Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185423 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aprilia Ira Pratiwi
"Kaitan maternal employment pada kesehatanan anak telah menjadi perdebatan empiris selama tiga dekade terakhir akibat pertentangan peran ibu sebagai penghasil pendapatan dan pengasuh anak. Di Indonesia, hasil deskriptif menduga partisipasi angkatan kerja perempuan berkaitan dengan malnutrisi balita yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan menambah literatur perdebatan dalam kaitan maternal employment dan malnutrisi anak menggunakan metode IV-2SLS dan data representatif nasional. Hasil penelitian ini tidak menolak dugaan deskriptif. Maternal employment berkaitan dengan malnutrisi yang lebih rendah bila diukur dengan wasting. Bila diukur dengan stunting, hasil tersebut hanya terlihat di wilayah yang sama.

The relationship between maternal employment and child nutrition has been debated during the last three decades due to the conflicting roles of mothers as income earners and child caregivers. In Indonesia, the descriptive results suggest that female labor force participation is associated with lower under-five malnutrition. This study aims to add to the literature debate on the relationship using the IV-2SLS method and nationally representative data. The results show that maternal employment is related to lower malnutrition if measured with wasting. Measured with stunting, the same result is only observed among mothers who live in the same areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Purbaning Tyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan dari kesehatan mental ibu terhadap kejadian stunting pada balita di Indonesia yang berkaitan dengan karakteristik ibu, anak, serta rumah tangga berdasarkan kelompok usia balita. Dalam penelitian ini menggunakan data longitudinal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan tahun 2014 dengan metode Regresi Logistik Biner (logit). Kesehatan mental ibu diukur menggunakan instrumen CESD-10. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kelompok balita usia 0-59 bulan dan 24-59 bulan, peningkatan total skor CESD-10 berhubungan dengan kejadian stunting pada balita setelah dikontrol dengan seluruh karakteristik. Sementara pada kelompok balita usia 0-23 bulan, peningkatan total skor CESD-10 tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Tinggi ibu, durasi menyusui, usia anak, berat lahir, dan lokasi tempat tinggal berhubungan dengan kejadian stunting di semua kelompok usia. Pendidikan ibu dan kuintil pengeluaran berhubungan dengan kejadian stunting di kelompok usia 0-59 bulan dan 24-59 bulan. Sementara terdapat dua variabel yang hanya berhubungan dengan kejadian stunting di satu kelompok usia balita saja, yaitu usia ibu (kelompok balita 0-59 bulan) dan kondisi sanitasi (kelompok balita 24-59 bulan).

This study aims to study the association of maternal mental health to stunting in children under five years old in Indonesia, which is related to the characteristics of mothers, children, and households based on the age group of children under five years old. This study uses longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014 with the Logistic Regression method. Maternal mental health was measured using the CESD-10 instrument. The results showed that in the children's age group of 0-59 months and 24-59 months, an increase in the total CESD-10 score associated with stunting in children after being controlled by all the characteristics. In age 0-23 months, the increase in the total score of CESD-10 was not associated with stunting. Maternal height, duration of breastfeeding, child age, birth weight, and location of residence were associated with stunting in all age groups. Maternal education and expenditure quintiles were associated with stunting in the 0-59 months and 24-59 months age groups. Meanwhile, two variables only relate to the incidence of stunting in one age group of children under five, namely maternal age (0-59 months of children under five) and sanitary conditions (24-59 months of children under five)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neysa Nadia Lestari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara maternal employment dan gaya pengasuhan ibu, gaya pengasuhan ibu dan masalah penyesuaian diri anak, maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak, serta peran gaya pengasuhan ibu sebagai mediator antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak. Maternal employment ditentukan berdasarkan jumlah jam kerja ibu, dengan acuan 35 jam sebagai batasan antara bekerja paruh waktu dan bekerja penuh waktu. Pengukuran gaya pengasuhan dilakukan menggunakan alat ukur Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ) (Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Pengukuran masalah penyesuaian diri anak dilakukan menggunakan alat ukur Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES) (Marowska & Sanders, 2010). Partisipan penelitian ini berjumlah 171 ibu (72 ibu tidak bekerja, 31 ibu bekerja paruh waktu, dan 68 ibu bekerja penuh waktu) yang memiliki anak berusia enam hingga 10 tahun dan tinggal di daerah Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan gaya pengasuhan antara ibu tidak bekerja, ibu bekerja paruh waktu, dan ibu bekerja penuh waktu hanya ditemukan dalam gaya pengasuhan otoriter dan otoritatif, sementara dalam hal gaya pengasuhan permisif tidak ada perbedaan yang signifikan. Ibu yang bekerja penuh waktu paling tidak otoriter dan paling otoritatif dibanding ibu yang tidak bekerja maupun bekerja paruh waktu. Berikutnya, ditemukan bahwa semakin otoriter dan permisif seorang ibu, semakin sering masalah penyesuaian diri anak muncul. Sebaliknya, semakin otoritatif seorang ibu, semakin jarang masalah penyesuaian diri anak muncul. Melalui penelitian ini, ditemukan pula bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal masalah penyesuaian diri anak dari ibu yang bekerja penuh waktu, paruh waktu, dan tidak bekerja. Ibu yang bekerja penuh waktu memiliki anak dengan masalah penyesuaian diri paling sedikit, disusul oleh ibu tidak bekerja dan ibu bekerja paruh waktu secara berturut-turut. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa hubungan antara maternal employment dan masalah penyesuaian diri anak hanya dimediasi oleh gaya pengasuhan otoriter.

ABSTRACT
The objective of the present study is to investigate the relationship between
maternal employment and maternal parenting style, maternal parenting style
and child adjustment problems, maternal employment and child adjustment
problems, as well as how maternal employment affects child adjustment
problems with maternal parenting style as potential mediator. Maternal
employment is determined by mothers’ working hours, with 35 hours as
boundary between part-time and full-time employment. Maternal parenting
style is measured with Parenting Style and Dimension Questionnaire (PSDQ)
(Robinson, Mandelco, Olsen, & Hart, 1995). Child adjustment problems is
measured with Child Adjustment and Parenting Self Efficacy (CAPES)
(Marowska & Sanders, 2010). 171 mothers (72 unemployed, 31 employed parttime,
and 68 employed full-time) with at least one child aged six to ten years
old who live in Jabodetabek participated in this study. The result of this study
shows that differences in parenting style between full-time employed, part-time
employed, and unemployed mothers are only found in authoritarian and
authoritative parenting style, meanwhile there is no significant differences in
permissiveness. Full-time employed mothers are the least authoritarian and
most authoritative, compared to unemployed and part-time employed mothers.
Secondly, this study found that the more authoritarian and permissive mothers
are, the more frequent child adjustment problems happen. On the contrary, the
more authoritative mothers are, the less frequent child adjustment problems
happen. The next finding is that there are significant differences in child
adjustment problems between children from full-time employed, part-time
employed, and unemployed mothers. Full-time employed mothers are found to
have children with the least adjustment problems, followed by nonemployed
and part-time employed mothers, consecutively. Lastly, mediation analysis
revealed that the relationship between maternal employment and child
adjustment problems is only mediated by authoritarian parenting style and not
by the other two parenting style."
2015
S58494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Ramadhani
"

Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak proporsional pada anak yang ditunjukkan dalam tiga kondisi — stunting, underweight, dan wasting. Malnutrisi pada anak merupakan salah satu beban kesehatan terbesar di Indonesia. Kejadian malnutrisi anak menunjukkan peningkatan, namun dikategorikan sebagai sangat parah untuk stunting dan underweight dan cukup parah untuk wasting. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) Wave 5 tahun 2014/2015, dan bertujuan menganalisis hubungan antara karakteristik ibu dan kejadian malnutrisi pada anak yang berusia 5-59 bulan di Indonesia. Hasil regresi probit menunjukkan bahwa karakteristik ibu (indeks massa tubuh ibu (BMI), tinggi badan, dan pendidikan) secara signifikan mempengaruhi malnutrisi pada anak. Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan adalah usia anak, jumlah anggota dalam rumah tangga, pengeluaran per kapita rumah tangga, area dan wilayah rumah tangga.


Child malnutrition is a condition of disproportionate nutrition in children. It manifests in three forms—stunting, being underweight, and wasting. It is one of the biggest burdens in Indonesia, as the incidence shows an improvement, but it continues to be categorized as highly severe for stunting and being underweight and moderately severe for wasting. Using the Indonesian Family Life Survey (IFLS) Wave 5 data year 2014/2015, this study analyzes the association between maternal characteristics and the incidence of malnutrition among children aged 5–59 months in Indonesia. The probit regression result implies that maternal characteristics (mother’s body mass index (BMI), height, and education) significantly influence the child’s malnutrition. Furthermore, there are other compounding factors to consider, such as the child’s age, the number of members in a household, the household’s per capita expenditure, and the household’s area and region.

"
2019
T55269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Purnama Cahya Sari
"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa anak dengan banyak saudara kandung cenderung ingin membentuk keluarga besar dibandingkan mereka yang lahir dari keluarga dengan ukuran lebih kecil. Hal ini mengindikasikan adanya transmisi norma keluarga antar generasi. Studi ini bertujuan untuk melihat efek perilaku fertilitas ibu terhadap intensi fertilitas anak perempuannya. Dengan menggunakan data IFLS, studi ini menginvestigasi anak perempuan pernah menikah usia 15-49 tahun, yang memiliki informasi lengkap tentang ibu kandungnya. Model logistik dan zero-inflated poisson digunakan untuk mengestimasi efek dari kovariat. Hasilnya menunjukkan bahwa anak perempuan mengadopsi norma keluarga ibu untuk membentuk intensi fertilitas mereka.

Previous studies found that children born with many siblings prefer a large family size than those born with fewer siblings. This positive relationship shows the presence of intergenerational transmission of family norm. This study aims to examine maternal fertility effect on daughter rsquo s fertility intention. Using data from IFLS, this study investigates ever married women aged 15 49 years old in 2014 who have a complete information about their biological mother, and uses Logistic and Zero Inflated Poisson regression model to estimate the predictors. As a result, daughters adopt their mother rsquo s childbearing behavior in shaping their own fertility intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maggie Calista
"Pekerja rokok linting tangan menghadapi berbagai tantangan baik dari sisi regulasi, perlindungan sosial, karakteristik pasar ataupun faktor lainnya yang berpotensi mengurangi tingkat kesejahteraan mereka. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan regulasi dan perlindungan tenaga kerja terhadap kesejahteraan pekerja rokok linting tangan di Kabupaten Kudus, Pati, Demak, dan Jepara. Sumber data yang digunakan berasal dari survei pada sampel pekerja rokok linting tangan di empat kabupaten terpilih.  Kesejahteraan dalam penelitian ini diukur menggunakan indeks kesejahteraan yang terdiri dari 5 kategori yaitu, tidak sejahtera, kurang sejahtera, cukup sejahtera, sejahtera, dan sangat sejahtera. Berdasarkan hasil analisis menggunakan regresi ordinal, ditemukan bahwa faktor regulasi dan perlindungan seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) , kepemilikan BPJS Ketenagakerjaan, dan status pegawai tetap berhubungan positif dengan tingkat kesejahteraan pekerja rokok. Selain itu, karakteristik individu, wilayah, dan pasar tenaga kerja juga berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan pekerja rokok. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk mengembangkan kebijakan dan program yang dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja rokok linting. Beberapa rekomendasi kebijakan yang dapat dipertimbangkan antara lain, optimalisasi pengalokasian dana DBHCHT, memastikan perlindungan sosial bagi pekerja, dan mendorong penyediaan status pekerja tetap.

Hand-rolled cigarette workers face various challenges in terms of regulations, social protection, market characteristics, and other factors that potentially reduce their level of well-being. This study examines the influence of labour regulations and protection on the well-being of hand-rolled cigarette workers in the districts of Kudus, Pati, Demak, and Jepara. The data for this study is derived from a survey conducted on a sample of hand-rolled cigarette workers in the four selected districts. Well-being in this research is measured using a well-being index of five categories: not well-off, less well-off, moderately well-off, well-off, and very well-off. Based on the analysis using ordinal regression, it was found that regulatory and protective factors such as Direct Cash Assistance (BLT) from the Tobacco Excise Revenue Sharing Fund (DBHCHT), ownership of the Workers Social Security Program (BPJS Ketenagakerjaan), and permanent employee status are positively associated with the well-being of cigarette workers. Additionally, individual characteristics, regional factors, and the labour market also influence the well-being of these workers. The findings of this research are expected to serve as a basis for developing policies and programs that can enhance the well-being of hand-rolled cigarette workers. Some policy recommendations that can be considered include optimizing the allocation of DBHCHT funds, ensuring social protection for workers, and promoting the provision of permanent employment status."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Yanti Astrelina
"Jaminan sosial sangat dibutuhkan untuk memberikan perlindungan pada saat pekerja mengalami risiko-risiko kerja sehingga menciptakan ketenangan dalam bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan akses kantor dengan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan. Selanjutnya, mengetahui ada asosiasi atau tidak antara informalitas wilayah dengan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan. Data analisis yang digunakan adalah data Sakernas Agustus 2021 yang dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan inferensial dengan pengolahan menggunakan aplikasi Stata. Metode analisis yang digunakan adalah menggunakan regresi logistik biner multilevel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses kantor tidak signifikan mempengaruhi jaminan sosial ketenagakerjaan. Temuan penelitian ini yakni Rasio kantor tidak selaras dengan Partisipasi jamsos. Kantor yang banyak tidak berbanding lurus dengan partisipasi jaminan sosial yang tinggi. Variabel informalitas wilayah secara signifikan berpengaruh negatif mempengaruhi partisipasi jaminan sosial ketenagakerjaan. Selanjutnya, Kenaikan informalitas wilayah menyebabkan probabilitas berpartisipasi pada jaminan sosial pada pekerja yang berstatus PKWT,PKWTT dan Perjanjian tertulis akan meningkat jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak ada perjanjian kerja. Oleh karena itu, perlu dipikirkan strategi-strategi untuk mengakomodir  individu-individu yang bekerja di wilayah ekonomi informal.

Social security is urgently needed to provide protection when workers experience work risks  to provide ease of mind in working. This study aims to determine the relationship between  office availability and employment social security participation. In addition, it aims to find out whether there is an association between regional informality and employment social security participation. The data used is the August 2021 Sakernas data which is analyzed using descriptive and inferential analysis while the processing is done with Stata. The analytical method used is multilevel binary logistic regression. The results of the study show that office availability does not significantly affect employment social security. The findings of this study are that the office ratio is not aligned with social security participation. High number of offices are not directly proportional to high social security participation. The regional informality has a significant negative effect on labor social security participation. Furthermore, the increase in regional informality causes the probability of participating in social security for workers with PKWT, PKWTT and written agreement status to increase when compared to workers who do not have a work agreement. Therefore, it is necessary to consider strategies to accommodate individuals who work in the informal economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Ajra Khairunnisa Barani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengendalian diri anak dan status pekerjaan ibu dengan keterlibatan ibu pada anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi parsial dengan mengadaptasi Marshmallow Test (Mischel, Shoda, Rodriguez, 1989) yang dilakukan pada 51 anak dan menggunakan instrumen MISR (Maternal Involvement Scale-Reported) kepada 51 ibu sebagai partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri anak dan status pekerjaan ibu dengan keterlibatan ibu sebagai variabel kontrol. Keterbatasan penelitian menjadi bahan diskusi.
This study aims to determine the relationship between child self-control and maternal employment status with maternal involvement in children aged 3-4 years. This study is a partial correlation study by adapting the Marshmallow Test (Mischel, Shoda, Rodriguez, 1989) which was conducted on 51 children and used the MISR (Maternal Involvement Scale-Reported) instrument to 51 mothers as participants. The results showed that there was no significant relationship between children's self-control and maternal employment status with mother involvement as a control variable. The limitations of the research are subject to discussion."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridhwan
"Penelitian ini membahas kondisi NEET (Not In Employment, Education or Training) di kalangan penduduk muda usia 15-29 di Indonesia yang umumnya rentan memasuki pasar kerja bahkan menghambat transisi kehidupan mereka. Eksistensi pemuda NEET memiliki dampak buruk kepada potensi pemuda itu sendiri sehingga semakin terpinggirkan. Berbeda dengan studi terdahulu yang menekankan penyebab NEET pada latar belakang individu dan kondisi pasar kerja, kali ini pengamatan lebih mendalam terhadap latar belakang keluarga orang tua dengan menggunakan indeks sosial ekonomi orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kecenderungan latar belakang orang tua memengaruhi pemuda berstatus NEET dengan mengunakan data longitudinal individu dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa peningkatan sumber daya orang tua (human capital dan finansial) berupa indeks sosial ekonomi dapat meningkatkan peluang anaknya menjadi NEET dikarenakan dapat mendorong anaknya untuk menahan diri dari pekerjaan atau lebih selektif mencari pekerjaan.

This study discusses the condition of NEET (Not In Employment, Education or Training) among young people aged 15-29 in Indonesia who are generally vulnerable to entering the labor market and even hinder their life transition. The existence of this NEET youth has a bad impact on the potential of the youth itself so that they are increasingly marginalized. In contrast to previous studies which emphasized the causes of NEET on individual backgrounds and labor market conditions, this time a more in-depth look at the family background of parents using the parents socioe-conomic status index. This study aims to determine how parental background trends affect youth with NEET status by using individual longitudinal data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014. The results of this study explain that the increase in parental resources (human capital and financial) with The socio-economic status index can increase the chances of a child becoming a NEET because it can encourage children to refrain from work or be more selective in looking for work."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Mutiara Putri
"ABSTRACT
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu 22 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menurut ASEAN, meski mengalami penurunan tetapi masih termasuk kedalam lima negara dengan AKB tertinggi di antara negara-negara ASEAN pada tahun 2015. Hal ini menunjukan bahwa AKB di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu untuk diperhatikan agar dapat menekan AKB yang tinggi. Menurut Prichett dan Summers, kegiatan pencegahan dan pengobatan pada pelayanan kesehatan terkait kematian bayi dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi menurut teori Mosley dan Chen yaitu daerah tempat tinggal, status ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Salah satu faktor yang berperan dalam kelangsungan hidup bayi yaitu daerah tempat tinggal ibu yang mana merupakan lingkungan terdekat suatu individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan daerah tempat tinggal ibu dengan kematian bayi di Indonesia tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dengan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh bayi lahir hidup tunggal dalam 5 tahun (2013-2017), yang dilahirkan oleh wanita usia 15-49 tahun yang menetap di Indonesia sebanyak 14.211. Hasil dari penelitian menunjukan daerah tempat tinggal ibu berdasarkan kota desa tidak berhubungan dengan kematian bayi setelah variabel perancu dikendalikan,

ABSTRACT
The Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is 22 per 1000 live births in 2015 according to ASEAN, although it has decreased but it is still included in the five countries with the highest IMR among ASEAN countries in 2015. This shows that the IMR in Indonesia is still a problem that need to be considered in order to be able to suppress a high IMR. According to Prichett and Summers, prevention and treatment activities in health services regarding infant mortality is influenced by socio-economic factors. Socio-economic factors related to the survival of infants according to Mosley and Chens theory are the area of residence, economic status, education, and others. One of the factors that play a role in the survival of the infant is the area where the mother lives, which is the closest environment to an individual. This study aims to determine the relationship between maternal residential area and infant mortality in Indonesia in 2017. This study uses secondary data from the Indonesian Health Demographic Survey in 2017 with a cross sectional study design. The sample in this study was all single-born infants in 5 years (2013-2017), who were born to women aged 15-49 years who lived in Indonesia as many as 14,211. The results of the study showed that the maternal residential area based on the urban rural was not related to infant mortality after confounding variables were controlled."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>