Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisrina Putri Anandiva
"Regulasi diri merupakan keterampilan yang penting untuk dimiliki oleh anak usia prasekolah. Walaupun sejumlah penelitian membuktikan bahwa regulasi diri anak dapat diprediksi oleh parenting self-efficacy melalui peran mediasi oleh faktor-faktor yang melekat pada orang tua, namun apakah hubungan keduanya diperantarai oleh faktor-faktor yang dimiliki anak masih belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran salah satu faktor kognitif anak, yaitu executive function, sebagai mediator hubungan antara parenting self-efficacy dan regulasi diri anak. Sebanyak 441 orangtua yang memiliki anak usia 48 hingga 72 bulan tanpa riwayat masalah perkembangan maupun psikologis mengikuti penelitian ini. Adapun alat ukur yang digunakan, yaitu Me as a Parent (MaaP) untuk mengukur parenting self-efficacy, Childhood Executive Functioning Inventory (CHEXI) untuk mengukur masalah executive function anak yang dipersepsikan orangtua, dan Self-Regulation Questionnaire (SRQ) untuk mengukur regulasi diri anak yang juga dipersepsikan oleh orangtua. Analisis PROCESS Hayes menunjukkan hasil bahwa executive function anak secara partial memediasi hubungan antara parenting self-efficacy dan regulasi diri anak usia 48 hingga 72 bulan. Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa upaya untuk meningkatkan parenting self-efficacy dan executive function anak penting untuk dilakukan agar regulasi diri anak dapat berkembang secara optimal.

Self-regulation is an important skill for preschoolers to have. Although a number of studies have proven that children's self-regulation can be predicted by parenting self-efficacy through the mediation role of factors attached to parents, whether the relationship between the two is mediated by factors owned by children is still unknown. This study aims to look at the role of one of the children's cognitive factors, namely executive function, as a mediator of the relationship between parenting self-efficacy and children's self-regulation. A total of 441 parents of children aged 48 to 72 months without a history of developmental or psychological problems participated in this study. The measurement tools used are Me as a Parent (MaaP) to measure parenting self-efficacy, the Childhood Executive Functioning Inventory (CHEXI) to measure children's executive function problems perceived by parents, and the Self-Regulation Questionnaire (SRQ) to measure self-regulation. children who are also perceived by parents. Hayes' PROCESS analysis showed that children's executive function partially mediates the relationship between parenting self-efficacy and self-regulation in children aged 48 to 72 months. The results of this study imply that efforts to increase parenting self-efficacy and executive function of children are important so that children's self-regulation can develop optimally."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlita Dewi
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica, Jessica
"Beberapa hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara strategi pengasuhan dan parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya di benua Amerika. Adanya perbedaan budaya Amerika dan Asia membuat peneliti akan melakukan penelitian serupa di benua Asia, khususnya di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara strategi pengasuhan dan parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Partisipan penelitian adalah 302 orangtua pada rentang usia 25-45 tahun, yang memiliki anak usia kanak-kanak madya (5-12 tahun). Parenting self-efficacy adalah estimasi orangtua terhadap kompetensinya dalam menjalankan peran sebagai orangtua atau persepsi orangtua terhadap kemampuannya dalam memberikan pengaruh yang positif pada tingkah laku dan perkembangan anak (Coleman & Karraker, 2000), dan strategi pengasuhan adalah berbagai bentuk tingkah laku orangtua untuk mengarahkan dan memengaruhi perilaku anak (Laforce, 2004). Teknik statistik yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara strategi pengasuhan dan parenting self-efficacy, dengan nilai koefisien korelasi r = + 0.221, p < 0.01, one-tailed, yang diukur oleh 36 aitem Self-efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) dan 59 aitem Parenting Strategies Questionnaire (PSQ) ? refined version. Hasil tersebut berarti semakin tinggi strategi pengasuhan yang dimiliki orangtua, maka semakin tinggi pula tingkat parenting self-efficacy pada orangtua. Implikasi dari penelitian ini akan didiskusikan selanjutnya.

Researches have shown the relationship between parenting strategies and parenting self-efficacy among parents with middle childhood children in America. Culture differences between America and Asia brings this study to find the relationship between parenting strategies and parenting self-efficacy in Asia, especially in Indonesia. The purpose of this study was to find the relationship between parenting strategies and parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Participants in this study were 302 parents in age range from 25 to 45, who have child at middle childhood age (5-12 years old). Parenting self-efficacy is parents? estimation of their competences in parenting or parents? perception of their ability to provide positive influence in child behavior and child development (Coleman & Karraker, 2000), and parenting strategies are various forms of parents? behavior to direct and affect child?s behavior (Laforce, 2004). Statistical techniques that used in this study was Pearson correlation. The result of this study indicate that there is a positive and significant relationship between parenting strategies and parenting self-efficacy in parents with child at middle childhood age, with coefficient correlation r = + 0.221, p < 0.01, one-tailed, as measured by 36 items of Self-efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) and 59 aitems of Parenting Strategies Questionnaire (PSQ) - refined version. This result shows the higher parents parenting strategies, then the higher level of parenting self efficacy in parents. Implication of this study are discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Widiya Puji Lestari
"Efikasi diri orang tua dapat berkontribusi pada pola pengasuhan anak tunarungu yang dapat berdampak pada tingkat ketergantungan perawatan diri pada anak. Orang tua dengan efikasi diri yang rendah menyebabkan ketidakyakinan dalam menyelesaikan tugas pengasuhan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri orang tua dengan tingkat ketergantungan perawatan diri pada anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode cross sectional dengan pengambilan data menggunakan teknik total sampling berjumlah 100 responden orang tua yaitu ayah atau ibu dengan anak tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pangudi Luhur Jakarta Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri orang tua dengan tingkat ketergantungan perawatan diri pada anak tunarungu (p = 0,001; α = 0,05). Peneliti merekomendasikan terkait program yang dapat diaplikasikan kepada orang tua anak tunarungu yaitu seperti parent support group yang berfungsi untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan meningkatkan mekanisme koping yang baik pada saat merawat anak berkebutuhan khusus sehingga dapat membantu meningkatkan kemandirian pada anak tunarungu.

Self-efficacy of parents can contribute to the pattern of care for deaf children which can have an impact on the level of self-care dependence on children. Parents with low self-efficacy cause uncertainty in completing parenting tasks for children. This study aims to determine the relationship between self-efficacy of parents with the level of self-care dependence on deaf children. This study used a descriptive design with cross sectional method with data collection using a total sampling technique totaling 100 elderly respondents namely father or mother with deaf children at Pangudi Luhur Special School in West Jakarta. The results of this study indicate that there is a relationship between parents self-efficacy and the level of self-care dependence on deaf children (p = 0.001; α = 0.05). The recommendations of researchers regarding the program that can be applied to parents of deaf children, such as the parent support group which functions to share knowledge, experience, and improve coping mechanisms that are good when treating children with special needs so that they can help increase independence in deaf children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Oktaviani
"Kanker pada anak memengaruhi kualitas hidup anak, dan keluarganya. Orang tua anak dengan kanker harus mampu beradaptasi dengan kondisi penyakit dan efek samping pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak kanker usia 8-12 tahun. Penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional dilakukan pada 39 orang tua dan 39 anak kanker yang dipilih dengan metode consequtive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Self-Efficacy Parenting Task Index (SEPTI) diisi oleh orang tua, dan The Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM). Alat ukur PedsQLTM yang digunakan terdiri dari dua, yaitu: PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale dan secara khusus dengan menggunakan PedsQLTM 3.0 Cancer Module versi Indonesia diisi oleh anak kanker. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson.
Hasil menunjukkan efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak generik berkorelasi kuat dan arah korelasi positif (r=0,680), selanjutnya efikasi diri orang tua dengan kualitas hidup anak modul kanker juga berkorelasi kuat dan arah korelasi positif (r=0,715). Hasil penelitian ini merekomendasikan supaya orang tua dan anak kanker mendapat intervensi manajemen efek samping pengobatan kanker yang adekuat untuk meningkatkan efikasi diri dan kualitas hidup anak dengan kanker.

Cancer in children affects the children quality of life, and their families. Parents of children with cancer must be able to adapt the disease conditions and treatment side effects. This study aims to determine the relationship between parental self-efficacy and the quality of life children with cancer aged 8-12 years. The quantitative study using a cross sectional design was carried out on 39 parents and 39 cancer children who were selected by consequtive sampling method. The measuring instrument used are the Self-Efficacy Parenting Task Index (SEPTI) filled by parents, and The Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM). The PedsQLTM measuring instrument used consists of two, namely: PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale and specifically using PedsQLTM 3.0 Cancer Module Indonesian version, filled by children with cancer. Data analysis using Pearson correlation test.
The results showed that parents self-efficacy with the children quality of life generic core scale correlated strongly and have positive correlation (r=0.680), then the parents self-efficacy with the children quality of life cancer module also correlated strongly and have positive correlation (r=0.715). The results of this study recommends that parents and children with cancer have adequate management of cancer treatment and side effects to improve self-efficacy and quality of life for children with cancer."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wigati Ambar Pertiwi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara parenting self-efficacy dan konflik peran pada ibu bekerja dari toddler. Pengukuran parenting self-efficacy dilakukan dengan alat ukur Self-Efficacy Parenting for Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) yang dikembangkan oleh Coleman (1998), sedangkan konflik peran diukur melalui Wave V Role Conflict Scale yang dikembangkan oleh Markle (1998). Partisipan dalam penelitian ini adalah 142 ibu bekerja dari toddler yang bekerja minimal selama 40 jam per minggunya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara parenting self-efficacy dan konflik peran (r= -0.390, n=142, p< 0.01, two tail). Artinya, semakin tinggi parenting self-efficacy ibu, semakin rendah konflik peran yang dialami, begitupun sebaliknya.

This study examined the relationship between parenting self-efficacy and role conflict among working mothers of toddler. Parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy Parenting for Tasks Index - Toddler Scale (SEPTI-TS) developed by Coleman (1998), whereas role conflict was measured by Wave V Role Conflict Scale developed by Markle (1998). The participants of this study were 142 working mothers of toddler who work at leat 40 hours per week.
The result of this study shows that there is a significant, negative relationship, between parenting self-efficacy and role conflict (r= -0.390, n=142, p< 0.01, two tail). It indicates that the higher mothers’ parenting self-efficacy, the lower their role conflict, and vice versa.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmi
"Coleman & Karraker (2000) menyebutkan elemen kognitif utama yang potensial dari kompetensi pengasuhan salah satunya adalah parenting self-efficacy. Salah satu faktor yang mempengaruhi parenting self-efficacy tersebut adalah dukungan sociomarital. Belsky's juga menyatakan bahwa hubungan pernikahan adalah dukungan social utama dalam mekanisme kompetensi parenting (dalam Bogenschneider, Small, Tsay, 1997). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai perbedaan parenting self-efficacy pada ibu tunggal bekerja dan ibu menikah bekerja penuh waktu dengan anak usia kanak-kanak madya. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan alat ukur "Self-Efficacy for Parenting Task Index" (Coleman & Karraker, 2000). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan parenting self-efficacy antara ibu tunggal dan ibu menikah bekerja dengan anak usia kanak-kanak madya dengan nilai (t = 2.019, p = 0.048, signifikan pada L.o.S 0.05).

Coleman & Karraker (2000) states that one of the potential main cognitive element of parenting competence is parenting self-efficacy. Sociomarital support is one of the factors that affects parenting self-efficacy. Belsky's also explains that marital relation is the focal social support in parenting competence mechanism (in Bogenschneider, Small, Tsay, 1997). The research aims to know the difference between single working mother and married working mother who both working full time and having middle-aged children. The research is conducted using the "Self-Efficacy for Parenting Task Index" measuring instrument (Coleman & Karraker, 2000). The result concludes there is significant difference in parenting self-efficacy between single working mother and married working mother who both have middle-aged children with score (t = 2.019, p = 0.048, significant in L.o.S 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hanggoro Putro
"Penelitian skripsi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara father involvement dengan parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak usia kanak-kanak madya. Pada penelitian ini, pengukuran father involvement menggunakan alat ukur Inventory of Father Involvement (IFI) yang disusun oleh Hawkins dkk (2002), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) yang disusun oleh Coleman & Karakker (2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 79 ibu yang memiliki anak usia 5 - 12 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara father involvement dengan parenting selfefficacy (r = + 0,431; n = 79; p < 0,01; one tail). Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi keterlibatan suami dalam proses parenting, maka semakin tinggi pula parenting self-efficacy ibu. Berdasarkan hasil tersebut keterlibatan ayah dalam proses parenting perlu ditingkatkan karena dapat meningkatkan keyakinan ibu akan kemampuannya untuk menjalankan peran sebagai orangtua bagi anak-anaknya.

This research was conducted to determine the relationship between father involvement and parenting self-efficacy among mothers of middle childhood. Father involvement was measured by Inventory of Father Involvement (IFI) (Hawkins et.al, 2002), parenting self-efficacy was measured by Self -Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karakker, 2000). Participants in this study were 79 mothers of children aged 5 - 12 years.
The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between father involvement and parenting self-efficacy (r = + 0,431; n = 79; p < 0,01; one tail). From these results it can be said that the higher the father’s involvement in the parenting process, the higher the mother's parenting self-efficacy. Based on these results the involvement of fathers in the parenting process needs to be improved because the mother will have increased confidence in their ability to perform the role of a parent for their children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Kiranti
"Konflik orangtua yang terjadi dipersepsikan oleh anak sebagai sesuatu yang mengancam bagi dirinya dan juga orangtuanya. Pengalaman dengan konflik orangtua dapat membentuk skema relasional yang maladaptif yang menyebabkan individu secara tidak proporsional lebih peka pada diskusi dan argumen yang negatif dan agresif, lebih mungkin mengharapkan permusuhan dan eskalasi konflik selama bertengkar dengan pasangan romantis, melakukan atribusi negatif terhadap tingkah laku pasangan, dan adanya distorsi kognitif yang membenarkan penggunaan tingkah laku agresif (Nelson, 2004). Kemudian, persepsi anak terhadap konflik orangtua juga mempengaruhi keyakinan dan ekspektasinya terkait dengan hubungan di masa depan, sehingga menurunkan self-efficacy in romantic relationship individu. Self-efficacy in romantic relationship ditemukan berhubungan dengan aspek – aspek yang termasuk ke dalam romantic competence (Fincham & Bradbury, 1987; Riggio et al., 2011, 2013; Weiser & Weigel, 2016). Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi self-efficacy in romantic relationship dalam hubungan antara persepsi anak terhadap konflik orangtua dengan romantic competence. Partisipan pada penelitian ini merupakan 162 laki-laki dan 262 perempuan dewasa awal yang sedang menjalani hubungan romantis dan tinggal bersama dengan kedua orangtua. Hasil analisis statistika regresi menunjukkan bahwa self-efficacy in romantic relationship memediasi secara parsial hubungan antara persepsi anak terhadap konflik orangtua dengan romantic competence dewasa awal (F(2,421) = 114,98, p = <0,01, LLCI= -0,228, ULCI= -0,117 R2 = 0,3533). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh persepsi anak terhadap konflik orangtua pada romantic competence dapat melalui self-efficacy in romantic relationship terlebih dahulu, namun kedua variabel dapat juga berhubungan secara langsung.

The interparental conflict was perceived by children as a threat for them and also parents. Experiences with interparental conflict have been found to shape a maladaptive relational scheme that leads people to be more disproportionately attended to negative and aggressive discussion or argument, more likely to expect hostility and escalation of conflict during a quarrel with a romantic partner, negative attribution toward partner’s behaviours, and cognitive distortion that justify the use of aggressive behaviour (Nelson, 2004). Also, children’s perception of interparental conflict impacts their belief and expectation about their own relationship in the future, so that reduce their self-efficacy in romantic relationship. Self-efficacy in romantic relationship has been proved related to the aspects included in romantic competence (e.g. Fincham & Bradbury, 1987; Riggio et al., 2011, 2013; Weiser & Weigel, 2016). Therefore, this research aims to see the mediating role of self-efficacy in romantic relationship within the association between children’s perception of interparental conflict and romantic competence. Participant of this study consist of 162 men and 262 women who are currently in a romantic relationship and living together with both parents. The result of this study indicates that self-efficacy in romantic relationship mediates partially the relationship between children’s perception of interparental conflict and romantic competence of emerging adulthood (F(2,421) = 114,98, p = <0,01, LLCI= -0,228, ULCI= -0,117. R2 = 0,3533). This result shows that children’s perception of interparental conflict can either affect romantic competence through self-efficacy in romantic relationship or directly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>