Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173967 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadli Zuchri
"Kinerja keselamatan kerja sebuah perusahaan menunjukkan seberapa baik perusahaan tersebut dalam melindungi keselamatan karyawan dan mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja (Sullivan, 2000). Kinerja keselamatan pada sebuah perusahaan atau organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor manusia. PT. X merupakan sebuah perusahaan jasa pertambangan yang bergerak di bidang peledakan. Dari data kecelakaan kerja yang terjadi di PT. X selama 10 tahun ke belakang, ditemukan bahwa 60 % dari penyebab utama kecelakaan tersebut adalah akibat faktor manusia. Penelitian pada tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor manusia dalam kinerja keselamatan PT.X dan menganalisis faktor manusia yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja keselamatan PT. X yang diukur dari tingkat kecelakaan kerja. Berdasarkan loss causation model dan penyebab dasar kecelakaan kerja di PT. X periode 2009-2013, ada enam (6) faktor manusia yang diteliti, yaitu kompetensi, kebugaran, kepatuhan terhadap prosedur, komunikasi keselamatan kerja, kesadaran kesalamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif semikuantitatif dengan data primer yang diperoleh melalui kuesioner terhadap 209 responden di PT. X dan didukung dengan wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen perusahaan. Variabel dependen dari penelitian ini adalah kinerja keselamatan. Sedangkan variabel independennya adalah Kompetensi, Kebugaran dalam Bekerja, Kesadaran terhadap keselamatan (safety awareness), Kepatuhan terhadap prosedur dan Kebugaran dalam bekerja. Hasil penelitian adalah kompetensi dan komunikasi merupakan faktor manusia yang paling berpengaruh dalam meningkatkan keselamatan PT. X.

The safety performance of a company shows how well the company is in protecting employee safety and reducing losses due to work accidents (Sullivan, 2000). Safety performance in a company or organization is influenced by various factors, one of which is the human factor. In the loss causation model, (Bird & Germain, 1996) explains that there are five elements as factors that cause accidents, namely lack of control due to inadequate programs, program standards and compliance with standards, basic causes consisting of personal factors and work factors, causes direct actions consisting of non-standard acts and conditions, and the resulting harm to people, property and processes. PT. X is a Mining Service Company engaged in blasting. From the data of safety accidents that occurred at PT. X over the past 10 years, it was found that 60% of the main causes of these accidents were due to the human factor. The research in this thesis aims to determine the effect of human factors on the safety performance of PT.X and to analyze the most influential human factors in improving the safety performance of PT. X as measured by the level of work accidents. Based on the loss causation model and the basic causes of work accidents at PT. X period 2009-2013, there were six (6) human factors studied, namely competence, fitness to work, compliance with procedures, safety communication, safety awareness, and safety behavior. This study used a semi-quantitative descriptive method with primary data obtained through questionnaires on 209 respondents at PT. X and supported by interviews and secondary data obtained from company documents. The dependent variable of this study is safety performance. While the independent variables are Competence, Fitness at Work, Awareness of safety (safety awareness), Compliance with procedures and Fitness at work. The result of the research is that competence and communication are the most influential human factors in improving the safety of PT. X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Buana Yogaswara
"Posisi kerja merupakan titik penentu dalam menganalisis keefektivan dari suatu pekerjaan. Apabila posisi kerja yang dilakukan oleh pekerja sudah baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh pekerja tersebut akan baik, akan tetapi bila posisi kerja pada pekerja tersebut salah atau tidak ergonomis maka pekerja tersebut mudah kelelahan dan terjadi kelainan pada bentuk tulang.Penelitian yang dilakukan di PT. X ini bertujuan untuk melihat kondisi kesehatan kerja di PT X dari sisi Antropometri, Desain Alat Kerja, Tempat Kerja pada Kelelahan Pekerja. . Menggunakan analisa univariat dan bivariat, penelitian ini melibatkan 79 orang karyawan pada Divisi Produksi menggunakan teknik sensus. Hasilnya adalah profil antropometri ,desain alat kerja, tempat kerja dan kelelahan pekerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja.

Work position is a determining point in analyzing the effectiveness of a job. If the work position carried out by the worker is good and ergonomic, it can be ascertained that the results obtained by the worker will be good, but if the work position for the worker is wrong or not ergonomic, then the worker is easily fatigued and abnormalities occur in the shape of the bones. at PT. X aims to see the working health conditions at PT X from an anthropometric perspective, work equipment design, work place and worker fatigue. . Using univariate and bivariate analysis, this study involved 79 employees in the Production Division using a census technique. The result is that anthropometric profiles, work tool design, workplace and worker fatigue have a significant effect on improving performance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Kusumawati
"Pendahuluan: Di dalam industri hulu migas, cedera tangan dan jari merupakan tantangan besar. Setidaknya 50% dari kasus cedera di dalam industri migas merupakan cedera tangan dan jari. Di beberapa perusahaan, proporsi tersebut dapat menjadi lebih besar. Dalam analisis yang pernah dilakukan terhadap kecelakaan di perusahaan anggota IOGP, lebih dari delapan puluh persen diakibatkan karena factor manusia, baik yang disebabkan oleh faktor pribadi ataupun faktor organisasi. Studi ini dilakukan untuk menganalisis factor manusia di dalam kasus cedera tangan dan jari yang teradi di PT. X sepanjang tahun 2014 hingga 2020 dengan menggunakan kerangka HFACS.
Metode: Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data sekunder berupa data kasus cedera tangan dan jari di PT. X dari tahun 2014 hingga 2020.
Hasil: Cedera tangan dan jari paling banyak disebabkan oleh skill-based errors dan routine violations. Kasus cedera yang diakibatkan skilled-based errors juga diperparah oleh pelanggaran aturan yang dilakukan bersama secara terus menerus (routine violations). Kondisi yang menjadi prekondisi dari tindakan tidak aman yang berkontribusi dalam cedera tangan dan jari paling banyak terkait crew/ resource management. berbagai faktor yang termasuk ke dalam kategori ini di antara lain komunikasi, koordinasi, perencanaan dan kerja tim yang mempengaruhi kinerja. Pengawasan yang tidak aman yang paling banyak terjadi adalah failed to correct known problems dan inadequate supervision. Inadequate supervision terkait dengan pengelolaan personil dan sumber daya termasuk pelatihan, panduan professional dan kepemimpinan operasional. Sedangkan failed to correct known problems terkait dengan kekurangan pada individu, peralatan, pelatihan atau area keselamatan lain “diketahui” oleh supervisor, namun dibiarkan tidak dikoreksi. Di level 4, pengaruh organisasi yang terbesar adalah Organisational Process. Organisational process adalah proses formal di mana visi sebuah organisasi dijalankan termasuk operasi, prosedur, dan kesalahan di antaranya. 
Kesimpulan: Gambaran HFACS pada kasus cedera tangan dan jari di PT. X sejalan dengan gambaran umum HFACS yang ada dalam industri hulu migas, kecuali di level 2 yakni preconditions for unsafe acts. Sistem pembelajaran kejadian di PT. X masih dipengaruhi oleh teori domino dan belum mengintegrasikan konsep faktor manusia secara menyeluruh. Kerangka HFACS dapat membantu PT. X dalam menelaah lebih dalam defisiensi di dalam faktor manusia untuk dapat menetapkan tindakan perbaikan yang lebih tepat.

Introduction: Hand and finger injuries have always been major challenges in upstream oil and gas industry. At least 50% of injuries in upstream oil and gas impacting hand and fingers. In some companies, the proportion could be larger. More than 80% of incidents in IOGP members were caused by human factors, both personal and organizational factors. This study aims to analyze human factors in hand and finger injuries at PT. X by using HFACS framework.
Methodology: The study was conducted by applying qualitative descriptive analysis by using secondary data, investigation report of hand and finger injures from 2014 to 2020.
Results: Skill-based errors and routine violations contributed in most of hand and finger injuries in PT.X. Routine violations were found as aggravating factors in skill-based errors injuries/ crew resource management were dominating level 2, preconditions for unsafe acts, it consists of coordination, communication, planning and team work that impacting performance. Unsafe supervision that occurred the most are inadequate supervision and failed to correct known problems. Inadequate supervision related to personnel and resources management including trainings, professional guidance and operational leadership. Failed to correct known problems related to deficiencies in individual, equipment, training or the safety area “known” to supervisor but left uncorrected. In level 4, Organizational process was the weak chain of organizational influences. Organizational process is a formal process where organization’s vision is implemented on Site, including operations, procedures.
Conclusion: HFACS of hand and finger injuries in PT. X is in line with general HFACS description in upstream oil and gas industry, except for level 2, pre-conditions for unsafe acts. Learning from incident system in PT. X was still highly influenced by domino theory and has not yet integrated human factors. HFACS framework can help PT. X to dig deeper in human factors deficiencies in organization so PT. X can define more effective mitigation & preventive measures.  
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Resa Azhari
"Industri baja memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan karyawannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui iklim keselamatan di area rolling mill PT X dengan besar sampel 166 orang. Hasilnya dimensi iklim keselamatan yang paling kuat adalah dimensi individu 3,21, dengan faktor iklim keselamatan tertinggi adalah komitmen pekerja 3,28. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan dan semakin lama orang bekerja maka semakin tinggi nilai iklim keselamatannya.

Steel industry has a high risk to the health and safety of its employees. The purpose of this research is to know the safety climate in rolling mill area of PT X with a large sample of 166 people. The result of the most robust dimension of the safety climate is the individual dimension 3.21, with the highest safety climate factor being workers 39 commitment 3.28. The higher the level of education, position and the longer the people work the higher the safety climate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faqih Hartono
"PT X Unit Citeureup merupakan pabrik industri manufaktur semen terbesar di dunia. Proses industri di dalamnya melibatkan berbagai proses, bahan, serta pekerjaan berbahaya. Sehingga dengan demikian proses kerja di dalamnya banyak menyebabkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu, pada saat ini PT X Unit Citeureup juga menghadapi tantangan pandemi COVID-19 sama seperti industri lainnya. Hal ini dapat berdampak negatif baik kepada pekerja ataupun manajemen PT X Unit Citeureup. Berdasarkan hal tersebut, terbentuknya keselamatan di tempat kerja merupakan hal yang harus diupayakan dan lebih dimaksimalkan. Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi faktor-faktor yang membentuk keselamatan di tempat kerja dengan upaya pencegahan COVID-19 dan dimensi-dimensi kerentanan K3. Dimensi-dimensi tersebut dapat digunakan sebagai dasar studi elemen psikologi organisasi dan iklim keselamatan yang mampu memprediksi keselamatan di tempat kerja. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara daring melalui google form untuk mengetahui bagaimana persepsi pekerja terkait variabel-variabel yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei dengan besar sampel yang terkumpul adalah 126 responden dari 19 divisi. Data berikutnya dianalisis dengan PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor kerentanan K3 seperti kesadaran K3 dan partisipasi K3, serta upaya pencegahan COVID-19 berhubungan secara signifikan terhadap keselamatan di tempat kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi terhadap peningkatan kesadaran K3, partisipasi K3, dan upaya pencegahan COVID-19 di tempat kerja dapat meningkatkan keselamatan di tempat kerja pada masa pandemi COVID-19. 

PT X Unit Citeureup is the largest cement manufacturing industrial plant in the world. The industrial processes in it involve a variety of processes, materials, and hazardous works. Thus, the work process in it causes a lot of occupational safety and health risks. In addition, at this time PT X Unit Citeureup is also facing the challenges of the COVID-19 pandemic just like other industries. This situation can have a negative impact on both employees and management of PT X Unit Citeureup. Based on this situation, the establishment of safety in the workplace is something that must be pursued and maximized. This study attempts to evaluate the factors that shape workplace safety with COVID-19 prevention measures and the dimensions of occupational health and safety (OHS) vulnerability. These dimensions can be used as the basis for the study of elements of organizational psychology and safety climate that are able to predict safety in the workplace. This research was conducted through a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data were collected online by using google form to find out how workers perceive related to the variables studied. Data collection was carried out in May with a large sample of 126 respondents from 19 divisions. The next data were analyzed by PLS-SEM (Partial Least Square Structural Equation Modeling). The results of this study indicate that OHS vulnerability factors such as OHS awareness and OHS participation as well as COVID-19 prevention measures are significantly related to safety in the workplace. These results indicate that interventions to increase OHS awareness, OHS participation, and COVID-19 prevention measures in the workplace can improve workplace safety during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anes Danubrata
"Pekerjaan konstruksi pada Industri migas merupakan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Faktor-faktor risiko yang dapat membahayakan keselamatan kerja pekerja migas sangat beraneka ragam. Faktor lapangan yang ada di area proyek-proyek migas sangat mempengaruhi risiko keselamatan kerja, termasuk di dalamnya faktor budaya safety, keletihan pekerja, adanya alat-alat kerja yang berbahaya bagi pekerja, maupun kegagalan komunikasi antar pekerja pada saat melakukan pekerja tim dengan risiko tinggi.Risiko keselamatan kerja pada pekerjaan konstruksi di PT X merupakan masalah serius yang menjadi perhatian manajemen dan stakeholder SKK Migas, dan juga Ditjen Migas. Mitigasi risiko pada fase awal proyek menjadi penentu peluang terjadinya risiko keselamatan kerja pada suatu proyek. Diperlukan analisis dan mitigasi secara komprehensif dan pengawasan yang berlapis pada pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko tinggi dalam pekerjaan di lapangan.Berdasarkan studi literatur, dan penelitian sebelumnya penyebab kecelakaaan kerja di industry migas didominasi oleh budaya safety dan system monitoring SMK3 yang buruk. Sejalan dengan hal tersebut penelitian ini menguji kondisi eksisting budaya safety, kondisi eksisting sistem monitoring SMK3, dan pengembangan system monitoring keselamatan konstruksi di PT X. Diawali dengan uji homogenitas, validitas dan reliabilitas variabel penelitian menggunakan SPSS serta melakukan analisis faktor. Didapatkan 5 faktor dominan yang mempengaruhi kinerja safety di PT X, kemudian dilakukan analisis dan identifikasi  strategi-strategi penanggulangan untuk meningkatkan kinerja safety. Strategi tersebut kemudian akan disusun sebagai pengembangan system monitoring SMK3 di PT X.

Construction work in the oil and gas industry is a high risk job. Risk factors that can endanger the work safety of oil and gas workers very diverse. Condition factors in the area of ​​oil and gas projects are very affect work safety risks, including safety culture factors, worker fatigue, the presence of work tools that are harmful to workers, or failure communication between workers when doing high-risk team work. Occupational safety risk in construction work at PT X is a serious problem that become the attention of SKK Migas management and stakeholders, as well as the Directorate General of Oil and Gas. Risk mitigation in the initial phase of the project determines the opportunity for risk to occur safety on a project. Necessary analysis and mitigation comprehensive and layered supervision of construction works have a high risk work in project field. Based on literature study, and previous research, the causes of work accidents in the oil and gas industry are dominated by poor safety culture and SMK3 monitoring system. In line with that this research examines the existing conditions of safety culture, the existing conditions of the system monitoring SMK3, and developing a construction safety monitoring system at PT X. Starting with the homogenity, validity and reliability test of the research variables using SPSS and perform factor analysis. There are 5 dominant factors that affect safety performance at PT X, then analysis and identification is carried out countermeasures to improve safety performance. These strategies then it will be compiled as the development of the SMK3 monitoring system at PT X."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Stevianingrum
"Tesis ini membahas terkait gambaran tingkat kematangan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (Safety Culture Maturity Level) serta kinerja keselamatan di PT. X, sebuah perusahaan jasa pertambangan batubara. Penelitian dilakukan dengan pendekatan semi-kuantitatif dengan desain studi cross-sectional pada pekerja di jobsite A, B, C, D pada bulan April - Juni 2022. Variabel kematangan budaya K3 nantinya dilihat keterkaitannya terhadap kinerja keselamatan di PT.X. Hasil penelitian menunjukkan hasil tingkat kematangan budaya keselamatan di PT X pada level Proaktif dengan kinerja keselamatan berdasarkan tingkat kejadian kecelakaan yang dinilai baik, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kematangan budaya keselamatan dengan kinerja keselamatan di PT.X

This thesis discusses the description of the level of occupational safety and health culture (Safety Culture Maturity Level) and safety performance at PT. X, a coal mining services company. The study was conducted with a semi-quantitative approach with a cross-sectional study design on workers at jobsites A, B, C, D in April - June 2022. The safety culture maturity level variables will be seen in relation to safety performance at PT.X. The results showed that the maturity level of safety culture at PT X was at the Proactive level with safety performance based on the accident rate which was considered good, so it was concluded that there was a significant relationship between the maturity level of safety culture and safety performance at PT. X."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiana Dwiyanti
"Kemampuan ojek daring untuk berkendara di medan yang sulit dilalui oleh kendaraan besar, menjadi keunggulannya untuk mengatasi kemacetan di kota besar. Kemampuan tersebut harus ditunjang oleh pengetahuan pengendara mengenai keselamatan berkendara. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi sequential explanatory untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dan
gambaran umum pengetahuan pengendara ojek daring PT. X di Jagakarsa, serta peran intervensi dari perusahaan (pelatihan). Dengan menggunakan ojek pangkalan di wilayah yang sama sebagai pembanding, didapatkan hasil yakni pengendara ojek daring di Jagakarsa memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap pengetahuan keselamatan berkendara dan merasakan manfaat dari pelatihan perusahaan. Diharapkan perusahaan dapat memberikan pelatihan secara berkala.

Online motorcycle taxi ability to drive over rough terrain traversed by other large vehicles became its superiority to overcome traffic congestion in major cities. These capabilities shall be supported by rider knowledge about safety riding. This study used a combination of sequential explanatory to describe the general characteristics and general knowledge overview of PT. X rider in Jagakarsa, as well as the role of the intervention of the company (training). By using motorcycle taxi in the same area as a comparison, the results obtained PT. X rider in Jagakarsa have a high knowledge of the safety riding and benefit of the training company. The company is expected to provide regular training."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Diva Sugiarto
"Ship-recycling, merupakan salah satu metode efektif yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi permasalahan limbah kapal-kapal tua yang sudah tidak layak digunakan. Istilah ini merujuk pada proses daur ulang kapal secara modern yang masih belum marak dilakukan di Indonesia. Pada pelaksanaannya, masih banyak terdapat aspek-aspek keselamatan yang tidak dihiraukan. Salah satu aspek terbesar yang masih kurang diperhatikan yaitu aspek dari human factor. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau lebih jauh terkait faktor-faktor di balik sumber bahaya bagi para pekerja yang terlibat dalam proses ship recycling. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk menemukan sumber-sumber bahaya selama proses ship-recycling dilakukan dan selanjutnya dilakukan penarikan akar masalah menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Dari penelitian ini, diketahui bahwa human factor dari sumber bahaya terjadi dikarenakan ketidakwaspadaan pekerja; kondisi kesehatan pekerja; pemakaian APD yang tidak sesuai; serta kurangnya kualitas SDM untuk beberapa proses pekerjaan seperti penggunaan alat berat, proses cutting, ataupun dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko kebakaran. Latar Belakang dari terjadinya kesalahan-kesalahan dari human factor di atas bisa berasal dari berbagai hal yaitu, tidak diadakannya pelatihan formal terkait penggunaan alat cutting, kondisi kesehatan pekerja, dan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Ship-recycling is one of the effective methods that can be carried out to help reduce waste problems from old unused ships. This term refers to the modern process of recycling ships, which is still not widely done in Indonesia. In its implementation, there are still many safety aspects that are overlooked. One of the biggest aspects that is still not given enough attention is the human factor. This research was conducted to further investigate the factors behind the sources of danger for workers involved in the ship-recycling process. In this study, the author used the Formal Safety Assessment (FSA) method to identify sources of danger during the ship-recycling process and then conducted root cause analysis using Fault Tree Analysis (FTA). From this research, it is known that the human factor of the sources of danger occurs due to worker inattention; worker health conditions; inappropriate use of personal protective equipment; and a lack of qualified personnel for some job processes such as heavy equipment use, cutting processes, or identifying fire hazards and risks. The background of the above human factor errors can come from various things such as the absence of formal training in the use of cutting tools, the health conditions of workers, and the shortage of available jobs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Manogi Natalia
"Kapal Ferry Ro-Ro merupakan transportasi yang paling sering digunakan untuk melintasi antar pulau. Namun, dalam 5 tahun terakhir terjadi beberapa kecelakaan pelayaran seperti kebakaran, tenggelam, kandas, dll. Pada kecelakaan pelayaran, kebakaran merupakan salah satu jenis kecelakaan yang paling banyak memakan korban jiwa. Faktor manusia merupakan salah satu penyebab utama dari kecelakaan kebakaran. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk menemukan sumber-sumber bahaya yang dapat terjadi pada kecelakaan kebakaran di Kapal Ferry Ro-Ro. Selanjutnya, akan digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk menemukan akar masalah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kebakaran Kapal Ferry Ro-Ro dengan rute Merak-Bakauheni.

Ro-Ro ferries are the transportation most often used to cross between islands. However, in the last 5 years there have been several shipping accidents such as fire, drowning, grounding, etc. In shipping accidents, fire is one of the types of accidents that causes the most fatalities. Human factors are one of the main causes of fire accidents. In this research, the author used the Formal Safety Assessment (FSA) method to find sources of danger that could occur in fire accidents on Ro-Ro Ferry Ships. Next, the Fault Tree Analysis (FTA) method will be used to find the root of the problem. This is done to reduce the risk of fire on the Ro-Ro Ferry on the Merak-Bakauheni route."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>