Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64851 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah Zahrah
"Tesis desain ini mengajukan pendekatan desain berbasis portability dan untuk pengguna yang movement-challenged. Untuk mempelajari bagaimana fenomena shrinking space berdasarkan portability dan extensibility terjadi, dilakukan observasi mikro dari video yang menunjukkan manuver sehari-hari dari pengguna kursi roda. Gerakan kemudian di trace untuk memperlihatkan interaksi antara pengguna dan elemen spasial sekitar seperti pintu, tiang, furniture, dan lainnya. Peran yang ditemukan adalah elemen spasial sebagai elemen yang mendukung tubuh, seperti support gerakan horizontal dan vertikal, support kekuatan tubuh, dan memperlancar flow manuver. Sebagai elemen elemen spasial yang berbasis extensibility, muncul gagasan desain compact sebagai basis pendekatan perancangan arsitektur untuk pengguna yang movement-challenged untuk merespon fenomena shrinking space.

This design thesis proposes a design approach based onportability and extensibility for movement-challenged users. To explore how the shrinking space phenomena transpire due to lack of portability and extensibility, a micro observation of movement and interaction of the body with spatial elements based on video and direct experience is done. Movement is then traced to highlight interactions between the body and spatial elements. Spatial elements is found to have roles as extensibility tool or body support, such as horizontal and vertical movement support, body strength support, maneuvering support, etc. Thus, spatial element being an element of extensibility, suggest the notion of compact space as a design proposition for movement-challenged user and to respond to the shrinking space phenomena."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludu, Andrei
"This volume is an introduction to nonlinear waves and soliton theory in the special environment of compact spaces such a closed curves and surfaces and other domain contours. It assumes familiarity with basic soliton theory and nonlinear dynamical systems. The first part of the book introduces the mathematical concept required for treating the manifolds considered, providing relevant notions from topology and differential geometry. An introduction to the theory of motion of curves and surfaces - as part of the emerging field of contour dynamics, is given. The second and third parts discuss the modeling of various physical solitons on compact systems, such as filaments, loops and drops made of almost incompressible materials thereby intersecting with a large number of physical disciplines from hydrodynamics to compact object astrophysics."
Berlin : [Springer, ], 2012
e20425001
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica
"Perhatian pada rancangan dan aktivitas ruang luar telah menjadi topik yang banyak dibahas di kalangan peneliti maupun praktisi properti. Salah satu nilai tambah yang dapat diterapkan pada ruang luar sebuah properti adalah penambahan elemen kanopi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan kanopi berkontribusi dalam meningkatkan nilai jual properti, kualitas visual dan fungsional sepanjang jalur, dan menjadi daya tarik bagi konsumennya sehingga dapat dikaji hal-hal yang menjadi pertimbangan pengembang dalam mengambil keputusan untuk menggunakan kanopi serta menjadikannya sebagai salah satu bagian dari strategi pemasaran. Hal ini dapat ditinjau tak hanya pada properti yang disewa, tetapi juga pada properti yang dijual.
Dalam penelitian ini, jenis properti difokuskan pada ruko yang dijual. Penelitian yang dilakukan pada sebuah kompleks ruko, yaitu CBD P ini difokuskan pada penggunaan kanopi pada jalur antar-blok ruko dan perbandingannya dnegan jalur antar-blok ruko tanpa kanopi. Pengamatan dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2013. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak pemasaran dan manajer lapangan CBD P, serta dari hasil wawancara dan pembagian kuesioner kepada para pemilik ruko di CBD P. Kuesioner dibagikan kepada 106 responden dengan pembagian responden menjadi dua grup, yaitu: responden pada ruko dengan kanopi dan responden pada ruko tanpa kanopi. Data hasil kuesioner diolah dengan analisis regresi logistik biner dan chi-kuadrat melalui program Microsoft Excel 2008 dan SPSS 20. Data sekunder diperoleh dari pihak pemasaran dan manajer lapangan CBD P meliputi: peta kompleks dan fasilitasnya, harga jual ruko, sejarah pembangunan kompleks ruko, fotofoto kondisi fisik terakhir, rencana dan informasi mengenai ruang luar kompleks CBD P.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengembangan potensi jalur-jalur tembus dalam kompleks dengan pemasangan kanopi dapat direncanakan untuk menghidupkan aktivitas sosial jalur antar-blok pada kompleks karena kanopi tak hanya berperan sebagai pemberi kenyamanan termal, tetapi juga menjadi sebuah elemen yang dapat memobilisasi manusia, memunculkan aktivitas dan ketertarikan masyarakat, serta memberikan image tertentu pada kawasan yang dilingkupinya, sebagai tempat peralihan, tempat bersantai, tempat diadakan event-event, serta wadah baru bagi sektor informal. Pemasangan kanopi juga meningkatkan nilai jual ruko. Penambahan biaya kanopi dan dekorasinya sebesar Rp 400.039,-/m2 untuk tiap ruko meningkatkan nilai jual ruko sebesar 107% hingga 177%, yaitu dari Rp 3.234.257,-/m2 hingga Rp 4.326.132,-/m2 menjadi Rp 6.510.417,-/m2. Meski ruko-ruko tersebut dijual, namun sistem pengelolaan dengan berbagai event dan kerjasama yang dilakukan oleh pengembang menjadi strategi yang menarik perhatian masyarakat. Pemanfaatan ruang luar dengan penggunaan kanopi menjadi sebuah nilai tambah dengan menerapkan strategi place-marketing karena bermanfaat menciptakan ruang publik dengan nuansa yang berbeda. Penggunaannya sebagai ruang publik komersial juga memperlihatkan citra proyek yang baik kepada masyarakat dan kesan pengembang sebagai sebuah perusahaan yang profesional.

Concern over outdoor space design and activities has continually remained a source of study in property area. Canopy has become an element that can perform as an added-value to a property outdoor. This study aims to determine how the usage of a canopy contributes to increase the property price, enhance the visual and functional quality along the shopping street, and attract the consumers. These considerations will prompt the reasons why some developers decided to utilize an outdoor area by covering it with canopy and involved it as a part of the marketing strategy. It can be examined not only on leased, but also on purchased property. In this research, the property is emphasized on purchased shophouses. The research conducted in a shophouses complex, CBD P, focused on the usage of three inter-block paths that is covered by canopies, in contrast to other inter-block paths without canopies. Observations were carried out in March until May 2013. Primary data were obtained from interviews with the marketing experts and site manager of CBD P, as well as from the interviews with and the distribution of questionnaires to the shophouses' owners. Questionnaires were distributed to 106 respondents which is divided into two groups: those who purchased shophouses with canopy and those who purchased shophouses without canopy. Data processing of the questionnaire results was performed with binary logistic regression analysis and chi-square using Microsoft Excel 2008 and SPSS 20. Secondary data were obtained from the marketing data collection and site manager of CBD P which include: a map of the complex and its facilities, a concise explanation of its development history, the shophouses sales price, photos of the CBD P, and the summary of future development plans.
The results of this study revealed that the shophouses inter-block paths enhanced by translucent canopies installation can bring out some new social activities because the canopy can not only give a better thermal comfort, but also can mobilize people, enhance public interests and activies, provide a certain image and atmosphere in the area the canopy enclose, act as a place of transition and for holding events, as well as give opportunity to the informal sector to play a complementary role in the area. The research revealed that the canopy installation influences the shophouses sale price and it's still saleable to the prospective buyers. The incremental cost for the canopy and its decoration of Rp 400.039,-/m2 for every shophouse increases the developer's profit by 107% to 177%, from Rp 3.234.257,-/m2 up to Rp 4.326.132,-/m2 to Rp 6.510.417.-/m2. Even though the shophouses were sold, but the good management system with various events and partnerships conducted by the developer become valuable attributes to attract public attention. The utilization of outdoor space by covering it with canopy become an addedvalue by applying place-marketing strategy as it created an altered atmosphere to the public space. Its usage as a commercial public space also shows a good development image to the public and the developer's image as a professional company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"Latar Belakang : lnstabilitas postural I jatuh adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan pusat kekuatan anti gravitasi pada dasar penyanggah tubuh (misalnya, kaki saat berdiri), atau memberi respon secara cepat pada setiap perpindahan posisi atan keadaan staffs. Prevalensi instabilitas postural di AS 30% dari penduduk usia lebih 60 tahun pernah jatuh, di RSCM tahun 2003 sebesar 23,3%. Faktor risiko yang melatar belakangi terjadinya jatuh adalah faktor ekstrinsik an faktor intrinsik. Faktor intrinsik terbagi dua sistemik (pneumonia, hipatensi ortostatik, hiponatremi, gagal jantung, infeksi saluran kemih) dan lokal (OA servikal, OA gem, Benign paroxiysmalpositional vertigo (BPPV), gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, kelemahan otot tungkai bawah). Jatuh memiliki penyulit yang cukup serius, mulai dari cedera ringan sampai fraktur femur. Dengan mengetahui faktor risiko jatuh sedini mungkin, maka kita dapat mencegah terjadinya jatuh dan penyulitnya.
Tujuan : mengetahui sebaran faktor intrinsik lokal serta hubungannya dengan instabilitas postural I jatuh.
Metodologi : Studi potong lintang dengan basal-sampel 97 orang usia Lanjut yang memenuhi kriteria inklusi. Waktu : Januari-Juni 2005 di Divisi Geriatri RSCM. Tingkat instabilitas diukur dengan posturografri.
Hasil : Dari penelitian ini didapat hasil prevalensi instabilitas postural sebesar 64.9%. Prevalensi perempuan 52,3% dan laki-laki 47,7%. Menurut kelompok umur prevalensi tertinggi pada umur > 80 taken sebesar 75,0%. Pada analisa bivariat osteoariritis servikal merupakan faktor intrinsik lokal yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian instabilitas postural dengan OR 3,28 (1K 95% 1,25-8,63) p= 0,02 dan pada analisa multivariat dengan inetode backward regresi logistitik didapatkan nilai OR 3,22 (1K 95% 1,18-89,74) p = 0,02. Gangguan pendengaran merupalcan faktor intrinsik lokal yang mernpunyai hubungan bermalma terhadap instabilitas postural pada analisa bivariat dengan nilai OR : 3,95 (1,29-12,11) p= 0,02 dan pads analisa multivariat dengan ailai OR 3,22 (1,18-89,74) pr= 0,02. Osteoartritis genii, BPPV, gangguan penglffiatan dan kelemaban otot tungkai bawah hell m dapat dibuktilcan mempunyai hubungan bermakna dengan instabilitas postural pada penelitian ini.
Simpulan : Prevalensi instabilitas postural pada penelitian ini sebesar 64,9%. Ganggaan pendengaran dan OA servikal menrpakan faktor instrinsik lokal yang mempunyai hubungan yang bermakna terhadap instabilitas postural. OA genii, BPPV, gangguan penglihatan dan kelemahan otot tungkai bawah belum dapat dibuktikan mempunyai hubungan bermakna dengan instabilitas postural pada penelitian ini.

Backgrounds : Instability/falls is inability to maintain central anti gravity strength of supporting structures of the body (e.g. feet while standing) or to give adequate response to positional changes or static condition Prevalence of postural instability in US reached > 30% in population aged > 60 years old A Study conducted in RSCM by Handayani (2003) found the prevalence as high as 23.3%. -Risk factors that responsible for falls are intrinsic and extrinsic factors. Intrinsic factors consist of systemic (pneumonia, orthostatic hypotension, hyponatresmia, heart failure, urinary tract infection) and local factors (cervical OA, knee OA, BPPV, visual impairment, hearing impairment, lower lambs weakness). Falls may have mild complication like mild trauma to serious complications such as femoral fracture. By identifying risk factors of instability/falls earlier, we may prevent falls and its complications.
Objective = to determine intrinsic local factors and its relationship with instability/falls.
Methods : Cross sectional study on 97 elderly patients who fullfled inclusion criteria was conducted in RSCM from January to June 2005 in outpatient clinic, Geriatric Division FKUI 1 RSCM.
Results : From this study we found the prevalence of instability was 64.9%. The prevalence in female (52.3%) was higher than male (47.7%) patience According to age group, the highest prevalence was found in age group of > 80 years (75%). After bivariat analysis, we found cervical OA was intrinsic local factor which bad significant relation with incidence of postural instability with OR 3.28 (CI 95% 1.25-8.63); Bivariat and multivariate analysis of logistic regression using backward method we found OR 3.22 (Cl 95% 1.18-89.74); p= 0.02. Hearing impairment was local intrinsic factor that had significant relation with postural instability after bivariat analysis with OR 3.95 (Cl 95% 1.29-12_ l 1); p= 0.02 and multivariate analysis with OR. 3.22 (Cl 95% 1.18$9.74); p= 0.02. BPPV, knee OA, visual impairment and lower limb weakness had not been proven yet to have significant relation with postural instability in this study.
Conclusion : Prevalence of instability in thus study is 64.9%. Hearing impairment and cervical OA were intrinsic local factors that showed statistically significant relation with postural instability. Knee OA, BPPV, visual impairment, and lower limb weakness had not been proven to have significant relation with instability in this study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pfund, Robert
London: Elsevier Limited, 2005
615PFUD001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya
"ABSTRAK
Penelitian Perancangan ini ditulis sebagai upaya menunjukkan bahwa kegiatan ber-pasar merupakan kegiatan yang terjadi pada ruang kota, tidak hanya di dalam bangunan pasar semata. Tulisan ini akan fokus pada pola ruang yang dibentuk oleh pedagang yang beraktivitas di sekitar pasar tradisional yang dirancang dengan perencanaan modern. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lapangan untuk mengetahui informasi mikro mengenai pola dan proses perdagangan yang berhubungan dengan keruangan. Temuan utama dari penelitian ini adalah adanya perbedaan pola ruang pasar antara perdagangan tradisional dengan perdagangan modern. Pola perdagangan yang terjadi pada kawasan pasar membutuhkan ruang yang dapat mengakomodasi kegiatan pasar baik tradisional maupun modern untuk dapat di terapkan di dalam proses perancangan.

ABSTRACT
This design research was conducted as an initial effort to show that the economic activities in a market are activities that occur in an urban space and not just in a building. This paper was focused on the spatial pattern created by the merchants who stationed around the modernized traditional market. The research used Field Observation method to find micro information regarding the trading patterns and process related to their spatial aspect. The main finding of this research was the difference between the traditional trading pattern and the modern one. The trading patterns created in the market area require a space that can accommodate both traditional or modern market activities so it could be applied into the design process. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T32608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meraviglia, Maria Vittoria
"Il volume intende illustrare come in questo panorama complesso si inseriscano anche gli aspetti legati al movimento e all’azione. Considerando alcune delle più diffuse patologie neurologiche che comportano disturbi e alterazioni del movimento, si analizzano gli aspetti riabilitativi del canale motorio, essenziali per la cura, la prevenzione e la partecipazione di ciascuno di noi a tutti gli aspetti della vita quotidiana, secondo il concetto di salute definito dall’OMS."
Berlin: [, Springer], 2012
e20410755
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Amen, Daniel G.
Bandung: Qanita, 1998
611.81 AME c ;611.81 AME c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Revianti Oksinta
"Remaja mempunyai kecenderungan untuk berkumpul dengan kelompoknya dalam mengisi waktu luang mereka. Kelompok remaja yang berkegiatan di kota memiliki tujuan untuk bertemu dengan kelompok remaja lainnya serta masyarakat luas sehingga mereka dapat menunjukkan identitas mereka bersama kelompoknya sekaligus belajar dari masyarakat kota itu sendiri. Kegiatan berkumpul yang dilakukan pada suatu ruang publik kota ini disebut sebagai kegiatan hang out. Umumnya kegiatan hang out ini dilakukan dengan disertai pengekspresian semangat dan ciri budaya populer melalui kegiatan atau ciri yang ditampilkan oleh mereka.
Ruang publik kota yang digunakan dalam melakukan kegiatan hang out mempunyai karakteristik tertentu yang berhubungan dengan kondisi fisik, psikologis dan sosial mereka sebagai remaja. Karakteristik tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan empat aspek, yaitu: aspek ukuran, batas, aksesibilitas dan lokasi, serta dimensi kegiatan. Sebagai studi kasus dilakukan survey untuk menelusuri kondisi pemanfaatan ruang publik terbuka oleh remaja pada tiga ruang publik terbuka di Jakarta, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, yaitu ruang luar GOR Bulungan, Taman Situ Lembang dan Taman Surapati.
Berdasarkan hasil survey dan analisis, ketiga tempat tersebut memiliki karakter serta kondisi pemanfaatan yang berbeda satu sama lain. GOR Bulungan merupakan contoh dari ruang publik yang bisa memfasilitasi remaja dalam berkegiatan hang out sekaligus mengekspresikan budaya populer mereka dalam berbagai aktivitas terutama olahraga dan seni sehingga kondisi pemanfaatannya oleh remaja pun bisa dikatakan bervariasi. Sedangkan pada Taman Surapati, sesuai dengan sifatnya sebagai one dimensional space, sangat sedikit dikunjungi. Kondisi yang bertentangan terlihat pada Taman Situ Lembang sebagai one dimensional space yang tidak sesuai dengan karakteristik ruang publik bagi remaja, tetapi justru pada kenyataannya tempat ini ramai dikunjungi oleh kelompok-kelompok remaja.
Dari kondisi yang terjadi pada beberapa ruang publik di Jakarta sehubungan dengan pemanfaatannya oleh remaja, dapat disimpulkan bahwa tidak semua karakteristik dari suatu ruang publik kota bagi remaja mutlak harus dipenuhi supaya menjadi area publik yang ramai oleh remaja.

Teenagers have tendency to crowd around their peer groups during their leisure time. Groups of teenagers who crowd in the city have purpose to meet other peer groups and wide society so they can show their group identity and also learn from the society itself. This kind of gathering activity takes place in the city public space and is called hang out. Generally, in this hang out activity, teenagers do not only gathered, but also express themselves by doing the activity and showing the feature of popular culture.
The city public space that is used by teenagers has several characteristics due to the teenager's physical, psychological and social condition. As a case study, surveys are done to three public spaces in the city of Jakarta, which are outdoor space of GOR Bulungan, Taman Situ Lembang and Taman Surapati.
Based on the surveys and analysis, these three public spaces have different characters and also different condition of the usage by the teenagers. Outdoor space of GOR Bulungan is one example of public space that can facilitate teenagers in hang out activities and the expression of popular culture, especially sport and art, all at once. Meanwhile, Taman Surapati as a one dimensional space, is less visited by the teenagers. In contradiction, Taman Situ Lembang, as a one dimensional space that is not suitable for the characteristic of public space for teenagers, is visited by many of groups of teenagers.
From these conditions, we can conclude that in Jakarta, public space doesn't have to fulfill all of the characteristics of suitable public space for teenagers in order to be a teenager's place for hang out.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48631
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Karuniawan Sastroatmojo
"Ruang terbuka publik di Jakarta sedang berubah. Ruang terbuka publik menjadi ruang yang privat, berbayar, dan komersial. Minimnya ruang terbuka publik menjadikan Jakarta kota yang tidak sehat untuk warganya baik secara ekologis, psikologis, dan sosiologis. Masyarakat membutuhkan ruang terbuka guna memfasilitasi berbagai aktivitas sosial mereka.
Taman kota merupakan salah satu bentuk dari ruang terbuka publik yang masis eksis di perkotaan. Di taman kota, masyarakat melakukan berbagai macam aktivitas sosialnya. Masyarakat memaknai taman kota sebagai ruang terbuka yang memfasilitasi segala bentuk interaksi dan perilaku sosial mereka. Namun ketersediaan taman kota masih dirasa kurang begitu pula dengan manajemen pengelolaannya yang tidak maksimal. Hal ini membuat banyak orang masih belum dapat mengakses ruang terbuka publik untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ruang. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk membangun kembali taman kota sebagai ruang terbuka publik yang inklusif bagi masyarakat kota Jakarta. Semua ini akan berlangsung terus menerus sampai pada suatu kesadaran bersama akan suatu nilai yang diperjuangkan bersama menuju kota yang berkelanjutan.

Public open space in Jakarta is transforming. Public open spaces have become private space, commercial, and commoditized. The lack of public open space making Jakarta becomes unhealthy city for ecological, psychological, and sociological. Urban societies need open space in order to facilitate their social activities. Urban Park is one form of public open space that still exists in urban areas. At urban park, people can interact with others and doing various activities.
The meaning of urban park as a public park open spaces are facilitate all forms of social interaction and behavior. But the availability of urban parks still considered less as well as its management is not optimal. This makes a lot of people still have not been able to access the public open space to meet their needs for space. Therefore require an effort to rebuild the urban park as a public open space that is inclusive for the city of Jakarta. This will take place continuously until awareness with a value that will together strive toward a sustainable city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>