Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Waode Dea Astria
"Menawarkan produk pangan dengan harga lebih murah mendekati tanggal kadaluarsa disebut sebagai produk pangan suboptimal dinilai dapat mendorong pertimbangan pembelian oleh masyarakat. Hal ini didasarkan pada pengetahuan tentang pembelian produk makanan yang dikurangi harga oleh masyarakat dan potensi sampah di masyarakat terfokus. Studi ini bertujuan untuk berkontribusi pada evaluasi apakah menawarkan makanan suboptimal dengan harga lebih rendah akan mengurangi limbah makanan dalam rantai pasokan. Penelitian ini menganalisis pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap penawaran harga produk yang kurang optimal di toko eceran. Penelitian dilakukan di tiga toko eceran di Kota Depok dengan menggali pertanyaan penelitian yang melibatkan 274 pelanggan toko eceran yang dianalisis berdasarkan kuesioner. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode analisis linier berganda menggunakan software SPSS. Hasil temuan menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat mempengaruhi penawaran harga produk yang kurang optimal di toko eceran. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kelebihan pangan yang berujung pada food waste di tingkat eceran dalam pengelolaan pangan berkelanjutan.

Offering food products at lower prices approaching the expiration date, referred to as suboptimal food products, is considered to be able to encourage purchasing considerations by the public. It is based on knowledge of purchasing price-reduced food products by the public and the potential waste in the community focused. The study aims to contribute to the evaluation of whether offering suboptimal foods at a lower price will reduce food waste in the supply chain. This study analyzes public knowledge, attitudes, and behavior toward suboptimal product price offers in eceran stores. The research was conducted in three eceran stores in Depok City by exploring research questions involving 274 eceran store customers who were analyzed based on a questionnaire. The approach used is a quantitative approach with multiple linear analysis methods using SPSS software. The findings show that public knowledge, attitudes, and behaviors influence suboptimal product price offers in eceran stores. This research is expected to be an effective solution to overcome excess food, which leads to food waste at the eceran level in sustainable food management."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Riana
"Jumlah industri di Indonesia ditargetkan akan terus-menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, dalam menjalankan aktivitas bisnisnya setiap industri menghasilkan limbah. Oleh karena itu, pemerintah mengambil peran dengan memberlakukan Standar Industri Hijau SIH sebagai sebuah kewajiban bagi seluruh perusahaan di Indonesia, di mana salah satunya adalah dengan melakukan pengelolaan limbah. Di sisi lain, Perusahaan katering penerbangan sebagai obyek penelitian ini sudah memiliki program pengelolaan limbah yang dilaksanakan dengan berdasarkan ISO 9001 dan ISO 22000. Akan tetapi, setelah dilakukan perhitungan kinerja terhadap divisi HSE perusahaan dalam melakukan pengelolaan limbah, diketahui bahwa limbah di perusahaan belum dikelola dengan baik, di mana limbah makanan merupakan penyebab utama terbentuknya keseluruhan limbah di perusahaan pada tahun 2016. Penelitian ini terfokus pada akar masalah dari segi metode, yaitu tidak efektifnya penggunaan ISO 9001 dan ISO 22000 sebagai acuan perusahaan dalam membuat program pengelolaan limbah. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan saran kepada perusahaan untuk membuat program pengelolaan limbah, khususnya limbah makanan, dengan menggunakan Food Waste Management FWM , tanpa menghiraukan ISO 9001 dan ISO 22000 yang telah dimiliki perusahaan. Analytical Hierarchy Process AHP digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan prioritas program pengelolaan limbah makanan, di mana model AHP ini terdiri atas level 1 yaitu 4 kriteria utama yang berdasarkan aspek keberlanjutan , level 2 yaitu 13 sub kriteria yang berdasarkan ISO 9001:2015, ISO 22000:2009, dan Food Waste Management , dan level 3 yaitu 5 alternatif program yang berdasarkan Food Waste Management . Hasil dari penelitian ini adalah prioritas program pengelolaan limbah makanan yang harus dilakukan perusahaan, yaitu menjual limbah makanan ke pendaur ulang limbah.

The number of industries in Indonesia is targeted to increase from year to year. Meanwhile, in carrying out its business activities every industry produces waste. Therefore, the government takes a role by enacting the Green Industry Standard as an obligation for all companies in Indonesia, one of which is to manage waste. On the other hand, the airline catering company as the object of this research already has a waste management program implemented under ISO 9001 and ISO 22000. However, after the performance calculation of the company 39 s HSE division in waste management, it is known that the waste in the company has not been managed well, where food waste is the main cause of overall waste generation in the company in 2016. This study focuses on the problem root cause in terms of methods, which is the ineffectiveness of the use of ISO 9001 and ISO 22000 as the company 39 s reference in making waste management programs. Therefore, this study advises companies to create waste management programs, especially food waste, by using Food Waste Management FWM , regardless of ISO 9001 and ISO 22000 that the company has had. Analytical Hierarchy Process AHP is used in this study to prioritize the food waste management program, where the AHP model consists of level 1 that is 4 main criteria based on sustainability aspect , level 2 that is 13 sub criteria based on ISO 9001 2015, ISO 22000 2009, and Food Waste Management , and level 3 that is 5 alternative programs based on Food Waste Management . The result of this research is the priority of food waste management program which must be done by company, which is selling food waste to recycling waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umniah Hanesti
"Sampah makanan merupakan jenis sampah yang banyak dihasilkan dari berbagai sektor, seperti rumah tangga, restoran, dll. Hal ini menyebabkan timbulan sampah di Kota Jambi cukup besar yaitu 433,17 ton/hari. Penelitian ini bertujuan menganalisis timbulan dan komposisi sampah makanan restoran, potensi ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku konsumen serta pengelola restoran dalam mengurangi sampah makanan, merekomendasikan konsep pengelolaan sampah makanan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah SNI 1903964-1994, analisis nilai ekonomi dan deskriptif, regresi linear berganda, dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan timbulan & komposisi sampah restoran didominasi sampah makanan 88%, memiliki nilai ekonomi ketika diolah menjadi larva BSF dan kompos. Pengetahuan dan sikap pengunjung berpengaruh positif dan signifikansi dalam mempengaruhi perilaku pengunjung, sedangkan pengelola hanya pengetahuan saja yang berpengaruh pofitif. Rekomendasi konsep pengelolaan sampah makanan restoran yaitu pemerintah menetapkan aturan kepada restoran untuk bekerjasama dengan TPS3R dan Bank Sampah, dan adanya kolaborasi oleh setiap stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sampah makanan restoran.

Food waste is a type of waste that is often generated from various sectors, such as households, restaurants, etc. This causes waste generation in Jambi City to be quite large, namely 433.17 tons/day. This research aims to analyze the generation and composition of restaurant food waste, economic potential, knowledge, attitudes and behavior of consumers and restaurant managers in reducing food waste, recommending the concept of sustainable food waste management. The methods used are SNI 1903964-1994, economic value and descriptive analysis, multiple linear regression, and SWOT. The research results show that the generation & composition of restaurant waste is dominated by 88% food waste, and has economic value when processed into BSF larvae and compost. Consumers knowledge and attitudes have a positive and significant to influence consumers behavior, while the restaurant managers knowledge just has a positive influence. The recommended concept for managing restaurant food waste is that the government sets rules for restaurants to collaborate with TPS3R and the Waste Bank, and there is collaboration by every stakeholder involved in managing restaurant food waste."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allendra Amala Haqqi
"Permasalahan limbah makanan rumah tangga yang menyumbang 61% dari total limbah makanan global memerlukan penanganan serius. Di Indonesia sendiri menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu sekitar 40,8%, pada tahun 2023. Selanjutnya, mayoritas sampah makanan tersebut atau 44,7% berasal dari aktivitas rumah tangga. Maka dari itu diperlukan sebuah penanganan dengan menerapkan food waste management di rumah tangga. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat penerapan manajemen limbah makanan di lingkungan rumah tangga dengan mengadopsi pendekatan hibrida DEMATEL dan ANP. DEMATEL digunakan untuk menstrukturkan hubungan saling ketergantungan antar faktor, sementara ANP memungkinkan pembobotan dan peringkat faktor-faktor tersebut. Pada tahap awal, penelitian ini mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat melalui studi literatur. Kemudian, faktor tersebut divalidasi dan dinilai oleh lima ahli yang telah memenuhi kualifikasi. Hasil penilaian tersebut diolah menggunakan Content Validity Index (CVI) dan Modified Kappa. Selanjutnya, faktor yang tervalidasi dinilai hubungan antar faktornya oleh lima ahli yang telah memenuhi kualifikasi dan diolah menggunakan metode DEMATEL berbasis ANP. Berdasarkan penelitian, faktor dengan dimensi kebiasaan menjadi faktor yang paling berperan.

The issue of household food waste, which contributes 61% of total global food waste, requires serious attention. In Indonesia itself, according to the National Waste Management Information System of the Ministry of Environment and Forestry, around 40.8% of waste is food waste, as of 2023. Furthermore, the majority of this food waste, or 44.7%, comes from household activities. Therefore, it is necessary to implement food waste management in households. This research aims to identify the driving and inhibiting factors in the implementation of food waste management in household environments by adopting a hybrid DEMATEL and ANP approach. DEMATEL is used to structure the interdependent relationships between factors, while ANP enables the weighting and ranking of these factors. In the initial stage, the research identified the driving and inhibiting factors through literature studies. These factors were then validated and assessed by five qualified experts. The results of this assessment were processed using the Content Validity Index (CVI) and Modified Kappa. Subsequently, the validated factors were assessed for their interrelationships by five qualified experts and processed using the ANP-based DEMATEL method. Based on the research, the factor with the habit dimension emerged as the most influential factor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Elia Purwanto
"

Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia. Namun permasalahan dalam aspek lingkungan, sosial dan ekonomi muncul karena sebagian makanan akan terbuang sia-sia, bahkan sampah makanan ini dihasilkan pada setiap tahapan dalam rantai pasok makanan. Masalah ini perlu menjadi perhatian baik pemerintah sebagai regulator maupun pelaku usaha sebagai operator dan masyarakat sebagai konsumen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, proporsi sampah makanan paling banyak dihasilkan pada tahap konsumsi. Tahapan konsumsi dibagi menjadi dua pelaku yaitu food service dan rumah tangga. Makalah ini berfokus untuk membahas timbulan sampah makanan pada sektor layanan makanan di DKI Jakarta dengan menggunakan system dynamics. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan strategi pengurangan timbulan sampah makanan di sektor layanan makanan. Timbulan sampah makanan yang dihasilkan dari tiga sumber: pemasok makanan, layanan makanan, dan food bank. Donasi bahan makanan, kampanye kesadaran sampah, dan pemberian potongan harga untuk makanan yang tidak habis terjual menjadi strategi untuk mengurangi jumlah timbulan sampah.


The need for food continues to increase along with the increase in world population. However, problems in environmental, social and economic aspects arise because some of the food will end up being wasted, in fact, this food waste is produced at every stage in the food supply chain. This problem needs to be of concern to both the government as a regulator and business actors as operators and the public as consumers. Based on research conducted by the Ministry of National Development Planning, the proportion of food waste is mostly generated at the consumption stage. The consumption stage is divided by two actors, food service and households. This paper focuses on discussing the generation of food waste in food services in Jakarta using a causal loop analysis. This study aims to propose a strategy for reducing food waste in the food service sector. Food waste is generated from three sources: food suppliers, food services, and food banks. Food donations, waste awareness campaigns, and giving discounts for food that doesn't sell out are strategies to reduce the amount of waste generated.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Teguh Prasetyo
"Masalah sampah makanan seharusnya dapat mulai dikurangi dari tingkat universitas terutama pada dosen. Studi ini menggunakan normative prompt untuk mengurangi perilaku menghasilkan sampah makanan pada dosen . Pertama, penulis melakukan studi baseline dengan menggunakan kerangka theory of planned behavior pada 100 dosen di Universitas Indonesia untuk menentukan faktor terkuat yang mampu memprediksi penurunan perilaku menghasilkan sampah makanan pada dosen. Kedua, berdasarkan hasil studi baseline, penulis merancang sebuah intervensi menggunakan desain kuasi-eksperimental pre-test--post -test between subject group design selama 2 minggu. Hasil menunjukan bahwa terdapat penurunan berat sampah makanan kolektif di kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pemberian normative prompt pada kelompok intervensi juga mampu menurunkan berat sampah makanan kolektif sebesar 11,56%. Meskipun demikian, secara statistik hasil penurunan berat sampah makanan di kelompok intervensi belum menunjukan adanya signifikansi (p > 0,05). Kesimpulan menunjukan bahwa hipotesis penelitian ini tidak diterima. Namun, intervensi yang  telah dilakukan telah memberikan kontribusi bagi pengurangan masalah sampah makanan di kampus Universitas Indonesia.
Food waste problems should be reduce from university level, especially on lecturer. This current research using normative prompt to reduce food waste behavior among lecturers. First, we conducted a baseline study based on theory of planned behavior among 100 lecturers in Universitas Indonesia to identify strongest factor to reduce food waste behavior on lecturer. Then, we design a quasi-experimental intervention study with pre-test--post -test between subject group design around 2 weeks. We found that collective food waste weight in treatment group has decrease than control group. Using normative prompt can reduce collective food waste weight around 11,56% . However, statistic analysis found that there was no significant difference between control and treatment group (0,05). This study conclude that research hypothesis were not accepted. Nevertheless, this study has contribute to reduce food waste problems in Universitas Indonesia. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T53385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Chairany
"Industri Pertanian menjadi leading sector program sustainable development goals (SDGs) yaitu pada produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Salah satu indikator program produksi dan konsumsi yang berkelanjutan adalah  Food Loss dan Food Waste (FLFW). Produk pertanian yang memiliki potensi yang sangat luas yaitu cabai rawit. Tetapi cabai rawit merupakan produk yang mudah rusak. Tantangan yang dihadapi para pemegang kepentingan di sektor pertanian dalam mewujudkan program SDGs adalah bagaimana memenuhi permintaan pasar dalam menyediakan cabai rawit yang berkualitas sehingga potensi FLFW bisa dihindari. Sehingga penelitian ini dibuat untuk pemegang kepentingan rantai pasok cabai rawit dalam memodelkan permasalahan tersebut. Penelitian ini melakukan prioritasi aksi pengurangan FLFW dengan menggunakan manajemen risiko, lean supply chain, dan system dynamics. Peneliti memberikan rekomendasi tiga alternatif strategi yaitu contract led by collector, contract led by cooperative, dan contract between farmer and Retailer. Hasil dari simulasi model menunjukkan bahwa strategi contract led by collector menghasilkan penurunan FLFW tertinggi. Sedangkan contract between Farmer and Retailer merupakan strategi yang paling tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap penurunan FLFW. Model pada penelitian dapat dijadikan sebagai model dasar untuk kasus yang serupa pada produk pertanian lainnya dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

The agricultural industry is the leading sector for the sustainable development goals (SDGs) program: sustainable production and consumption which one indicator of it is Food Loss and Food Waste (FLFW), especially in agricultural products. One agricultural product with vast potential to reduce its FLFW impact in Indonesia is cayenne pepper, a perishable product. The challenge faced by stakeholders in the agricultural sector in realizing the SDGs program is how to meet market demand by providing quality products in an efficient and effective supply chain system to avoid the potential for FLFW. This research aims to find the best strategy to establish this system. This research prioritizes the strategy for FLFW reduction using a combination of three perspectives: risk management, lean supply chain, and system dynamics. The findings recommend three alternative strategies: a contract led by collectors, a contract led by cooperatives, and a contract between farmer and retailer. The model simulation results show that the led-by-collector contract strategy produces the highest FLFW reduction. In comparison, the contract between Farmer and the Retailer is the least contributing strategy. Furthermore, the model in this study can be used as a basic model for similar cases in other agricultural products and further development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurahma Herwinda Putri
"Pertumbuhan penduduk Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan akan berdampak besar bagi berbagai sektor termasuk limbah padat. Persentase sampah terbesar yang dihasilkan di Indonesia diketahui merupakan sampah organik, khususnya sisa makanan. Hal ini mengkhawatirkan karena semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka akan semakin banyak sampah yang terbuang dan tak terkelola. Selain itu, pertambahan jumlah penduduk juga menjadi tantangan terhadap ketersediaan sumber daya alam yang terbatas. Besarnya timbulan limbah di sisi lain sebetulnya dapat menjadi sumber daya alternatif untuk mengatasi masalah ini. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis permintaan masyarakat Desa Padamukti terhadap teknologi dan produk hasil pengolahan sampah organik sisa makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat menjadi bahan acuan untuk menjadi program pengolahan sampah organik menjadi produk olahan yang bernilai tinggi dan diminati masyarakat. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dimana pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuisioner. Hasil dari kuisioner yang dibagikan akan diolah menggunakan analisis deskriptif statistik dan regresi linier berganda untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar permintaan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh 46% responden setuju dan 14% responden sangat setuju membutuhkan teknologi untuk mengolah sampah sisa makanan yang dihasilkan dengan teknologi yang paling diminati adalah komposting dengan besar persentase responden setuju sebesar 38% dan sangat setuju sebesar 30%. Sedangkan sebesar 49% responden setuju dan 14% responden sangat setuju tertarik membeli produk hasil pengolahan sampah sisa makanan dengan produk yang paling diminati adalah biogas dengan persentase responden setuju sebesar 36% dan sangat setuju sebesar 22%. Faktor kebutuhan, kemudahan, biaya, dan pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan akan teknologi pengolah sampah dengan nilai signifikansi berurutan dari 0,03; 0,04; 0,04; dan 0,03 sedangkan faktor kualitas, sifat yang ramah lingkungan, distribusi, dan pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan akan produk hasil pengolahan sampah organik sisa makanan di Desa Padamukti dengan nilai signifikansi berurutan dari 0,02; 0,01; 0,02; dan 0,03. Penyediaan bantuan sarana dan prasarana pengolahan sampah organik sisa makanan oleh pemerintah diperlukan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengolah sampah. Pemberian penyuluhan dan pelatihan terhadap berbagai jenis teknologi pengolahan sampah organik sisa makanan beserta manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat juga diperlukan untuk memberikan pilihan bagi masyarakat dalam mengolah sampah yang dihasilka

Indonesia's population growth is expected to continue to increase and will have a major impact on various sectors including solid waste. The largest percentage of waste generated in Indonesia is known to be organic waste, especially food waste. This is concerning because the higher the population growth, the more waste will be wasted and unmanaged, the increase in population is also a challenge to the availability of limited natural resources. The amount of waste generated on the other hand can be an alternative resource to overcome this problem. Therefore, this study was conducted to analyze the demand of the Padamukti Village community for technology and products from processing the organic food waste and the factors that influence it so that it can be used as reference material to become a program for processing organic waste into processed products that are of high value and are of interest to the public. The research was conducted with a quantitative approach where data collection was carried out by interviewing and distributing questionnaires. The results of the distributed questionnaires will be processed using statistical descriptive analysis and multiple linear regression to find out what factors influence the demand. Based on the data obtained, 46% of respondents agree and 14% of respondents strongly agree that technology is needed to process food waste produced the most desirable technology is composting with a large percentage of respondents agreeing at 38% and strongly agreeing at 30%. Meanwhile, 49% of respondents agree and 14% of respondents strongly agree that they are interested in buying products from food waste processing with the most desirable product being biogas with the percentage of respondents agreeing at 36% and strongly agreeing at 22%. The factors of need, convenience, cost, and household income have a significant effect on the demand for waste processing technology with sequential significance values of 0,03; 0,04; 0.04; and 0,03 while factors of quality, environmentally friendly nature, distribution, and household income have a significant effect on the demand for products from processing organic food waste in Padamukti Village with sequential significance values of 0,02; 0,01; 0,02; and 0,03. The government needs to provide facilities and infrastructure for processing food waste and organic waste to facilitate the community in processing waste. Providing counseling and training on various types of food waste processing technology along with the benefits that can be provided to the community is also needed to provide choices for the community in processing the waste they produce."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bartono P.H.
Andi: Yogyakarta, 2005
338.19 BAR a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunisa
"Limbah makanan merupakan salah satu limbah yang jumlahnya paling tinggi. Untuk menurunkan timbulan limbah makanan maka perlu diupayakan pengelolaan melalui penurunan timbulan. Redistribusi makanan surplus mulai dilakukan sebagai cara untuk mengurangi limbah makanan dan kerawanan pangan. Makanan surplus adalah makanan yang jumlahnya berlebih namun masih aman dan layak dikonsumsi. Tujuan tesis ini adalah  Menyusun strategi pengelolaan makanan surplus sehingga tidak meningkatkan timbulan limbah dan berakhir di TPA. Metode yang digunakan adalah metode mix-method. Berdasarkan hasil penelitian, pengelolaan makanan surplus berjalan dengan bagus pada aspek teknis dan manajerial sedangkan aspek ekonomi tidak berjalan bagus. Penerima makanan surplus memiliki persepsi dan sikap yang baik terhadap redistribusi makanan surplus. Berdasarkan hasil analisis, tantangan yang ada saat ini adalah tidak adanya regulasi yang mengatur redistribusi makanan surplus dan rendahnya inisiatif atau dukungan dari pemerintah. Strategi yang direkomendasikan antara lain menetapkan peraturan yang mengatur pengelolaan redistribusi makanan surplus, adanya insentif dan disentif dalam upaya penurunan limbah makanan dan pengelolaan makanan surplus, pemberdayaan NFA dalam pengembangan foodbank dan menjaga kerja sama yang baik antara foodbank, donatur dan penerima.

ood waste is one of the highest sources of waste. Finding management through reduction is essential to lowering the production of food waste. The redistribution of surplus food began to be carried out to reduce food waste and food insecurity. Food surplus is food that is in excess but is still safe and suitable for consumption. This thesis aims to devise a strategy for managing food surpluses so that they do not increase waste generation and end up in landfills. The method used is the mix-method method. Based on the research results, food surplus management went well in the technical and managerial aspects, while the economic aspects did not. Recipients of food surplus have a good perception and attitude toward receiving redistributed food surplus. The current challenges are the absence of regulations about redistributing surplus food and the need for more initiative or support from the government. The recommended strategies include establishing regulations governing the redistribution of surplus food, providing incentives to reduce food waste and manage surplus food, empowering NFA to develop food banks and maintaining good cooperation between food banks, donors, and recipients."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>