Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ester Laura Kartini
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara pembangunan infrastruktur pekerjaan umum yaitu sistem penyediaan air minum dan sanitasi (SPAMS) layak terhadap pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi di Indonesia pada tahun 2005-2015 serta menganalisis faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi di Indonesia pada tahun 2005-2015. Metode penelitian yang dipergunakan pendekatan kuantitatif dan pengujian hipotesis dengan mengumpulkan dan menggunakan data sekunder untuk dianalisis. Pengujian kesesuaian model menunjukkan bahwa metode yang tepat untuk digunakan adalah metode fixed effect model. Hasil analisis dengan metode fixed effect model menunjukkan bahwa pembangunan Infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum Layak sebagai infrastruktur Pekerjaan Umum memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005-2015. Sedangkan pembangunan sanitasi sebagai infrastruktur Pekerjaan Umum tidak memiliki pengaruh yang signifikan namu memiliki hubungan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005 – 2015. Faktor lain yang terdiri dari Angka Partisipasi Murni tingkat SMA dan Pembentukan Modal Tetap Bruto secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005-2015. Sedangkan jumlah tenaga kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Indonesia pada tahun 2005-2015.

The purpose of this research is to analyze the influence of drinking water and sanitation access on regional economic growth province in indonesia year 2005-2015 and to analyze other factors affecting provincial economic growth in Indonesia in 2005-2015. The research method used a quantitative approach and hypothesis testing by collecting and using secondary data to be analyzed. The model conformity test shows that the right method to use is the fixed effect model. The result of analysis with fixed effect model shows that the development of Infrastructure of Water Supply infrastructure has a significant positive impact on Regional Economic Growth in Indonesia in 2005-2015. While Environmental Sanitation of Settlement as Public Works infrastructure has not a significant positive impact on Regional Economic Growth in Indonesia in 2005-2015. While other factors consisting of Pure Participation Rate (Angka Partisipasi Murni) SMA, Gross Fixed Capital Formation together have a positive influence on Regional Economic Growth in Indonesia in 2005-2015."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wahyudi
"

Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kematian anak-anak, terutama di negara-negara berkembang. Akses air minum dan sanitasi yang buruk adalah pendorong utama penyakit ini. Indonesia masih menghadapi masalah dalam menyediakan air minum yang baik dan akses sanitasi yang layak bagi semua masyarakat. Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk memenuhi target Sustainable Development Goals (SDG) dalam kategori sanitasi dan air bersih pada tahun 2019 dengan tema 'universal access'. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah sanitasi dan air yang tidak layak menyebabkan penyakit diare di Indonesia dan untuk membahas perkembangan penyediaan sanitasi dan penyediaan air bersih di Indonesia sehingga apakah Indonesia dapat mencapai target SDG pada tahun 2019. Penellitian ini menggunakan linear growth method dan logistic regression untuk membuat proyeksi dan menganalisis. Penelitian ini menggunakan data Sosio-Ekonomi Indonesia (SUSENAS) untuk 2011 dan 2015. Studi ini menemukan bukti bahwa air yang buruk dan sanitasi yang buruk secara terus menerus menyebabkan diare di Indonesia. Kami juga memperkirakan bahwa Pemerintah Indonesia gagal mencapai target SDG pada tahun 2019.


Diarrhea remains one of the main causes of death of young children, particularly in developing countries. Poor water and sanitation are the main drivers of this disease. Indonesia still faces problems in providing improved drinking water and proper sanitation access for all communities. The Government of Indonesia has pledged to meet the target of SDGs in sanitation and clean water in 2019 with ‘universal access’. This study objective to examine whether the relationship between unimproved sanitation, unimproved water and diarrhea diseases in Indonesia and to discuss the latest development of sanitation and clean water provision in Indonesia using Indonesia’s Socio-Economic Survey (SUSENAS) data for 2011 and 2015. This research uses linear growth method and logistic regression to make projection and analysis. The study finds evidence that poor water and poor sanitation continue to cause diarrhea in Indonesia. We also predict that the Indonesian Government cannot achieve the target of SDG in 2019."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2018
T52003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Estiqomah
"Infrastruktur memiliki peranan penting dalam meningkatkan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Infrastruktur air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang dapat dapat memperbaiki kondisi kesehatan, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan perlindungan lingkungan. Adanya kesenjangan antar wilayah maka dibutuhkan adanya pemetaan infrastruktur sehingga dapat mengetahui prioritas pembangunan. Indikator penilaian didapatkan dengan studi literatur. Pemetaan infrastruktur didapatkan dengan kuesioner yang diolah dengan metode AHP.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan peringkat kota sebagai berikut; Surabaya, Banda Aceh, Banjarmasin, Denpasar, Medan, Yogyakarta, Jakarta, Mamuju, Palembang, Makassar, Mataram, Pontianak, Jayapura, Jambi, Bandung, Padang, Semarang, Serang, Ternate, Bengkulu, Manokwari, Pangkal Pinang, Kendari, Palangkaraya, Bandar Lampung, Samarinda, Pekanbaru, Gorontalo, Tanjung Pinang, Kupang, Ambon, Manado.

Infrastructures have important roles in escalating and preserving rapid economic growth. Drinking water and sanitation infrastructure are basic human needs which can mend heatlh condition, increase quality of life and provide environment protection. Nevertheless, there are disparities in drinking water and sanitation infrastructure in Indonesia. Therefore, the need for mapping drinking water and sanitation infastructure is expected to determine the pattern of development and improvement of future drinking water and sanitaion infrastructure. Literature studies are used as sources for scoring selected indicators. The weight of each indicators is acquired by questionaires.
The result of this research indicates the rank of capital of provinces as follows; Surabaya, Banda Aceh, Banjarmasin, Denpasar, Medan, Yogyakarta, Jakarta, Mamuju, Palembang, Makassar, Mataram, Pontianak, Jayapura, Jambi, Bandung, Padang, Semarang, Serang, Ternate, Bengkulu, Manokwari, Pangkal Pinang, Kendari, Palangkaraya, Bandar Lampung, Samarinda, Pekanbaru, Gorontalo, Tanjung Pinang, Kupang, Ambon, Manado.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nizaruddin
"Stunting pada anak usia 0-59 bulan balita merupakan dampak malnutrisi yang memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang buruk, morbiditas, dan mortalitas. Pentingnya air minum yang aman, sanitasi, dan perilaku higienis telah lama dikenal berkaitan dengan kesehatan masyarakat secara umum dan khususnya terhadap kesehatan bayi dan anak-anak. Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang buruk dapat meningkatkan kejadian penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh sanitasi, sumber air minum, dan pengolahannya terhadap prevalensi stunting balita di Indonesia. Data yang digunakan berasal dari Indonesia Family Life Survey IFLS 5. Berdasarkan hasil regresi logistik, variabel bebas utama yaitu status sanitasi, sumber air minum, dan pengolahan air minum, berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting. Balita yang paling beresiko menjadi stunting adalah yang tinggal di rumah tangga tanpa sanitasi yang layak, sumber air minum bukan ledeng, dan mengkonsumsi bukan air mineral yang tidak dimasak.

Stunting in under five children is an impact of malnutrition that contributes to poor quality of life, morbidity, and mortality. The importance of safe drinking water, sanitation, and hygiene behavior has long been recognized in relation to public health, health of infants and children in particular. Lack access to clean water and sanitation facilities can increase the occurrence of infectious diseases that can make energy for growth diverted to the body rsquo s resistance to infection, nutrition difficult to absorb by the body and growth retardation. This study aims to observe the effect of sanitation, drinking water sources, and drinking water treatment status on the prevalence of stunting in under five in Indonesia. The data used are from Indonesia Family Life Survey IFLS 5. Based on the logistic regression results, the primary independent variables such as sanitation, drinking water sources, and drinking water treatment status significantly influence the occurrence of stunting in Indonesia. The risk of stunting is highest for under five living in households with poor sanitation, drinking water sources other than piped water, and consuming non boiled non mineral water."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
T48828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratria Anggraini Sudarsono
"ABSTRAK
RPJMN 2015-2019 mengamanatkan pencapaian target akses universal air minum tahun 2019 sehingga diperlukan upaya mencapai target tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis pencapaian kebijakan 100 akses air minum berdasarkan tren pendanaan, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi dan kepadatan penduduk, serta mengetahui pendanaan yang paling berpengaruh terhadap cakupan air minum. Pendekatan kuantitatif yang digunakan adalah regresi data panel, dilengkapi analisis deskriptif. REM menunjukkan variabel pendanaan, PDRB per kapita, dan kepadatan penduduk mampu menjelaskan variabel cakupan air minum sebesar 23,57 , sementara sisanya dijelaskan variabel diluar model. PDRB per kapita merupakan variabel berpengaruh terbesar terhadap cakupan, diikuti variabel Kepadatan Penduduk. Untuk pendanaan, APBN merupakan variabel yang signifikan memberikan pengaruh tertinggi terhadap cakupan, diikuti variabel APBD, sedangkan variabel pendanaan lain tidak signifikan. Cakupan air minum tahun 2019 berdasarkan perhitungan harga satuan adalah 80,21 , artinya target akses universal tidak tercapai. Investasi berpengaruh positif pada cakupan, namun investasi total per kapita yang tinggi belum tentu memberikan tambahan cakupan yang tinggi. Dana pemerintah berpengaruh positif terhadap cakupan, meskipun pada level investasi per kapita yang sama, tambahan cakupan yang dihasilkan berbeda dengan range yang cukup besar. Intervensi publik untuk infrastruktur air minum mutlak diperlukan karena besarnya distribusi layanan dan besarnya kemungkinan kegagalan pasar. Oleh karena itu, untuk mencapai akses universal, diperlukan peningkatan pendanaan yang substansial sejalan dengan peningkatan PDRB per kapita dan kepadatan penduduk di wilayah pelayanan. Kata kunci: Data Panel; Akses Universal; Air Minum; Pendanaan.

ABSTRACT
RPJMN 2015 2019 mandates the achievement of universal access of drinking water in 2019 so that efforts are needed to achieve these targets. This study aims to analyze the achievement of 100 access of drinking water based on funding trend, considering the economic condition and population density, as well as to find the most impacted funding to water coverage. Quantitative approach used is panel data regression, equipped with descriptive analysis. REM shows variables of funding, GRDP per capita, and population density is able to explain the drinking water coverage variables of 23.57 , while the rest are explained by variables outside the model. PDRB per capita has the biggest impact on coverage, followed by Population Density. On funding, APBN is a significant variable that giving the highest impact on coverage, followed by APBD, while other funding variables are not significant. The drinking water coverage in 2019 based on unit cost calculation is 80.21 , so that universal access target is not reached. Investment has a positive effect on coverage, but high per capita total investment may not necessarily provide high coverage. Government funds have a positive effect on coverage, although at the same level of investment per capita, the additional coverage generated will be different with a considerable range. Public intervention for drinking water infrastructure is absolutely required because of large distribution of services and the high probability of market failure. Therefore, to achieve universal access, substantial funding is required in line with increasing per capita GDP and population density in service areas. Keywords Panel Data Universal Access Safe Drinking Water FundingJEL Classification C23 H54 H76."
2018
T49117
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Juwita Hendriani
"ABSTRAK
Infrastruktur diperlukan terutama dalam upaya meningkatkan perekonomian suatu wilayah yang meliputi jalan, listrik dan jaringan air bersih. Keberadaan infrastruktur secara umum dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini membahas peran infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional secara keseluruhan, pertumbuhan sektor industri dan sektor jasa kota-kota di propinsi Jawa Timur dengan analisis ekonometrika menggunakan data panel pada periode tahun 2000-2012. Variabel terikat yang digunakan adalah PDRB secara keseluruhan, nilai tambah sektor industri, dan nilai tambah sektor jasa. Sedangkan variabel bebasnya adalah panjang jalan, energi listrik yang terjual, dan jumlah produksi air yang terjual. Variabel kontrol yang digunakan yaitu kenaikan BBM tahun 2005 dan angkatan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keberadaan infrastruktur dan angkatan kerja dengan pertumbuhan ekonomi.

 

 

 


Infrastructure is absolutely necessary, especially in an effort to improve the economy of a region which includes roads, electricity and sanitation. The existance of infrastructure in general can be a positive impact on economic growth. This research discusses the contribution of infrastructure on regional economic growth, industrial sector growth, and services sector growth in urban area in East Java provinces with econometric analysis using panel data in the period 2000 to 2012. Dependent variable used are overall Gross Regional Domestic Product (GDRP), industrial sector added value, and services sector added value. Independent variable used are the length of road, the number of sold electricity energy, and the number of sold water production. Control variable used are the oil price increasing on 2005 and labor force. Result of this study can be concluded that there is a positive relationship between infrastructure existance and labor force with economic growth.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T52418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salmaa Afkari
"Periode balita adalah fase rentan terhadap risiko kesehatan yang dapat menghambat pertumbuhan anak serta menyebabkan kematian. Diare menjadi perhatian utama dalam kesehatan balita karena menjadi penyebab utama kematian dan penyakit pada kelompok usia tersebut, terutama di negara-negara berkembang. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dan 2017, prevalensi diare pada balita di Indonesia cenderung stagnan, hanya mengalami sedikit penurunan dari 14,3% pada tahun 2012 menjadi 14,1% pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh antara sumber air minum dan sanitasi rumah tangga terhadap kejadian diare pada balita di Indonesia dengan menggunakan analisis propensity score matching berdasarkan data SDKI 2017. Penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain studi observasional.  Populasi penelitian ini yaitu seluruh anak di bawah usia lima tahun (0-59 bulan) yang tercatat dalam data SDKI 2017. Hasil analisis propensity score matching menemukan bahwa efek rata-rata dari layanan air minum yang tidak layak menunjukan hasil yang tidak signifikan terhadap peningkatan kejadian diare pada balita berdasarkan nilai statistic t yang dihasilkan dengan nilai efek peningkatan risiko sebesar 2,0%. Sementara itu, efek rata-rata dari layanan sanitasi yang tidak layak memenuhi nilai asumsi yang signifikan berdasarkan nilai t yang dihasilkan terhadap peningkatan kejadian diare pada balita dengan nilai efek peningkatan risiko sebesar 3,8%. Perbandingan hasil analisis propensity score matching dan analisis regresi logistik biner menunjukkan sedikit perbedaan pada nilai odds ratio yang dihasilkan, namun tidak terlihat signifikan. Temuan ini menunjukan masih diperlukan penanganan terhadap kejadian diare pada balita. Diperlukan upaya dalam penerapan program edukasi yang berfokus pada pencegahan diare untuk mengurangi kejadian diare pada balita terkait sanitasi jamban. Selain itu, diperlukan pengembangan infrastruktur dan peningkatan ketersediaan fasilitas sumber air minum dan sanitasi agar akses fasilitas dapat tercapai merata di seluruh wilayah Indonesia.

The under-five period is a phase vulnerable to health risks that can stunt a child's growth and cause death. Diarrhea is a major concern in the health of children under five as it is the leading cause of death and illness in this age group, especially in developing countries. Based on data from the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012 and 2017, the prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia tends to stagnate, only experiencing a slight decrease from 14.3% in 2012 to 14.1% in 2017. This study aims to examine the effect of drinking water sources and household sanitation on the incidence of diarrhea in children under five years old in Indonesia using propensity score matching analysis based on the 2017 IDHS data. The research was quantitative in nature using an observational study design.  The population of this study was all children under the age of five (0 - 59 months) recorded in the 2017 IDHS data.  The results of the propensity score matching analysis found that the average effect of unimproved drinking water services showed insignificant results on increasing the incidence of diarrhea in children under five years of age based on the t-statistic value generated with an increased risk effect value of 2.0%. Meanwhile, the average effect of unimproved sanitation services meets the significant assumption value based on the resulting t value on the increase in the incidence of diarrhea in children under five with an increased risk effect value of 3.8%. Comparison of the results of propensity score matching analysis and binary logistic regression analysis showed a slight difference in the resulting odds ratio values, but did not appear significant. These findings indicate the handling of the incidence of diarrhea in toddlers. Efforts are needed to implement educational programs that focus on diarrhea prevention to reduce the incidence of diarrhea in children under five years of age related to latrine sanitation. In addition, it is necessary to develop infrastructure and increase the availability of water supply and sanitation facilities so that access to facilities can be achieved evenly throughout Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jayanti Kusumaningrum Utomo
"Tesis ini melihat kajian mengenai demokrasi dengan pertumbuhan ekonomi saat ini menghasilkan hubungan yang ambigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi hubungan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia. Model yang digunakan adalah fixed effect model, dengan jumlah observasi sebanyak 374. Berdasarkan estimasi di level provinsi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan demokrasi dengan pertumbuhan ekonomi signifikan positif.

The focus of this studies observes that current studies on democracy and economic growth produce an ambiguous relationship. This study aims to estimate the relationship between democracy and regional economic growth in Indonesia. The model used a fixed effect model, with a total of 374 observations. Based on the estimation at the provincial level, the results show that the relationship between democracy and economic growth is significantly positive."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Zahira Syarif
"ABSTRAK
Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia, ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Malaria merupakan penyakit menular yang mengancam daerah tropis dan subtropis, penyakit ini mematikan lebih dari satu juta manusia setiap tahunnya. Berdasarkan hasil riset Kementrian Kesehatan RI tahun 2016 menunjukkan bahwa kasus malaria terkonsentrasi pada wilayah Indonesia bagian timur. Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB merupakan salah satu target wilayah eliminasi yang bersih dari malaria pada tahun 2020 Depkes, 2010 . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan wilayah risiko penularan penyakit malaria dan kasus malaria di Provinsi NTB tahun 2005 ndash; 2015, serta hubungan perubahan wilayah risiko penularan penyakit malaria dan kasus malaria di Provinsi NTB tahun 2005 ndash; 2015. Adapun risiko penularan malaria dapat dikaji dengan melakukan perhitungan Malaria Vulnerability Index MLI . MLI tersebut merupakan suatu metode untuk menghitung tingkat risiko penularan malaria berdasarkan nilai bahaya dan kerentanan. MLI tersebut akan di korelasikan dengan kasus malaria guna mengetahui hubungan perubahan wilayah risiko penularan penyakit malaria dan kasus malaria di Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB . Hasil menunjukkan adanya perubahan wilayah risiko penularan penyakit malaria dan kasus malaria sejak tahun 2005 ndash; 2015. Adapun berdasarkan analisis spasial dan uji statistik dengan menggunakan perhitungan Chi-Square diketahui bahwa tidak ada hubungan antara perubahan wilayah risiko penularan penyakit malaria dan kasus malaria di Provinsi NTB.

ABSTRACT
Malaria is an infectious disease caused by plasmodium parasites that live and multiply in human blood cells, transmitted by female Anopheles mosquitoes. Malaria is an infectious disease that threatens the tropics and subtropics, this disease kills more than one million people every year. Based on the research from the Ministry of Health in 2016 shows that the case of malaria is concentrated in the eastern part of Indonesia. West Nusa Tenggara Province NTB is one of the target areas of malaria elimination in 2020 MOH, 2010 . This study aims to analyze the changes in the risk region of malaria transmission and malaria cases in the West Nusa Tenggara Province in 2005 2015, as well as the relationship of changes in the risk of transmission of malaria and malaria cases in the West Nusa Tenggara Province in 2005 2015. The risk of malaria transmission can be assessed by calculation Malaria Vulnerability Index MLI . MLI is a method to calculate the risk level of malaria transmission based on hazard and vulnerability values. MLI will be correlated with malaria case to know the relation of change in risk region of malaria transmission and malaria case in West Nusa Tenggara Province NTB . The results show that there are changes in the risk of malaria transmission and malaria cases from 2005 to 2015. Based on spatial analysis and statistical test using Chi Square calculation it is known that there is no correlation between the change of risk region of malaria transmission and malaria cases in NTB Province."
2017
S69695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Nugroho
"Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri atas lima pulau besar dan ribuan pulau kecil memicu munculnya aglomerasi serta isu disparitas antar wilayah. Aglomerasi dapat di lihat dengan munculnya kota sebagai sentra aktivitas ekonomi. Terjadinya disparitas bisa dilihat dari indikator jumlah PAD pada APBD di masing-masing propinsi. Disparitas dalam Ilmu Ekonomi Regional dapat diukur dengan indikator PDRB antar propinsi. Isu disparitas antar propinsi juga disebabkan karena faktor ketersediaan sumber daya dan fasilitas infrastuktur. Isu disparitas merupakan tantangan bagi efektivitas implementasi otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia The geographical condition of Indonesia which consist of five large islands and thousands of small islands, triggers agglomeration and disparity issue. Agglomeration can be seen with the emergence of cities as centers of economic activity. The disparity can be
seen from the indicator of the amount of PAD in the APBD in each province. Disparity in Regional Economics can be measured by inter-provincial GRDP indicators. The disparity issue is also due to the availability of resources and infrastructure facilities. The disparity issue is a challenge for the effectiveness of the implementation of regional autonomy and fiscal decentralization in Indonesia."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T53651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>