Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206589 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Romi Septa Muharram
"Exchange-traded fund (ETF), sebagai alternatif produk investasi selain saham dan reksa di pasar modal, mengalami perkembangan yang pesat dalam periode lima tahun (2016-2020). Penelitian ini menggunakan pendekatan risk-adjusted measurement melalui sharpe ratio dalam menganalisis kinerja ETF dalam periode 5 tahun sejak 2016 sampai dengan 2020. Analisis regresi data panel digunakan untuk menguji pengaruh kemampuan stock selection dan market timing terhadap kinerja ETF. Hasil penelitian menunjukkan hanya 16,67% ETF yang memiliki kinerja lebih baik dari pasar. ETF yang dikelola secara pasif atau yang memiliki indeks acuan memiliki kinerja yang terbaik. Penelitian juga menemukan kemampuan market timing dan stock selection berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja ETF.

Exchange-traded fund (ETF) as an alternative for stocks and mutual fund for investment option, has an exponential growth in the last four years since 2017 to 2020. The research used risk-adjusted measurement to analyse the ETF’s performance of 42 ETF in the five years period from 2016 until 2020. The study also used to explore the influences of the stock selection and market timing ability on ETF’s performances. The results show that 16.67% of the ETF outperform the market, where the passive ETF had better performances than the active ETF. The regression analysis show that both market timing and stock selection ability had a positive and significant influence on ETF’s performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Septa Muharram
"Exchange-traded fund (ETF), sebagai alternatif produk investasi selain saham dan reksa di pasar modal, mengalami perkembangan yang pesat dalam periode lima tahun (2016-2020). Penelitian ini menggunakan pendekatan risk-adjusted measurement melalui sharpe ratio dalam menganalisis kinerja ETF dalam periode 5 tahun sejak 2016 sampai dengan 2020. Analisis regresi data panel digunakan untuk menguji pengaruh kemampuan stock selection dan market timing terhadap kinerja ETF. Hasil penelitian menunjukkan hanya 16,67% ETF yang memiliki kinerja lebih baik dari pasar. ETF yang dikelola secara pasif atau yang memiliki indeks acuan memiliki kinerja yang terbaik. Penelitian juga menemukan kemampuan market timing dan stock selection berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja ETF.

Exchange-traded fund (ETF) as an alternative for stocks and mutual fund for investment option, has an exponential growth in the last four years since 2017 to 2020. The research used risk-adjusted measurement to analyse the ETF’s performance of 42 ETF in the five years period from 2016 until 2020. The study also used to explore the influences of the stock selection and market timing ability on ETF’s performances.  The results show that 16.67% of the ETF outperform the market, where the passive ETF had better performances than the active ETF. The regression analysis show that both market timing and stock selection ability had a positive and significant influence on ETF’s performance."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Ulfa
"Salah satu produk reksa dana syariah adalah Exchange Traded Fund (ETF) syariah. Saat ini, di Indonesia terdapat tiga jenis ETF syariah yaitu XPES, XIJI, XSSI dan Malaysia terdapat empat jenis ETF syariah yaitu MyETF-DJIMS25, MyETF-US50, MyETF-MMID, MyETF-MSEAD. Baik di Indonesia maupun Malaysia mempunyai regulasi masing-masing terkait ETF syariah. Maka peneliti akan melakukan penelitian untuk membandingkan regulasi antara dua Negara tersebut. Metode penelitian dengan menggunakan penelitian kualitatif dan pendekatan yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa regulasi ETF syariah di Indonesia belum diatur khusus pada POJK maupun DSN, yakni masih berada pada regulasi reksa dana syariah di POJK No. 33/POJK.04/2019, fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001 dan perdagangan saham pada fatwa DSN No. 80/DSN-MUI/III/2011, sedangkan di Malaysia regulasi ETF syariah sudah diatur khusus pada Guidelines on Exchange Traded Fund dan fatwa MPS. Hal ini menunjukan bahwa regulasi ETF syariah yang ditetapakan oleh Negara Malaysia lebih jelas dibandingkan Indonesia, namun pada regulasi antara dua Negara tersebut sama-sama mengatur terkait operasional ETF syariah. Dalam penelitian ini juga dapat ditemukan bahwa pada operasional ETF syariah yaitu pada manajer Investasi di Indonesia dikelola oleh masing-masing manajer investasi sedangkan semua ETF syariah di Malaysia dikelola oleh satu manajer investasi, pada bank kustodian hanya terdapat satu ETF syariah yang menggunakan perbankan syariah yaitu di Malaysia pada MyETF-US50, pada metode screening kuantitatif antara Indonesia dan Malaysia berbeda dikarenakan melihat kondisi Negara masing-masing dan pada mekanisme perdagangan ETF syariah di Indonesia dan Malaysia sama-sama harus jauh dari manipulasi, spekulasi dan tindakan lain yang didalamnya terdapat riba, gharar dan sebagainya.

One of the sharia mutual fund products is the sharia Exchange Traded Fund (ETF). Currently, in Indonesia there are three types of sharia ETFs namely XPES, XIJI, XSSI and Malaysia there are four types of sharia ETFs namely MyETF-DJIMS25, MyETF-US50, MyETF-MMID, MyETF-MSEAD. Both Indonesia and Malaysia have their own regulations related to sharia ETFs. Then researchers will conduct research to compare regulations between the two countries. Research methods using qualitative research and normative juridical approaches. Research methods using qualitative research and normative juridical approaches. The results showed that sharia ETF regulations in Indonesia have not been specifically regulated in POJK or DSN, namely still in sharia mutual fund regulations in POJK No. 33/POJK.04/2019, fatwa DSN No. 20/DSN-MUI/IV/2001 and stock trading in fatwa DSN No. 80/DSN-MUI/III/2011, while in Malaysia sharia ETF regulations have been specifically regulated in the Guidelines on Exchange Traded Fund and MPS fatwas. This shows that the regulation of sharia ETFs set by the State of Malaysia is clearer than Indonesia, but the regulations between the two countries both regulate the operations of sharia ETFs. In this study it can also be found that in sharia ETF operations, namely in investment managers in Indonesia managed by each investment manager while all sharia ETFs in Malaysia are managed by one investment manager, in custodian banks there is only one sharia ETF that uses Islamic banking, namely in Malaysia on MyETF-US50, the quantitative screening method between Indonesia and Malaysia is different because it looks at the conditions of their respective countries and on Islamic ETF trading mechanisms in Indonesia and Malaysia must both be away from manipulation, speculation and other actions in which there is usury, gharar and so on."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhiastomo Rahmanto
"Nilai harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkadang mengalami perubahan yang fluktuatif tergantung dari kondisi perekonomian indonesia yang juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global. Diversifikasi merupakan suatu hal yang tepat dalam mengatasi kondisi yang kurang tepat ketika adanya kondisi global yang tidak menentu terutama faktor perekonomian. Reksa Dana adalah instrumen pasar modal yang diatur oleh Manajer Investasi (MI) namun sifat mekanisme transaksinya diperjual belikan oleh dealer partisipan pada pasar primer. Exchange-Traded Fund (ETF), salah satu produk Reksa Dana yang karakteristiknya berbeda terutama dari segi mekasnisme jual belinya dan kehadirannya masih baru di Indonesia dan saat pengerjaan penelitian ini yang terdaftar di BEI yang berjumlah 45 ETF. Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada ETF memiliki perbedaan dengan harga pasarnya, namun jika berdasarkan Efficient Market Hypotesis menjelaskan nilai intrinsik suatu sekuritas mencerminkan harga pasarnya. Maka untuk melihat terkait masalah tersebut pada tesis ini bertujuan untuk melakukan analisis faktor disparitas yang dapat berpengaruh antara NAB pada ETF dengan harga pasarnya dengan menggunakan data sekunder. Metode yang dilakukan dengan regresi Ordinary Least Square (OLS) dengan hipotesis penelitian yaitu faktor disparitas meliputi fund age, volume, selisih high dan low price, dan return IHSG. Hasil penelitian ini menemukan bahwa fund age, volume, selisih high dan low price tersebut berpengaruh signifikan terhadap perbedaan harga terhadap NAB (mispricing ETF) dengan R squared sebesar 3.13 % yang tidak jauh berbeda dengan peneltian Atanasova dan Weisskopf (2020) dan penelitian Shin dan Soydemir (2010). Implikasi penelitian ini memberikan gambaran pada investor, Manajer Investasi, dan dealer partisipan untuk berinvestasi dan mengembangkan ETF di Indonesia.

The value of share prices on the Indonesia Stock Exchange (IDX) sometimes fluctuates depending on the condition of the Indonesian economy which is also influenced by global economic conditions. Diversification is the right thing to overcome inaccurate conditions when there are uncertain global conditions, especially economic factors. Mutual Funds are capital market instruments that are regulated by the Investment Manager (MI) but the nature of the transaction mechanism is traded by and participating dealers in the primary market. Exchange- Traded Fund (ETF), one of the Mutual Fund products with different characteristics, especially in terms of its trading mechanism and its new presence in Indonesia, and at the time of this research were listed on the IDX, totaling 45 ETFs. Net Asset Value (NAV) in ETF is different from its market price, however, based on the Efficient Market Hypothesis, it explains that the intrinsic value of a security reflects its market price. So to see the cause of this issue, the objective of this thesis is to analyze the disparity factors that can affect the NAV in ETFs and their market prices using secondary data. The method used is Ordinary Least Square (OLS) regression with the research hypothesis that disparity factors include fund age, volume, the difference between high and low price, and IHSG return. The result of this research found that fund age, volume, the difference between high and low price had a significant effect on the difference in price on NAV (mispricing ETF) with R squared about 3.13% which is similar to previous reseach by Atanasova dan Weisskopf (2020) and another previous research by Shin dan Soydemir (2010). The implication of this research is to provide an overview of participating investors, investment managers and dealers to invest in and develop ETFs in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiratama Kusumaningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi atas kinerja Premier Exchange Traded Fund (ETF) LQ-45, yaitu salah satu instrumen investasi dalam bentuk Reksa Dana yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode ticker R-LQ45X. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kinerja tingkat return dan risiko Premier ETF LQ-45 dan mengetahui kinerja Premier ETF LQ-45 dengan menggunakan Sharpe Measure, Teynor Measure, dan Jensen Measure dalam periode tahun 2008-2012. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa return tertinggi Reksa Dana Premier ETF LQ-45 adalah pada tahun 2009 dengan return sebesar 0,062183 dan tingkat risiko terendah adalah pada tahun 2012 dengan tingkat risiko sebesar 0,001777. Sedangkan return tertinggi yang diberikan oleh R-LQ45X adalah pada tahun 2009 dengan return 0,061753 dan tingkat risiko terendah adalah ada pada tahun 2012 dengan tingkat risiko sebesar 0,001280. Berdasarkan perhitungan kinerja menggunakan Sharpe Measure, Treynor Measure, dan Jensen Measure, kinerja terbaik Reksa Dana Premier ETF LQ-45 dan R-LQ45X adalah pada tahun 2009 dan kinerja terendah adalah pada tahun 2008. Selain itu, hubungan antara Reksa Dana Premier ETF LQ-45 dengan R-LQ45X, Indeks LQ45, dan IHSG menunjukkan hubungan yang berbanding lurus (positif) dan kuat. Sedangkan hubungan antara R-LQ45X dengan Indeks LQ45 dan IHSG menunjukkan hubungan yang berbanding lurus (positif) dan cukup kuat.

The purpose of this study is to evaluate the performance of Premier Exchange Traded Fund (ETF) LQ-45, which is one of the mutual fund instruments that its shares are traded on the Indonesia Stock Exchange (IDX) with the ticker code R-LQ45X. This is to determine the return, and risk level of Premier ETF LQ-45 and the performance of Premier ETF LQ-45 using Sharpe Measure, Teynor Measure, and Jensen Measure in the period 2008-2012. The results of this study showed that the highest return of Premier ETF LQ-45 Mutual Funds is 0.062183 in 2009 and the lowest level of risk is 0,001777 in 2012. While the highest level of return given by the R-LQ45X is 0.061753 in 2009 and the lowest level of risk is 0.001280 in 2012. Both of Premier ETF LQ-45 Mutual Funds and R-LQ45X best performances was in 2009 and the lowest performances was in 2008 by Sharpe Measure, Treynor Measure, and Measure Jensen. In addition, the relationship between Premier ETF LQ-45 Mutual Funds to R-LQ45X, LQ45 Index, and JCI indicates that it is positive and strong. Then, the relationship between R-LQ45X with LQ45 Index and JCI is positive and quite strong."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Suzan
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S24214
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Banyu Adipura K.U.
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ETF. ETF adalah reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek dan telah
banyak diperdagangkan di bursa efek di seluruh dunia. Tidak seperti reksa dana
saham yang bertujuan untuk melampaui kinerja indeks, ETF bertujuan untuk
mereplikasi kinerja indeks acuannya. Model yang digunakan pada penelitian ini
adalah model yang diperkenalkan oleh Rompotis (2012) yang menyatakan bahwa
return ETF dipengaruhi oleh risiko, tracking error, expense ratio, dan Nilai
Aktiva Bersih. Penelitian ini menganalisa kinerja 30 ETF berbasis saham yang
dikelola secara pasif. Hasilnya disimpulkan bahwa secara rata-rata kinerja ETF
berada di bawah kinerja acuannya. Selain itu, penelitian ini juga menemukan
bahwa risiko, expense ratio, dan tracking error mempengaruhi kinerja ETF,
sedangkan Nilai Aktiva Bersih tidak terbukti mempengaruhi kinerja ETF.

ABSTRAK
The purpose of this study is to analyze the determinants of ETF performance. ETF
is an exchange traded mutual fund and traded in the stock exchange around the
world. Unlike equity fund which has objective to outperform the index, ETF try to
replicate the benchmark index performance. This study uses model implemented
by Rompotis (2012) who find that the ETF return is determined by its risk,
tracking error, expense ratio, and net asset value. This study examines the
performance of 30 passively managed equity ETFs over the period 2011-2014.
The result indicates that the ETF underperforms its benchmark index.
Additionally, this study finds that risk, tracking error, and expense ratio determine
the ETF performance, while net asset value does not."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leon Alvinda Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat inefisiensi harga pada produk Exchange-Traded Fund yang memiliki aset dasar saham di Indonesia. Dalam studi ini terdapat delapan sampel ETF yang datanya diambil selama periode 2015 hingga 2019. Adapun variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat inefisiensi adalah deviasi yang dihasilkan dari selisih antara harga pasar dengan NAB. Selanjutnya studi ini juga mencari hubungan jangka panjang antara harga pasar dengan NAB. Hasil yang ditemukan adalah terdapat selisih antara harga pasar dengan NAB, namun secara mayoritas selisih tersebut hilang dalam satu hari perdagangan. Kemudian untuk variabel yang memimpin harga menuju keseimbangan, terdapat lima sampel yang memiliki NAB sebagai pemimpin harga, dan tiga sisanya adalah harga pasar.
.....This study aims to determine the level of price inefficiency on Exchange-Traded Fund products that have an underlying asset of shares in Indonesia. In this study, there are eight samples of ETFs whose data were taken from 2015 to 2019. The variable used to determine the level of inefficiency is the deviation resulting from the difference between market prices and NAV. Furthermore, this study also looks for the long-term relationship between market prices and NAV. The results found are that there is a difference between the market price and the NAV, but the majority of the difference is lost in one trading day. Then for the variable that leads the price to equilibrium, there are five samples that have NAV as the price leader, and the remaining three are market prices."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Roland Sabatino Paulus
"Penelitian ini membahas pengaruh faktor faktor yang mempengaruhi perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola kas dan setara dengan baik maka secara pengelolaan perusahaan sudahlah tepat. Pengelolaan tersebut termasuk pengelolaan secara manejerial maupun keuangan. Pengolaan Keungan perusahaan yang diambil bagaimana perusahaan mampu mengelola modal kerja dan hambatan dalam pendanaan di perusahaan tersebut. Sampel yang digunakan adalah perusahaan konstruksi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2020. Sampel yang digunakan merupakan Cash holding, firm size, Leverage, Cash Flow, liquidity, net working capital.

This study discusses the effect of determinant factor of Cash. Companies that show that the company keep maintain cash holding , the management of the company is appropriate. This management includes both managerial and financial management. Management of the company's finances is taken how the company is able to manage working capital and obstacles in funding in the company. The sample used is a construction company listed on the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2020 period. The sample used is a Cash holding, firm size, Leverage, Cash Flow, liquidity, net working capital."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Kurniawan
"Penelitian ini menganalisis pengaruh keputusan investasi (investment decision) dan keputusan pendanaan (financing decision) terhadap performa (performance) dan nilai (value) perusahaan industri jasa pelayaran di Indonesia. Economic Value Added (EVA) digunakan sebagai proksi pengukuran performa perusahaan dan Tobin’s Q (TOBIN-Q) digunakan sebagai proksi pengukuran nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan seluruh perusahaan pelayaran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel (panel data regression). Hasil analisis regresi tersebut kemudian dikonfirmasi lebih lanjut melalui wawancara online dengan 3 (tiga) orang narasumber dari 3 (tiga) perusahaan pelayaran Indonesia. Deskripsi statistik menunjukkan bahwa perusahaan pelayaran di Indonesia lebih mengandalkan utang bank sebagai sumber pendanaan utama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi, yang diukur dengan tingkat pertumbuhan aktiva tetap (Fixed Asset Growth, FAG), berdampak positif signifikan terhadap performa dan nilai perusahaan pelayaran di Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukkan hubungan negatif signifikan antara nilai rata-rata tertimbang biaya modal (Weighted Average Cost of Capital, WACC) dengan performa dan nilai perusahaan. Lebih lanjut, perusahaan pelayaran Indonesia terindikasi kuat menyelaraskan investasi yang dilakukan dengan sumber pendanaannya, sehingga fleksibilitas pendanaan menjadi hal yang penting bagi perusahaan pelayaran Indonesia dalam memutuskan suatu investasi.

This paper analyses the impact of investment and financing decisions on the performance and value of Indonesian shipping companies. Economic Value Added (EVA) is used as the proxy to measure the company's performance and Tobin's Q (TOBIN-Q) is used to measure the company's value. This paper uses annual audited financial reports of all Indonesian shipping companies listed on the Indonesian Stock Exchange from the year 2016 to the year 2020. The data are analyzed using panel data regression and the main findings are confirmed further through online interviews with 3 (three) decision makers from 3 (three) listed Indonesian shipping companies. The statistical description shows that Indonesian shipping companies rely on bank loans as the primary financing source. Result shows that investment decision, as measured with Fixed Asset Growth (FAG), has a significantly positive relationship with the company’s performance and value. Result also finds a significantly negative relationship between the company’s Weighted Average Cost of Capital (WACC) and its performance and value. Furthermore, research finding strongly indicates that Indonesian shipping companies align their investments with their funding sources. Thus, flexible funding terms are important for Indonesian shipping companies in making investment decision."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>