Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitra Albana Wahyudi
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi seluruh dunia. Hal ini mempengaruhi tingkat stres yang dialami semua orang termasuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres yang dialami dan mekanisme koping yang digunakan mahasiswa saat sebelum dan selama terjadi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah 114 mahasiswa S1 Reguler FIK UI tahun 2019 dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale-10 yang dikembangkan oleh David L. Cohen (1994) dan mengetahui mekanisme koping yang digunakan menggunakan The Brief COPE oleh Carver (1997). Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa mengalami stres sedang saat sebelum (78,1%) dan selama terjadi Covid-19 (82,45%). Mekanisme koping yang digunakan yaitu problem focused coping saat sebelum (75,4%) dan selama terjadi Covid-19 (67,5%) serta adaptive coping saat sebelum (92,1%) dan selama terjadi Covid-19 (90,4%)/ Meskipun terdapat sedikit penurunan antara sebelum dan selama terjadi Covid-19. Hal ini perlu diperhatikan melihat dampak stres yang mungkin terjadi pada mahasiswa. Namun dilihat dari hasil penelitian, meskipun mayoritas mahasiswa memiliki tingkat stres sedang, masih dapat mengatasi stresnya dengan baik karena mayoritas memiliki mekanisme koping yang berfokus pada masalah daripada berfokus pada emosi dan adaptif daripada maladaptif.

Pandemic Covid-19 has a big impact on the whole world. This affects the level of stress experienced by everyone including college students. This study aims to identify the description of the stress levels and the coping mechanism used by college students before and during COVID-19. This study used a descriptive research design. The sample used was 114 FIK UI undergraduate students class of 2019 with total sampling techniques. The instrument used to measure stress levels is Perceived Stress Scale-10 developed by David L. Cohen (1994) and to determine the coping mechanism used by respondents using The Brief COPE questionnaire by Carver (1997). The results showed that the college students experienced moderate stress before Covid-19 (78.1%) and during COVID-19 (82.45%). And the coping mechanisms used are Problem Focused Coping before Covid-19 (75.4%) and during COVID-19 (67.5%) and adaptive mechanisms before Covid-19 (92.1%) and during COVID-19 (90, 4%) Although there is a slight decrease between before and during COVID-19. These results needs to be considered to see the impact of stress that may occur on college students. But from the results of the study, although students have a majority of moderate stress levels, can still handle their stress well because the majority of college students have a coping mechanism that focuses on problems rather than focusing on emotions and adaptive rather than maladaptive."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Natalya
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk menggali pengalaman mekanisme dan strategi koping pada orang dengan HIV/AIDS ( ODHA ) dalam mengahadapi stres akibat penyakitnya di Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah ODHA yang tercatat dalam Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Yogyakarta. Jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 22 partisipan, yang terbagi dalam wawancara mendalam 9 orang dan focus group discussion 13 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengalami stres saat pertama kali mengetahui diagnosis penyakitnya. Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai status penyakitnya saat itu. Sumber stres terbesar pada ODHA adalah kematian, efek samping obat, diskriminasi, ditinggal oleh orang yang disayang dan diketahuinya status HIV/AIDS oleh orang-orang terdekat atau yang disayangi. Mekanisme koping yang digunakan adalah reaksi yang berorientasi pada ego, sebagian besar partisipan melakukan denial, projeksi, dispacement, isolasi dan menyembunyikan status. Reaksi yang berorientasi pada verbal yang banyak dilakukan adalah meremas dan diam, sedangkan reaksi yang berorientasi pada masalah partisipan lebih banyak mencari tahu tentang HIV/AIDS dengan membaca buku atau menanyakan pada orang yang lebih tabu tentang HIVIAIDS.
Kesimpulan penelitian ini adalah pengalaman mekanisme dan strategi koping pada ODHA berbeda-beda, ada yang adaptif dan maladaptif. Hal ini dapat terjadi karena faktor penghambat dan pendukung koping dari masing-masing partisipan berbeda. Untuk itu diperlukan upaya mengarahkan mekanisme koping dan strategi koping yang tidak merugikan din sendiri maupun orang lain. Penggunaan konsep model Betty Neuman dalam asuhan keperawatan komunitas terhadap ODHA dapat membantu pembentukan strategi koping yang adaptif.

This research is a qualitative research with phenomenology approach that has intention to dig experience of the coping strategy to Man with HIV/AIDS (MWHA) in facing stress as a consequence of the illness in Yogyakarta. This research population is the MWHA who is registered in the Commission of AIDS Tackling in Yogyakarta. The number of the whole samples in this research is 22 participants, which is divided into deep interview 9 people and focus group discussion 13 people. The data analysis used is constant comparative method.
The result of the research showed that the participants get stress at the first time they knew the illness diagnosis. Most of them did not believe their illness statues at the time. The biggest stress sources towards the MWHA are discrimination, death, medicine side effect, left by close friend, and people know about the statues of HIV/AIDS. Coping mechanism used, is reaction oriented to egoistic, most of the participants make a denial, projection, displacement, isolation, impulsive and hiding their statues. Coping strategy used by MWHA comprise strategy focused on problems and strategy focused on emotion. Strategy focused on problems includes carefulness for instance looking for information from media, instrumental action for example looking for self medicinal treatment a negotiation. While strategy focused on emotion includes self resignation such as praying, reinterpretation as a colleague of MWHA and social support for example family.
The conclusion of the research is the experience of the coping strategy to each MWHA is different; one of the possibility reasons is stigmatization and discrimination to HIV/AIDS. Therefore, efforts are needed to direct the coping mechanism and coping strategy that do not give any harm to us and others. The use of concept of Betty Neuman's model in upbringing of community care to MWHA is need to be considered to be more examined, especially in forming a good coping strategy to MWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zihan Safirah
"Latar Belakang : Dampak dari adanya COVID-19 dapat menyebabkan masalah psikologis berupa perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi. Studi mengenai perceived stress beserta pandemic related stressor dan strategi koping pada mahasiswa telah dilakukan di beberapa negera, sehingga studi terkait pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia perlu dilakukan. Tujuan : Mengetahui hubungan antara COVID-19 pandemic related stressor dan strategi koping dengan perceived stress pada mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia. Metode : Penelitian ini menggunakan self-administered questionnaire melalui google form pada tahun 2021. Subjek penelitian merupakan mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia tahun ke-3, ke-4, dan ke-5 dengan jumlah 675 mahasiswa. Kuesioner terdiri atas 51 pertanyaan berisi data sosiodemografi, pertanyaan mengenai pandemic related stressor, perceived stress scale-10, dan Brief COPE-28. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik SPSS dengan uji korelasi Spearman, Mann whitney, dan Kruskal wallis. Hasil Penelitian : Rerata perceived stress pada mahasiwa kedokteran gigi adalah 31,15(±6,105). Berdasarkan uji bivariat didapatkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) secara statistik antara jenis perguruan tinggi dan Perceived Stress. Kesimpulan : Rerata skor perceived stress mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi kategori perceived stress sedang. Namun disamping itu, terdapat strategi koping yang dapat digunakan untuk mengelola stres yang dirasakan oleh mahasiswa, dimana domain pengalihan diri, penerimaan, dan spriritual digunakan lebih banyak oleh mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia untuk mengatasi perceived stress.

Background: The impact of COVID-19 can cause psychological problems in the form of perceived stress in dental students. Studies on perceived stress along with pandemic related stressors and coping strategies for students have been carried out in several countries, so that related studies on dental students in Indonesia need to be carried out. 
Objective: To obtain the relationship between the COVID-19 pandemic related stressor and coping strategies with perceived stress in dental students in Indonesia. 
Methods: This study uses a self-administered questionnaire via google form in 2021. The research subjects are dental students in Indonesia in the 3rd, 4th, and 5th years with a total of 675 students. The questionnaire consists of 51 questions containing sociodemographic data, questions about pandemic related stressors, perceived stress scale-10, and COPE-28 Brief. Data were analyzed using SPSS statistical software with Spearman, Mann Whitney, and Kruskal Wallis correlation tests. 
Result: The average perceived stress for dental students was 31.15 (± 6.105). Based on the bivariate test, it was found that there was a statistically significant difference (p <0.05) between the type of college and Perceived Stress. 
Conclusion: The average score of perceived stress of dental students in Indonesia can be categorized into the category of moderate perceived stress. But besides that, there are coping strategies that can be used to manage the stress felt by students, where the domains of self-distraction, acceptance, and spirituality are used more by dental students in Indonesia to overcome perceived stress.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi pada pasien diabetes mellitus. Bertahan dengan penyakit dalam jangka waktu seumur hidup tentu menjadi stressor bagi penderita. Berbagai macam strategi koping akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi memperoleh kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan pada pasien diabetisi dengan ulkus diabetikum. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional pada 81 pasien di Praktik Keperawatan wilayah Jabodetabek, Indonesia. Instrumen yang digunakan yaitu Brief-Cope dan Discomfort Evaluation of Wound Instrumen. Hasil penelitian menujukan tidak ada perbedaan bermakna penggunaan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan p = 0,141; p>? . Strategi problem focused coping dan emotional focused coping merupakan satu kesatuan jenis strategi koping yang tidak bisa dipisahkan. Peneliti merekomendasikan bahwa penting untuk melihat koping secara holistik. Peningkatan kemampuan strategi koping sangat penting untuk memperoleh kenyamanan.

ABSTRACT
Diabetic ulcers are the most common complications in patients with diabetes mellitus. Persisting with illness in a lifetime of time is certainly a stressor for the sufferer. Various coping strategies will be done to overcome the problems faced in order to gain comfort. This study aims to see the comparison of problem focused coping strategies with emotional focused coping on comfort levels in diabetic patients with diabetic ulcers. The method used a cross sectional study design in 81 patients at wound care homes in Jabodetabek area, Indonesia. The instruments used are Brief Cope and Discomfort Evaluation of Wound Instruments. The results showed no significant difference in the use of problem focused coping strategy with emotional focused coping on comfort level p 0,141 p . The strategy of problem focused coping and emotional focused coping is an integral type of coping strategy that can not be distinguished. Researchers recommend that it is important to look at coping in a holistic way. Improving the ability of coping strategies is essential for comfort. "
2017
S69113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthmainah Mufidah
"Nyeri kronis merupakan masalah kesehatan yang penting di banyak negara termasuk di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi dan kemungkinan akan meningkat di masa mendatang. Individu dengan nyeri kronis dapat memunculkan respon pemikiran negatif, terutama pain catastrophizing yang mana dapat meningkatkan pain interference. Kemampuan coping yang efektif dapat mengurangi dampak pain catastrophizing terhadap pain interference. Penelitian budaya barat umumnya berfokus pada penggunaan emotion-focused coping dan problem-focused coping dalam menangani masalah nyeri kronis. Namun, Indonesia sebagai negara yang dekat dengan nilai-nilai dan praktik keagamaan, mendorong adanya eksplorasi positive religious coping. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran moderasi dari tiga jenis coping pada pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. 368 orang yang telah memenuhi kriteria, berpartisipasi dan mengisi secara online dan offline kuesioner Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, dan The Brief RCOPE yang telah diadaptasi. Hasil penelitian menunjukkan problem-focused coping dan positive religious coping memoderasi pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. Mencari bantuan Tuhan dan secara aktif mencari solusi masalah nyeri membantu individu menghadapi keterbatasan akibat nyeri kronis. Penggunaan dua jenis coping ini pada populasi Indonesia dapat bermanfaat dalam praktik psikologis menangani individu dengan nyeri kronis.

Chronic pain is a significant health problem in many countries including Indonesia, with high prevalence and the possibility to increase in the future. Individuals experiencing chronic pain elicit cognitive and behavioral responses, including pain catastrophizing which can cause high pain interference. Effective coping ability can help reduce the impact of pain catastrophizing on pain interference. Previous research focused on emotion-focused and problem-focused coping in dealing with chronic pain. However, Indonesia as a country with a strong influence from religious values and practices encourages the exploration of positive religious coping. This study aimed to examine the moderating role of three coping styles on pain catastrophizing and pain interference associations. 368 individuals who have met the criteria, participated and completed the adapted Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, and The Brief RCOPE online or offline questionnaires. The result showed that problem-focused coping and positive religious coping moderate the effect of pain catastrophizing on pain interference. Seeking help from God helped individuals deal with chronic pain problems, as well as actively resolving difficulties. The use of these two coping styles in Indonesian population can be useful for psychological practice managing chronic pain"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Kezia Arihta
"Ujian Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan ujian yang dapat menyebabkan kecemasan bagi mahasiswa kesehatan. Individu berupaya dalam menangani stressor dan salah satu bentuk maladaptifnya adalah perilaku self-harm yang merupakan upaya menyakiti diri sendiri. Penanganan stressor dapat adaptif bila menggunakan mekanisme koping yang cocok dengan individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan, perilaku self-harm, dan mekanisme koping mahasiswa yang menjalani OSCE. Desain penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian 107 responden (52 responden angkatan 2019 dan 55 responden angkatan 2020), dengan teknik proportional sampling. Instrumen yang digunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A/HARS), Self-Harm Inventory (SHI), dan Brief COPE Scale. Analisis univariat dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ringan (51%), perilaku self-harm rendah (79%) dengan memukul diri sendiri (38,31%), dan mekanisme koping sedang dengan jenis problem-focused paling banyak digunakan (72%). Saran dari penelitian ini adalah promosi kesehatan mengenai tingkat kecemasan, perilaku self-harm, dan mekanisme koping serta bagaimana solusinya.

The Objective Structured Clinical Examination (OSCE) is an exam which can cause anxiety for health students. Students are trying to deal with stressors and self-harm behavior is one of the maladaptive forms, which is defined as an attempt to hurt themselves. The coping mechanism students using to handle stressor can adaptive if it matches for each individual. This study aims to see the characteristics of respondents and the overview of the level of anxiety, self-harm behavior, and student coping mechanisms during OSCE. This research is quantitative descriptive. The research sample consisted of 107 FIK UI students consisting of 52 respondents from class of 2019 and 55 respondents from class of 2020 with a proportional sampling technique. The instruments used are the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A/HARS), the Self-Harm Inventory (SHI), and the Brief COPE Scale. This study uses univariate analysis with the results showed that students experienced mild levels of anxiety (51%), low self-harm behavior (79%), and moderate use of problem-focused coping mechanisms (72%). The main suggestion of this research is health promotion regarding anxiety levels, self-harm behavior, and coping mechanisms and how to solve them."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukmawati
"Mahasiswa merupakan populasi yang rentan terhadap tindak kekerasan seksual dan risiko tersebut meningkat akibat beragam aktivitas, kunjungan tempat, dan interaksi sosial dengan dampak potensial berupa stres, sehingga diperlukan strategi koping efektif dan dukungan sosial untuk mengatasi dampak psikologis yang timbul. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran tingkat stres, strategi koping, dan dukungan sosial pada mahasiswa yang pernah mengalami kekerasan seksual. Metode penelitian adalah penelitian kuantitatif pada 107 responden dengan kriteria inklusi usia 17-23 tahun yang pernah mengalami setidaknya satu dari empat jenis kekerasan seksual dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan Perceived Stress Scale (PSS) yang dikembangkan oleh Cohen, Kamarck, dan Marmelstein (1983), Brief COPE yang dikembangkan oleh Carver (1997), dan Social Support Questionnaire-6 (SSQ-6) yang dikembangkan oleh Sarason et al (1983). Hasil penelitian menunjukkan 46,7% responden mengalami stres sedang, 50,5% menggunakan strategi koping emotion-focused coping, dan 44,9% menggunakan dukungan emosional. Rekomendasi peneliti bahwa pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan jiwa dan pelayanan psikolog memberikan bimbingan dan konseling untuk korban kekerasan seksual sebagai bentuk dukungan sosial dan upaya untuk mengatasi masalah psikologis berupa stres yang dirasakan, menemukan strategi koping yang efektif, serta pentingnya dukungan sosial.

Students are a population that is vulnerable to sexual violence and the risk increases due to various activities, place visits, and social interactions with potential impacts in the form of stress, so effective coping strategies and social support are needed to overcome the psychological impact that arises. This study aims to identify the description of stress levels, coping strategies, and social support in students who have experienced sexual violence. The research method is quantitative research on 107 respondents with inclusion criteria aged 17-23 years who have experienced at least one of the four types of sexual violence using purposive sampling technique. Instruments used Perceived Stress Scale (PSS) developed by Cohen, Kamarck, and Marmelstein (1983), Brief COPE developed by Carver (1997), and Social Support Questionnaire-6 (SSQ-6) developed by Sarason et al (1983). The results showed 46.7% of respondents experienced moderate stress, 50.5% used emotion-focused coping strategies, and 44.9% used emotional support. Researchers recommend that health services, especially mental nursing services and psychologist services provide guidance and counseling for victims of sexual violence as a form of social support and efforts to overcome psychological problems in the form of perceived stress, find effective coping strategies, and the importance of social support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Shafriani
"ABSTRAK
Kanker dapat menyerang manusia pada semua usia, salah satunya pada anak. Anak dengan kanker menghadapi penyakitnya didamping keluarga. Keluarga memiliki fungsi penting dalam proses penyembuhan anak kanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan koping dengan resiliensi keluarga yang merawat anak penderita kanker.Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada 60 responden dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner The Brief of Cope untuk koping dan Family Resilience Assessment Scale untuk resiliensi keluarga. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara koping dengan resiliensi keluarga yang merawat anak penderita kanker p-value = 0,00; r = 0,443; ? = 0,005 . Selain itu, problem focused coping dan emotion focused coping masing ndash; masing memiliki hubungan bermakna dengan resiliensi keluarga anak penderita kanker. Akan tetapi, problem focused coping memiliki hubungan yang lebih kuat dengan resiliensi keluarga dibandingkan dengan emotion focused coping. Responden penelitian ini lebih banyak menggunakan problem focused coping dibandingkan emotion focused coping. Untuk menghasilkan keluarga yang resilien, diperlukan pemberian bimbingan dan penguatan koping terhadap keluarga yang merawat anak penderita kanker.

ABSTRACT
Cancer can attacks humans in all age, especially children. Children face the cancer with their family. Family has many important roles in cancer healing process. This research was conducted to investigate the correlation between coping and family resilience who care children with cancer. 60 families who caring children with cancer were joined this research. This research used cross sectional design with total sampling technique. Coping was measured by The Brief of Cope and Family Resilience was measured by Family Resilience Assessment Scale. The results showed that there was a significant correlation between coping with family resilience who care children with cancer p value 0,00 r 0,443 0,005. Problem focused coping and emotion focused coping has a significant correlation with family resilience who care children with cancer. But, problem focused coping have a stronger correlation with family resilience than emotion focused coping. Besides, respondents more often use focused coping problems than emotion focused coping. To get a resilience people, nurse must leading and strengthening coping of families who care children with cancer."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Thelly Ruban
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah coping humor pada Orang Dengan HIV/AIDS ODHA memiliki kontribusi terhadap family functioning dan dimensi-dimensinya. Penelitian ini dilakukan pada 64 ODHA dengan rentang usia 21-49 tahun. Peneliti menggunakan Coping Humor Scale CHS yang disusun oleh Martin 1996 untuk mengukur tingkat coping humor serta Family Assesment Device FAD yang disusun oleh Epstein et. al 1983 untuk mengukur tingkat family functioning.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa coping humor tidak memiliki berkontribusi terhadap family functioning secara umum. Secara lebih spesifik, coping humor memiliki kontribusi yang signifikan terhadap dimensi roles, namun tidak berkontribusi terhadap dimensi lainnya.

This study was conducted to examine the contributions of coping humor in people living with HIV AIDS towards family functioning and each dimensions of it. Data was collected from 64 respondents with 21 49 range of age. Coping humor was measured by Coping Humor Scale CHS which developed by Martin 1996 and family functioning was measures by Family Assessment Device FAD which developed by Epstein, et al. 1983.
The result indicated no significant contributions of coping humor towards family functioning. More specifically, it was also found significant contributions of coping humor towards dimension of roles, but none in the other dimensions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Reyhan Pendrian
"Pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia telah membuat perubahan besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, termasuk pendidikan di Indonesia. Penyelesaian skripsi bagi mahasiswa sarjana keperawatan tingkat akhir, menjadi sumber stres tersendiri, ditambah dengan kondisi pandemi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat stres dan mekanisme koping yang digunakan oleh mahasiswa keperawatan tingkat akhir dalam menyusun skripsi pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 123 mahasiswa program studi sarjana keperawatan reguler dari dua perguruan tinggi negeri di Jakarta yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale - 10 yang dikembangkan oleh Cohen et al., (1983) dan untuk mengetahui mekanisme koping digunakan kuesioner Ways of Coping Questionnaire yang dikembangkan oleh Lazarus & Folkman (1984) kemudian direvisi oleh Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, dan Becker. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas mahasiswa mengalami stres sedang (75,6 %), serta 1,6 % mahasiswa mengalami stres berat. Kemudian mayoritas mahasiswa menggunakan mekanisme koping berfokus pada masalah (70,7%) dengan domain problem focused (mean 59,59 dan sd ± 9.105, dengan mean of mean score 3,9537). Hasil ini perlu mendapatkan perhatian mengingat dampak stres yang ditimbulkan pada mahasiswa dapat menurunkan indeks prestasi, lebih jauh dapat menyebabkan depresi dan tindak bunuh diri. Namun apabila dilihat dari tingkat stresnya, mahasiswa keperawatan dapat memanajemen stres nya dengan baik, meskipun mayoritas mengalami stres sedang namun mahasiswa masih dapat fokus mengerjakan skripsi yang ditunjukkan dengan banyak nya penggunaan mekanisme berfokus pada masalah dibanding berfokus pada emosi.

The COVID-19 pandemic that has occurred throughout the world has made major changes in the order of social life, including education in Indonesia. Completion of theses for undergraduate nursing students has become a source of stress in itself, coupled with pandemic conditions. This study aims to identify the description of stress levels and coping mechanisms used by final year nursing students in writing thesis during the COVID-19 pandemic. This study used a descriptive research design with a cross- sectional approach. The sample used in this study was 123 regular undergraduate nursing students from two state universities in Jakarta who were selected by purposive sampling technique. The instrument used to measure stress levels is the Perceived Stress Scale - 10 developed by Cohen et al., (1983) and to determine the coping mechanism used the Ways of Coping Questionnaire developed by Lazarus & Folkman (1984) and then revised by Vitaliano, Russo, Carr, Maiuro, and Becker. The results showed that the majority of students experienced moderate stress (75.6 %), and 1.6% of students experienced severe stress. Then the majority of students used problem-focused coping mechanisms (70.7%) with a problem focused domain (mean 59.59 and sd ± 9.105, with a mean of mean score of 3.9537). These results need attention considering the impact of stress on students can reduce the achievement index, further can cause depression and suicide. However, when viewed from the level of stress, nursing students can manage their stress well, even though the majority experience moderate stress, but students can still focus on working on their thesis which is indicated by the many use of problem- focused mechanisms rather than focusing on emotions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>