Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Alfisah
"Supervisi dokumentasi keperawatan merupakan suatu upaya dalam meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan baik di rawat inap maupun di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kualitas dokumentasi keperawatan dilakukan pada seluruh perawat di Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan supervisi kepala ruangan dengan kualitas dokumentasi triase dan penerapan pengkajian awal pasien di Instalasi Gawat Drurat (IGD). Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain crosssectional. Sampel di ambil secara acak berjumlah 107 perawat pelaksana yang tersebar di empat Rumah Sakit. Instrumen yang digunakan berupa kuesionersupervisi dokumentasi, kuesioner pengetahuan pendokumentasian diIGD dan lembar observasi penerapan pengkajian awal. Hasil penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan supervisi dengan kualitas dokumentasi (p>0,05). Sedangkan ada hubungan antara karakteristik (jenis kelamin) dengan kualitas dokumentas (p<0,05). Rekomendasi yaitu manajemen perlu menata ulang kembali tingkat pendidikan perawat dengan jenjang karir perawat klinis dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan melalui kualitas dokumentasi di Instalasi Gawat Darurat.

Supervision of documentation is an effort to improve the quality and care services both in the inpatient and in the Emergency Room (IGD). The quality of documentation is carried out on all nurses in the hospital. The purpose of this study was to determine the relationship between the implementation of the supervision of the head of the room with the quality of triage documentation and the application of the initial assessment of patients in the Emergency Room (IGD). The research method uses a quantitative approach with a cross sectional design. Samples were taken randomly from 107 nurses spread over four hospitals. The results of the study there was no significant relationship between the implementation of supervision with the quality of documentation (p>0.05). Meanwhile, the relationship between characteristics (gender) and document quality (p<0.05). The recommendation is that the management needsto rearrange the level of education of nurses by increasing the career of nursesin an effort to improve services through documentation in the Emergency Room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Yulianita
"Mutu asuhan keperawatan dapat dinilai dari pendokumentasian yang dilakukan perawat. Kualitas pendokumentasian dapat ditingkatkan melalui kegiatan supervisi kepala ruangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan supervisi kepala ruangan dengan kualitas dokumentasi keperawatan di Instalasi rawat inap RSU X Depok. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 52 perawat pelaksana yang diambil dengan teknik total sampling dan 93 dokumen keperawatan yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan kuisioner valid (0,31) dan lembar observasi dokumentasi Depkes R.I.
Hasil penelitian ditemukan ada hubungan antara pelaksanaan supervisi dengan kualitas dokumentasi keperawatan (p=0,008, OR=9,286). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas dokumentasi keperawatan adalah pelaksanaan supervisi. Kepala ruangan perlu meningkatkan frekuensi supervisi pada tindakan keperawatan dan pendokumentasian keperawatan. Perawat melakukan pendokumentasian segera setelah berinteraksi dengan pasien.

The quality of nursing care can be assesed from documentation that nurses have done. The quality of documentation can be improved through the head nurse’s supervision activity. This study aimed to determine the relationship between supervision of head nurse and quality of nursing documentation in the wards of X Hospital in Depok. This study was a descriptive correlation research with cross sectional approach. A number of 52 nurses were involved using total sampling and 93 nursing documentation were taken using consecutive sampling technique. Instruments used were validated questionnaires (0,31) and documentation observation sheets by Indonesia Ministry of Health.
The research found a relationship between the implementation of supervision and quality of nursing documentation (p=0,008, OR=9,286). The most dominant factor related to the quality of nursing documentation was the implementation of supervision. Head nurse needs to increased their frequency of supervision in the nursing actions and nursing documentation. Nurse should be documented immediately after interacting with patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Totong Iskandar
"Pendahuluan: Supervisi merupakan implementasi fungsi pengarahan dalam manajemen keperawatan yang bertujuan untuk memastikan dan mempertahankan program terlaksana dengan baik sesuai standar. Usaha pelayanan kesehatan sudah mengalami perubahan dengan bergesernya paradigma yang sebelumnya hanya berfokus kepada quality, sekarang menjadi quality safety.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan antara pelaksanaan supervisi kepala ruangan dengan pelaporan insiden dan budaya keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap.
Metode: Menggunakan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 108 dari 195 perawat pelaksana. Instrumen penelitian terdiri dari karakteristik perawat, supervisi, pelaporan insiden dan budaya keselamatan pasien. Hasil uji validitas dan reliabilitas adalah 0,364-915 (cronbach’s alpha 0,956) untuk variabel supervisi, 0,495-892 (cronbach’s alpha 0,959) untuk variabel pelaporan dan 0,333-694 (cronbach’s alpha 0,927) untuk variabel budaya keselamatan.
Hasil: Supervisi mempunyai hubungan cukup kuat (p=0,000, r=0,481) dengan pelaporan insiden dan (p=0,000, r=0,606) dengan budaya keselamatan. Sedangkan karakteristik perawat tidak mempunyai hubungan (p>0,05) baik dengan pelaporan insiden maupun budaya keselamatan.
Kesimpulan: Pelaksanaan supervisi kepala ruangan mempunyai hubungan dengan persepsi perawat akan pentingnya pelaporan insiden dan penerapan budaya keselamatan pasien di ruang rawat inap. Rekomendasi yaitu mendorong manajemen keperawatan untuk melaksanakan program supervisi dengan segera dibuatkan kebijakan, pedoman, panduan serta standar operasional prosedur untuk peningkatan pelaksanaan supervisi kepala ruangan di rumah sakit.

Introduction: Supervision is an implementation of a directive function in nursing management that aims to ensure and maintain a well-executed program according to standards. The health service business has undergone a change with a shift in the paradigm that previously focused only on quality, now to quality safety.
Objective: To identify the relationship between the implementation of headroom supervision and reporting and patient safety culture by nursing staff in the inpatient room.
Methods: Using a cross-sectional design with a sample of 108 of 195 nurses. Patient safety instruments from nurses, supervision, reporting and patient safety. The results of the validity and reliability tests were 0.364-915 (alpha cronbach 0.956) for the control variable, 0.495-892 (alpha cronbach 0.959) for the reporting variable and 0.333-694 (alpha cronbach 0.927) for the safety culture variable.
Result: Supervision has a strong enough relationship (p = 0.000, r = 0.481) with reporting and (p = 0.000, r = 0.606) with safety culture. While the context of nurses has no relationship (p> 0.05) both in reporting and safety culture.
Conclusion: Supervision of the head of the room which has a relationship with nurses' perceptions of reporting and the application of patient culture in the inpatient room. The recommendation is to encourage nursing management to carry out the supervision program by immediately making policies, guidelines, and standard operating procedures to improve the implementation of supervision of the head of the room in the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sasmiyati
"Keputusan triage sangat penting dalam menentukan kesegeraan pemberian pertolongan kepada pasien yang datang ke IGD. Kesalahan pengambilan keputusan triage berdampak pada risiko keselamatan pasien. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi ketepatan pelaksanaan triase adalah beban kerja mental. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan hubungan beban kerja mental perawat dengan ketepatan triage di RS X. Penelitian dilakukan dengan 47 sampel, diambil menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil analisis didapatkan gambaran karakteristik perawat rata-rata berusia 35.04 tahun dengan masa kerja 12.63 tahun, sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan DIII serta memiliki jenjang karier PK 3 dan tidak ada hubungan antara beban kerja mental perawat dengan ketepatan triage di RS X (p = 0.352, ? > 0.05). Penelitian ini merekomendasikan upaya peningkatan kemampuan triage perlu dilakukan dengan memberi kesempatan perawat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yaitu melanjutkan pendidikan menjadi Sarjana Keperawatan (Ners).

Triage decisions are very important in determining the immediate provision of assistance to patients who come to the emergency room. Errors in triage decision making have an impact on patient safety risks. One of the external factors that can affect the accuracy of triage is the mental workload. This research is a quantitative study with a cross-sectional approach that aims to identify the description and relationship between the mental workload of nurses and the accuracy of triage at X Hospital. The study was conducted with 47 samples, taken using inclusion and exclusion criteria. The results of the analysis show that the average age of nurses is 35.04 years with a working period of 12.63 years, most of them are female with a DIII education level and have a PK 3 career path and there is no relationship between the mental workload of nurses and the accuracy of triage at X Hospital (p = 0.352, ? > 0.05). This research recommends that efforts to increase triage skills need to be carried out by giving nurses the opportunity to develop knowledge, namely continuing their education to become Bachelors of Nursing (Ners)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Agus Suarsana
"Pemberian pelayanan kesehatan memerlukan sumber daya berkualitas agar menghasilkan luaran yang baik. Dengan demikian, sumber daya manusia harus dipandang sebagai aset bahkan investasi rumah sakit. Perawat yang merupakan proporsi ketenagaan terbesar dalam layanan kesehatan akan memberikan sumbangan bagi keberhasilan pelayanan bila dapat melakukan tugas dan fungsinya sesuai standar. Perawat yang memiliki kemampuan dan motivasi yang baik akan berkontribusi terhadap tugas penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit melalui layanan keperawatan. Sebaliknya, perawat yang tidak melakukan asuhan keperawatan dengan baik dan benar dapat menimbulkan masalah pada pelayanan terhadap pasien. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk melihat hubungan antara kemampuan, motivasi dan supervisi perawat terhadap kelengkapan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat RSU Imanuel Sumba. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional kuantitatif dengan metode pengambilan data potong lintang yaitu dengan melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap setiap variabel penelitian satu kali dalam satu waktu. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah perawat di RSU Imanuel. Subjek diminta mengisi kuesioner kemampuan, motivasi dan supervisi. Skor untuk setiap item kuesioner dijumlahkan. Nilai total adalah 100%, nilai 65% atau lebih dianggap baik sedangkan nilai < 65% dianggap kurang. Dari 22 responden perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSU Imanuel Sumba, yang kemudian ditelusuri asuhan keperawatannya, didapatkan 8 orang (36,4 % ) perawat yang kelengkapan asuhan keperawatannya termasuk katagori baik, dan sisanya 14 orang (63,6% ) kelengkapan asuhan keperawatannya termasuk katagori kurang baik. Perawat yang memiliki pengetahuan yang baik 17 (77,3%) dan kurang baik 5 (22.7%). Perawat yang mempunyai keterampilan baik 16 (72,7%) dan kurang baik 6 (27,3%). Perawat dengan motivasi baik 5 (22,7%) dan kurang 17 (77,3%). Perawat yang menyatakan supervisi baik 9 (40,9%) dan kurang 13 (59,1%). Tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan (p value=0,613) dan keterampilan (p value =0,624) dengan kelengkapan asuhan keperawatan. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi (p value=0,039) dan supervisi (p value=0,043) dengan kelengkapan asuhan keperawatan.

Providing health services requires quality resources to produce a good outcome. Thus, human resources should be viewed as assets and even hospital investments. Nurses who are the largest proportion of workforce in health services will contribute to the success of the service if they can perform their duties and functions according to standards. Nurses who have good ability and motivation will contribute to the task of administering hospital health services through nursing services. Conversely, nurses who do not perform nursing care properly and correctly can cause problems in patient care. Therefore, this research was conducted with the aim of looking at the relationship between the abilities, motivation and supervision of nurses on the completeness of nursing care documentation in the Imanuel Hospital Sumba ward. This study used a quantitative observational research design with cross-sectional data collection methods by observing or measuring each research variable once at a time. In this study, the research subjects were nurses at Imanuel General Hospital. Subjects were asked to fill out a questionnaire on ability, motivation and supervision. The scores for each questionnaire item are summed. A total score is 100%, a score of 65% or more is considered good, while a score less than 65 is considered insufficient. Of the 22 nurse respondents who served in the inpatient room of Imanuel Sumba Hospital, whose nursing care was then traced, there were 8 nurses (36.4%) whose complete nursing care was categorized as good, and the remaining 14 people (63.6%) had complete care. nursing is in a poor category. Nurses who have good knowledge 17 (77.3%) and less good 5 (22.7%). Nurses who have good skills are 16 (72.7%) and less good 6 (27.3%). Nurses with good motivation are 5 (22.7%) and less 17 (77.3%). Nurses who stated good supervision were 9 (40.9%) and less 13 (59.1%). There is no significant relationship between knowledge (p value = 0.613) and skills (p value = 0.624) with the completeness of nursing care. There is a significant relationship between motivation (p value = 0.039) and supervision (p value = 0.043) with the completeness of nursing care."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriani
"Latar Belakang: Ketepatan triase pasien trauma di IGD sangat menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan dan menggambarkan kualitas pelayanan di RS tersebut. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan triase pasien kode trauma di instalasi gawat darurat. Metode: Penelitian kohort retrospektif ini menggunakan total sampling terhadap 22 perawat triase yang melakukan aktivasi kode trauma pada pasien trauma kategori merah di IGD. Hasil: 22 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63,6%) berusia kurang dari 33 tahun, secara rata berjenis kelamin laki-laki dan perempuuan (50,0%), sebagian besar responden (68,2%) memiliki tingkat pendidikan DIII, sebagian besar responden (63,6%) memiliki lama bekerja kurang dari 11 tahun, dan sebagian besar responden (54,5%) memiliki ketepatan dalam melakukan triase. Terdapat hubungan yang singnifikan antara lama bekerja dengan ketepatan triase (p 0,002; α 0,05), nilai OR=0,28 yang bermakna bahwa perawat dengan lama bekerja lebih dari sebelas tahun lebih berpeluang 0,28 kali untuk melakukan triase yang tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan atara tingkat pendidikan dengan ketepatan triase (p 0,381; α 0,05), dengan 7 (46,7%) perawat berpendidikan diploma dan 5 (71,4%) perawat dengan Pendidikan ners melakukan triase dengan tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan antara jenis kelamin dengan ketepatan triase (p 0,669; α 0,05), dengan 5 (45,5%) perawat perempuan dan 7 (63,6%) perawat laki-laki melakukan triase dengan tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan antara usia dengan ketepatan triase (p 0,204; α 0,05), dengan 6 (42,9%) perawat usia 33 tahun kebawah dan 6 (75%) perawat usia lebih dari 33 tahun melakukan triase dengan tepat.

Background: The accuracy of triage of trauma patients in the emergency department will determine the success of the services provided and describe the quality of services at the hospital. Objective: To identify the factors that influence the accuracy of triage of trauma code patients in the emergency department. Methods: This retrospective cohort study used a total sampling of 22 triage nurses who activated the trauma code in trauma patients with red category in the emergency department. Results: 22 respondents showed that most of the respondents (63.6%) were less than 33 years old, on average male and female (50.0%), most of the respondents (68.2%) had a DIII education level. most respondents (63.6%) have worked less than 11 years, and most respondents (54.5%) have accuracy in triage. There is a significant relationship between length of service and accuracy of triage (p 0.002; 0.05), OR = 0.28 which means that nurses with more than eleven years of service are 0.28 times more likely to perform appropriate triage. There was no significant relationship between education level and triage accuracy (p 0.381; 0.05), with 7 (46.7%) nurses with diploma education and 5 (71.4%) nurses with nursing education performing triage correctly. There was no significant relationship between gender and triage "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dwi Purnamasari
"Early Warning System EWS merupakan alat skoring yang digunakan untuk memantau kondisi pasien di ruang perawatan maupun di Instalasi Gawat Darurat IGD. Pada IGD yang cenderung overcrowded dan memiliki arus perpindahan pasien yang lambat penggunaan EWS digunakan untuk memantau kondisi pasien melalui tanda-tanda vital sehingga perburukan kondisi pasien dapat segera dikenali.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang initial assessment dengan penatalaksanaan EWS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional yang dilakukan kepada 70 perawat IGD.
Hasil menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat terhadap initial assessment dengan penatalaksanaan EWS di IGD p= 0.001 yang menunjukan semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat tentang EWS yang terdapat dalam initial assessment maka penatalaksanaan EWS yang dilakukan semakin baik, sehingga peningkatan pengetahuan melalui pelatihan perlu ditingkatkan agar penatalaksanaan EWS yang baik dapat dilaksanaakan secara menyeluruh.

Early warning system EWS is a physiological scoring to observe the patients condition not only in hospital wards but also in Emergency Department ED. At an overcrowded ER that have slow of patient flow, EWS is use as an early detection of patients deterioration by observing the vital signs.
The purpose of this study is to identify the relationship between nurses knowledge of initial assessment and the application of EWS at emergency department. This is a quantitative study that used descriptive correlative with cross sectional design toward 70 emergency nurses.
The result showed there is a relationship between Nurses Knowledge of Initial Assessment and The Use of Early Warning System at Emergency Room p 0 .001 that show that the higher the level of nurses knowledge, their behavior is better. It is recommended to maintain the use of EWS in ED that already good through training regularly re sertification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusianah
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif yang dilaksanakan di RSMC Jakarta. Desain penelitian kuantitatif adalah cross sectional bertujuan untuk mendapatkan gambaran hubungan antara motivasi dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses keperawatan di Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta. Responden penelitian berjumlah 115 perawat pelaksana sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian kualitatif dilaksanakan pada enam kepala ruangan dengan in depth interview. Analisis multivariat mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi kebutuhan berprestasi dengan kualitas dokumentasi (p Value < 0,05) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara motivasi kebutuhan afiliasi dan kekuasaan dengan kualitas dokumentasi proses keperawatan (p Value > 0,05) serta variabel yang dominan berhubungan dengan kualitas dokumentasi proses keperawatan adalah supervisi setelah dikontrol oleh motivasi kebutuhan afiliasi, motivasi kebutuhan berprestasi, motivasi kebutuhan kekuasaan, supervisi, pendidikan, pengetahuan, pelatihan dan masa kerja. Hasil penelitian kualitatif didapatkan beberapa tema yaitu kompetensi kepala ruangan dan staf perawat kurang mengenai dokumentasi proses keperawatan, beban kerja tinggi, waktu dan jadwal supervisi yang belum jelas, motivasi menulis yang rendah, tenaga perawat yang kurang serta sistem penghargaan yang tidak adekuat. Usulan peneliti pada institusi pelayanan agar berupaya meningkatkan program supervisi kepala ruangan melalui penataan ulang program supervisi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, meningkatkan motivasi perawat dengan modifikasi sistem reward, pemberian reinforcement, peningkatan jenjang karir, pembinaan dan pendampingan bagi perawat yang tidak kompeten, mengadakan format check list, meninjau ulang kebutuhan tenaga perawat, kejelasan uraian tugas dan pengadaan standar operasional prosedur asuhan keperawatan. Bagi penelitian disarankan untuk melakukan penelitian faktor lain yang mempengaruhi kualitas dokumentasi baik dari aspek individu, kelompok atau organisasi, efektifitas sistem dokumentasi melalui model check list, dan evaluasi kebutuhan tenaga perawat.

This research was conducted out at Marinir Hospital Cilandak and constituted qualitative and quantitative research with descriptive corelation design and had cross sectional nature. The purpose of the study was to identify if there was any relationships between the motivation and supervision with the quality of nursing process documentation The quantitative research was run by distributing quisioner to 115 respondents were selected using inclusion criteria. Meanwhile the qualitative one was conducted through in depth interview by presenting five open questions to 6 respondents. The multivariate analysis suggested that the need of power and the need of affiliation did not significantly relate to the quality of nursing process documentation (p value > 0,05) but the need of achievement significantly related to the quality of nursing process documentation (p Value < 0,05). The supervision significantly related to the quality of nursing process documentation (p Value < 0,05). And then, it was comprehended that the independen variable most related to the dependen variable was supervision that the other variables were in constant situation. In the same time, the qualitative research that gained through in depth interview concluded that the supervisor felt that the competency of nursing staff and the supervisors had not been optimal. It still needed extented knowledge either through formal education or non formal one. Besides, the supervisor had heavy workload and limited time for giving supervison, the frequencies and the schedule had not fixed, low staff motivation in nursing documentation and the system reward was not faired. The researcher recommended that the hospital manager should optimize the understanding on the nursing process documentation into learning formal or informal education, compose some policies in line with rewarding system to documentation and supervisory activities and clearly job description. Further result good, research continuing with another factors which related to the quality of nursing process documentation, the effectivity of check list model documentation or work load of nursing staff."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Nurseptiani
"Waktu tunggu menjadi indikator penilaian mutu pelayanan di IGD. Waktu tunggu pasien diIGD mempengaruhi tingkat keparahan pasien dan kenyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan. Triase menjadi bagian proses penting dalam melakukan pemilahan pasien dan pemberian intervensi medis sesuai dengan kondisi kegawatannya sehingga dapat menurunkanangka mortalitas dan morbiditas.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pasien di IGD RSUD Kramat Jati serta melihat hubungan triase terhadap waktu tunggu. Penelitian dilakukan di IGD RSUD Kramat Jati pada tanggal 15-30Mei 2017 secara kuantitatif n=230 , dan secara kualitatif dengan wawancara mendalam 4 Informan sebagai pendalaman informasi mengenai SPO Triase, Formulir Triase, dan Kebijakan Penetapan Waktu Tunggu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yangbermakna antara warna triase dengan waktu tunggu dengan p-value sebesar 0,014.Diharapkan dalam penelitian ini dilakukan perbaikan terhadap SPO Triase, sosialisasi triasekepada petugas IGD, penyesuaian ruangan IGD sesuai standar Departemen Kesehatan.

Waiting time is part of the indicator of quality of service in Emergency Room. Waiting time patients in ER affect the severity of patients and comfort patients in treatment. Triage is part of important process for sorting patients and medical intervention based on their severity and illness so that it can reduce mortality and morbidity rate in ER.
This study attempts to analyze factors which can affect waiting time in ER at Kramat Jati Hospital and relation between triage and waiting time. Research was conducted on 15 30 May 2017 using quantitativ method n 230 and qualitative method through in depth interview 4 informants about SPO Triage, Form Triage, and policy about waiting time.
The result showed that are correlation between colors triage and waiting time with p value 0,014. Expectation from this research are improvement for SPO Triage, share information about triage for nurse and doctor at ER, and adjusment room of ER according to standard the ministry of health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Anindito
"Supervisi Kepala Ruang terhadap perawat pelaksana penting dalam meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan yang mereka berikan, sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara persepsi
perawat terhadap penerapan supervisi kepala ruang dan kepuasan pasien atas
pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan perawat pelaksana. Desain
penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional. Teknik sampling dengan Purposive Sampling terhadap 94 pasien
dan 94 perawat. Analisis statistik menggunakan Chi Square. Penelitian
mendapatkan hasil bahwa supervisi berhubungan dengan kepuasan pasien
(p=0,002;α=0,005;OR=4,762, CI=95%), sedangkan karakteristik pasien tidak
berhubungan. Penelitian ini merekomendasikan untuk memperbaiki proses
supervisi dan perbaikan asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana terutama
komunikasi, kecepatan tanggap, kepedulian dan pengetahuannya untuk menjawab
pertanyaan pasien demi kepuasan pasien.

Head nurse’s supervision is important to enhance the quality of nursing care they
provide, thereby increasing patients’ satisfaction. This study aimed to identify the
relationship between the implementation of head nurse’s supervision perceived by
nurse staff and patients’ satisfaction with nursing care. This study used descriptive
correlative design and cross-sectional approach. Purposive sampling technique
was utilized to involve 94 patients and 94 nurse staff. The patients and nurses
were given validated questionnaires to obtain data about satisfaction and
supervision implementation respectively. Statistical analysis using Chi Square
identified that supervision was associated with patients’ satisfaction (p = 0.002; α
= 0.005; OR = 4.762, CI = 95%), while patients’ characteristics has no
contribution to patients’ satisfaction.The study recommends to improve
supervision by head nurse and quality of nursing care. In order to enhance
patients’ satisfaction, aspects should be developed are communication,
responsiveness, concern and knowledge to answer patients' questions
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T36059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>