Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Nabilla Hamid
"Motivasi kerja, burnout dan kualitas tidur yang buruk dapat memengaruhi performa ojek online dalam bekerja. Kurangnya kualitas tidur menjadi penyebab utama rasa kantuk berlebihan sehingga menyebabkan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan motivasi bekerja, burnout dengan kualitas tidur pada ojek online. Penentuan sampel menggunakan teknik cross sectional,total sampel 107 di Pondok Aren. Sebanyak 80 orang (74,8%) memiliki kualitas tidur buruk. Berdasarkan hasil uji chi-square motivasi bekerja dengan kualitas tidur diperoleh Pvalue=0,243 dan hasil uji chi-square burnout dengan kualitas tidur diperoleh Pvalue=0,012. Kesimpulannya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian motivasi bekerja dan kualitas tidur serta terdapat hubungan yang signifikan antara burnout dengan kualitas tidur. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat fokus pada faktor penyebab gangguan tidur.

Work motivation, burnout and lack of sleep can affect the performance of online drivers at work. Lack of quality sleep is the main cause of excessive sleepiness, so that causing accidents. This study aims to determine the relationship between work motivation, burnout and sleep quality in online drivers. Determination of the sample is using cross sectional technique, the total sample of 107 in Pondok Aren. As many as 80 people (74,8%) has poor sleep quality. Based on the results of the chi-square test, motivation of working with sleep quality obtained Pvalue = 0,243 and the results of the burnout with sleep quality obtained Pvalue = 0,012. In conclusion, there is no significant relationship between work motivation and sleep quality and there is a significant relationship between burnout and sleep quality. It is hoped that further research can focus on the factors that cause sleep disturbances."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Angelina
"Penggunaan teknologi memberikan kemudahan bagi pekerja. Akan tetapi pekerja juga dituntut untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu singkat, sehingga memicu terjadinya burnout. Zhang et al., (2016) memaparkan bahwa trait mindfulness memiliki hubungan negatif dengan burnout. Burnout memiliki tiga dimensi, yaitu emotional exhaustion, depersonalization/cynicism, professional inefficacy. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menguji hubungan antara trait mindfulness dan burnout pada digital workers, serta menguji hubungan antara trait mindfulness dan dimensi-dimensi burnout pada digital workers. Penelitian ini dilakukan dengan survei online. Partisipan penelitian ini adalah digital workers, yaitu pekerja yang menyelesaikan pekerjaannya menggunakan gawai dan internet, dapat mengakses pekerjaan dari luar tempat kerja, dan mengolah informasi dari media digital untuk keperluan pekerjaan. Trait mindfulness diukur menggunakan Mindful Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) yang sudah diadaptasi oleh Rizky (2018) dan burnout diukur menggunakan Maslach Burnout Inventory – General Survey (Schaufeli et al., 1996) yang telah diadaptasi oleh Maldini (2018). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara trait mindfulness dan burnout, dan ada hubungan negatif antara trait mindfulness dengan dimensi-dimensi burnout. Dengan demikian, digital workers dan pihak perusahaan dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan trait mindfulness sebagai metode menghindari burnout, sekaligus menjadikan trait mindfulness sebagai salah satu kompetensi dalam proses seleksi pekerja baru.

Technology usage provides convenience for workers. However, company gives workers more workload, thus triggering burnout. According to Zhang et al., (2016), trait mindfulness has negative relationship with burnout. Burnout has three dimensions, namely emotional exhaustion, depersonalization/cynicism, and professional inefficacy. This study is testing the relationship between trait mindfulness and burnout, also testing the relationship between the trait mindfulness and burnout dimensions among digital workers. This research was conducted with an online survey. The participants of this research are digital workers, that is workers who using gadgets and the internet, able to access work everywhere, and process information from digital media. Trait mindfulness were measured using the Mindful Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) which was adapted by Rizky (2018) and burnout was measured using the Maslach Burnout Inventory – General Survey (Schaufeli et al., 1996) which was adapted by Maldini (2018). The results of this study indicate that trait mindfulness has negative relationship with burnout, and there is a negative relationship between trait mindfulness and burnout dimensions. Thus, digital workers and the company can consider increasing trait mindfulness as a method for avoiding burnout, and making trait mindfulness as one of the competencies for the selection process of new workers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novelia Dinda Putri Alamsyah
"Berdasarkan data dari Rumah Sakit yang beroperasi di Riau, didapatkan bahwa perawat kontrak memiliki Job Performance yang rendah. Selain itu, penelitian memberikan informasi bahwa Subjective Well-being perawat memiliki skor yang rendah. Dalam hal ini, terdapat kemungkinan bahwa Job Insecurity dan Burnout yang dialami oleh Perawat Kontrak merupakan penyebabnya didukung oleh beberapa penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan untuk membahas pengaruh Job Insecurity dan Burnout terhadap Subjective Well-being dan Job Performance pada Perawat Kontrak di Rumah Sakit dengan menggunakan variabel moderasi berupa Psychological Capital karena mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa Psychological Capital mampu mengurangi Job Insecurity yang diterima dan juga akan berpengaruh pada penurunan Burnout. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel penelitian berupa perawat kontrak yang bekerja di Rumah Sakit yang beroperasi Riau. Analisis data melibatkan uji reliabilitas, uji validitas, uji deskriptif, dan Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Job Insecurity dan Burnout terbukti berpengaruh secara negatif signifikan terhadap Job Performance dengan cara menurunkan Subjective Well-being dari Perawat kontrak. Selain itu, dimensi-dimensi dari variabel Psychological Capital seperti Hope dan Resilience diketahui mampu menurunkan dampak negatif yang di sebabkan oleh Job Insecurity dan Burnout terhadap Subjective Well-being dan Job Performance perawat kontrak. Dilain sisi dimensi Self-efficacy hanya mampu menurunkan dampak negatif dari Burnout terhadap variabel lainnya sedangkan Optimism hanya mampu menurunkan dampak negatif Job Insecurity terhadap variabel lainnya.

Based on data from hospitals operating in Riau, it was found that contract nurses have low Job Performance. In addition, research provides information that nurses' Subjective Well-being has a low score. In this case, there is a possibility that Job Insecurity and Burnout experienced by Contract Nurses is the cause supported by several previous studies. This research was conducted to discuss the effect of Job Insecurity and Burnout on Subjective Well-being and Job Performance in Contract Nurses at Hospitals by using a moderating variable in the form of Psychological Capital because it refers to previous studies which stated that Psychological Capital is able to reduce Job Insecurity received and will also affect the decrease in Burnout. This research will be conducted using a quantitative approach with research samples in the form of contract nurses who work in hospitals operating in Riau. Data analysis involved reliability tests, validity tests, descriptive tests, and Structural Equation Modeling (SEM) using SmartPLS software. The results showed that Job Insecurity and Burnout proved to have a significant negative effect on Job Performance by reducing the Subjective Well-being of contract nurses. In addition, the dimensions of the Psychological Capital variables such as Hope and Resilience are known to be able to reduce the negative impact caused by Job Insecurity and Burnout on Subjective Well-being and Job Performance of contract nurses. On the other hand, the Self-efficacy dimension is only able to reduce the negative impact of Burnout on other variables, while Optimism is only able to reduce the negative impact of Job Insecurity on other variables.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agri Wista Pratiwi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas peran burnout dan organizational citizenship behavior dalam memediasi pengaruh karakteristik pekerjaan dan praktik sumber daya manusia terhadap turnover intention pada pemeriksa di Badan Pemeriksa Keuangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei yang dilakukan secara online. Responden yang terlibat sebanyak 370 orang dengan jabatan pemeriksa pertama, muda dan madya. Penelitian ini menggunakan SEM sebagai metode analisis data. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap permasalahan turnover karyawan di sektor publik. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa burnout dan organizational citizenship behavior memediasi pengaruh karakteristik pekerjaan dan praktik sumber daya terhadap turnover intention dan karakteristik pekerjaan berpengaruh positif terhadap turnover intention.

ABSTRACT
This study focus on the role of burnout and organizational citizenship behavior in mediating job characteristics and human resource practices towards turnover intentions on examiners in the Audit Board. This study uses online survei quantitative methods. Total respondents in this study are 370 people with positions as young, middle and senior auditor. This study uses SEM as a data analysis method. This research is expected to contribute to employee turnover in the public sector. Based on data analysis, it can be concluded that burnout and organizational citizenship behavior mediate job characteristics and resource practices to turnover intentions and job characteristics contribute positifly to turnover intentions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Rafif Hanif
"Burnout mengacu pada reaksi psikologis terhadap stres kerja kronis. Fenomena burnout merupakan fenomena yang harus diatasi oleh perusahaan karena membawa pengaruh negatif terhadap produktivitas dan keinginan karyawan untuk resign. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi karyawan dengan tingkat burnout yang tinggi dan menganalisis faktor yang mempengaruhi burnout karyawan di tengah pandemi COVID-19. Beberapa faktor yang dianalisis diantaranya tipe perusahaan, jabatan, skema work from home (WFH), tingkat kelelahan mental, dan jam kerja per hari. Berdasarkan penerapan metode neural network, sebanyak 92.2% varians burnout dapat dijelaskan oleh variabel input dengan tingkat kelelahan mental dan jam kerja per hari merupakan variabel yang memberi pengaruh yang signifikan terhadap tingkat burnout. Neural network kembali diterapkan dengan dua variabel tersebut dan masih dapat menjelaskan 91.9% varians burnout. Penelitian ini dapat digunakan employer dalam memprediksi tingkat burnout rate yang dihadapi karyawan sekaligus memperkaya penelitian-penelitian sebelumnya mengenai prediksi burnout.

Burnout refers to a psychological reaction to chronic work stress. The phenomenon of burnout is undoubtedly a phenomenon that companies must overcome because it may adversely affect productivity and employees' desire to resign from their job. This study aims to predict employees with high burn rates and analyze all the possible factors influencing employee burnout amid the COVID-19 pandemic. Several factors were analyzed, including the type of company, job positions, work-from-home (WFH) schemes, mental fatigue score, and working hours per day. Based on the application of the neural network method, 92.2% of the burnout variance can be explained by the input variable, with the level of mental fatigue and working hours per day variables significantly influencing burnout. The neural network is re-applied with these two variables and can still explain 91.9% of the burnout variance. Employers can use this research to predict the burnout rate faced by employees and enrich previous studies regarding burnout prediction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryati
"Pencegahan burnout menggunakan gaya kepemimpinan transformasional kepala ruangan di unit intensif. Ruang intensif merupakan ruangan yang memerlukan keterampilan khusus dengan keputusan klinis yang cepat dalam tindakan keperawatan pada pasien kritis. Perawat di ruang perawatan intensif berpotensi mengalami burnout di lingkungan kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala perawat terhadap persepsi perawat terhadap burnout yang dialami perawat di ruang intensif. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling, sampel sebanyak 201 perawat di ruang intensif Rumah Sakit X Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia (p-value 0,001), gaya kepemimpinan transaksional kepala ruangan menurut persepsi perawat berhubungan dengan burnout (p-value 0,035). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala ruangan menurut persepsi perawat (p-value 0,211). Kesimpulan penelitian adalah ada hubungan antara gaya kepemimpinan transaksional kepala ruangan yang dirasakan perawat pelaksana dengan burnout pada perawat di ruang rawat intensif. Rekomendasi: kepala unit perawatan intensif harus menyesuaikan gaya kepemimpinannya menjadi lebih transformasional untuk mengurangi burnout perawat.

Prevention of burnout using transformational leadership style of head nurse in the intensive unit. The intensive room is a room that requires special skills with rapid clinical decisions in nursing actions for critically ill patients. Nurses in intensive care have the potential to experience burnout at work enviroment. The purpose of the study was to determine the effect of the leadership style of the head nurse according to the nurse's perception of burnout experienced by nurses in the intensive room. The research method used a cross-sectional design. Sampling with total sampling technique, a sample of 201 nurses in the intensive room X Hospital in Jakarta. The results showed that there was a significant relationship between age (p-value 0.001), the transactional leadership style of the head of the room according to the nurse's perception was related to burnout (p-value 0.035). There was no significant relationship between the transformational leadership style of the head of the room according to the nurse's perception (p-value 0.211). The conclusion of the study was that there was a relationship between the transactional leadership style of the head of the room perceived by the implementing nurse and burnout in the nurse in the intensive care room. Recommendation: the head of the intensive care unit should adjust his leadership style to be more transformational to reduce nurse burnout."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Nadhira Prabandari
"Komunikasi keselamatan dengan atasan merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh awak kabin. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kecelakaan, mempengaruhi kesetiaan penumpang, dan keuntungan maskapai. Akan tetapi, komunikasi keselamatan dengan atasan rentan untuk dikompromikan karena tingginya tuntutan kerja kuantitatif dapat membuat mereka mengalami kelelahan mental, sehingga performa kerjanya pun menurun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kelelahan mental sebagai mediator dalam hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan komunikasi keselamatan dengan atasan. Tipe dan desain penelitian adalah korelasional dan cross-sectional. Partisipan dari penelitian ini adalah awak kabin yang bekerja minimal setahun di maskapai penerbangan Indonesia (N = 45) yang direkrut dengan teknik convenience dan snowball sampling. Alat ukur Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) dimensi quantitative demand digunakan untuk mengukur tuntutan kerja kuantitatif, Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) untuk mengukur kelelahan mental, dan Safety Behavior dimensi upward safety communication untuk mengukur komunikasi keselamatan dengan atasan. Melalui analisis regresi ditemukan bahwa kelelahan mental memediasi secara penuh hubungan antara tuntutan kerja kuantitatif dan komunikasi keselamatan dengan atasan (ab = -0,37, p <0.05). Untuk mengembangkan penelitian ini disarankan untuk memperbanyak partisipan dan mempertimbangkan karakteristik serta dinamika pekerjaan awak kabin, seperti jabatan, jenis penerbangan, dan durasi penerbangan.

Upward safety communication is important for cabin crew to do, as it could prevent accidents, affect passengers loyalty, and airlines profits. However, upward safety communication could be compromised because of the high quantitative demands on their field, which can make them experience burnout. This correlational and cross-sectional study aims to look at the role of burnout as a mediator in the relationship between quantitative demands and upward safety communication. The participants of this study are cabin crew who worked minimum of a year in Indonesian airlines (N = 45). They were recruited by convenience and snowball sampling techniques. Researcher used the quantitative demands dimension from Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ) to measure quantitative demands, Oldenburg Burnout Inventory (OLBI) to measure burnout, and the upward safety dimension from Safety Behavior to measure upward safety communication. This study shows that burnout fully mediated the relationship between quantitative demands and upward safety communication (ab = -0,37, p <0.05). To develop this research, it is recommended to recruit more participants and consider the characteristics and dynamics of cabin crews job, such as their rank, flight type, and duration."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Sagung Alit Pradnyani Prameswari
"Perilaku kerja tidak produktif (PKTP) masih banyak ditemukan di perusahaan, padahal PKTP dapat membawa dampak yang buruk baik itu bagi perusahaan maupun bagi karyawan dalam perusahaan. Burnout merupakan salah satu faktor yang membuat karyawan melakukan PKTP. Menggunakan JD-R Model yang dikemukakan oleh Demerouti et al. (2001) sebagai kerangka penelitian, dalam penelitian ini melakukan dua studi. Studi pertama, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Studi kedua, peneliti berfokus untuk mengetahui peran burnout sebagai mediator dalam hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Penelitian ini menggunakan metode survei pada sampel karyawan yang berusia 18-40 tahun dan telah bekerja di perusahaan selama minimal 1 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), dan Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Melalui analisis mediasi menggunakan PROCESS Hayes Model 4 terhadap 312 karyawan, ditemukan bahwa burnout memediasi hubungan antara dukungan sosial dengan PKTP. Burnout juga memediasi hubungan antara resiliensi dengan PKTP. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk membantu perusahaan dalam mengurangi atau mencegah PKTP dengan mengembangkan sumber daya kerja.

Counterproductive work behavior (CWB) is still found in many organizations, even though it can bring a bad impact either on the organization or the people in the organization. Burnout is one of the factors that make employees do CWB. Using the JD-R Model proposed by Demerouti et al. (2001) as the research framework, this research conducted two studies. The first study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between social support and CWB. The second study focuses on finding out the role of burnout as a mediator in the relation between resiliency and CWB. This study uses a survey method on employees aged 18-40 years who had worked in the company for a minimum of one year. The instruments used in this study are: Counterproductive Work Behavior Checklist (CWB-C), Oldenburg Burnout Inventory (OLBI), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ), and Psychological Capital Questionnaire (PCQ-12). Through mediation analysis using PROCESS Hayes Model 4 among 312 employees, this study found that burnout mediates the relationship between social support and CWB. Burnout also mediates the relationship between resiliency and CWB. The implication of this study is to assist the company in reducing or even preventing CWB by developing job resources."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikmatul Hidayah
"Pandemi Covid-19 telah menyebar secara global, sistem pelayanan kesehatan dihadapkan pada tantangan besar dan perawat sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 berisiko mengalami burnout. Burnout adalah kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental yang disebabkan oleh stres yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat selama masa pandemi covid-19 di RS X Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif dengan desain cross-sectional dan dilakukan pada 12 Juli - 20 Juli 2022. Sampel pada penelitian ini sebanyak 171 perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap RS X Kota Bogor. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) dan analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 43,9% perawat mengalami burnout rendah dan 56,1 perawat mengalami burnout sedang. Variabel yang berhubungan dengan burnout yaitu jenis kelamin (p=0,037), stres kerja (p=0,000), beban kerja (p=0,036), dan kondisi kerja (p=0,003), sedangkan umur (p=0.490), pendidikan (p=0,170), lama bekerja (p=0,356), status pernikahan (p=0,751), dan dukungan sosial (p=0,408) tidak berhubungan dengan burnout. Kesimpulan penelitian ini adalah perawat mengalami burnout rendah dan sedang sehingga diperlukan upaya preventif untuk mengurangi risiko burnout pada perawat.

The Covid-19 has spread globally and healthcare system faced major challenges in terms of human resources. Nurses, as the front line of handling Covid-19 are at risk of having burnout. Burnout is defined as physical exhaustion, emotional exhaustion, and mental exhaustion caused by prolonged stress. This study aims to determine factors that potentially associated with burnout in nurses during the Covid-19 pandemic at RS X Bogor City. This study is a quantitative study with a cross-sectional design and was conducted in 12 July – 20 July 2022. The sample in this study was 171 nurses who worked in the Inpatient Room of RS X Bogor City. Data collection using the Maslach Burnout Inventory-Human Services Survey (MBI-HSS) questionnaire and data analysis using the chi-square statistical test. The results showed that 43.9% of nurses experienced low burnout and 56.1% nurses experienced moderate burnout. Variables related to burnout were gender (p=0.037), work stress (p=0.000), workload (p=0.036), and working conditions (p=0.003), while age (p=0.490), education (p=0.170), length of work (p=0.356), marital status (p=0.751), and social support (p=0.408) were not associated with burnout. In conclusion, preventive efforts are required to handling the burnout risks, particularly for nurses with low and moderate burnout’s level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septyana Eka Putri
"Praktik klinik dapat menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa profesi ners yang dapat mengakibatkan burnout. Burnout akan berdampak pada performa selama praktik klinik, terutama dalam berperilaku caring ketika memberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara burnout dengan perilaku caring mahasiswa profesi ners. Dengan desain cross-sectional, penelitian ini melibatkan 89 mahasiswa profesi ners di satu perguruan tinggi di Jawa Barat. Sampel dipilih dengan teknik simple random sampling. Burnout diukur menggunakan maslach burnout inventory yang telah dimodifikasi dan perilaku caring menggunakan caring behavior inventory-24. Hasil uji pearson menunjukkan skor burnout dengan skor perilaku caring berkorelasi sedang dan negatif, serta bermakna (r= -0,460; p<0,001). Penelitian ini juga mendapatkan rerata skor dimensi kelelahan emosional paling tinggi dibanding dimensi lain dan dimensi menciptakan hubungan positif dari perilaku caring mahasiswa profesi ners masih rendah. Kesimpulan: Burnout berhubungan dengan perilaku caring, yaitu semakin tinggi tingkat burnout semakin rendah skor perilaku caring. Institusi pendidikan keperawatan perlu mengavaluasi iklim pembelajaran klinik dan merancang program untuk mencegah burnout selama pendidikan profesi agar tidak berdampak pada perilaku caring mahasiswa terhadap pasien.

Clinical practice can be a burden for nursingstudents and its can cause burnout. Burnout will have an impact on performance during clinical practice, especially in caring behavior when providing nursing care. This study aimed to determine the relationship between burnout and caring behavior of nursing students. With a cross-sectional design, this study involved 89 students of the nursing students in clinical stage at one university in West Java. The sample was selected by simple random sampling technique. Burnout was measured using a modified Maslach Burnout Inventory and caring behavior using Caring Behavior Inventory-24. The results of the Pearson test showed that the burnout score with caring behavior score was moderately and negatively correlated and significant (r = -0.460; p <0.001). This study also found that the average score of the emotional exhaustion dimension was the highest compared to other dimensions of burnout and the dimension positive connectedness in the caring behavior of the nurse profession students was still low. Conclusion: Burnout is related to caring behavior, the higher the burnout level will impact to the lower the caring behavior score. Nursing education institutions need to evaluate the clinical learning climate and design programs to prevent burnout during professional education so as not to have an impact on student caring behavior towards patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>