Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernadette Victoria
"Berat lahir merupakan salah satu indikator penting tumbuh kembang anak dan juga mencerminkan asupan gizi yang didapatkan janin saat dalam kandungan. Berat lahir dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor kualitas asupan makanan ibu hamil. Tesis ini bertujuan untuk membahas hubungan keragaman makanan ibu hamil dengan berat lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Pengasinan dan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari studi kohor “Pengaruh Suplementasi Multi-Micronutrient (MMS) terhadap Status Anemia Ibu dan Kualitas Outcome Kehamilan”. Hasil uji statistik regresi linier ganda menemukan bahwa keragaman makanan ibu hamil berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi setelah dikontrol oleh variabel lainnya dalam model (kadar Hb ibu, riwayat melahirkan BBLR, dan interaksi antara keragaman makanan ibu dengan kadar Hb ibu). Peneliti merekomendasikan untuk menyebarkan informasi mengenai pentingnya bagi ibu mengonsumsi makanan beragam selama kehamilan untuk menghasilkan bayi dengan berat lahir yang optimal.

Birth weight is an important indicator of the child’s growth and also represents the nutritional intake obtained by the fetus during childbirth. Birth weight is influenced by various factors and one of them is the quality of food intake during pregnancy. This thesis focuses on the association between dietary diversity during pregnancy and baby birth weight in the Public Health Centers (Puskesmas Pengasinan and Puskemas Pasir Putih) in Sawangan, Depok. This study is a quantitative study with cross-sectional design using secondary data from the cohort study “Effect of Multi-Micronutrient Supplementation (MMS) on Maternal Anemia Status and Quality of Pregnancy Outcome”. The results of multiple linear regression statistical test found that the maternal dietary diversity during pregnancy was significantly correlated with infant birth weight after controlling for other variables in the model (maternal Hb level, history of giving birth to LBW babies, and interaction between the maternal dietary diversity and maternal Hb level). It is recommended to disseminate information about the importance of a diverse diet during pregnancy to achieve optimal birth weight."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trikorian Adesanjaya
"Saat ini, Maternal agency diketahui memiliki pengaruh terhadap keluaran kesehatan anak di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia. Namun, masih sedikit studi yang menjelaskan hubungan antara maternal agency dan berat lahir. Oleh karena itu, dilakukan penelitian potong lintang melibatkan 283 Ibu hamil pada 10 Puskesmas Kecamatan se-Jakarta Timur. Hasil menunjukkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara maternal agency atau komponennya pada berat lahir, tetapi terdapat tren menuju signifikan pada komponen pengambilan keputusan (p=0.071) setelah dikontrol dengan tinggi Ibu dan tipe keluarga. Pada analisis multivariat, pengambilan keputusan merupakan prediktor pelindung terhadap berat lahir <3000 gram.

Maternal agency has been recently identified to influence child health outcome in some developing countries including Indonesia. However, studies to assess the relationship between maternal agency and infant birth weight are lacking. A cross sectional study was conducted involving 283 pregnant women aged 19?44 years old in ten sub-district primary health center in East Jakarta. None of maternal agency or its component factors showed significant correlations with infant birth weight, though there was a trend toward significant (0.071) in decision-making autonomy, after controlled by maternal height and family type. Furthermore, maternal decision-making was a protective predictor against birth weight less than 3000 gram, in adjusted logistic data."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhora Yufita Nurfitriani
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan (Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Desain penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD KiSA Kota Depok, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD KiSA Kota Depok Tahun 2022. Sampel penelitian terdiri dari 72 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 72 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi Anemia pada ibu hamil lebih banyak pada kelompok BBLR (43,1%) daripada yang tidak BBLR (22,2%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR   dengan nilai P-value 0,001. (95% CI 1.88 – 13.04).  Ibu yang menderita anemia pada kehamilan memiliki resiko 4,96 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia, setelah dikontrol variable paritas, usia kehamilan dan hipertensi.

Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (SGA) or a combination of both. The purpose of this study was to see the effect of anemia in pregnant women on LBW, with a case control study design. The design of this study used medical record data at KiSA Hospital, Depok City, the population of this study were mothers who gave birth at KiSA Hospital, Depok City in 2022. The study sample consisted of 72 mothers who gave birth with LBW as cases and 72 mothers who gave birth with normal BBL (> 2500grm). ) as a control. The results of the study showed that the proportion of anemia in pregnant women was higher in the LBW group (43.1%) than those who were not LBW (22.2%). From the results of this study it can be concluded that there is a significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of LBW with a P-value of 0.001. (95% CI 1.88 – 13.04). Mothers who suffer from anemia in pregnancy have a 4.96 times the risk of experiencing LBW compared to pregnant women who are not anemic, after controlling for parity, gestational age and hypertension variables."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuri Ekaningrum
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu masalah multifaktor yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga menyebabkan penurunan kecerdasan. Selain itu, BBLR berdampak serius terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR adalah komplikasi kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pendekatan observasional analitik. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 13.143 responden dengan 1.611 responden memiliki BBLR dan 11.532 bayi BBLN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu, status sosial ekonomi, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, tenaga pemeriksaan kehamilan, dan kualitas pelayanan antenatal dengan BBLR. Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan 1,78 kali lebih tinggi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan.

Low birth weight (LBW) is a multifactor problem affect brain growth and development in children so that cause intelligence degradation. Beside that, LBW affects seriously towards perinatal morbidity and mortality in Indonesia. One factor that affect LBW is pregnancy complication that disturb mother and fetus health. Research design that is used is cross sectional with analitical observational approach. This research uses secondary data IDHS 2012 with cluster sampling three stage technique. Sample total is 13.143 respondents that 1.611 respondents have LBW babies and 11.532 respondents have normal weight babies.
Research result shows that there are association between educational attainment, social economic status, birth interval, sex of babies, prenatal care worker, and quality of antenatal care with LBW. Mother who sustain pregnancy complication has risk 1,78 times higher than mother who does not sustain pregnancy complication.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Grifit Joiner Da Costa Hornay
"Stunting merupakan salah satu masalah kekurangan gizi kronis yang terjadi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Anemia kekurangan zat besi pada ibu saat hamil dapat berisiko terhadap pertumbuhan janin dan dapat berdampak pada berat badan dan panjang badan anak saat lahir. Anak dengan kekurangan gizi kronis lebih rentan menderita infeksi, berisiko mengalami penyakit degeneratif di masa dewasa serta penurunan kapasitas belajar dan prestasi kerja.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan riwayat anemia ibu saat kehamilan trimester III dan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 12-23 bulan di kota Dili.
Metode penelitian dengan desain case control yang dilakukan di lima puskesmas yang berada di kota Dili. Sampel pada penelitian ini berjumlah 180 anak berusia 12-23 bulan dengan 90 balita kasus dan 90 balita kontrol yang dipilih secara acak. Data yang diambil yaitu data anak dan data ibu.
Data anak berupa usia, jenis kelamin, berat badan saat lahir, panjang badan saat lahir, riwayat ASI, asupan energi dan asupan protein, status infeksi berupa diare dan infeksi saluran pernafasan akut. Data ibu berupa usia ibu saat hamil, jarak kehamilan, jumlah kelahiran anak, tinggi badan ibu, status gizi ibu saat hamil, asupan tablet tambah darah saat hamil dan status anemia saat hamil trimester III yang didapatkan dari buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Terdapat hubungan yang signifikan antara anemia pada trimester ketiga kehamilan (p<0,001, OR 7,18) dan riwayat BBLR (p<0,001, OR 5,39) terhadap kejadian stunting. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan mengontrol variabel karakteristik yang berpotensi menjadi perancu, yaitu panjang badan lahir anak, LILA ibu saat hamil, asupan protein anak, riwayat infeksi anak, dan pendidikan ibu, jenis kelamin anak kedua hubungan tersebut menjadi tidak signifikan (p=0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa anak dari ibu dengan riwayat anemia pada trimester ketiga kehamilan memiliki risiko 7,18 kali lebih tinggi untuk menjadi stunting dan anak dengan riwayat BBLR memiliki risiko 5,39 lebih tinggi untuk menjadi stunting, namun terdapat faktor lain yang lebih berpengaruh dalam populasi ini. Meningkatkan promosi kesehatan dan intervensi yang menargetkan wanita dan anak-anak dari prakonsepsi hingga kelahiran sangat dianjurkan untuk mengurangi kasus stunting di Dili.

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem that primarily occurs during the first 1000 days of life. Iron deficiency anemia during pregnancy can pose risks to fetal growth and may impact the weight and length of the child at birth. Children with chronic malnutrition are more susceptible to infections and are at risk of developing degenerative diseases in adulthood, as well as experiencing reduced learning capacity and work performance.
Objectives: to determine the relationship between a history of anemia during the third trimester of pregnancy and low birth weight with the incidence of stunting in children aged 12-23 months in Dili city.
Methods: this study is a case-control design conducted in five health centers in Dili city. The sample consists of 180 children aged 12-23 months, with 90 stunted cases and 90 controls selected randomly. Data collected includes child-related and maternal data. Data analysis includes univariate, bivariate, and multivariate analysis.
Results : Anemia during the third trimester (P<0.001, OR 7.18) and LBW (P<0.001,OR 5.39) were significantly associated with an increased risk of stunting. After controlling for confounding factors through multivariate analysis, those relationship became non- significant (p>0.05).
Conclusion: Children of mothers who experience anemia in the third trimester of pregnancy are 7.18 times more likely to be stunted at the age of 12-23 months. Children with a history of LBW are 5.39 times more likely to be stunted at the age of 12-23 months. Other factors likely play a more influential role in the incidence of stunting within this population. Improving the quality of women and children health promotion from pre- conception to childbirth is highly recommended to reduce stunting cases in Dili.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
"Bayi kecil atau besar untuk usia kehamilan dapat diidentifikasikan dengan menggunakan grafik persentile berat lahir untuk usia kehamilan. Indonesia belum memiliki grafik persentile ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi berat lahir bayi tunggal sesuai usia kehamilan pada ibu-ibu hamil di Puskesmas Kabupaten Tangerang tahun 2011 dan membandingkan grafik persentile berat lahir bayi tunggal sesuai usia kehamilan dengan populasi dari negara lain.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan 5 Puskesmas di Kabupaten Tangerang yaitu Puskesmas Curug, Puskesmas Cikupa, Puskesmas Cisoka, Puskesmas Balaraja, dan Puskesmas Salembaran Jaya.
Pengambilan data sekunder sebanyak 1178 data dilakukan pada bulan Juni hingga Juli tahun 2012 dengan kriteria inklusi ibu hamil yang melahirkan bayi hidup, bayi tunggal, dan bayi yang tidak mengalami cacat.
Penelitian mendapati hasil distribusi berat lahir bayi terhadap usia kehamilan ibu secara umum mengalami peningkatan di setiap persentilnya. Ibu dengan usia kehamilan 31 minggu dengan rentang persentil 3th hingga 97th memiliki berat lahir 1200 hingga 2200 gram. Ibu dengan usia kehamilan 42 minggu memiliki bayi dengan berat lahir 2500 hingga 4471 gram dengan persentil 3th hingga 97th. Percentile berat lahir sesuai usia kehamilan di negara Meksiko bila dibandingkan hampir sama dengan di Tangerang, Indonesia pada percentile 3rd dan juga 50th. Namun, pada percentile 97th Indonesia sedikit berada di bawah Meksiko dengan berat lahir sesuai usia kehamilan 31 hingga 42 minggu sebesar 2200 hingga 4500 gram.

Baby is small or large for gestational age can be identified by using the percentile charts of birth weight for gestational age. Indonesia does not have these percentile charts. The purpose of this study to determine the distribution of single-birth weight infants according to gestational age in pregnant women in Tangerang district health center in 2011 and compared the birth weight percentile charts of single infants with gestational age of the population of other countries.
This study uses cross-sectional design. The research was conducted five health centers in Tangerang district health center is waterfall, Cikupa Health Center, Health Center Cisoka, Balaraja Health Center and Health Center Salembaran Jaya. Secondary data capture as many as 1178 data is done in June and July of 2012 with the inclusion criteria of pregnant women who delivered live infants, a single baby, and babies who do not have disabilities.
The study found that the distribution of birth weight for gestational age infants mothers in general have increased in each percentile. Mothers with gestational age 31 weeks with a range of 3th to 97th percentile had birth weights 1200 to 2200 grams. Mothers with gestational age 42 weeks had a baby with a birth weight 2500 to 4471 grams with 3th to 97th percentile. Birth weight percentile according to gestational age in the country of Mexico when compared to almost the same as in Tangerang, Indonesia on the 3rd and 50th percentile. However, at the 97th percentile Indonesia slightly below Mexico with a birth weight according to gestational age 31 to 42 weeks of 2200 to 4500 grams.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Oktora
"Telah dilakukan analisis temporal-spasial untuk mengetahui asosiasi konsentrasi polutan di udara ambien dengan kelahiran. Analisis mencakup ANOVA, korelasi, regresi, dan regresi linier ganda dengan prevalensi kasus BBLR sebagai variabel dependen dan konsentrasi NO2 sebagai variabel independen. Hasil analisis menunjukkan konsentrasi NO2di udara ambien pada bulan pertama (R = 0.464, Sig = 0,000) dan kedua (R = 0,243, Sig = 0,013) kehamilan secara signifikan berkorelasi dengan BBLR. Analisis regresi linier ganda menunjukkan konsentrasi NO2 pada bulan pertama dan kedua kehamilan serta tempat tinggal memprediksi 25% kasus BBLR (R = 0,5, R square = 0,25; Sig. Model fix (uji Anova) = 0,000). Faktor yang paling berkaitan dengan BBLR adalah pajanan NO2 bulan pertama kehamilan (B = 259).

A spatial-temporal analysis has been done to find out the linkage between the concentration of NO2 in the ambient air during pregnancyand the incidence of LBW in Jakarta. It included ANOVA analysis, correlation, regression, and multiple linear regression with the prevalence of LBW as the dependent variable and the concentration of NO2 as an independent variable. The results shows NO2 concentrations in the ambient air in the first (R = 0464, Sig = 0.000) and second (R = 0.243, Sig = 0.013) month of gestation were significantly correlated with the LBW. Multiple linear regression analysis showed the concentration of NO2 in the first and second month of pregnancy and where the mother lived predict 25% of cases of LBW (R = 0.5, R square = 0.25; Sig. Models fix (Anova test) = 0.000). The most influence on LBW is exposure to NO2 in the first month of gestation (B = 259).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Winartini
"Health Care-Associated Infection (HAIs) telah menjadi topik besar dari tahun ketahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berat lahir dengan ketahanan bayi terhadap infeksi aliran darah (IAD). Variabel lain yang ikut dianalisis hubungannya dengan ketahanan bayi terhadap IAD adalah, jenis kelamin, usia gestasi, APGAR, kelainan kongenital, usia ibu saat melahirkan, penyakit maternal dan penggunaan alat invasif seperti kateter intravena, ETT dan NC-CPAP.
Desain penelitian adalah kohort retrospektif dengan menggunakan metode Kaplan Meier, menggunakan rekam medis pasien perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo.tahun 2012. Selama periode pengamatan, dari 298 bayi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian, diketahui ketahanan terhadap IAD pada non BBLR 72,4% dibandingkan dengan BBLR 69,3%. Insiden IAD sebesar 8,7 % (5,9/1000) dengan median waktu ketahanan terhadap infeksi adalah 10 hari. Berat lahir memiliki efek protektif terhadap IAD sebesar 0,54 (p > 0,05), sedangkan kateter sentral diketahui memiliki efek resiko yang besar terhadap kejadian IAD (HR= 6,5; 95% CI: 2,4-17,6; p< 0,001).

Health Care-Associated Infection (HAIs) has become a major topic from year to year. The objective of this study was to assess relation of birth weight to Blood Stream Infections (BSI) survival rate in neonates. Other variables were also analyzed related to survival rate were sex, gestational age, APGAR score, congenital abnormality, maternal age, maternal disease and presence of invasive devices such as intravenous catheters, ETT and NC-CPAP.
This was a retrospective cohort study with Kaplan Meier method, using patients? medical record of Unit Perinatology National General Hospital of Dr. Cipto Mangunkusumo in 2012. During study period, among 298 infants who met inclusion criterias, survival rate of BSI in LBW was 72,4% compared with 69,3% in HBW. Total incidence of BSI was 8,7% (5,9 / 1000) with a median survival time was 10 days. Birth weight has a protective effect on BSI of 0,54 (p> 0,05), while central catheters are known to have highly effect on BSI (HR = 6.5, 95% CI: 2,4 to 17,6, p <0,001).
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Meiandayati
"Pendahuluan:Wasting merupakan salah satu permasalahan status gizi serius yang dapatmeningkatkan kematian bayi dan balita. Indonesia merupakan negara kontributor wastingke 4 tertinggi di dunia.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend wasting1993-2014 dan hubungan berat lahir dengan wasting pada anak usia 0-24 bulan tahun 2014.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel penelitian ini pada IndonesiaFamily Life Survey 1FLS yaitu anak yang berusia 0-24 bulan tahun 2014 sebesar 1476orang. Data dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil: Trend wasting 1993-2014memperlihatkan sedikit penurunan dari 11,3 1993 menjadi 11,0 2014 dan tidakbermakna secara statistik P value : 0,480. Hubungan berat lahir dengan wasting pada anakusia 0-24 bulan berbeda menurut kepemilikan buku KIA. Setelah dikontrol oleh pemberianASI eksklusif, waktu pemberian MP ASI pertama kali, usia anak, pekerjaan ibu dan statuskemiskinan, anak yang memiliki berat lahir.

Introduction Wasting is one of serious nutritional problems that can increase the infantand toddler mortality. Indonesia ranks the 17th country with the highest wasting prevalence 12.1 and the 4th highest contributor in the world.
Objectives This study aims to findout the wasting trend in 1993 2014 and the relation between birth weight and wasting inchildren aged 0 24 months.
Methods The study design was cross sectional. This studytook samples on Indonesia Family Life Survey 1FLS that were 1476 children aged 0 24months in 2014. Data analysis applied logistic regression.
Results The wasting trendrespectively decreased in 2014 to 11,0 from 11,3 in 1993 and the results of statisticalhad not changed significantly Pvalue 0,480 . The relation between birth weight andwasting in children aged 0 24 months was different according to the ownership of motherand child card. After controlled by the provision of exclusive breastfeeding, the first periodof complementary feeding, the child rsquo s age, maternal employment and poverty status, thechildren who had birth weight.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50065
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>