Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: UI Publishing, 2023
610.736 KED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Elizadiana Suza
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1997
WT100 SUZ N97P
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Paskalis Andrew Gunawan
"[Latar belakang : Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri (P3G) telah menjadi standar pelayanan di RSCM karena terbukti menghasilkan luaran perawatan geriatri yang lebih baik. Semenjak awal tahun 2014, di Indonesia diberlakukan sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional. Belum diketahui apa pengaruh penerapan JKN terhadap kesintasan dan efektifitas biaya pasien geriatri yang dirawat di RSCM.
Tujuan : Mengetahui perbandingan kesintasan dan efektifitas biaya pasien geriatri pada era JKN dan non JKN yang dirawat di RSCM.
Metode : Penelitian menggunakan metode kohort retrospektif dengan kontrol historis. Sampel dikumpulkan dari pasien geriatri yang dirawat di RSCM selama periode Juli 2013-Juni 2014 yang kemudian dibagi menjadi kelompok JKN dan kelompok non JKN sebagai kontrol. Akan dinilai perbedaan kesintasan dengan kurva kesintasan dan efektifitas biaya perawatan dengan menghitung incremental cost effectiveness ratio (ICER). Hasil : Dari total 225 subjek, 100 subjek berada di era non JKN dan 125 subjek di era JKN dengan karakteristik demografis dan klinis yang relatif sama. Tidak ada perbedaan mortalitas selama perawatan dan kesintasan 30 hari antara kelompok JKN dan non JKN (31,2% vs 28%, p=0,602 dan 65,2% vs 66,4%, p = 0,086). Kurva kesintasan 30 hari antara kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna. ICER memperlihatkan pada era JKN investasi biaya Rp. 1,4 juta,- terkait dengan penurunan kesintasan 1,2% dibandingkan kelompok non JKN, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara klinis dan statistik.
Simpulan : Tidak ada perbedaan bermakna angka mortalitas antara pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada kelompok JKN dan non JKN. Perhitungan ICER menunjukkan dibutuhkan investasi biaya untuk memperoleh penurunan kesintasan pada penerapan JKN, namun perlu dipertimbangkan implentasi JKN yang masih dalam tahap awal. Diperlukan penelitian lanjutan saat implementasi JKN telah berlangsung dalam kurun waktu lebih panjang., Background : Comprehensive Geriatrics Assesment (CGA) has been proven to improve the overall outcome of inpatient geriatric patients, and has been implemented in RSCM as the standard geriatric medical care. Since January 2014, a new insurance system called National Health Insurance Program (NHIP) was implemented in Indonesia. It is unclear how NHI will affect survival and cost effectiveness of geriatric inpatients receiving CGA.
Objectives : To compare the survival and cost effectiveness betewwn NHIP and non NHIP era in geriatric patients admitted in RSCM.
Method : This is a retrospective cohort study with hystorical control. The subject were geriatric inpatients ≥60 years old with one or more geriatrics giants between Juli to Desember 2013 (non NHIP) and Januari to Juni 2014 (NHIP). A survival analysis and determination of incremental cost effectivitveness ratio (ICER) was used to compare the survival and cost effectiveness between the two group.
Result : The clinical and demographics characteristics were relatively similar between the NHIP and non NHIP group. No difference in inhospital mortaliy rate and 30 day survival rate between NHIP and non NHIP group (31,2% vs 28%, p=0,602, 65,2% vs 66,4%, p = 0,086, respectively). No significant difference was found when comparing the survival curve between the two group. Calculation of ICER shows that
NHIP is associated with an increased cost of 1,4 million rupiah and 1,2 % higher mortality rate.
Conclusion: NHIP had no impact on survival in geriatric inpatients. ICER calculation shows NHIP implementation is associated with higher investment cost to yield lower survival rate. Further research is needed to evaluate this result when NHIP had been implemented for a longer duration.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1998
WY100 Har N98K
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Sutanto
"Latar Belakang: Pasien geriatri memiliki kompleksitas unik yang dapat meningkatkan beban dan biaya perawatan. Perbaikan status fungsional dan penurunan rehospitalisasi merupakan luaran keberhasilan pelayanan pasien geriatri yang dapat dicapai lebih baik dengan P3G (Pendekatan Paripurna Pasien Geriatri). Sejak implementasi sistem pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Januari 2014 belum diketahui perbandingan luaran perbaikan status fungsional, rehospitalisasi, dan efektivitas biaya pasien geriatri di RSCM dengan P3G.
Tujuan: Mengetahui perbandingan perbaikan status fungsional, kejadian rehospitalisasi, dan efektivitas biaya pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada era sebelum dan sesudah penerapan JKN.
Metode: Kohort retrospektif dengan kontrol historis dilakukan pada pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada periode Januari-Juni 2014 sebagai kelompok JKN dan Juli-Desember 2013 sebagai kelompok pra-JKN. Pengumpulan data dilakukan secara total sampling dari rekam medis. Pasien meninggal dieksklusi. Status fungsional dinilai dengan indeks ADL (activity of daily living) Barthel. Kemudian dilakukan analisis perbedaan proporsi rehospitalisasi, perbaikan status fungsional, dan perhitungan efektivitas biaya menggunakan incremental cost-effectiveness ratio (ICER).
Hasil: Dari total 158 pasien, 72 subjek berada di kelompok pra-JKN dan 86 subjek di kelompok JKN dengan karakteristik yang relatif tidak berbeda. Tidak ada perbedaan median perbaikan status fungsional dan kejadian rehospitalisasi antara kelompok pra-JKN dan JKN (1 [-5 to 13] vs 2 [-2 to 15], p=0,715 dan 21,7,1% vs 18,1%, p=0,603). Telaah efektivitas biaya menunjukkan dengan menginvestasikan 3,7 juta rupiah pada implementasi JKN menyebabkan peningkatan 1 skor ADL Barthel dan penghematan 600 ribu rupiah pada implementasi JKN menyebabkan penurunan rehopitalisasi 3,6%; namun secara klinis dan statistik perbedaan tersebut tidak bermakna.
Simpulan: Tidak ada perbedaan perbaikan ADL, kejadian rehospitalisasi, dan efektivitas biaya pasien geriatri yang dirawat di RSCM pada era JKN dan pra-JKN.

Background: Geriatric patients have unique characteristics with high burden of care and cost. Functional status improvement and reduction of rehospitalization are the outcome of health care that can be achieved better by implementation of CGA (Comprehensive Geriatric Assessment). Since January 2014, National Health Insurance Program (NHIP) has been implemented and there are no data that explain the comparison of fuctional status improvement, rehospitalization, and cost-effectiveness ratio in geriatric patients receiving CGA at RSCM.
Objectives: to determine the comparison of functional status improvement, rehospitalization, and cost-effectiveness ratio in patients admitted to RSCM acute geriatric ward before and after implementation of NHIP.
Method: Retrospective cohort with historical control was done toward geriatric patients in periode of January-June 2014 as NHIP group and periode of July-December 2013 as pra-NHIP group. Data was collected from medical record and enrolled by total sampling. Death cases were excluded. Functional status was measured using activity of daily living (ADL) Barthel index. Analysis the difference of activity of daily living score, rehospitalization, and incremental cost effectiveness ratio (ICER) were done to compare both groups.
Result : From 158 patients, 72 subjects are in pra-NHIP group and 86 subject in NHIP groups. Both group have similar characteristics. There are no difference of functional status improvement and rates of rehospitalization between pra-NHIP and NHIP group (1 [-5 to 13] vs 2 [-2 to 15], p=0,715 and 21,7% vs 18,1%, p=0,603). ICER shows that by investing 3,7 million rupiah on implementation of NHIP cause 1 score improvement of ADL Barthel index and by saving 600 thousand rupiah on NHIP cause 3,6% declining rehopitalization rates. Statistically and clinically both ICER are not significant.
Conclusion: There are no difference of functional status improvement, rates of rehospitalization, and cost-effectiveness ratio in geriatric patients between NHIP and pra-NHIP groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Steven Sutanto
"Latar Belakang: Perawatan di ruang rawat inap dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pasien geriatri dan pelaku rawatnya berupa peningkatan gejala ansietas dan depresi. Ansietas dan depresi yang dialami oleh pelaku rawat dapat mengganggu kualitas perawatan pasien geriatri yang dirawatnya.
Tujuan: Mengetahui proporsi pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit yang mengalami peningkatan gejala ansietas dan depresi serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan gejala ansietas dan depresi tersebut.
Metode: Studi dengan desain kohort prospektif untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan gejala ansietas dan depresi pada pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Februari hingga Mei 2018 dengan membandingkan derajat gejala ansietas dan depresi pada hari pertama perawatan dengan hari ketujuh perawatan pasien menggunakan kuesioner Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square atau uji Fisher apabila persyaratan uji Chi Square tidak terpenuhi dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 58,1% pelaku rawat pasien geriatri mengalami peningkatan gejala ansietas dan 60,7% pelaku rawat mengalami peningkatan gejala depresi pada saat hari ketujuh perawatan pasien di ruang rawat inap. Berdasarkan analisis multivariat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan gejala ansietas pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit adalah usia pelaku rawat ≥60 tahun (p=0,05; OR 4,167; IK 95% 1,554-11,171), durasi merawat pasien ≥8 jam dalam sehari (p=0,041; OR 4,228; IK 95% 1,060-16,860), lama merawat pasien di ruang rawat inap ≥6 hari (p=0,019; OR 2,500; IK 95% 1,163-5,375) serta merawat pasien geriatri dengan ketergantungan berat-total (p<0,001; OR 5,568; IK 95% 2,323-13,345). Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan gejala depresi pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit di antaranya usia pelaku rawat ≥60 tahun (p=0,01; OR 9,333; IK 95% 2,638-33,018), durasi merawat pasien ≥8 jam dalam sehari (p=0,008; OR 8,392; IK 95% 1,723-40,880), lama merawat pasien di ruang rawat inap ≥6 hari (p<0,001; OR 4,184; IK 95% 1,982-9,256) serta merawat pasien geriatri dengan ketergantungan berat-total (p=0,007; OR 3,132; IK 95% 1,372-7,151).
Kesimpulan: Usia pelaku rawat ≥60 tahun, durasi merawat pasien ≥8 jam dalam sehari, lama merawat pasien di ruang rawat inap ≥6 hari serta merawat pasien geriatri dengan ketergantungan berat-total mempengaruhi peningkatan gejala ansietas dan depresi pelaku rawat pasien geriatri yang dirawat inap di rumah sakit.

Background: Hospitalization can cause negative impact on geriatric patients and also their caregivers such as increased symptoms of anxiety and depression. Anxiety and depression experienced by the caregivers can interfere the quality of care for the geriatric patients.
Objectives: To determine the proportion of geriatric patients caregivers with increased anxiety and depression symptoms during hospitalization using Hospital and Anxiety Depression Scale (HADS) questionnaires and its associated factors.
Methods: A prospective cohort study was conducted to determine the associated factors of increased anxiety and depression symptoms in caregivers of hospitalized geriatric patients at Cipto Mangunkusumo Hospital from February to May 2018 by comparing anxiety and depression symptoms level on the first day of hospitalization with the seventh day using HADS questionnaires. Bivariate analysis was done using Chi Square test or Fisher test when the requirement for Chi Square test was not fullfilled. Multivariate analysis was also done using logistic regression.
Result: As many as 58.1% caregivers of hospitalized geriatric patients had an increased anxiety symptoms and 60.7% caregivers experienced increased depression symptoms on seventh day of hospitalization. Multivariate analysis showed that caregivers aged 60 years old or above (p=0.005; OR 4.167; 95% CI 1.554-11.171), duration of caregiving equal to or more than 8 hours in a day (p=0.041; OR 4.228; 95% CI 1.060-16.860), duration of caregiving equal to or more than 6 days in a week (p=0.019; OR 2.500; 95% CI 1.163-5.375) and caregiving for patient with severe to total dependency (p<0.001; OR 5.568; 95% CI 2.323-13.345) are significantly increased the anxiety symptoms. Factors that are significantly increased the depression symptoms including caregivers aged 60 years old or above (p=0.01; OR 9.333; 95% CI 2.638-33.018), duration of caregiving equal to or more than 8 hours in a day (p=0.008; OR 8.392; 95% CI 1.723-40.880), duration of caregiving equal to or more than 6 days in a week (p<0.001; OR 4.184; 95% CI 1.982-9.256) and caregiving for patient with severe to total dependency (p=0.007; OR 3.132; 95% CI 1.372-7.151).
Conclusion: Caregiver aged 60 years old or above, duration of caregiving equal to or more than 8 hours in a day, duration of caregiving equal to or more than 6 days in a week, and caregiving for patient with severe to total dependency are significantly increased anxiety and depression symptoms in caregivers of hospitalized geriatric patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rista Machdalena
"Lansia seringkali mengalami imobilisasi, terutama lansia yang mengalami perawatan di rumah sakit. Konsekuensi negative dari imobilisasi yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah penuruanan dalam melakukan aktivitas, dan memperburuk kondisi kognitifnya. penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dangan purposive sampel dengan dengan melibatkan 61 responden lansia. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara status mobilisasi dengan status fungsional. Status mobilisasi dan status nutrisi juga berperan besar mempengaruhi status fungsional individu lansia. Oleh karena itu, diperlukan adanya diagnosis dini terhadap status mobilisasi dan status nutrisi untuk mencegah menurunnya kemampuan status fungsional lansia sehingga kualitas hidup lansia selama dirawat di rumah sakit meningkat. Selain itu, tersusunnya program mobilisasi secara teratur dan simultan akan meningkatkan kemampuan fungsional lansia selama dirawat di rumah sakit.

The elderly are frequently immobilized, especially the elderly who experience hospitalization. The negative consequences of immobilization during hospitalization are a decrease in activity, and a decrease in cognitive condition. The study used a cross-sectional design with a purposive sample by involving 61 elderly respondents. The results showed a significant relationship between mobilization status and functional status. Mobilization status and nutritional status also have a major role in influencing the functional status of elderly individuals. Based on this, early diagnosis of mobilization status and nutritional status is needed to prevent the decline in the ability of the functional status of the elderly so that the quality of life of the elderly during hospitalization increases. In summary, the establishment of a regular and simultaneous mobilization program will improve the functional ability of the elderly during hospitalization."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baltimore: University Park Press, 1980
618.97 TRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Exton-Smith, A.N.
Baltimore: University Park Press , 1979
610.736 EXT g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>