how the legal subscription services particularly Netflix and Spotify will decrease or increase piracy. As a qualitative study, this research will analysed the activity of piracy before and after the years of Spotify and Netflix arise. In order to do so, both primary and secondary data was collected from various sources in the Internet. As a result, it is apparent that the introduction of subscription service, particularly Netflix and Spotify, has had a role in the reduction of piracy rates, even though the effects are definitely not that drastic. Based on the results, it is important to not only increasing the enforcement law in the industry, but also to encourage and support by increasing investment in legal subscription services. Key words piracy, subscription services, netflix, spotify "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>