Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120567 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Hafidz Djawawi
"Pesatnya pertumbuhan penduduk DKI Jakarta, khususnya Jakarta bagian utara, berbanding lurus dengan kebutuhan akan air dengan kualitas baik, yaitu air yang bersifat tawar atau tidak asin. Hingga saat ini, air tanah masih menjadi primadona untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebagian masyarakat. Hanya saja, salah satu permasalahan yang ada di Jakarta bagian utara adalah keberadaan air tanah dengan kualitas buruk atau payau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hidrostratigrafi Jakarta bagian utara dan kaitannya dengan karakteristik hidrokimia yang dianalisis menggunakan Diagram Piper Segitiga dan Diagram Durov. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran persebaran kualitas air secara lateral berdasarkan data DHL, TDS, dan ion klorida. Dengan memperhatikan beberapa parameter yang digunakan dalam analisis tersebut, maka lokasi dan kedalaman air tanah dengan kualiatas baik dapat ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan peta zonasi hidrokimia dan hidrostratigrafi yang dibuat, Tangerang Selatan adalah lokasi terbaik untuk dilakukannya pengeboran dengan kedalaman 0 – 40 mbmt dan 140 – 250 mbmt.

The rapid population growth of DKI Jakarta, especially northern Jakarta, is directly proportional to the need for good quality water, namely water that is fresh or not salty. Until now, groundwater is still the prima donna to meet the clean water needs of some communities. It's just that, one of the problems in northern Jakarta is the presence of groundwater of poor quality or brackish. This study aims to obtain an overview of the hydrostratigraphy of northern Jakarta and its relation to the hydrochemical characteristics which are analyzed using the Piper Triangle Diagram and the Durov Diagram. This study also aims to obtain a description of the distribution of water quality laterally based on DHL, TDS, and chloride ion data. By taking into account the several parameters used in the analysis, the location and depth of groundwater with good quality can be determined. The results showed that based on the hydrochemical and hydrostratigraphic zoning maps made, South Tangerang is the best location for drilling with a depth of 0 – 40 mbmt and 140 – 250 mbmt."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oskhaliza
"Jakarta merupakan salah satu wilayah metropolitan terbesar di dunia. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sebagian besar masyarakat Jakarta menggunakan air dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta sebagai sumber utama karena aksesibilitasnya. Masifnya penggunaan airtanah menimbulkan permasalahan terkait kelestarian, distribusi airtanah, dan kualitas airtanah dari CAT Jakarta bagian selatan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas air tanah, menganalisis jenis-jenis akuifer, dan memprediksi kualitas air tanah secara spasial untuk jangka menengah (5-10 tahun ke depan). Metodologi penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis petrologi, diagram Durov dan Piper, serta analisis kandungan TDS, DHL dan Cl untuk menentukan karakteristik hidrostratigrafi dan hidrokimia. Hasil analisis Diagram Piper dan Durov menunjukkan bahwa Cekungan Air Tanah Jakarta Selatan memiliki dua jenis air yaitu Ca-HCO3 (ion exchange & dissolution) untuk akuifer bebas dan Na-HCO3 (ion exchange) untuk akuifer tertekan. Analisis stratigrafi menunjukkan bahwa akuifer terdiri dari endapan kerikil, pasir dan tuf, akuitar terdiri dari endapan lanau dengan kandungan tufa, sedangkan akuiklud dari endapan lempung. Secara umum, kualitas air tanah di CAT Jakarta Selatan cukup baik kecuali di sebagian Kecamatan Kalideres dan Batuceper. Disimpulkan bahwa airtanah dari CAT Jakarta Selatan masih layak digunakan dalam jangka menengah hingga tahun 2033 kecuali di sebagian kecil Kecamatan Batuceper, Kalideres, dan Benda.

Jakarta is one of the largest metropolitan areas in the world. To meet the need for clean water, most people in Jakarta use water from the Jakarta Groundwater Basin as the main source because it accesibillity. The massive use of groundwater raises problems related to the sustainability, distribution of groundwater, and groundwater quality from the southern part of Jakarta Groundwater Basin. The main objectives of this study are to determine the quality of groundwater, to analyze the types of aquifers, and to predict the groundwater quality spatially for the medium term (3-10 years ahead). The study methodology was carried out using petrological analysis, Durov and Piper diagrams, as well as TDS, DHL and Cl- content analysis to determine the hydrostratigraphic and hydrochemical characteristics.The Piper and Durov Diagram analysis results show that the southern Jakarta Groundwater Basin has two types of water, namely Ca-HCO3 (ion exchange & dissolution) for unconfined aquifers and Na-HCO3 (ion exchange) for confined aquifers. Stratigraphic analysis shows that aquifer consists of gravel, sand and tuff deposits, the aquitar consists of silt deposits with tuff content, while the aquicludes consists of mainly clay deposits. In general, the quality of groundwater in the southern Jakarta Groundwater Basin is good except for parts of Kalideres and Batuceper District. It is concluded that groundwater from the Southern of Jakarta Groundwater Basin is still suitable for use in the medium term until 2033 except for small proportions in Batuceper, Kalideres, and Benda."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldi Naufal Imansyah
"Pada tahun 2009, Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta mendapatkan kondisi kritis hingga rusak karena pengambilan air tanah yang berlebih. Hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas masyarakat. Dengan banyaknya aktivitas manusia pada suatu wilayah dapat membuat air tanah terutama pada akuifer bebasnya menjadi rawan akan pencemaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran, persebaran tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran, dan fungsi parameter yang digunakan terhadap kerentanan air tanah di CAT Jakarta bagian utara. Analisa kerentanan air tanah terhadap pencemaran menggunakan metode Aquifer Vulnerability Index (AVI) dan Susceptibility Index (SI). Analisa dengan metode AVI menghasilkan tiga klasifikasi yaitu sangat bahaya, bahaya dan sedang. Untuk klasifikasi kerentanan dengan metode SI menghasilkan klasifikasi sangat tinggi, tinggi, dan agak tinggi. Validasi hasil kerentanan yang telah didapatkan akan dilakukan perbandingan dengan hasil klasifikasi air tanah pada wilayah penelitian berdasarkan nilai Total Dissolved Solids (TDS) dan Daya Hantar Listrik (DHL). Klasifikasi air tanah berdasarkan nilai TDS menghasilkan air tawar dan air payau. Klasifikasi air tanah berdasarkan nilai DHL menghasilkan tawar dan agak payau. Terdapat daerah dengan indeks kerentanan sangat bahaya atau tinggi memiliki klasifikasi air tanahnya air payau atau agak payau. Akan tetapi masih banyak daerah yang dengan indeks kerentanan sangat bahaya atau tinggi memiliki klasifikasi air tanahnya air tawar atau tawar. Pada metode AVI parameter yang paling berpengaruh terhadap kerentanan air tanah adalah kedalaman zona tak jenuh. Sedangkan pada metode SI, persebaran tingkat kerentanannya sensitif terhadap perubahan parameter tata guna lahan dan muka air tanah.

In 2009, the Jakarta Groundwater Basin reached critical to damaged condition due to excessive groundwater extraction. This is due to increased community activities. With so many human activities in an area, groundwater, especially in the free aquifer, is prone to pollution. The purpose of this study is to determine the level of groundwater vulnerability to pollution, the distribution of the level of groundwater vulnerability to pollution, and the function of the parameters used on groundwater vulnerability at groundwater basin of northern Jakarta. Analysis of groundwater vulnerability to pollution uses the Aquifer Vulnerability Index (AVI) and Susceptibility Index (SI) methods. Analysis using the AVI method resulted in three classifications: very hazardous, hazardous and moderate. The classification of vulnerability using the SI method resulted in the classification of very high, high, and slightly high. Validation of the vulnerability results that have been obtained will be compared with the results of groundwater classification in the research area based on Total Dissolved Solids (TDS) and Electrical Conductivity (EC) values. Groundwater classification based on TDS value produces freshwater and brackish water. Classification of groundwater based on DHL values results in fresh and slightly brackish water. There are areas with a very hazardous or high vulnerability index that have a groundwater classification of brackish water or slightly brackish water. However, there are still many areas with a very hazardous or high vulnerability index that have a freshwater or freshwater groundwater classification. In the AVI method, the parameter that has the most influence on groundwater vulnerability is the depth of the unsaturated zone. While in the SI method, the distribution of vulnerability levels is sensitive to changes in land use parameters and groundwater levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guzman-Ladion, Herminia De
Bandung: Indonesia Publishing House , 1995
615.85 GUZ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Ghina Safitri
"Kota Jakarta terus mengalami peningkatan jumlah penduduk yang pesat setiap tahunnya. Seiring dengan tingginya aktivitas manusia, hal tersebut dapat berdampak pada ketersediaan air bersih, khususnya di Jakarta bagian Selatan yang memiliki banyak objek wisata serta kawasan pusat bisnis perkantoran. Apalagi, sebagian besar dari seluruh penduduk kota Jakarta masih sangat bergantung pada air tanah yang berasal dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta sebagai sumber utama. Selain pengaruh aktivitas manusia, kondisi air tanah pada sebuah akuifer juga dipengaruhi oleh faktor geologi yang dapat mengubah karakteristik, potensi, dan dinamika air tanah melalui litologi penyusun lapisan akuifer dan struktur geologinya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik litologi batuan penyusun serta tingkat kerentanan air tanah pada akuifer bebas, dengan melakukan studi rentan air tanah menggunakan metode Simple Vertical Vulnerability (SVV) berdasarkan tiga variabel, yaitu material zona tak jenuh, kedalaman muka air tanah, dan jumlah imbuhan air tanah. Selain itu, analisis interpolasi juga dilakukan untuk mencari nilai pada beberapa variabel yang nantinya akan didapatkan hasil analisis terkait tingkat kerentanan air tanah serta hubungannya dengan litologi batuan penyusun pada lokasi yang diuji. Berdasarkan hasil penelitian, Cekungan Air tanah (CAT) Jakarta bagian Selatan memiliki empat zona kerentanan air tanah, yaitu zona kerentanan tinggi (36 km²), zona kerentanan sedang (554 km²), zona kerentanan rendah (212 km²), dan zona kerentanan sangat rendah (6 km²). Pada daerah penelitian, lapisan zona tak jenuh terdiri dari dua lapisan. Lempung, lanau pasiran, dan pasir halus membentuk lapisan pertama, sementara pasir berbutir sedang hingga kerikil dan lempung membentuk lapisan kedua. Litologi lapisan tak jenuh menjadi kunci awal dalam menentukan tingkat air tanah intrinsik terhadap kerentanan. Ketika ukuran butir litologi semakin halus maka proses infiltrasi akan semakin lama sehingga akan mengalami perlambatan dan pengurangan kontaminan pada air.

The city of Jakarta continually experiences rapid population growth every year. Along with the high level of human activity, this can have an impact on the availability of clean water, especially in the southern part of Jakarta, which is home to numerous tourist attractions and central business and office areas. Moreover, a significant portion of Jakarta's population still heavily relies on groundwater from the Jakarta Aquifer System as their primary water source. In addition to the influence of human activities, the condition of groundwater within an aquifer is also influenced by geological factors, which can alter the characteristics, potential, and dynamics of groundwater through the lithology of the aquifer's composing layers and its geological structure. This has the potential to create imbalances in the management of groundwater resources. This research is conducted to analyze the characteristics of the lithology of the rock formations and the vulnerability of groundwater in unconfined aquifers. It involves a study of groundwater vulnerability using the Simple Vertical Vulnerability (SVV) method based on three variables: the unsaturated zone material, the depth of the groundwater table, and the volume of groundwater recharge. Additionally, interpolation analysis is carried out to determine values for several variables. These values will subsequently provide an analysis of groundwater vulnerability and its relationship with the lithology of the rock formations at the study location. Based on the research findings, the South Jakarta Aquifer Basin (CAT) has four groundwater vulnerability zones, namely high vulnerability zone (36 km²), moderate vulnerability zone (554 km²), low vulnerability zone (212 km²), and very low vulnerability zone (6 km²). In the research area, the unsaturated zone consists of two layers. Clay, sandy loam, and fine sand form the first layer, while medium-coarse sand to gravel and clay form the second layer. The lithology of the unsaturated zone is the initial key factor in determining the intrinsic groundwater vulnerability. When the grain size of the lithology becomes finer, the infiltration process will take longer, resulting in a slowdown and reduction of contaminants in the water.
f
"
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Akbar Jodi Putra
"Kebutuhan airtanah memiliki peranan penting, terutama sektor perindustrian di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Wilayah Jakarta bagian utara mengalami alih fungsi lahan menjadi area terbangun dan perindustrian yang menyebabkan konsumsi airtanah meningkat. Sektor perindustrian hanya dapat memanfaatkan airtanah pada akuifer tertekan, sehingga perlu adanya beberapa parameter sebagai bahan pertimbangan dalam memanfaatkan airtanah agar tidak menimbulkan masalah lingkungan. Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus di Cekungan Airtanah (CAT) Jakarta bagian utara dengan tujuan dalam menganalisis karakteristik akuifer tertekan dan menghitung debit maksimum pengambilan airtanah pada akuifer tertekan. Metode yang digunakan adalah well logging, cutting, coring, dan pumping test. Karakteristik akuifer tertekan menggunakan semua metode pada penelitian ini. Analisis data cutting dan coring digunakan untuk korelasi litologi bawah permukaan, data well logging digunakan untuk menentukan tipe akuifer agar dapat dibuat model hidrostratigrafi, dan data pumping test digunakan untuk menganalisis karakteristik akuifer. Karakteristik akuifer tertekan dianalisis dari parameter hidrolik akuifer, yaitu transmisivitas dan konduktivitas hidrolik. Tingkat transmisivitas akuifer tertekan tergolong sangat rendah – sangat tinggi dengan rentang nilai dari 0.0015 - 226.024 m2/hari. Nilai konduktivitas hidrolik akuifer tertekan dari lima sumur memiliki rentang nilai dari 0.069 – 3.06 m/hari yang tergolong relatif rendah – sedang. Nilai transmisivitas dan data muka airtanah digunakan untuk menghitung debit maksimum daerah penelitian. Penghitungan debit maksimum pengambilan airtanah akuifer tertekan pada lima sumur didapat melalui penghitungan penurunan maksimum muka airtanah yang diizinkan dan debit optimum. Nilai debit maksimum penghitungan memiliki rentang 0.03 – 10.34 l/det. Penghitungan debit maksimum dan debit optimum dapat dijadikan syarat untuk pengambilan airtanah untuk memanfaatkan airtanah agar tidak terjadi kerusakan lingkungan pada akuifer tertekan tersebut.

The need for groundwater is essential, especially in the industrial sector in huge cities like DKI Jakarta. The northern part of Jakarta transformed land use into a built-up area and industry, which caused an increment in groundwater consumption. The industrial sector only utilizes groundwater in confined aquifers, so it is necessary to have several parameters for consideration in using groundwater so there is no negative environmental impact. Therefore, this study focuses on the northern Jakarta Groundwater Basin, aims to analyze the characteristics of confined aquifers and calculate the maximum discharge of groundwater withdrawal in confined aquifers. This study used several methods, i.e., well logging, rock cutting, rock core, and pumping test. The characteristics of the confined aquifer used all methods in this study. Analysis of rock cutting and rock coring data were used for correlate the subsurface lithology, well logging data were used for determine the type of aquifers in order to make hydrostratigraphic model, and pumping test data were used for analyze the characteristics of aquifer. The characteristics of confined aquifer were analyzed from hydraulic parameters of the aquifers, i.e., transmissivity and hydraulic conductivity. The rates of transmissivity are very low to very high with a range of value from 0.0015 - 226.024 m2/day. The value of confined aquifer hydraulic conductivity from five wells have range from 0.069 – 3.06 m/day, which is relatively low to intermediate. The value of transmissivity and groundwater level data were used for calculating the maximum discharge of groundwater withdrawal in this study area. The maximum discharge of groundwater withdrawal calculation from confined aquifers took place in five wells and were obtained by calculating the maximum allowable groundwater level decrease and the optimum discharge of groundwater withdrawal. The value of maximum discharge has a range from 0.03 – 10.34 l/s. The calculation of maximum discharge and optimum discharge can be used as a condition for groundwater extraction to prevent environmental damage for the confined aquifer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Tri Ambarwati
"Cekungan Air Tanah Jakarta merupakan daerah penyimpan air tanah yang memiliki manfaat sebagai sumber air baku pemenuhan segala kebutuhan air bersih di DKI Jakarta dan sekitarnya. Penggambaran kondisi potensi air tanah di CAT Jakarta perlu dilakukan untuk mengetahui potensi air yang tersimpan mengalami kondisi berlebih (surplus) atau mengalami kondisi kekurangan sumber daya air tanah (defisit). Dalam penelitian ini, dilakukan analisis potensi cadangan air tanah berdasarkan analisis menggunakan Metode Thiessen Polygon untuk memperoleh cakupan area luasan hujan, Metode Modifikasi Penman untuk mengetahui besar nilai evapotranspirasi potensial, dan Metode F.J. Mock untuk mengetahui besar nilai neraca air di CAT Jakarta. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data curah hujan, data klimatologi (data suhu udara, lama penyinaran matahari, kelembapan udara relatif, kecepatan angin rata-rata, dan letak stasiun pengukuran), data tutupan lahan, dan data kependudukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi geologi (porositas) terhadap besar ketersediaan air tanah, mengetahui besar potensi debit ketersediaan air tanah di CAT Jakarta sebagai pemenuh kebutuhan air bersih di DKI Jakarta dan sekitarnya, dan mengetahui kondisi indeks kekritisan air tanah di CAT Jakarta. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi untuk kondisi cadangan air tanah di CAT Jakarta sebagai upaya konservasi dan mengontrol penggunaan air tanah di CAT Jakarta. Berdasarkan hasil analisis perhitungan neraca air, diperoleh potensi air tanah di CAT Jakarta mengalami kondisi defisit/kekurangan sumber daya air dengan debit sebesar -875.330.761,41 m3/tahun pada tahun 2019. Debit kebutuhan air tanah untuk kebutuhan domestik di CAT Jakarta mencapai angka sebesar 1.031.257.969,5 m3/tahun pada tahun 2018. Kondisi air tanah di CAT Jakarta pada tahun 2016 – 2020 berada dalam kondisi indeks kekritisan air >100% yang terklasifikasi ke dalam kondisi sangat kritis. Disimpulkan bahwa potensi air tanah di CAT Jakarta tidak mampu memenuhi kebutuhan air domestik di DKI Jakarta dan sekitarnya serta kondisi di mana air tanah tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga membutuhkan sumber air bersih alternatif sebagai pemenuh kebutuhan air domestik.

The Jakarta Groundwater Basin is a groundwater storage area that has benefits as a source of raw water to meet all clean water needs in DKI Jakarta and its surroundings. It is necessary to describe the condition of groundwater potential at the Jakarta CAT to determine the potential for stored water to be in excess (surplus) or experiencing a shortage of groundwater resources (deficit). In this study, an analysis of the potential for groundwater reserves was carried out based on the analysis using the Thiessen Polygon Method to obtain the coverage area of the rain area, the Penman Modification Method to determine the potential evapotranspiration value, and the F.J. Mock method to find out the value of the water balance in the Jakarta CAT. The data used in this study are rainfall data, climatological data (air temperature data, duration of sunshine, relative humidity, average wind speed, and the location of the measurement station), land cover data, and population data. This study aims to determine the effect of geological conditions (porosity) on the availability of groundwater, to determine the potential discharge of groundwater availability in the Jakarta CAT as a source of clean water in DKI Jakarta and its surroundings, and to determine the condition of the groundwater criticality index in the Jakarta CAT. This research is expected to be a recommendation for the condition of groundwater reserves in the Jakarta CAT as an effort to conserve and control the use of groundwater in the Jakarta CAT. Based on the results of the analysis of the water balance calculation, it was found that the groundwater potential in the Jakarta CAT is in a state of deficit/lack of water resources with a discharge of -875,330,761.41 m3/year in 2019. The discharge of groundwater needs for domestic needs in the Jakarta CAT reached a number of 1,031,257,969.5 m3/year in 2018. Groundwater conditions in the Jakarta CAT in 2016 – 2020 are in a condition of water criticality index >100% which is classified into very critical condition. It is concluded that the groundwater potential in the Jakarta CAT is not able to meet the domestic water needs in DKI Jakarta and its surroundings and the conditions in which groundwater cannot be utilized by the community, thus requiring alternative sources of clean water to meet domestic water needs."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Prapanca
"Banyaknya penduduk yang berada di DKI Jakarta ini akibat bertambahnya penduduk dari waktu ke waktu membuat kebutuhan akan air bersih untuk kehidupan sehari-hari di daerah tersebut semakin banyak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis peta zonasi kerentanan air tanah terhadap pencemaran serta menganalisis indeks kerentanan air tanah terhadap pencemaran di Cekungan Air Tanah Jakarta Bagian Selatan. Penelitian ini menggunakan lima parameter dari metode SI yaitu kedalaman muka air tanah, imbuhan air tanah, media akuifer, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Selain itu digunakan tiga parameter dari metode GOD yaitu jenis akuifer, litologi akuifer, dan kedalaman muka air tanah yang berasal dari data logging pengeboran serta data kualitas air tanah yang dimiliki oleh Balai Konservasi Air Tanah Jakarta Kementerian ESDM. Penelitian menghasilkan zona persebaran kerentanan air tanah terhadap pencemaran pada akuifer bebas. Zona persebaran yang dihasilkan dari metode SI didominasi oleh tingkat kerentanan tinggi dengan parameter yang paling memengaruhi adalah penggunaan lahan. Zona pesebaran yang dihasilkan dari metode GOD didominasi oleh tingkat kerentanan sedang – tinggi. Berdasarkan pesebaran nilai TDS dan DHL menunjukkan air di wilayah Cekungan Air Tanah Jakarta Bagian Selatan masih aman untuk digunakan.

The large number of people in DKI Jakarta due to the increase in population from time to time makes the need for clean water for daily life in the area more and more. The purpose of this research is to analyze the zoning map of groundwater vulnerability to pollution and analyze the index of groundwater vulnerability to pollution in the South Jakarta Groundwater Basin. This research uses five parameters from the SI method, namely depth to groundwater table, groundwater recharge, aquifer media, slope, and land use. In addition, three parameters from the GOD method were used, namely aquifer type, aquifer lithology, and groundwater table depth derived from drilling logging data and groundwater quality data owned by the Jakarta Groundwater Conservation Center of the Ministry of Energy and Mineral Resources. The research resulted in the distribution zone of groundwater vulnerability to pollution in free aquifers. The distribution zones generated from the SI method are dominated by high vulnerability levels with the most influential parameter being land use. The zone resulting from the GOD method is dominated by moderate - high vulnerability. Based on the distribution of TDS and DHL values, the water in the South Jakarta Groundwater Basin is still safe for use."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvara Kamila Salim
"Air tanah merupakan salah satu sumber kehidupan semua makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Air tanah didapatkan dari dalam akuifer di suatu sistem cekungan air tanah. Salah satu cekungan air tanah yang paling aktif dan berkembang, serta dimanfaatkan di Indonesia adalah Cekungan Air Tanah Jakarta. Bertambahnya permintaan akan air bersih untuk keperluan higiene sanitasi harus diiringi dengan kajian mengenai kualitas air tanah untuk mengetahui status mutu air tanah. Penelitian mengenai kualitas air tanah ini akan berfokus pada pada akuifer tertekan di bagian selatan Cekungan Air Tanah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penilaian status mutu air ini adalah STORET, yang mengacu pada Kementerian Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 dan penentuan status mutu air yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. Dalam penentuan status mutu air, digunakan beberapa parameter fisika dan kimia air tanah, seperti kekeruhan, warna, kesadahan, zat padat terlarut (TDS), pH, besi (Fe), mangan (Mn), sulfat (SO4), nitrat (NO3), nitrit (NO2), timbal (Pb), dan seng (Zn). Berdasarkan analisis yang dilakukan, dari 42 titik pemercontohan yang tersebar di daerah penelitian, sebanyak 6 titik termasuk dalam Kategori A (Memenuhi Standar), 9 titik termasuk dalam Kategori B (Cemar Ringan); 15 titik termasuk dalam Kategori C (Cemar Sedang); dan 12 titik termasuk dalam Kategori D (Cemar Berat). Titik pemercontohan dengan status mutu air tanah yang melebihi batas maksimum umumnya dipengaruhi oleh kandungan unsur besi (Fe) dan mangan (Mn) yang tinggi. Daerah penelitian didominasi oleh tipe fasies air tanah berupa Na-HCO3, Ca-HCO3, dan Mg-HCO3. Penghitungan CaI menunjukkan bahwa proses geokimia yang memengaruhi unsur tersebut adalah direct cation exchange.

Groundwater is a source of life for all living things, including humans. Groundwater is obtained from the aquifer in a groundwater basin system. One of the most active and developing groundwater basins in Indonesia is the Jakarta Groundwater Basin. The increasing demand for clean water for sanitation hygiene purposes must be accompanied by a study of groundwater quality to determine the status of groundwater quality. This research on groundwater quality will focus on confined aquifers in the southern part of the Jakarta Groundwater Basin. The method used in assessing the status of this water quality is STORET, which refers to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia No. 32 of 2017 and determination of water quality status which refers to the Decree of the Minister of the Environment No. 115 of 2003. In determining the status of water quality, several physical and chemical parameters of groundwater are used, such as turbidity, color, hardness, dissolved solids (TDS), pH, iron (Fe), manganese (Mn), sulfate (SO4), nitrate (NO3), nitrite (NO2), lead (Pb), and zinc (Zn). Based on the analysis conducted, of the 42 pilot points spread over the research area, 6 points are included in Category A (Meeting Standards), 9 points are included in Category B (Light Polluted); 15 points are included in Category C (Medium Polluted); and 12 points are included in Category D (Heavy Polluted). The sampling points with the groundwater quality status exceeding the maximum limit are generally influenced by the high content of iron (Fe) and manganese (Mn). The research area is dominated by the type of groundwater facies in the form of Na-HCO3, Ca-HCO3, and Mg-HCO3. The calculation of CaI shows that the geochemical process that affects the element is direct cation exchange."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Bagus Satria Dananjaya Sarastika Putra
"Daerah Ibukota Jakarta merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Sumber air bersih yang saat ini masih digunakan adalah air tanah. Ketersediaan air tanah yang bersih menjadi perhatian agar kebutuhan masyarakat akan air layak konsumsi dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran di Akuifer Dangkal Cekungan Air Tanah Jakarta serta kaitannya dengan risiko pencemaran air tanah yang ada. Penelitian ini menggunakan data deskripsi logging pengeboran dan data kualitas air tanah yang dimiliki oleh Balai Konservasi Air Tanah Kementerian ESDM. Metode yang digunakan adalah Metode GOD yaitu metode penilaian kerentanan air tanah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan air tanah di Akuifer Dangkal Cekungan Air Tanah Jakarta. Zonasi kerentanan air tanah yang dihasilkan berdasarkan metode ini menunjukkan bahwa sebagian besar area akuifer dangkal merupakan area yang memiliki kerentanan sedang sampai dengan tinggi. Risiko pencemaran yang dihadapi berkaitan dengan jenis tutupan lahan yang ada di masing-masing zona kerentanan air tanah. Zonasi kerentanan air tanah menggunakan Metode GOD cocok untuk menggambarkan area yang luas karena menggunakan tiga parameter kerentanan air tanah. Namun begitu, karena keterbatasan penggunaan hanya tiga parameter membuat hasil zonasi kerentanan air tanah kurang akurat jika dibandingkan dengan metode lain.

The Capital Region of Jakarta is an area that has a fairly high population density. The high population density causes the need for clean water to increase. The source of clean water that is still used is ground water. The availability of clean ground water is a concern so that the community's needs for water fit for consumption can be met. The purpose of this study was to determine the level of vulnerability of groundwater to pollution in the Shallow Aquifer of the Jakarta Groundwater Basin and its relation to the risk of existing groundwater pollution. This study uses drilling logging description data and groundwater quality data owned by the Center for Groundwater Conservation of the Ministry of Energy and Mineral Resources. The method used is the GOD method, which is a groundwater vulnerability assessment method with the aim of knowing the level of groundwater vulnerability in Shallow Aquifers of the Jakarta Groundwater Basin. The groundwater vulnerability zoning generated based on this method shows that most of the shallow aquifer areas are areas that have moderate to high vulnerability. The pollution risk faced is related to the type of land cover that exists in each groundwater vulnerability zone. Groundwater vulnerability zoning using the GOD method is suitable for describing large areas because it uses three parameters of groundwater vulnerability. However, due to the limited use of only three parameters, the results of groundwater vulnerability zoning are less accurate when compared to other methods."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>