Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187733 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransiska Wardiani
"Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi sejak masa kehamilan sampai anak berusia dibawah dua tahun. Dampaknya pada jangka panjang dapat mengancam kualitas hidup manusia maupun kemampuan daya saing bangsa. Persoalan stunting masih menjadi masalah besar di Indonesia, dimana pemerintah sudah menurunkan target angka prevalensi stunting menjadi 14%. Upaya percepatan penurunannya dapat dilakukan melalui program spesifik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam tentang efektivitas manajemen program spesifik dalam percepatan penurunan stunting di Puskesmas Teluk Melano Tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih belum efektifnya manajemen program spesifik dari asfek input (SDM, anggaran, SPO, sarana dan prasarana serta peralatan). Pada aspek proses juga belum efektif (perencanaan, pelaksanaan, pemantauan (monitoring dan evaluasi) serta pencatatan dan pelaporan program). Oleh karena aspek input dan proses belum tercapai, maka berdampak pula terhadap efektivitas aspek output yang belum mencapai target yang diharapkan, sehingga aspek outcome (penurunan stunting) juga belum tercapai.

Stunting a chronic nutritional problem that occurs from the time of pregnancy until the child is under two years old. The impact in the long term can threaten the quality of human life and the ability of the nation's competitiveness. The problem of stunting is still a big problem in Indonesia, where the government has lowered the stunting prevalence rate to 14%. Efforts to accelerate its reduction can be carried out through specific programs. This research is a qualitative research with a case study design. This study aims to analyze in depth the effectiveness of specific program management in acceleration of stunting reduction at the Puskesmas Teluk Melano in 2021. The results of the study indicate that specific program management is still not effective in terms of input aspects (human resources, budget, SPO, facilities and infrastructure and equipment). The process aspect is also not effective (planning, implementation, monitoring and evaluation as well as program recording and reporting). Because the input and process aspects have not been achieved, it also has an impact on the effectiveness of the output aspect which has not reached the expected target, so that the outcome aspect (reduction of stunting) has also not been achieved."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Yudhistira
"Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini masih perlu memperoleh perhatian penting terutama di negara-negara berkembang. Indonesia perlu menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Sebanyak 108 kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk lokasi fokus intervensi percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023 dengan skema percepatan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui visualisasi dashboard data wilayah berisiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor akses pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur tahun 2021. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan unit analisis di tingkat kabupaten/kota dan menggunakan data sekunder berupa data agregat hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021 yang diperoleh dari BKPK Kemenkes RI. Hasilnya dashboard yang dibuat dapat menyajikan data pemetaan sebaran risiko stunting dikaitkan dengan pola asuh, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, penyakit infeksi dan BBLR. Selain itu juga menyajikan data dan grafik variabel di tingkat kabupaten/kota yang interaktif, serta menyajikan simulasi prevalensi stunting yang dihubungkan dengan variabel yang signifikan berhubungan dengan stunting pada penelitian ini.

Stunting is one of the global public health problems that still needs important attention, especially in developing countries. Indonesia needs to reduce the prevalence of stunting to 14% by 2024. A total of 108 districts/cities in the provinces of Banten, West Java, Central Java and East Java are included in the focus locations of the integrated stunting reduction acceleration intervention in 2023 with a special acceleration scheme. This study aims to describe the dashboard visualization of data on areas at risk of stunting associated with parenting, environmental factors, health service access factors, infectious diseases and LBW in Banten, West Java, Central Java and East Java Provinces in 2021. This research is an ecological study with a unit of analysis at the district / city level and used secondary aggregated data of the 2021 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) obtained from the BKPK Kemenkes RI. As a result, the dashboard created can present data mapping the distribution of stunting risk associated with parenting, environmental factors, health service factors, infectious diseases and LBW. In addition, it also presented data and graphs of variables at the interactive district / city level, and presented a simulation of the prevalence of stunting associated with variables that were significantly associated with stunting in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Safitri
"Gagal tumbuh selama ini menggunakan pengukuran antropometri menurut indeks konvensional yang diukur terpisah, sementara kekurangan gizi tidak dapat berdiri sendiri. Pengukuran gagal tumbuh menggunakan CIAF diperlukan untuk melengkapi kegagalan antropometri yang lebih komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gagal tumbuh dengan perkembangan anak usia 24-59 bulan di desa lokus stunting wilayah kerja Puskesmas Sungai Limau. Menggunakan desain studi cross sectional dengan teknik simple random sampling, analisis chisquare dan regresi logistik model faktor risiko dengan sampel 105 anak usia 24-59 bulan. Anak mengalami perkembangan meragukan sebanyak 31,4%, perkembangan sesuai 68,6%, gagal tumbuh sebanyak 29,5% dan normal 70,5%. Hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara gagal tumbuh dengan perkembangan anak(p=0,028), gagal tumbuh berhubungan dengan perkembangan motorik kasar (p=0,002) dan kemampuan bicara bahasa (p=0,050).Variabel lain yang berhubungan dengan perkembangan anak yaitu pendidikan ibu (p=0,002), pekerjaan ibu (p=0,003), pendapatan(p=0,003), ASI ekslusif (p=0,0034), dan stimulasi (p=0,0005). Analisis multivariat menunjukkan gagal tumbuh tetap konsisten berhubungan dengan perkembangan anak (p=0,002). Gagal tumbuh berhubungan dengan perkembangan meragukan setelah dikontrol beberapa variabel kovariat. Pelaksanaan program deteksi dini tumbuh kembang anak memerlukan kerjasama dan komitmen lintas sektor kesehatan dan pendidikan yaitu mengintegrasikan kegiatan posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini.

Failure to thrive so far using anthropometric measurements according to conventional indices measured separately, while malnutrition cannot stand alone. Measurement of failure to thrive using CIAF is needed to complement more comprehensive anthropometric failures. This study aims to determine the relationship between failure to thrive and the development of children aged 24-59 months in the stunting locus village of the Sungai Limau Health Center work area. Using a cross-sectional study design with simple random sampling techniques, chisquare analysis and logistic regression risk factor models with a sample of 105 children aged 24-59 months. Children experienced dubious development as much as 31.4%, corresponding development 68.6%, failure to grow as much as 29.5% and normal 70.5%. Bivariate results showed an association between failure to thrive with child development (p = 0.028), failure to thrive was associated with gross motor development (p = 0.002) and speech skills (p = 0.050). Other variables related to child development were maternal education (p = 0.002), maternal employment (p = 0.003), income (p = 0.003), exclusive breastfeeding (p = 0.0034), and stimulation (p = 0.0005). Multivariate analysis showed failure to thrive remained consistently associated with child development (p = 0.002). Failure to thrive was associated with dubious development after controlling for several covariate variables. The implementation of early detection programs for child growth and development requires cooperation and commitment across the health and education sectors, namely integrating posyandu and Early Childhood Education activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Desalvina Sani
"Tesis ini menganalisis serta membangun kompetensi jabatan supervisor divisi marketing dan collection di PT. XYZ yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan manager divisi human resource planning and development, beberapa orang dari divisi marketing (area manager dan supervisor) dan beberapa orang dari divisi collection (area manager dan supervisor), visi dan misi perusahaan, nilai-nilai perusahaan, serta deskripi pekerjaan diperoleh hasil bahwa kompetensi yang sesuai untuk jabatan marketing supervisor terbagi kedalam 4 kategori, yaitu achievement and action, helping and human service, impact and influence cluster, dan personal effectiveness. Sedangkan untuk kompetensi jabatan collection supervisor terbagi menjadi 6 kategori, yaitu Achievement and action, helping and human service, impact and influence cluster, managerial, cognitive, dan personal effectiveness.

This thesis analyzed and building the role competence of marketing and collection supervisor in PT. XYZ as one of multifinance company in Indonesia. Based on the result of behavioral event interview, the vision and mission of the company, the corporate values, and the job descriptions obtained the outcome that the role competences of marketing supervisor are divided into 4 categories including achievement and action, helping and human service, impact and influence cluster, and personal effectiveness and the competences of collection supervisor are divided into 6 categories including Achievement and action, helping and human service, impact and influence cluster, managerial, cognitive, and personal effectiveness.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Isnaini Arifianti
"Stunting adalah kondisi kegagalan pertumbuhan disebabkan oleh kekurangan zat gizi kronik dan infeksi berulang yang memiliki dampak jangka panjang. Stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Banten karena prevalensinya masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stunting balita 6-59 bulan di Provinsi Banten. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 1.643 balita yang didapat dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data SSGI 2021 milik BKPK Kementerian Kesehatan RI. Variabel independen pada penelitian ini adalah faktor anak (umur, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, keragaman pangan), faktor ibu (pendidikan ibu dan pekerjaan ibu); faktor kerawanan pangan; faktor kesehatan lingkungan (kepemilikan jamban); faktor penyakit infeksi (ISPA, diare, pneumonia, TBC) dan faktor pelayanan kesehatan (pemberian vitamin A dan pengobatan balita sakit di fasilitas kesehatan). Data dianalisis menggunakan analisis data kompleks. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan proporsi stunting pada balita 6-59 bulan adalah 22,7%. Berdasarkan analisis multivariat, determinan stunting balita 6-59 bulan di Provinsi Banten adalah jenis kelamin (p-value 0,021; AOR 1,351; CI 95% 1,047 – 1,744); pendidikan ibu (p-value 0,009; AOR 1,484; CI 95% 1,103 – 1,998); panjang badan lahir (p-value 0,001; AOR 2,094; CI 95% 1,512 – 2,899); kerawanan pangan (p-value 0,009; AOR 1,629; CI 95% 1,131 – 2,347). Faktor dominan kejadian stunting balita 6-59 bulan di Provinsi Banten adalah panjang badan lahir pendek (AOR 2,09). Bayi panjang lahir pendek perlu mendapatkan intervensi KIE gizi dan kesehatan untuk ibu balita; mendapat makanan tambahan balita dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas serta pemantauan rutin setiap bulan di Posyandu agar tidak tumbuh menjadi balita stunting.

Stunting is a condition of growth failure caused by chronic nutritional deficiencies and repeated infections that have long-term effects. Stunting is still a public health problem in Banten Province because the prevalence is still high. This study aims to determine the determinants of stunting in toddlers aged 6-59 months in Banten Province. The research design used was cross sectional with a total sample of 1,643 toddlers obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used is the SSGI 2021 data belonging to the Indonesian Ministry of Health's BKPK. The independent variables in this study were child factors (age, sex, birth weight, birth length, dietary diversity), maternal factors (mother's education and mother's occupation); food insecurity factor; environmental health factors (latrine ownership); infection disease factors (ARI, diarrhea, pneumonia, tuberculosis) and health service factors (giving vitamin A and treating sick toddlers in health facilities). Data were analyzed using complex data analysis. Bivariate analysis used the chi-square test and multivariate analysis used multiple logistic regression. The results showed that the proportion of stunting among toddlers aged 6-59 months was 22.7%. Based on multivariate analysis, the determinant of stunting for children aged 6-59 months in Banten Province is gender (p-value 0.021; AOR 1.351; 95% CI 1.047 – 1.744); mother's education (p-value 0.009; AOR 1.484; 95% CI 1.103 – 1.998); birth length (p-value 0.001; AOR 2.094; 95% CI 1.512 – 2.899); food insecurity (p-value 0.009; AOR 1.629; 95% CI 1.131 – 2.347). The dominant factor in the incidence of stunting in toddlers aged 6-59 months in Banten Province is short birth length (AOR 2.09). Short-born babies need to receive health and nutrition communication, information, education interventions for mothers under five and get supplementary food for toddlers from the District/City Health Office and Community Health Centers as well as routine monitoring every month at the Posyandu so they don't grow into stunted toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudini
"Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya stunting adalah kehamilan usia remaja. Angka prevalensi stunting di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih diangka 18,6% di tahun 2021, padahal targetnya harus dibawah 10,38% di tahun 2024. Disamping itu, data terkait pernikahan usia remaja terus meningkat dari tahun ke tahun yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga mencapai 18,76% pada tahun 2020 sehingga menempatkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi urutan pertama dari 34 provinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kontribusi kehamilan usia remaja dengan kejadian stunting pada anak usia 0-59 bulan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2021. Peneliti menggunakan desain studi cross sectional dimana data yang digunakan merupakan total sampling dari SSGI Tahun 2021 wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 2.969 responden. Analisis data dengan regresi logistik menggunakan sofware STATA 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting dapat diturunkan sebesar 3,4% jika kehamilan usia remaja dapat dikendalikan, dimana risiko kehamilan usia remaja untuk terjadi stunting pada anak usia 0-59 tahun sebesar 1,25 kali (95% CI: 0,70 – 2,23) setelah dikontrol oleh variabel ASI Ekslusif dan variabel BBLR. Adanya kontribusi dan pengaruh kehamilan usia remaja terhadap kejadian stunting mengharuskan adanya intervensi dalam pengendalian pernikahan usia dini dengan melibatkan sektor kesehatan, pendidikan, agama, dan adat.

One of the factors that can cause stunting is teenage pregnancy. The stunting prevalence rate in the Bangka Belitung Islands Province is still at 18.6% in 2021, even though the target must be below 10.38% in 2024. In addition, data related to teenage marriage continues to increase from year to year in the Province Bangka Belitung Islands reached 18.76% in 2020, placing the Bangka Belitung Islands Province in first place out of 34 provinces in Indonesia. The purpose of this study was to see the contribution of teenage pregnancy to the incidence of stunting in children aged 0-59 months in the Bangka Belitung Islands Province in 2021. The researchers used a cross-sectional study design where the data used was total sampling from SSGI in 2021 in the Bangka Islands Province. Belitung as many as 2,969 respondents. Data analysis using logistic regression using STATA 13 software. The results showed that the prevalence of stunting could be reduced by 3.4% if teenage pregnancies could be controlled, where the risk of teenage pregnancies for stunting in children aged 0-59 years was 1.25 times (95% CI: 0.70 – 2.23) after being controlled by exclusive breastfeeding and LBW variables. The contribution and influence of teenage gestational age on the incidence of stunting requires intervention in controlling early marriage by involving the health, education, religion, and customary sectors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Firna
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh baik secara fisik maupun kognitif karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Anak stunting tidak akan mencapai pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan kognitif optimal. Stunting di Provinsi Sulawesi Barat (33,8%) menempati urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan di Provinsi Sulawesi Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 552 sampel yang diperoleh dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Variabel independen meliputi faktor anak, faktor orang tua, dan faktor lingkungan. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda model determinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi stunting pada anak usia 6-23 bulan sebesar 31,9%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah usia anak (OR=1,802), berat badan lahir (OR=3,08), dan panjang badan lahir (OR=2,283). Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah berat badan lahir. Anak yang memiliki riwayat BBLR berisiko 2,6 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat BBLR setelah dikontrol variabel usia anak, panjang badan lahir, dan status menyusui.

Stunting is a condition of failure to thrive both physically and cognitively due to chronic malnutrition and repeated infections. Children with stunting will not achieve optimal height growth and cognitive development. Stunting in West Sulawesi (33,8%) is the second highest after East Nusa Tenggara Province. This study aims to analyze the risk factors of stunting in children aged 6-23 months in West Sulawesi Province. The research design used was cross sectional with 552 samples obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used is Indonesian Nutrition Status Survey 2021. The independent variables included child factors, parental factors, and environmental factors. Bivariate analysis used chi-squared test and multivariate used multiple logistic regression as the determinant model. The results showed that the proportion of stunting in children 6-23 months was 31,9%. Bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of stunting were child’s age (OR=1,802), birth weight (OR=3,08), and birth length (OR=2,283). Multivariate analysis showed that the dominant factor associated with stunting was birth weight. Children with a history of LBW are at risk of stunting 2.6 times higher than those without a history of LBW after being controlled by child’s age, birth length, and breastfeeding status.="
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrina
"ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan balita memerlukan perhatian yang lebih khusus, yakni stimulasi yang adekuat dari lingkungan sekitarnya dan orangtua. Bila proses stimulasi tidak adekuat maka pertumbuhan dan perkembangan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik orangtua dan lingkungan rumah terhadap perkembangan balita. Disain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 98 orang yang terdiri dari 3 kelompok umur di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru yang dipilih secara proporsional cluster sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuisioner. Data dianalisis dengan chi square dan regresi logistik berganda.Hasil penelitian menunjukkan pendidikan orangtua rendah, pekerjaan bapak mayoritas bekerja formal, sedangkan ibu mayoritas tidak bekerja (ibu rumah tangga), dan pendapatan orangtua mayoritas berada diatas UMP, adanya pengaruh pekerjaan bapak dan lingkungan fisik dengan perkembangan balita.
Variabel yang paling dominan mempengaruhi perkembangan balita adalah lingkungan fisik (p=0,029) dengan Odds Ratio (OR) adalah 3,000, artinya lingkungan fisik yang mendukung akan mempengaruhi perkembangan balita sesuai umur sebesar 3 kali lebih besar dibandingkan dengan lingkungan fisik yang tidak mendukung. Perlu dilakukan deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang balita, melatih keluarga (ibu) tentang bagaimana cara menciptakan lingkungan fisik yang penuh stimulasi, mensosialisasikan buku panduan perkembangan balita yang telah ada, perlu diciptakan Posyandu yang peduli perkembangan balita, sarana tempat bermain terjangkau yang dilengkapi media dan alat-alat mainan, dan kunjungan rumah secara rutin oleh petugas kesehatan dan kader kesehatan guna mencapai perkembangan balita yang optimal.

ABSTRACT
The growth and development of under five children needs more special attention which is adequate stimulation process from their environment and their parent. If the stimulation process doesnot sufficient in this period, it will disturb the growth and development of children which will disturb and the preparation in quality of children formation. The purpose of this study is to determine the influence of parent characteristics and home environment on under five children development. The study's design is correlational descriptive with cross sectional approach with 98 samples, it consist into 3 group in the working area of Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap Pekanbaru. The interpretation samples use proporsional cluster sampling. The collection tool of data was quisioners. The data are analyzed by multiple logistic regression. The result of the study, showed that the education of parents is low, most of father's jobs are formal sector, while the mothers are only house wife, and most of parents income are above UMP. The father occupation and physical environment had influences on under five children development.
The dominant variable is physical environment on under five children development (p=0,029) with Odds Ratio (OR) is 3,000, support physical of environment will influence aggreable development more large 3 time than that in unsupported physical of environment. The study suggests that it to early detection for under five children growth and development is necessary, family exercise (mother) about how to create stimulation of physical environment, the sosialization the handbook of under five children development, and making Posyandu that care developing for under five children and the play area facilities need to be achievable is necessary, home visit by community nurse is needed to reach the optimize the development of the under five children. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pradini Ajeng Gemellia
"

Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi pada periode 2020-2035 dimana kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kesejahteraan penduduk Indonesia di masa tersebut. Kognitif anak digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia yang dapat memprediksi pendapatan di saat dewasa. Salah satu faktor yang paling besar memengaruhi kognitif anak adalah investasi orangtua yaitu waktu, energi dan sumber daya yang diberikan kepada anak. Penelitian ini menggunakan jam kerja orangtua sebagai variabel utama karena mayoritas pekerja Indonesia saat ini bekerja di atas jam kerja normal serta jam kerja orangtua berkaitan dengan investasi orangtua.  Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jam kerja orangtua terhadap kognitif  anak di Indonesia. Unit analisis penelitian ini adalah anak berusia 7-14 tahun yang masih memiliki dan tinggal bersama orang tua. Penelitian ini menggunakan data IFLS tahun 2007 dan 2014. Dengan menggunakan metode estimasi OLS, hasil penelitian ini menunjukan bahwa baik jam kerja ayah maupun jam kerja ibu pada saat anak usia dini ataupun saat anak usia sekolah berpengaruh signifikan terhadap kognitif anak usia sekolah. Jam kerja ayah maupun ibu pada saat anak usia dini memiliki pengaruh yang paling besar dalam mengurangi kognitif anak di usia sekolah.


Indonesia will experience a demographic bonus peak in 2020-2035 where the quality of human resources can determine the welfare of the Indonesian population at that time. The cognitive of children is used to measure the quality of human resources that can predict earnings in adulthood. One of the factors that most influences a childs cognitive is parental investment, such as the time, energy and resources that provided to the child. This study uses parental working hours as the main variable because the majority of Indonesian workers currently work above the normal working hours as well as parental work hours related to parental investment. This study aims to study the effect of parental working hours on the cognitive of children in Indonesia. The unit of analysis of this study is children aged 7-14 years who still have and live with their parents. This study uses IFLS 2007 and 2014. Using the OLS estimation method, the results of this study indicate that both fathers working hours and mothers working hours during early childhood or when children in school-age have a significant effect on the cognitive of children in school-age. Father and mothers working hours during early childhood have the greatest influence in reducing the cognitive abilities of children in school-age.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sugiarti
"Sumber daya insani yang mampu menguasai syari'ah dan teknis perbankan sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sistem tatanan perbankan syari?ah yang sehat dan istiqomah dalam penerapan prinsip syari?ah. Untuk itu, diperlukan kinerja yang baik agar tercipta kualitas sumber daya insani yang sesuai dengan harapan masyarakat. Kinerja yang dihasilkan efektif atau tidak, tergantung dari karakteristik masing-masing individu karena salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah karakteristik karyawan (person characteristic).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan kinerja berdasarkan karakteristik individu yang dilihat dari latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan pengalaman organisasi, jenis kelamin dan usia. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan dummy variable dan pengolahan data dilakukan melalui teknik statistik dengan bantuan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan pada variabel latar belakang pendidikan (Edu) dan jenis kelamin (JK). Sedangkan untuk variabel pengalaman kerja (Exp1, Exp2) dan pengalaman organisasi (Org), memiliki perbedaan yang signifikan terhadap kinerja dengan nilai koefisien regresi -8,467 untuk Exp1, -8,715 untuk Exp2 dan -8,799 untuk Org. Variabel usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,955. Secara bersama-sama (simultan) faktorfaktor individu dalam penelitian ini berpengaruh terhadap kinerja sebesar 11% sedangkan sisanya yaitu sebesar 89%, dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam model.

Human resources who capable of mastering sharia knowledge and technical banking is very needed to create sound Sharia banking system and focused on application of Sharia principles. There for, it is required well performance in order to create human resources in accordance with the expectation of society. The ideal performance depends on individual characteristic. It is because one of the factors which influences the performance is employee characteristic.
The purpose of this research is to examine differences in performance based on individual characteristic of Management Development Program (MDP) participants of Sharia Mandiri Bank force IX-XVII. Quantitative and qualitative approach is used in this research. The research is also performed by multiple linear regression analysis with dummy variable, and data processing is conducted by statistical techniques with Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Performance as variable dependent (Y), while individual characteristic as variable independent which consist of education background (Edu), work experiences (Exp1 and Exp2), organizational experience (Org), gender (JK), and age.
The result showed that there is no significant differences in performance between variable education background (Edu) and variable gender (JK). Meanwhile, there is significant differences between variable work experiences (Exp1, Exp2) and variable organizational experiences (Org) with regression coefficient value are -8,467 for Exp1, -8,715 for Exp2, and -8,799 for Org. Variable age also has a significant influence on the performance with regression coefficient value is -0,955. The individual characteristic factors in this research affect the performance by 11% simultaneously while 89% is explained by other variables which is not calculated in model.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>