Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Akbar Jodi Putra
"Kebutuhan airtanah memiliki peranan penting, terutama sektor perindustrian di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Wilayah Jakarta bagian utara mengalami alih fungsi lahan menjadi area terbangun dan perindustrian yang menyebabkan konsumsi airtanah meningkat. Sektor perindustrian hanya dapat memanfaatkan airtanah pada akuifer tertekan, sehingga perlu adanya beberapa parameter sebagai bahan pertimbangan dalam memanfaatkan airtanah agar tidak menimbulkan masalah lingkungan. Oleh sebab itu, penelitian ini berfokus di Cekungan Airtanah (CAT) Jakarta bagian utara dengan tujuan dalam menganalisis karakteristik akuifer tertekan dan menghitung debit maksimum pengambilan airtanah pada akuifer tertekan. Metode yang digunakan adalah well logging, cutting, coring, dan pumping test. Karakteristik akuifer tertekan menggunakan semua metode pada penelitian ini. Analisis data cutting dan coring digunakan untuk korelasi litologi bawah permukaan, data well logging digunakan untuk menentukan tipe akuifer agar dapat dibuat model hidrostratigrafi, dan data pumping test digunakan untuk menganalisis karakteristik akuifer. Karakteristik akuifer tertekan dianalisis dari parameter hidrolik akuifer, yaitu transmisivitas dan konduktivitas hidrolik. Tingkat transmisivitas akuifer tertekan tergolong sangat rendah – sangat tinggi dengan rentang nilai dari 0.0015 - 226.024 m2/hari. Nilai konduktivitas hidrolik akuifer tertekan dari lima sumur memiliki rentang nilai dari 0.069 – 3.06 m/hari yang tergolong relatif rendah – sedang. Nilai transmisivitas dan data muka airtanah digunakan untuk menghitung debit maksimum daerah penelitian. Penghitungan debit maksimum pengambilan airtanah akuifer tertekan pada lima sumur didapat melalui penghitungan penurunan maksimum muka airtanah yang diizinkan dan debit optimum. Nilai debit maksimum penghitungan memiliki rentang 0.03 – 10.34 l/det. Penghitungan debit maksimum dan debit optimum dapat dijadikan syarat untuk pengambilan airtanah untuk memanfaatkan airtanah agar tidak terjadi kerusakan lingkungan pada akuifer tertekan tersebut.

The need for groundwater is essential, especially in the industrial sector in huge cities like DKI Jakarta. The northern part of Jakarta transformed land use into a built-up area and industry, which caused an increment in groundwater consumption. The industrial sector only utilizes groundwater in confined aquifers, so it is necessary to have several parameters for consideration in using groundwater so there is no negative environmental impact. Therefore, this study focuses on the northern Jakarta Groundwater Basin, aims to analyze the characteristics of confined aquifers and calculate the maximum discharge of groundwater withdrawal in confined aquifers. This study used several methods, i.e., well logging, rock cutting, rock core, and pumping test. The characteristics of the confined aquifer used all methods in this study. Analysis of rock cutting and rock coring data were used for correlate the subsurface lithology, well logging data were used for determine the type of aquifers in order to make hydrostratigraphic model, and pumping test data were used for analyze the characteristics of aquifer. The characteristics of confined aquifer were analyzed from hydraulic parameters of the aquifers, i.e., transmissivity and hydraulic conductivity. The rates of transmissivity are very low to very high with a range of value from 0.0015 - 226.024 m2/day. The value of confined aquifer hydraulic conductivity from five wells have range from 0.069 – 3.06 m/day, which is relatively low to intermediate. The value of transmissivity and groundwater level data were used for calculating the maximum discharge of groundwater withdrawal in this study area. The maximum discharge of groundwater withdrawal calculation from confined aquifers took place in five wells and were obtained by calculating the maximum allowable groundwater level decrease and the optimum discharge of groundwater withdrawal. The value of maximum discharge has a range from 0.03 – 10.34 l/s. The calculation of maximum discharge and optimum discharge can be used as a condition for groundwater extraction to prevent environmental damage for the confined aquifer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqullah Luthfi Rahmat Ramadhan
"Semakin pesatnya perkembangan suatu wilayah akan diimbangi dengan meningkatkanya kebutuhan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain kebutuhan air bersih, potensi terjadinya pencemaran terhadap air di permukaan atau di bawah permukaan juga semakin tinggi karena semakin banyak aktivitas manusia yang dilakukan. Daerah Jabodetabek, terutama Jakarta, masih sangat bergantung terhadap akuifer dangkal atau akuifer tidak tertekan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Kondisi airtanah pada akuifer dipengaruhi oleh faktor geologi (iklim, litologi, hidrologi, dsb) serta faktor manusia (aktivitas industri, limbah, urbanisasi, dsb). Perlu dilakukan kajian dan evaluasi mengenai kondisi atau tingkat kerentanan airtanah sehingga dapat diketahui tindakan yang tepat sesuai tingkatannya. Metode Simple Vertical Vulnerability (SVV) dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi kerentanan airtanah suatu wilayah berdasarkan batuan penyusun zona tak jenuh, kedalaman muka airtanah, dan besarnya imbuhan airtanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan tak jenuh daerah penelitian tersusun atas dua (2) lapisan. Lapisan pertama tersusun atas tanah berbutir pasir dengan sedikit kerikil – kerakal, pasir dengan sedikit lempung, batupasir butir halus, dan batulempung. Lapisan kedua tersusun atas batupasir berbutir sedang dan batulempung lanauan. Terdapat empat (4) zona kerentanan airtanah pada daerah penelitian, yaitu zona kerentanan sangat tinggi (3,54%), zona kerentanan tinggi (66,83%), zona kerentanan sedang (28,66%), dan zona kerentanan rendah (0,97%). Litologi penyusun lapisan tak jenuh menjadi faktor utama dalam penentuan kelas kerentanan airtanah. Semakin halus ukuran butir litologi, maka proses infiltrasi semakin lama (mencapai 10 – 25 tahun) dan proses retardasi serta eliminasi menjadi semakin efektif. Hal tersebut mengakibatkan semakin rendahnya tingkat kerentanan airtanah pada daerah dengan litologi berbutir halus.

The rapid development of an area will be followed by an increasing demand for clean water to fulfill daily needs. In addition, the potential for contamination of water on the surface or in the subsurface is also getting higher due to the increasing number of human activities carried out. The Jabodetabek area, especially Jakarta, still relies heavily on shallow aquifers or unconfined aquifers to fulfill clean water needs. Groundwater conditions in aquifers are influenced by geological factors (climate, lithology, hydrology, etc.) and human factors (industrial activities, waste, urbanization, etc.). It is necessary to study and evaluate the condition or the level of groundwater vulnerability so that appropriate action can be taken according to its level. The Simple Vertical Vulnerability (SVV) method can be used to evaluate the groundwater vulnerability condition of an area based on the rocks that make up the unsaturated zone, the depth of the groundwater table, and the amount of groundwater recharge. The results showed that the unsaturated layer in the study area consisted of two (2) layers. The first layer is composed of sand with a little pebbles, sand with a little clay, fine-grained sandstone, and claystone. The second layer is composed of medium-grained sandstone and silt claystone. There are four (4) groundwater vulnerability zones in the research area, namely very high vulnerability zone (3,54%), high vulnerability zone (66,83%), medium vulnerability zone (28,66%), and low vulnerability zone (0,97%). The lithology of the unsaturated layer is the main factor in determining the class of groundwater vulnerability. The finer the grain size of the lithology, the longer the infiltration process (up to 10-25 years) and the more effective the retardation and elimination processes. This results in a lower level of groundwater vulnerability in areas with fine-grained lithology."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvara Kamila Salim
"Air tanah merupakan salah satu sumber kehidupan semua makhluk hidup, tak terkecuali manusia. Air tanah didapatkan dari dalam akuifer di suatu sistem cekungan air tanah. Salah satu cekungan air tanah yang paling aktif dan berkembang, serta dimanfaatkan di Indonesia adalah Cekungan Air Tanah Jakarta. Bertambahnya permintaan akan air bersih untuk keperluan higiene sanitasi harus diiringi dengan kajian mengenai kualitas air tanah untuk mengetahui status mutu air tanah. Penelitian mengenai kualitas air tanah ini akan berfokus pada pada akuifer tertekan di bagian selatan Cekungan Air Tanah Jakarta. Metode yang digunakan dalam penilaian status mutu air ini adalah STORET, yang mengacu pada Kementerian Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 dan penentuan status mutu air yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. Dalam penentuan status mutu air, digunakan beberapa parameter fisika dan kimia air tanah, seperti kekeruhan, warna, kesadahan, zat padat terlarut (TDS), pH, besi (Fe), mangan (Mn), sulfat (SO4), nitrat (NO3), nitrit (NO2), timbal (Pb), dan seng (Zn). Berdasarkan analisis yang dilakukan, dari 42 titik pemercontohan yang tersebar di daerah penelitian, sebanyak 6 titik termasuk dalam Kategori A (Memenuhi Standar), 9 titik termasuk dalam Kategori B (Cemar Ringan); 15 titik termasuk dalam Kategori C (Cemar Sedang); dan 12 titik termasuk dalam Kategori D (Cemar Berat). Titik pemercontohan dengan status mutu air tanah yang melebihi batas maksimum umumnya dipengaruhi oleh kandungan unsur besi (Fe) dan mangan (Mn) yang tinggi. Daerah penelitian didominasi oleh tipe fasies air tanah berupa Na-HCO3, Ca-HCO3, dan Mg-HCO3. Penghitungan CaI menunjukkan bahwa proses geokimia yang memengaruhi unsur tersebut adalah direct cation exchange.

Groundwater is a source of life for all living things, including humans. Groundwater is obtained from the aquifer in a groundwater basin system. One of the most active and developing groundwater basins in Indonesia is the Jakarta Groundwater Basin. The increasing demand for clean water for sanitation hygiene purposes must be accompanied by a study of groundwater quality to determine the status of groundwater quality. This research on groundwater quality will focus on confined aquifers in the southern part of the Jakarta Groundwater Basin. The method used in assessing the status of this water quality is STORET, which refers to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia No. 32 of 2017 and determination of water quality status which refers to the Decree of the Minister of the Environment No. 115 of 2003. In determining the status of water quality, several physical and chemical parameters of groundwater are used, such as turbidity, color, hardness, dissolved solids (TDS), pH, iron (Fe), manganese (Mn), sulfate (SO4), nitrate (NO3), nitrite (NO2), lead (Pb), and zinc (Zn). Based on the analysis conducted, of the 42 pilot points spread over the research area, 6 points are included in Category A (Meeting Standards), 9 points are included in Category B (Light Polluted); 15 points are included in Category C (Medium Polluted); and 12 points are included in Category D (Heavy Polluted). The sampling points with the groundwater quality status exceeding the maximum limit are generally influenced by the high content of iron (Fe) and manganese (Mn). The research area is dominated by the type of groundwater facies in the form of Na-HCO3, Ca-HCO3, and Mg-HCO3. The calculation of CaI shows that the geochemical process that affects the element is direct cation exchange."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathassya Sherly Chinza Pratiwi
"Zonasi kualitas airtanah pada wilayah utara Cekungan Airtanah Jakarta dilakukan untuk mengetahui zona kualitas airtanah yang layak bagi keperluan higiene sanitasi berupa kebersihan perorang, meliputi keperluan mandi, sikat gigi, keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, pakaian, dan kakus, serta dapat digunakan sebagai air baku untuk air minum. Penilaian kelayakan kualitas airtanah ini berfokus pada parameter fisika dan kimia airtanah di akuifer tidak tertekan menggunakan metode STORET dengan nilai kadar maksimum yang digunakan berdasarkan standar baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017. Penelitian ini juga memetakan muka airtanah berdasarkan pengukuran muka airtanah, serta menganalisis jenis air, persebaran ion utama, kontrol kandungan airtanah, dan fasies airtanah yang kemudian mengintegrasikan kaitan antara tiap aspek analisis yang telah dilakukan. Berdasarkan pengukuran muka airtanah, diketahui pada wilayah utara Cekungan Airtanah Jakarta memiliki kontur muka airtanah yang berkisar antara <0 – 21 mdpl. Sedangkan zona kualitas airtanah berdasarkan hasil penilaian dengan metode STORET didapat empat status mutu air diantaranya “Memenuhi Standar”, “Cemar Ringan”, “Cemar Sedang”, dan “Cemar Berat” di mana diketahui pada status mutu air yang menunjukkan status cemar umumnya didominasi oleh unsur Mangan (Mn), Besi (Fe), Nitrat (NO3), TDS, Nitrit (NO2), dan Kesadahan yang melebihi kadar maksimum menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017. Wilayah dengan status mutu air “Memenuhi Standar” dan “Cemar Ringan” yaitu wilayah selatan dan barat pada wilayah penelitian memiliki kualitas airtanah dengan kategori baik sekali hingga baik, sehingga wilayah ini menjadi wilayah yang direkomenasikan sebagai wilayah aman konsumsi untuk keperluan higiene sanitasi bagi masyarakat.

The zoning of groundwater quality in the northern area of the Jakarta Groundwater Basin is carried out to determine the appropriate groundwater quality zone for sanitation hygiene needs in the form of personal hygiene, including bathing, toothbrushing, washing food, eating utensils, clothes, and latrines, and can be used as water, raw water for drinking. This groundwater quality feasibility assessment focuses on the physical and chemical parameters of groundwater in unconfined aquifers using the STORET method with the maximum grade value used based on quality standards according to the Regulation of the Minister of Health no. 32 of 2017. This study also maps the groundwater level based on groundwater level measurements, and analyzes water types, distribution of main ions, kontrol of groundwater content, and groundwater facies which then integrates the relationship between each aspect of the analysis that has been carried out. Based on groundwater level measurements, it is known that the northern area of the Jakarta Groundwater Basin has a groundwater level contour that ranges from <0 – 21 masl with an area that covers the northern area of the Jakarta Groundwater Basin. While the groundwater quality zone based on the results of the assessment using the STORET method obtained four water quality statuses including "Meeting Standards", "Light Polluted", "Medium Polluted", and "Heavy Polluted" where it is known that the water quality status indicates the polluted status is generally dominated by the elements Manganese (Mn), Iron (Fe), Nitrate (NO3), TDS, Nitrite (NO2), and Hardness which exceeds the maximum level according to the Regulation of the Minister of Health No. 32 of 2017. Areas with water quality status "Meet Standards" and "Lightly Polluted" namely the southern and western regions of the research area have groundwater quality in the very good to good category, so this area is recommended as a safe area for consumption for hygiene sanitation purposes for the community."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Fathinah Arifah
"Cekungan Air Tanah Jakarta merupakan CAT lintas provinsi yang meliputi Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Seiring dengan peningkatan populasi dan pembangunan, cekungan air tanah akan semakin rawan terhadap suatu isu permasalahan apabila tidak dilakukan konservasi. Tangerang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya termasuk ke dalam CAT Jakarta yang memiliki jumlah kepadatan penduduk dan industri yang tinggi, sehingga berdampak kepada peningkatan pengambilan air tanah dan kualitas air tanah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fasies geokimia dan kualitas air tanah pada akuifer dangkal di Tangerang dan sekitarnya menggunakan metode indeks pencemaran dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER.IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Analisis dilakukan terhadap 30 titik sumur bor hingga kedalaman 40 meter. Berdasarkan analisis data bor didapatkan litologi penyusun daerah penelitian terdiri atas batulempung, batulanau, batupasir, dan tuf. Analisis geokimia air tanah menunjukan terdapat fasies CaMgHCO3 30%, CaMgSO4 13%, NaCl 30%, dan NaHCO3 27%. Evaluasi kualitas air tanah menghasilkan nilai sekitar 2.5 – 6.3. Dari data tersebut dapat disimpulkan fasies air tanah yang dominan merupakan fasies kalsium magnesium hidroksida dan natrium klorida serta air tanah pada akuifer dangkal memiliki tingkat pencemaran ringan – sedang. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan dan konservasi air tanah untuk mengurangi tingkat pencemaran air.

Jakarta Groundwater Basin is a cross-provincial groundwater basin covering DKI Jakarta, West Java, and Banten Provinces. Along with the increase in population and development, groundwater basins will be more vulnerable to a problem if conservation is not carried out. This research was conducted in Tangerang, which part of its territory is included in Jakarta Groundwater Basin. Tangerang has a high population density and industry, which has an impact on increasing groundwater abstraction and groundwater quality. This research aims to determine the geochemical facies and groundwater quality in shallow aquifers in Tangerang and its surroundings. The method used in this research is using the pollution index method for drinking water quality based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 492. The analysis was carried out on 30 drilled well points to a depth of 40 meters. Based on the analysis of drill data, it was found that the lithology that composes the research area consists of claystone, siltstone, sandstone, and tuff. Geochemical analysis of groundwater shows that there are 30% CaMgHCO3; 13% CaMgSO4; 30% NaCl; 27% NaHCO3 hydrogeochemical facies. Evaluation of groundwater quality yields a value of about 2.5 – 6.3. From these data, it can be concluded that the dominant groundwater facies is the calcium magnesium hydroxide and sodium chloride facies, groundwater quality in shallow aquifers has mild to moderate pollution levels. Therefore, it is necessary to manage and conserve groundwater to reduce the level of water pollution."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renaldi Naufal Imansyah
"Pada tahun 2009, Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta mendapatkan kondisi kritis hingga rusak karena pengambilan air tanah yang berlebih. Hal ini disebabkan meningkatnya aktivitas masyarakat. Dengan banyaknya aktivitas manusia pada suatu wilayah dapat membuat air tanah terutama pada akuifer bebasnya menjadi rawan akan pencemaran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran, persebaran tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran, dan fungsi parameter yang digunakan terhadap kerentanan air tanah di CAT Jakarta bagian utara. Analisa kerentanan air tanah terhadap pencemaran menggunakan metode Aquifer Vulnerability Index (AVI) dan Susceptibility Index (SI). Analisa dengan metode AVI menghasilkan tiga klasifikasi yaitu sangat bahaya, bahaya dan sedang. Untuk klasifikasi kerentanan dengan metode SI menghasilkan klasifikasi sangat tinggi, tinggi, dan agak tinggi. Validasi hasil kerentanan yang telah didapatkan akan dilakukan perbandingan dengan hasil klasifikasi air tanah pada wilayah penelitian berdasarkan nilai Total Dissolved Solids (TDS) dan Daya Hantar Listrik (DHL). Klasifikasi air tanah berdasarkan nilai TDS menghasilkan air tawar dan air payau. Klasifikasi air tanah berdasarkan nilai DHL menghasilkan tawar dan agak payau. Terdapat daerah dengan indeks kerentanan sangat bahaya atau tinggi memiliki klasifikasi air tanahnya air payau atau agak payau. Akan tetapi masih banyak daerah yang dengan indeks kerentanan sangat bahaya atau tinggi memiliki klasifikasi air tanahnya air tawar atau tawar. Pada metode AVI parameter yang paling berpengaruh terhadap kerentanan air tanah adalah kedalaman zona tak jenuh. Sedangkan pada metode SI, persebaran tingkat kerentanannya sensitif terhadap perubahan parameter tata guna lahan dan muka air tanah.

In 2009, the Jakarta Groundwater Basin reached critical to damaged condition due to excessive groundwater extraction. This is due to increased community activities. With so many human activities in an area, groundwater, especially in the free aquifer, is prone to pollution. The purpose of this study is to determine the level of groundwater vulnerability to pollution, the distribution of the level of groundwater vulnerability to pollution, and the function of the parameters used on groundwater vulnerability at groundwater basin of northern Jakarta. Analysis of groundwater vulnerability to pollution uses the Aquifer Vulnerability Index (AVI) and Susceptibility Index (SI) methods. Analysis using the AVI method resulted in three classifications: very hazardous, hazardous and moderate. The classification of vulnerability using the SI method resulted in the classification of very high, high, and slightly high. Validation of the vulnerability results that have been obtained will be compared with the results of groundwater classification in the research area based on Total Dissolved Solids (TDS) and Electrical Conductivity (EC) values. Groundwater classification based on TDS value produces freshwater and brackish water. Classification of groundwater based on DHL values results in fresh and slightly brackish water. There are areas with a very hazardous or high vulnerability index that have a groundwater classification of brackish water or slightly brackish water. However, there are still many areas with a very hazardous or high vulnerability index that have a freshwater or freshwater groundwater classification. In the AVI method, the parameter that has the most influence on groundwater vulnerability is the depth of the unsaturated zone. While in the SI method, the distribution of vulnerability levels is sensitive to changes in land use parameters and groundwater levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Ghina Safitri
"Kota Jakarta terus mengalami peningkatan jumlah penduduk yang pesat setiap tahunnya. Seiring dengan tingginya aktivitas manusia, hal tersebut dapat berdampak pada ketersediaan air bersih, khususnya di Jakarta bagian Selatan yang memiliki banyak objek wisata serta kawasan pusat bisnis perkantoran. Apalagi, sebagian besar dari seluruh penduduk kota Jakarta masih sangat bergantung pada air tanah yang berasal dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta sebagai sumber utama. Selain pengaruh aktivitas manusia, kondisi air tanah pada sebuah akuifer juga dipengaruhi oleh faktor geologi yang dapat mengubah karakteristik, potensi, dan dinamika air tanah melalui litologi penyusun lapisan akuifer dan struktur geologinya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik litologi batuan penyusun serta tingkat kerentanan air tanah pada akuifer bebas, dengan melakukan studi rentan air tanah menggunakan metode Simple Vertical Vulnerability (SVV) berdasarkan tiga variabel, yaitu material zona tak jenuh, kedalaman muka air tanah, dan jumlah imbuhan air tanah. Selain itu, analisis interpolasi juga dilakukan untuk mencari nilai pada beberapa variabel yang nantinya akan didapatkan hasil analisis terkait tingkat kerentanan air tanah serta hubungannya dengan litologi batuan penyusun pada lokasi yang diuji. Berdasarkan hasil penelitian, Cekungan Air tanah (CAT) Jakarta bagian Selatan memiliki empat zona kerentanan air tanah, yaitu zona kerentanan tinggi (36 km²), zona kerentanan sedang (554 km²), zona kerentanan rendah (212 km²), dan zona kerentanan sangat rendah (6 km²). Pada daerah penelitian, lapisan zona tak jenuh terdiri dari dua lapisan. Lempung, lanau pasiran, dan pasir halus membentuk lapisan pertama, sementara pasir berbutir sedang hingga kerikil dan lempung membentuk lapisan kedua. Litologi lapisan tak jenuh menjadi kunci awal dalam menentukan tingkat air tanah intrinsik terhadap kerentanan. Ketika ukuran butir litologi semakin halus maka proses infiltrasi akan semakin lama sehingga akan mengalami perlambatan dan pengurangan kontaminan pada air.

The city of Jakarta continually experiences rapid population growth every year. Along with the high level of human activity, this can have an impact on the availability of clean water, especially in the southern part of Jakarta, which is home to numerous tourist attractions and central business and office areas. Moreover, a significant portion of Jakarta's population still heavily relies on groundwater from the Jakarta Aquifer System as their primary water source. In addition to the influence of human activities, the condition of groundwater within an aquifer is also influenced by geological factors, which can alter the characteristics, potential, and dynamics of groundwater through the lithology of the aquifer's composing layers and its geological structure. This has the potential to create imbalances in the management of groundwater resources. This research is conducted to analyze the characteristics of the lithology of the rock formations and the vulnerability of groundwater in unconfined aquifers. It involves a study of groundwater vulnerability using the Simple Vertical Vulnerability (SVV) method based on three variables: the unsaturated zone material, the depth of the groundwater table, and the volume of groundwater recharge. Additionally, interpolation analysis is carried out to determine values for several variables. These values will subsequently provide an analysis of groundwater vulnerability and its relationship with the lithology of the rock formations at the study location. Based on the research findings, the South Jakarta Aquifer Basin (CAT) has four groundwater vulnerability zones, namely high vulnerability zone (36 km²), moderate vulnerability zone (554 km²), low vulnerability zone (212 km²), and very low vulnerability zone (6 km²). In the research area, the unsaturated zone consists of two layers. Clay, sandy loam, and fine sand form the first layer, while medium-coarse sand to gravel and clay form the second layer. The lithology of the unsaturated zone is the initial key factor in determining the intrinsic groundwater vulnerability. When the grain size of the lithology becomes finer, the infiltration process will take longer, resulting in a slowdown and reduction of contaminants in the water.
f
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Hafidz Djawawi
"Pesatnya pertumbuhan penduduk DKI Jakarta, khususnya Jakarta bagian utara, berbanding lurus dengan kebutuhan akan air dengan kualitas baik, yaitu air yang bersifat tawar atau tidak asin. Hingga saat ini, air tanah masih menjadi primadona untuk memenuhi kebutuhan air bersih sebagian masyarakat. Hanya saja, salah satu permasalahan yang ada di Jakarta bagian utara adalah keberadaan air tanah dengan kualitas buruk atau payau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran hidrostratigrafi Jakarta bagian utara dan kaitannya dengan karakteristik hidrokimia yang dianalisis menggunakan Diagram Piper Segitiga dan Diagram Durov. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran persebaran kualitas air secara lateral berdasarkan data DHL, TDS, dan ion klorida. Dengan memperhatikan beberapa parameter yang digunakan dalam analisis tersebut, maka lokasi dan kedalaman air tanah dengan kualiatas baik dapat ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan peta zonasi hidrokimia dan hidrostratigrafi yang dibuat, Tangerang Selatan adalah lokasi terbaik untuk dilakukannya pengeboran dengan kedalaman 0 – 40 mbmt dan 140 – 250 mbmt.

The rapid population growth of DKI Jakarta, especially northern Jakarta, is directly proportional to the need for good quality water, namely water that is fresh or not salty. Until now, groundwater is still the prima donna to meet the clean water needs of some communities. It's just that, one of the problems in northern Jakarta is the presence of groundwater of poor quality or brackish. This study aims to obtain an overview of the hydrostratigraphy of northern Jakarta and its relation to the hydrochemical characteristics which are analyzed using the Piper Triangle Diagram and the Durov Diagram. This study also aims to obtain a description of the distribution of water quality laterally based on DHL, TDS, and chloride ion data. By taking into account the several parameters used in the analysis, the location and depth of groundwater with good quality can be determined. The results showed that based on the hydrochemical and hydrostratigraphic zoning maps made, South Tangerang is the best location for drilling with a depth of 0 – 40 mbmt and 140 – 250 mbmt."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Bagus Satria Dananjaya Sarastika Putra
"Daerah Ibukota Jakarta merupakan daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Kepadatan penduduk yang tinggi menyebabkan kebutuhan akan air bersih semakin meningkat. Sumber air bersih yang saat ini masih digunakan adalah air tanah. Ketersediaan air tanah yang bersih menjadi perhatian agar kebutuhan masyarakat akan air layak konsumsi dapat terpenuhi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kerentanan air tanah terhadap pencemaran di Akuifer Dangkal Cekungan Air Tanah Jakarta serta kaitannya dengan risiko pencemaran air tanah yang ada. Penelitian ini menggunakan data deskripsi logging pengeboran dan data kualitas air tanah yang dimiliki oleh Balai Konservasi Air Tanah Kementerian ESDM. Metode yang digunakan adalah Metode GOD yaitu metode penilaian kerentanan air tanah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan air tanah di Akuifer Dangkal Cekungan Air Tanah Jakarta. Zonasi kerentanan air tanah yang dihasilkan berdasarkan metode ini menunjukkan bahwa sebagian besar area akuifer dangkal merupakan area yang memiliki kerentanan sedang sampai dengan tinggi. Risiko pencemaran yang dihadapi berkaitan dengan jenis tutupan lahan yang ada di masing-masing zona kerentanan air tanah. Zonasi kerentanan air tanah menggunakan Metode GOD cocok untuk menggambarkan area yang luas karena menggunakan tiga parameter kerentanan air tanah. Namun begitu, karena keterbatasan penggunaan hanya tiga parameter membuat hasil zonasi kerentanan air tanah kurang akurat jika dibandingkan dengan metode lain.

The Capital Region of Jakarta is an area that has a fairly high population density. The high population density causes the need for clean water to increase. The source of clean water that is still used is ground water. The availability of clean ground water is a concern so that the community's needs for water fit for consumption can be met. The purpose of this study was to determine the level of vulnerability of groundwater to pollution in the Shallow Aquifer of the Jakarta Groundwater Basin and its relation to the risk of existing groundwater pollution. This study uses drilling logging description data and groundwater quality data owned by the Center for Groundwater Conservation of the Ministry of Energy and Mineral Resources. The method used is the GOD method, which is a groundwater vulnerability assessment method with the aim of knowing the level of groundwater vulnerability in Shallow Aquifers of the Jakarta Groundwater Basin. The groundwater vulnerability zoning generated based on this method shows that most of the shallow aquifer areas are areas that have moderate to high vulnerability. The pollution risk faced is related to the type of land cover that exists in each groundwater vulnerability zone. Groundwater vulnerability zoning using the GOD method is suitable for describing large areas because it uses three parameters of groundwater vulnerability. However, due to the limited use of only three parameters, the results of groundwater vulnerability zoning are less accurate when compared to other methods."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Prapanca
"Banyaknya penduduk yang berada di DKI Jakarta ini akibat bertambahnya penduduk dari waktu ke waktu membuat kebutuhan akan air bersih untuk kehidupan sehari-hari di daerah tersebut semakin banyak. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis peta zonasi kerentanan air tanah terhadap pencemaran serta menganalisis indeks kerentanan air tanah terhadap pencemaran di Cekungan Air Tanah Jakarta Bagian Selatan. Penelitian ini menggunakan lima parameter dari metode SI yaitu kedalaman muka air tanah, imbuhan air tanah, media akuifer, kemiringan lereng, dan penggunaan lahan. Selain itu digunakan tiga parameter dari metode GOD yaitu jenis akuifer, litologi akuifer, dan kedalaman muka air tanah yang berasal dari data logging pengeboran serta data kualitas air tanah yang dimiliki oleh Balai Konservasi Air Tanah Jakarta Kementerian ESDM. Penelitian menghasilkan zona persebaran kerentanan air tanah terhadap pencemaran pada akuifer bebas. Zona persebaran yang dihasilkan dari metode SI didominasi oleh tingkat kerentanan tinggi dengan parameter yang paling memengaruhi adalah penggunaan lahan. Zona pesebaran yang dihasilkan dari metode GOD didominasi oleh tingkat kerentanan sedang – tinggi. Berdasarkan pesebaran nilai TDS dan DHL menunjukkan air di wilayah Cekungan Air Tanah Jakarta Bagian Selatan masih aman untuk digunakan.

The large number of people in DKI Jakarta due to the increase in population from time to time makes the need for clean water for daily life in the area more and more. The purpose of this research is to analyze the zoning map of groundwater vulnerability to pollution and analyze the index of groundwater vulnerability to pollution in the South Jakarta Groundwater Basin. This research uses five parameters from the SI method, namely depth to groundwater table, groundwater recharge, aquifer media, slope, and land use. In addition, three parameters from the GOD method were used, namely aquifer type, aquifer lithology, and groundwater table depth derived from drilling logging data and groundwater quality data owned by the Jakarta Groundwater Conservation Center of the Ministry of Energy and Mineral Resources. The research resulted in the distribution zone of groundwater vulnerability to pollution in free aquifers. The distribution zones generated from the SI method are dominated by high vulnerability levels with the most influential parameter being land use. The zone resulting from the GOD method is dominated by moderate - high vulnerability. Based on the distribution of TDS and DHL values, the water in the South Jakarta Groundwater Basin is still safe for use."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>