Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Indonesia memiliki potensi besar dalam pariwisata dengan obyek yang tersebar di seluruh nusantara. selain pengeluaran dari wisman, aktivitas pariwisata yang dilaksanakan oleh wisatawan nusantara (wisnus) juga memutar ekonomi daerah. Untuk itu, pemerintah daerah (Pemda) perlu ambil inisiatif mengajak pemangku kepentingan swasta dan masyarakat untuk turut serta mengembangkannya. Suatu destinasi wisata berorientasi global atau di lingkup daerah dapat dikatakan siap dikunjungi wisman atau wisnus apabila lokasi wisata tersebut sudah siap dari aspek infrastruktur dan fasilitas dasar ke dan di lokasi seperti jalan, air bersih, listrik, jaringan komunikasi; sumber daya manusia (SDM) di sekitar destinasi wisata siap menerima kedatangan wisatawan; dan destinasi wisata selain menyajikan daya tarik utamanya juga memiliki atraksi dan produk yang khas. kesiapan tersebut merupakan syarat keharusan agar destinasi wisata dapat secara berkelanjutan menjadi objek wisata favorit atau unggul yang selalu dikunjungi"
Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, 2019
338.479 1 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pariwisata, Seni dan budaya, 1998
338.479 1 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya, Direktorat Jenderal Pariwisata, 1998
915.98 DIR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Buchanan, Norman S.
Jakarta: Jaya Sakti, 1961
338.91 BUC m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Didiek Wiet Aryanto
Yogyakarta: PT Kanisius, 2020
658.872 VIN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hania Rahma
"Pada era desentralisasi saat ini tuntutan terhadap daerah untuk menyelenggarakan pembangunana secara tepat dan meningkatkan perekonomian daerah menjadi semakin tepat dan meningkatkan perekonomian daerah menjadi semakin tajam. Kedua isu krisis yaitu krisis ekonomi dan otonomi daerah telah membuka peluang bagi daerah untuk menggunakan pendekatan Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) sebagai salah satu instrumen pembangunan karena PEL menyediakan pendekatan dan berbagai strategi bagi daerah untuk meningkatkan daya saing, mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan sekaligus meningkatkan daya saing, mendorong pertumbuhan ekonomo, menciptakan lapangan kerja dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pembahasan mengenai PEL menjadi sangat relevan dan menarik. Tulisan ini mencoba untuk mengupas konsep PEL dan relevansinya dengan kebijakan dan kondisi perekonomian di Indonesia teruatama di era desentralisasi ini. Daerah terutama kabupaten dan kota akan menjadi fokus pada sebagian besar bahasan yang disajikan pada tulisan ini."
2006
JUKE-1-3-Apr2006-303
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Novianti
"Terjadinya disparitas pertumbuhan ekonomi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), telah melatarbelakangi dibentuknya Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (KAPET). Pada Kapet-kapet tersebut akan diprioritaskan upaya-upaya pembangunan baik berupa pengembangan infrastruktur, pengembangan sumberdaya alam yang menjadi komoditas potensial, pengembangan sumberdaya manusia, maupun pengembangan kelembagaam Untuk mendukung aktifitas pembangunan di Kapet, pemerintah memberikan bermacam-macam insentif atau kemudahan-kemudahan kepada dunia usaha maupun masyarakat untuk menanamkan modalnya. Kapet- ini diharapkan dapat menjadi `Pusat Pertumbuhan' yang pada gilirannya mampu merangsang pertumbuhan wilayah seldtarnya (hinterlands) melalui apa yang disebut `trickle down effects'.
Pembangunan growth centre dipercayai para pengambil kebijakan maupun perencana bail( di negara maju ataupun negara-negara berkembang termasuk Indonesia sebagai suatu strategi yang dapat mengatasi kesulitan dalam melaksanakan percepatan pembangunan daerah. Namun strategi pengembangan growth centre ini menimbulkan silang pendapat di antara para ahli. Niles Hansen (1972:103), misalnya mengatakan bahwa strategi di atas, khususnya di negara-negara berkembang mengalami banyak hambatan atau kegagalan, antara lain disebabkan karena masalah `keuangan' yang ternyata merupakan kendala terbesar bagi berhasilnya pembangunan pusat-pusat pertumbuhan tersebut. Demikian pula halnya dengan Harry W. Richardson (1978:134) menyatakan bahwa banyak dari negara-negara berkembang yang meninggatkan konsep pembangunan ini karena `spread effects' yang dihasilkan dan yang diharapkan mampu untuk mengembangkan daerah sekitarnya ternyata tidak pemah terwujud dan hanya menyerap sedikit sekali tenaga kerja.
Upaya mendorong pertumbuhan ekonomi KAPET Parepare dilakukan dengan mengembangkan sektor-sektor unggulan, seperti sektor pertanian dan sektor industri. Upaya ini didukung dengan pengembangan sarana dan prasarana yang sudah tersedia, agar dapat lebih menarik minat investor menanamkan modalnya di kawasan ini. Dad basil perhitungan LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian dan sektor bangunan dan konstruksi menjadi sektor basis di kawasan ini. Analisis shift share menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di KAPET Parepare secara umum lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor-sektor yang sama di tingkat propinsi_ Hal ini mengindikasikan strategi pembangunan KAPET Parepare secara sektoral memang berbeda dengan Sulawesi Selatan. Analisis regress data panel menunjukkan bahwa PDRB seluruh daerah yang termasuk KAPET Pare-Pare dipengaruhi oleh nilai produksi pertanian, jumlah tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja, kapasitas daya listrik terpasang, konsumsi listrik, dan variabel bonekaldummy (menunjukkan perbedaan sebelum dan setelah diberlakukannya kebijakan pembentukan KAPET Parepare). Analisis disparitas menunjukkan bahwa setelah pembentukan KAPET Parepare, kesenjangan pendapatan perkapita antar daerah dalam kawasan sernakin bertambah_ Berarti pengembangan KAPET Parepare belum membawa manfaat bagi pemerataan terhadap pendapatan perkapita antar daerah.
Perlu ada diciptakan keterpaduan dan keterkaitan fungsional berbagai kegiatan dan program antar sektoral dan antar daerah. Hal ini selain untuk menciptakan sinergi potensi wilayah KAPET Parepare, juga semakin memperkecil disparitas antar daerah dalam kawasan tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12594
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Mahesa Renjana
"Tesis ini membahas tentang strategi pengembangan pasar melalui pembuatan profil perusahaan dan website pada UMKM yang bergerak pada industri usaha penjahitan dan pembuatan jas, yaitu PT Lora Blessindo. Aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh PT Lora Blessindo masih sangat minim. Untuk itu, tujuan dari business coaching ini adalah membuat profil perusahaan yang dapat merepresentasikan identitas perusahaan secara umum. Tujuan kedua adalah mengembangkan saluran pemasaran melalui pemasaran digital dengan pembuatan website. Kemudian, PT Lora Blessindo memiliki potensi untuk mengembangkan layanan yang dimiliki melalui pengembangan pasar, sehingga strategi pengembangan pasar perlu diterapkan untuk menggarap pasar yang baru. Setelah proses business coaching ini, perubahan yang positif diharapkan terjadi pada model bisnis PT Lora Blessindo. Sehingga, identitas merek PT Lora Blessindo diciptakan melalui profil perusahaan, lalu memanfaatkan website untuk memasarkan layannnya, dan dapat menggarap pasar baru melalui strategi pengembangan pasar.

This thesis research is focusing on the market development strategy through company profile and website creation for SME in tailoring formal and customized suit industry, which is Lora Blessindo. Furthermore, it caused by Lora Blessindo lack of marketing activities itself too. Therefore, the purpose of business coaching is to create a company profile that can represents the companys identity generally. The second purpose is to develop marketing channels through digital marketing by website creation. Then, Lora Blessindo has the potential to develop their existing service through market development, hence a market development strategy needs to be implemented in order to serve new markets. After the process of business coaching, positive changes are expected to occur on Lora Blessindos business model. Thus, Lora Blessindos brand identity is created through company profile, then they can utilize website to market their services, and enable to serve new market through market development strategy"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pramahesti
"ABSTRAK
Perkembangan finansial menjadi salah satu indikator yang berpengaruh dalam menganalisis konsumsi energi. Dampak ini memungkinkan positif atau negatif tergantung dengan pertumbuhan ekonomi berjalan secara efisien atau tidak. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak perkembangan finansial terhadap konsumsi energi secara tidak langsung melalui efek pertumbuhan eonomi di negara ASEAN 3 pada periode 1990 ndash; 2013. Dengan menggunakan sistem persamaan simultan, didapatkan bahwa dampak positif dan signifikan diperoleh dari pertumbuhan ekonomi terhadap konsumsi energi, harga energi memiliki dampak yang signifikan namun negatif terhadap konsumsi energi dan urbanisasi tidak signifikan berpengaruh terhadap konsumsi energi. Perkembangan finansial di sektor perbankan dan pasar saham memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap konsumsi energi melalui pertumbuhan ekonomi, besaran dampak dari sektor perbankan lebih kuat dibandingkan di sektor pasar saham. Analisis ini mendorong pembuat kebijakan untuk dapat mempertimbangkan sektor finansial dalam merencanakan kebijakan khususnya di sektor energi.
ABSTRACT
Financial development become one of the indicators in assessing affects in energy consumption. This effect may be either positive or negative whether economic growth occurs in an efficient manner or not. This research was done to investigate the impact of financial development on energy consumption through economic growth channel in ASEAN 3 over the 1990 ndash 2013 period. By employing simultaneously equation, this study finds the positive and significant impact of economic growth on energy consumption, the effect of energy prices over energy consumption is also significant but negative. Urbanization has no significantly effect over energy consumption. Financial development in banking and stock market sector positively and significantly affect energy consumption through economic growth channel, the impact from banking sector is more powerful than the stock market. This analysis encourages for policymakers to consider the impact of financial development in policy planning especially in the energy sector."
2017
T47300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustian Kamaluddin
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1989
338.9 RUS b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>