Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Glaudio Galeno Gianova
"Manusia memerlukan tambahan antioksidan dari makanan dan suplemen untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang diakibatkan ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh dan berpotensi untuk memicu patogenesis berbagai penyakit. Bagian batang dan akar dari tanaman bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) sudah terbukti sebagai sumber antioksidan alami, namun belum ada informasi terkait bagian daunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat perbedaan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode Soxhlet dan MAE melalui uji DPPH dan FRAP. Selain itu, dilakukan juga penetapan kadar fenol total dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu, penetapan kadar flavonoid total dengan metode kolorimetri AlCl3, serta penapisan fitokimia dari ekstrak. Rendemen yang diperoleh dari metode ekstraksi Soxhlet dan MAE berturut-turut sebesar 7,17% dan 17,67%. Kadar fenol total yang diperoleh pada ekstrak hasil Soxhlet dan MAE berturut-turut sebesar 85,07±0,48 dan 86,61±0,55 mgGAE/g ekstrak. Kadar flavonoid total yang diperoleh pada ekstrak hasil Soxhlet dan MAE berturut-turut sebesar 14,22±0,07 dan 14,40±0,22 mgEK/g ekstrak. Nilai IC50 dari hasil uji DPPH adalah sebesar 59,81 ppm untuk ekstrak hasil Soxhlet dan 44,03 ppm untuk ekstrak hasil MAE. Angka hasil uji FRAP yang diperoleh adalah sebesar 13,35 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak untuk ekstrak hasil Soxhlet dan 17,93 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak untuk ekstrak hasil MAE. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode MAE akan menghasilkan rendemen yang lebih banyak, kadar fenol dan flavonoid total yang lebih tinggi, serta aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada metode Soxhlet pada ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala.

Oxidative stress is an imbalance between the amount of free radicals and antioxidants in the human body, which can potentially trigger the pathogenesis of various diseases. Humans require foods and supplements containing antioxidants to help neutralize free radicals. The stem and root parts of the Spatholobus littoralis Hassk. have been proven to be a natural source of antioxidants, but there is no information regarding its leaves. This research aims to determine and compare the antioxidant activity of 70% ethanol extract from the leaves of Spatholobus littoralis Hassk. using Soxhlet and MAE extraction methods through DPPH and FRAP tests. In addition, determination of total phenol content were conducted using the Folin-Ciocalteu reagent, determination of total flavonoid content using the AlCl3 colorimetric method, and phytochemical screening of the extract. The yields obtained from the Soxhlet and MAE extraction methods were 7.17% and 17.67%, respectively. The total phenol content obtained from the Soxhlet and MAE extracts were 85.07±0.48 and 86.61±0.55 mgGAE/g extract, respectively. The total flavonoid content obtained from the Soxhlet and MAE extracts were 14.22±0.22 mgQE/g extract, respectively. The IC50 value of the DPPH test was 59.81 ppm for the Soxhlet extract and 44.03 ppm for the MAE extract. The FRAP test results were 13.35 g FeSO4 equivalent/100 g extract for the Soxhlet extract and 17.93 g FeSO4 equivalent/100 g extract for the MAE extract. Based on the results, it can be concluded that the MAE method produces a higher yield, higher total phenol and flavonoid content, and stronger antioxidant activity than the Soxhlet method in the 70% ethanol extract of Spatholobus littoralis Hassk. leaves."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yvonne Juslim
"Tumbuhan bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.), yang berasal dari famili Fabaceae, digunakan secara turun temurun oleh masyarakat dayak untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenol, flavonoid total, dan aktivitas antioksidan terhadap ekstrak etanol 70% daun bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi dan UAE. Rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi dan UAE adalah 13,41% dan 16,16%. Kadar fenol total metode maserasi dan UAE sebesar 98,3 ± 0,34 dan 101,260 ± 0,75 mg EAG/g ekstrak. Kadar flavonoid total metode maserasi dan UAE sebesar 15,73 ± 0,09 dan 15,86 ± 0,15 mg EK/g ekstrak. Hasil uji aktivitas antioksidan DPPH dengan metode maserasi dan UAE menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 = 42,83 μg/mL dan IC50 = 34,2 μg/mL, sedangkan hasil pengujian aktivitas antioksidan FRAP metode maserasi dan UAE sebesar 18,828 ± 0,15 dan 19,087 ± 0,28 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan daun bajakah tampala mengandung alkaloid, tanin, saponin, fenol, flavonoid, terpenoid, dan glikosida. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.

Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.), which comes from the Fabaceae family, is used for generations by the Dayak community to treat various diseases. This study aims to determine the content of phenol, flavonoids, and antioxidant activity of the 70% ethanol extract of bajakah tampala extracted by maceration and UAE methods. The yield of the extract obtained from the maceration method and UAE was 13,41% and 16,16%. The total phenolic content from the maceration and UAE method was 98,3 ± 0,34 and 101,260 ± 0,75 mg GAE/g extract. Total flavonoid content from the maceration and UAE methods were 15,73 ± 0,09 and 15,86 ± 0,15 mg EQ/g extract. The results of the DPPH antioxidant activity test with the maceration and UAE methods showed very strong antioxidant activity with IC50 = 42,83 μg/mL and IC50 = 34,2 μg/mL, while the results of the FRAP antioxidant activity test with maceration and UAE methods were 18,828 ± 0,15 and 19,087 ± 0.28 g FeSO4 equivalent/100 g extract. The results of the phytochemical screening also showed that the bajakah tampala leaves contain alkaloids, tannins, saponins, phenols, flavonoids, terpenoids, and glycosides. Based on the results of this study, it can be concluded that the extract of the leaves of the bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) has very strong antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunitrianti
"Tanaman Ayapana triplinervis Vahl. atau yang biasa dikenal dengan Prasman, merupakan tanaman yang dapat menghilangkan radikal bebas karena memiliki efek antioksidan. Belum banyak dilakukan penelitian mengenai aktivitas antioksidan dari Ayapana triplinervis Vahl. Berdasarkan uji DPPH 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil menggunakan spektrofotometer UV-Vis ekstrak n-heksana, etil asetat, dan metanol pada konsentrasi akhir 25 g/mL berturut-turut memiliki nilai inhibisi 38,91, 51,03 dan 54,06. Setelah mendapat inhibisi didapatkan IC50 ekstrak etil asetat, dan metanol berturut-turut 28,71 g/mL dan 23,472 g/mL.
Berdasarkan uji FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power menggunakan microplate reader ekstrak etil asetat, dan metanol memiliki nilai FeEAC 460 mol/g, 828,99 mol/g dan 940,22 mol/g. Ekstrak metanol menunjukan aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 23,47 g/mL dan nilai FeEAC 940,22 mol/g. Ekstrak etil asetat dan metanol pada konsentrasi awal memiliki kadar fenol total 12,06, dan 42,11 mg GAE/gram ekstrak, serta kadar flavonoid total 3,24 dam 3,41 mg QE/gram ekstrak. Berdasarkan uji penetapan kadar fenol dan flavonoid, ekstrak metanol menunjukkan nilai tertinggi.

Ayapana triplinervis Vahl. or Prasman is a plant that can eliminate free radicals due its antioxidant effects. There are slightly research have been conducted to explore the antioxidant activity of Ayapana triplinervis Vahl. Based on DPPH assay using UV Vis spectrophotometer, n hexane, ethyl acetate and methanol extract with a final concentration of 25 g mL have an inhibitory value of 38.91, 51.03 and 54.06 respectively. Using inhibition IC50 is obtained ethyl acetate extract and methanol are 28,71 g mL and 23,472 g mL.
Based on FRAP test using microplate reader of ethyl acetate and methanol extract have FeEAC 460 mol g, 828,99 mol g and 940,22 mol g. The methanol extract shows the highest antioxidant activity, with IC50 value is 940,22 g mL. The extracts of ethyl acetate and methanol at initial concentrations contained total phenol levels of 12.06, and 42.11 mg GAE gram extract respectively, as well as total flavonoid levels of 3.24 and 3.41 mg QE gram extract. Based on the test of the determination of phenol and flavonoid levels, methanol extract showed the highest value.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laily Putri
"Strategi terapi yang digunakan untuk mengatasi stres oksidatif dan menghambat sintesis mediator inflamasi melalui jalur lipoksigenase salah satunya adalah antioksidan. Garcinia adalah marga terbesar dari suku Clusiaceae yang terbukti memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi. Garcinia kydia Roxburgh adalah salah satu tanaman dari marga Garcinia yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan, namun potensi antiinflamasi dengan cara menghambat aktivitas lipoksigenase dari tanaman ini belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun Garcinia kydia Roxburgh dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), uji aktivitas antiinflamasi dengan metode penghambatan lipoksigenase, dan penetapan kadar flavonoida total dengan metode kolorimetri AlCl3.
Hasil uji menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun Garcinia kydia Roxburgh memiliki nilai EC50 berturut-turut 18,448; 12,389 dan 31,260 µg/mL, dan aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan nilai IC50 berturut-turut 0,556; 0,212 dan 3,575 µg/mL. Ekstrak teraktif dari kedua uji adalah ekstrak etil asetat yang memiliki kadar flavonoida total sebesar 30,650 mgQE/gram ekstrak. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana daun Garcinia kydia Roxburgh memiliki aktivitas antioksidan dan dapat menghambat aktivitas lipoksigenase, serta ekstrak etil asetat sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan flavonoida total terbesar.

Antioxidant is one of the therapeutic strategy to overcome oxidative stress and inhibit synthesis of inflammatory mediators through lipoxygenase pathway. Garcinia is the largest of Clusiaceae family which has been proven to provide antioxidant and anti-inflammatory activity. Garcinia kydia Roxburgh is one of the plant of this genus which is known to have antioxidant activity but lipoxygenase inhibition activity from this plant was unknown. This study aimed to test antioxidant activity of the methanol, ethyl acetate and n-hexane extract from Garcinia kydia Roxburgh leaves by FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) method, anti-inflammatory activity was tested by inhibit lipoxygenase, and total flavonoid content by colorimetric methods AlCl3.
The results showed antioxidant activity of methanol extract, ethyl acetate and n-hexane leaves of Garcinia kydia Roxburgh have EC50 value, respectively 18,448; 12,389 and 31,260 µg/mL, and the lipoxygenase inhibition activity have IC50 value, respectively 0,556; 0,212 and 3,575 µg/mL. Ethyl acetate extract of Garcinia kydia Roxburgh leaves were the most active extract in this study which has total flavonoid content, 30,650 mgQE/gram extract. The conclusion, Garcinia kydia Roxburgh has antioxidant and lipoxygenase inhibition activity, with ethyl acetate extract as the most active extract which contain the most total flavonoids.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sismita Avelia
"Garcinia lateriflora Blume dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) dengan nilai IC50 berturut-turut pada ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana bagian daun sebesar 6,18; 8,03; dan 156,8 µg/mL. Sementara, belum ada literatur yang menyatakan pernah dilakukan penelitian penghambatan aktivitas lipoksigenase oleh tanaman ini. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data aktivitas antioksidan dan menilai potensi penghambatan aktivitas lipoksigenase dari tiga ekstrak daun Garcinia lateriflora Blume. Metode pengujian meliputi, aktivitas antioksidan dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), penghambatan aktivitas lipoksigenase secara in vitro, analisis kualitatif flavonoida dengan kromatografi lapis tipis, serta penetapan kadar flavonoida total menggunakan metode kolorimetri AlCl3 pada ekstrak teraktif. Hasil uji menunjukkan aktivitas antioksidan dengan metode FRAP dari ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana daun Garcinia lateriflora Blume, memiliki nilai EC50 berturut-turut 9,567; 16,555; and 50,550 µg/mL µg/ml dan aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan nilai IC50 berturut-turut 0,693; 0,793; and 1,316 µg/mL. Ekstrak teraktif pada kedua uji adalah ekstrak metanol yang memiliki kadar flavonoida total sebesar 6,298 mg QE/g (quercetin equivalent). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana daun Garcinia lateriflora Blume memiliki aktivitas antioksidan dan penghambatan lipoksigenase, serta ekstrak metanol sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan flavonoida terbesar.

Garcinia lateriflora Blume has been reported have antioxidant activity using DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl) method with IC50 of methanol, ethyl acetate and n-hexane leaves extract were 6.18; 8.03; and 156.8 µg/mL, repectively. Meanwhile, there has been no literature which stated have done research about lipoxygenase inhibition activity by this plant. The aim of this study is to determine the potential antioxidant activity and lipoxygenase inhibition activity from three leaf extract of Garcinia lateriflora Blume. Test methods cover, antioxidant activity assessed using FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power) method, in vitro lipoxygenase inhibition activity, qualitative analysis of flavonoid using thin layer chromatography and total flavonoid content using AlCl3 colorimetric method of the most active extract. The results showed that EC50 for antioxidant activity using FRAP method of methanol, ethyl acetate and n-hexane Garcinia lateriflora Blume leaves extract were 9.567; 16.555; and 50.550 µg/mL and IC50 for lipoxygenase inhibition activity were 0.693; 0.793; and 1.316 µg/mL, respectively. The most active extract on both of test is methanol extract which has total flavonoid content, 6.298 mg QE/g (quercetin equivalent). Based on test results can be concluded Garcinia lateriflora Blume leaves extract has antioxidant and lipoxygenase inhibition activities, with methanol extract as most active extract that contains most flavonoid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Caesari Leorenza
"Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang diketahui dapat menghambat aktivitas elastase. Daun senggani merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat secara etnofarmakologi seperti penyembuhan luka potong dan luka tusuk, diare, disentri, sakit gigi dan secara ilmiah memiliki manfaat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun senggani dalam menghambat aktivitas elastase yang diekstraksi secara bertingkat dengan bantuan alat Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) menggunakan tiga macam pelarut yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak yg didapatkan diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase dengan menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun senggani merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 95,88 µg/mL. Kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak etanol 70% daun senggani berturut-turut adalah 7,33 mg QE/g ekstrak dan dan 80,67 mg GAE / g ekstrak.

Sengganis leaves (Melastoma malabathricum L.) contains flavonoid and phenolic compounds that are known could inhibit elastase activity. Senggani leaves are natural ingredients that contain polyphenols and has many ethnopharmacologically benefits to treat such as cuts and wounds, diarrhoea, dysentery, tootache and scientific findings such as antimicrobials, anti-inflammatory, antioxidants and so forth. This study aims to test the inhibition of elastase activity using Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) with three different types of solvents; n-hexane, ethyl acetate and ethanol 70% extract of senggani leaves. Each extract was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total flavonoid and phenolic content was determined at the most active extract. The result of inhibition test of elastase activity showed that ethanol 70% extract of senggani`s leaves was the most active extract with IC50 value 95.88 ¼g/mL. Total flavonoid and phenolic content in ethanol 70% extract were 7.33 mg QE/g extract and 80,67 mg GAE/g extract respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmi Jasmina Laksmi
"Antioksidan merupakan komponen yang mampu menghambat proses oksidasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengukur kadar senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan dalam infusa daun Moringa oleifera, Lam. setelah proses fermentasi oleh Lactobacillus casei InaCC B75 selama 18 jam. Aktivitas antioksidan diukur menggunakan reagen 1- Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH). Aktivitas antioksidan sampel dengan fermentasi dan kontrol diukur dengan variasi konsentrasi substrat 1,0%, 1,5%, dan 2,0%. Analisis fitokimia dilakukan dengan menggunakan reagen Folin Ciocalteu untuk uji total fenol dan uji colorimetric menggunakan reagen aluminium klorida untuk pengukuran kadar flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi Inhibisi 50 (IC50) konsentrasi
substrat 1,0% menunjukkan nilai kelompok perlakuan lebih rendah yaitu 75,70 μg/mL dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai 83,19 μg/mL. Sedangkan pada konsentrasi substrat 1,5%, menunjukkan IC50 kontrol 56,00 μg/mL dan perlakuan 59,62
μg/mL, konsentrasi 2,0% kontrol 50,32 μg/mL dan perlakuan 55,32 μg/mL. Hasil tes flavonoid dan fenol menunjukkan konsentrasi hampir sama, namun sedikit lebih tinggi pada kelompok kontrol dan pengukuran kadar pH menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pH sebesar 0,5 antara kontrol dan perlakuan. Fermentasi L. casei InaCC B75 pada infusa daun M. oleifera secara umum memiliki efektivitas rendah dalam
meningkatkan kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan, terutama pada konsentrasi substrat yang lebih tinggi (1,5 dan 2%).
Antioxidants are components that can inhibit the oxidation process. The purpose of this study was to measure the levels of phytochemical compounds and antioxidant activity in the leaf infusion of Moringa oleifera, Lam. after the fermentation process by Lactobacillus casei InaCC B75 for 18 hours. Antioxidant activity was measured using 1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) reagent. The antioxidant activity of samples with fermentation and control was measured with variations in substrate concentrations of 1.0%, 1.5%, and 2.0%. Phytochemical analysis was carried out using Folin Ciocalteu reagent for total phenol test and colorimetric test using aluminum chloride reagent for measuring flavonoid levels. The results showed that the concentration of Inhibition 50 (IC50) concentration 1.0% substrate showed a lower treatment group value of 75.70 g/mL compared to the control group with a value of 83.19 g/mL. Meanwhile, at 1.5% substrate concentration, the IC50 control was 56.00 g/mL and the treatment was 59.62 . g/mL, concentration 2.0% control 50.32 g/mL and treatment 55.32 g/mL. The results of the flavonoid and phenol tests showed almost the same concentration, but slightly higher in the control group and the measurement of pH levels showed that there was a pH difference of 0.5 between the control and treatment groups. Fermentation of L. casei InaCC B75 in M. oleifera leaf infusion generally has low effectiveness in
increased phytochemical content and antioxidant activity, especially at higher substrate concentrations (1.5 and 2%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edrea Syahshiyah Salim
"Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh wanita dan menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker. Saat ini salah satu upaya pengobatan kanker payudara dilakukan dengan pemberian kemoterapi. Namun, kemoterapi memiliki efek samping terhadap penderita dan dapat menyebabkan resistensi obat setelah beberapa siklus sehingga diperlukan alternatif lain seperti penggunaan obat-obatan yang berasal dari bahan alami untuk terapi kanker. Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah Kalimantan yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Dalam penelitian ini, uji sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) dilakukan secara in vitro terhadap sel kanker payudara MDA-MB-231 melalui uji MTT untuk memperoleh nilai IC50 ekstrak. Pengujian sitotoksisitas dilakukan pada konsentrasi 1000; 500; 250; 125; 62,5; dan 31,25 µg/ml dengan kontrol positif doxorubicin pada konsentrasi 12,5; 6,25; 3,125; 1,56; dan 0,78 ppm. Nilai IC50 dihitung menggunakan persamaan regresi linier dan dilanjutkan dengan uji apoptosis untuk mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak. Uji apoptosis dilakukan melalui uji flow cytometry dengan pewarnaan Annexin V/PI terhadap perlakuan ½ IC50, IC50, 2IC50, IC50 doxorubicin,dan kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bajakah tampala memiliki aktivitas sitotoksik yang tergolong dalam kategori lemah dan tidak aktif sebagai antikanker dengan nilai IC50 sebesar 252,17 µg/ml. Analisis flow cytometry menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi ekstrak bajakah tampala dapat menginduksi terjadinya apoptosis pada sel kanker payudara MDA-MB-231 dengan persentase apoptosis total pada konsentrasi ½IC50 sebesar 55,4%; IC50 sebesar 82,3%; dan 2IC50 sebesar 96,5% dibandingkan dengan kontrol positif doxorubicin sebesar 99,7% dan kontrol negatif sebesar 15%.

Breast cancer is the most common cancer in women and the second-highest cause of cancer deaths. Currently, chemotherapy is the most common treatment to treat breast cancer. However, chemotherapy has side effects and drug resistance may develop after repeated treatment cycles. Therefore, the effort to develop new cancer medicine using herbal medicine is needed. Bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk) is a native plant used as traditional medicine from Kalimantan community to treat various disease. In this study, in vitro cytotoxicity test of Spatholobus littoralis Hassk extract was carried out against MDA-MB-231 breast cancer cell line by using the MTT assay to obtain the IC50 of the extract. The cytotoxicity test was performed at concentrations of 1000; 500; 250; 125; 62,5; and 31,25 µg/ml and the concentrations of doxorubicin at 12,5; 6,25; 3,125; 1,56; and 0,78 ppm as positive control. The IC50 was calculated using linear regression and followed by apoptosis determination test. Apoptosis determination test was carried out using flow cytometry with Annexin V/PI staining method with ½ IC50, IC50, 2IC50 extract concentration, IC50 of doxorubicin, and negative control treatment. The results showed that Spatholobus littoralis Hassk extract has weak cytotoxic activity and not active as anticancer with an IC50 value of 252.17 I¼g/ml. Flow cytometry analysis showed that Spatholobus littoralis Hassk extract can induce apoptosis in MDA-MB-231 cell line. The percentage of apoptotic cells for each group was ½ IC50= 55.4%; IC50 = 82.3%; and 2IC50= 96.5%, doxorubicin (positive control) = 99.7% and negative control = 15%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Christina
"Dewasa ini antioksidan menjadi topik penting dalam berbagai disiplin ilmu. Antioksidan merupakan senyawa inhibitor yang dapat menghambat reaksi autooksidasi dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Antioksidan sangat diperlukan oleh setiap tubuh manusia. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai bahan alam, salah satunya yaitu propolis. Propolis adalah getah alami yang dikumpulkan oleh lebah, didapatkan dari tumbuh-tumbuhan yang berada di sekitar sarang lebah. Untuk menjadikan propolis sebuah produk yang dapat dikonsumsi, propolis perlu melalui proses ekstraksi, di mana pelarut yang seringkali digunakan adalah etanol. Meskipun memiliki banyak kelebihan, namun etanol juga memiliki kelemahan seperti sisa rasa yang kuat, reaksi samping, dan intoleransi terhadap alkohol dari beberapa orang Konishi et al., 2004 . Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan mengekstrak propolis Tetragonula sp. kasar dan halus menggunakan empat variasi pelarut organik, yakni minyak zaitun/olive oil, minyak kelapa/virgin coconut oil VCO , propilen glikol PG , dan lesitin. Dari berbagai jenis pelarut tersebut, maka diharapkan akan didapatkan pelarut terbaik dalam mengekstrak propolis. Pemilihan pelarut terbaik tersebut dapat ditentukan melalui berbagai uji, yaitu pengujian kandungan flavonoid dan polifenol, serta aktivitas antioksidan. Untuk menguji kandungan flavonoid, dapat dilakukan dengan metode AlCl3 dan hasil terbaik yang didapatkan adalah pada ekstrak propolis kasar-VCO sebesar 2509,767 615,02 ?g/mL. Untuk menguji kandungan polifenol, dapat dilakukan dengan metode Folin Ciocialteu dan hasil terbaik yang didapatkan adalah ekstrak propolis reguler-VCO sebesar 1391 171,47 ?g/mL. Untuk menguji aktivitas antioksidan, dapat dilakukan dengan metode DPPH dan hasil terbaik yang didapatkan adalah ekstrak propolis halus-VCO dengan nilai IC50 sebesar 1,559 0,222 ?g/mL

Nowadays, antioxidant is an important topic in many disciplines. Antioxidants are inhibitory compounds that can inhibit the autooxidation reaction by binding to free radicals and highly reactive molecules. Antioxidants are needed by every human body because of the condition of the human body. Antioxidants can be obtained from various natural materials, one of which is propolis. Propolis is a natural sap collected by bees, obtained from plants that surround the honeycomb. To make propolis as a product that can be consumed, propolis is necessary through the extraction process, where the solvent is often used is ethanol. Although it has many advantages, but ethanol also has weaknesses such as strong residual flavor, side reactions, and intolerance to alcohol from some people Konishi et al., 2004 . This is what prompted the authors to conduct research by extracting propolis using four varieties of organic solvents, namely olive oil, virgin coconut oil VCO , propylene glycol PG , and lecithin. Of the various types of solvent, it is expected to get the best solvent in extracting propolis. The selection of the best solvent can be determined through various tests, which are total flavonoids and polyphenols content assay and antioxidant activity assay. To test the flavonoid content, it can be done by AlCl3 method and the best result obtained is rough propolis VCO extract of 2509.767 615.02 g mL. To test the polyphenol content, it can be done by Folin Ciocalteu method and the best result obtained is soft propolis VCO extract of 1391 171.47 g mL. To test the antioxidant activity, it can be done with DPPH method and the best result obtained is soft propolis VCO extract of 1.559 0.222 g mL."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisa Nur Octaviani
"Iradiasi sinar gamma digunakan untuk dekontaminasi bakteri atau pengawetan suatu produk. Pengawetan dengan cara ini tidak memberikan perubahan secara bermakna terhadap aroma dan rasa produk, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efeknya terhadap kandungan kimia sampel.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek iradiasi gamma terhadap aktivitas antoksidan, kadar fenolik total, dan kadar flavonoida total dari sampel ekstrak etanol 70% Peperomia pellucida (L.) Kunth. Aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman radikal DPPH menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 515 nm menunjukkan hasil penurunan bermakna nilai EC50 (P<0,05) pada sampel yang diiradiasi dosis 7,5 kGy dan 10 kGy.
Kadar fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 415 nm dan menujukkan hasil perbedaan bermakna (P<0,05) dimana terjadi kenaikan kadar hingga dosis 5 kGy dan penurunan pada dosis 7,5 kGy dan 10 kGy. Kadar flavonoida total dilakukan dengan metode kolorimetri AlCl3 menggunakan spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 740 nm menunjukkan hasil penurunan bermakna (P<0,05) pada sampel yang diiradiasi hingga dosis 10 kGy.

Gamma irradiation is used for bacterial decontamination or preservation of a product to solve the problem of quarantine in trade and may also improve shelf life. Preserving with gamma irradiation doesn?t give significant changes to the aroma and taste of the product, but need to do more research on the effects on the chemical content of the sample.
This study aimed to determine the effects of gamma irradiation on antioxidant activity, total phenol compound, and total flavonoid of 70% ethanol extract sample Peperomia pellucida (L.) Kunth. Antioxidant activity DPPH radical reduction method using spectrophotometer uv-visible at a wavelength of 515 nm showed the results of a significant lowering in EC50 values ​​(P <0.05) in the samples were irradiated dose 7,5 kGy and 10 kGy.
Total phenol carried by the Folin-Ciocalteu method using spectrophotometer uv-visible at a wavelength of 415 nm and the results showed a significant difference (P <0.05) in which an increase in levels of up to 5 kGy dose and a decrease in the dose of 7.5 kGy and 10 kGy , Levels of total flavonoids was conducted using AlCl3 colorimetry using spectrophotometer uv-visible at a wavelength of 740 nm showed the results of a significant decrease (P <0.05) in the samples were irradiated up to a dose of 10 kGy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>