Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Kiranti
"Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang berakibat fatal jika tidak segera disembuhkan. Pada tahun 2022 tingkat keberhasilan pengobatan tuberkulosis Provinsi DKI Jakarta sebesar 81% sedangkan target nasional sebesar 90%. Untuk meningkatkan cakupan keberhasilan pengobatan diperlukan upaya penanggulangan tuberkulosis. Agar upaya penanggulangan tuberkulosis berjalan efektif dan efisien, maka perlu manajemen program yang tepat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen program penanggulangan tuberkulosis di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menentukan informan yang dapat memberikan informasi atau data dengan mempertimbangkan aspek kesesuaian dan kecukupan mengenai masalah yang diteliti. Validasi data menggunakan triangulasi sumber dengan wawancara bersama berbagai macam informan dan triangulasi metode dengan telaah dokumen serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam manajemen program penanggulangan tuberkulosis, terdapat permasalahan diantaranya yaitu keterbatasan kader untuk melakukan investigasi kontak, terbatasnya tenaga pencatatan dan pelaporan pada fasyankes, masih terdapat fasyankes melaksanakan diagnosis TB tidak sesuai standar, belum terintegrasinya SITB dengan SITK, dan masih terbatasnya layanan untuk TB-RO. Untuk sarana dan prasarana telah tersedia dengan baik dan cukup. Saran yang dapat diberikan yaitu mengoptimalkan peran kader untuk melakukan investigasi kontak, menyediakan tenaga pencatatan dan pelaporan selain perawat dan tenaga yang bertugas dalam layanan TB di fasyankes, menyebarkan informasi terbaru kepada fasyankes melalui sosialiasi, segera mengintegrasikan SITB dengan SITK dan melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan swasta untuk membuka layanan TB-RO.

Tuberculosis is one of the infectious diseases that is fatal if not cured immediately. In 2022, the success rate of tuberculosis treatment in DKI Jakarta Province is 81%, while the national target is 90%. To increase the scope of successful treatment, efforts to overcome tuberculosis are needed. In order for tuberculosis control efforts to run effectively and efficiently, proper program management is needed. Therefore, this study aims to determine the management picture of tuberculosis control programs at the DKI Jakarta Provincial Health Office. The type of research used in this research is qualitative with in-depth interview methods, observation and document review. Determination of informants using purposive sampling techniques, namely determining informants who can provide information or data by considering aspects of suitability and adequacy regarding the problem under study. Data validation using source triangulation by interviewing various informants and method triangulation with document review and observation. The results showed that in the management of the tuberculosis control program, there are problems including limited cadres to conduct contact investigations, limited recording and reporting personnel at health facilities, there are still health facilities carrying out TB diagnosis not according to standards, not yet integrated SITB with SITK, and still limited services for MDR-TB (multidrug-resistant tuberculosis). For facilities and infrastructure aspects are well and adequately available. Suggestions that can be given are optimizing the role of cadres to conduct contact investigations, providing recording and reporting personnel in addition to nurses and personnel on duty in TB services at health facilities, disseminating the latest information to health facilities through socialization, immediately integrating SITB with SITK and also coordinating with private health service facilities to open MDR-TB services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ardhani
"Tuberkulosis (TB) saat ini masih menjadi global burden disease. Indonesia memiliki jumlah penderita TB terbanyak kedua di dunia dengan notifikasi kasus yang masih rendah, ini menandakan bahwa keterlibatan rumah sakit dalam program TB masih rendah salah satunya adalah rumah sakit khusus gigi dan mulut. Padahal tindakan perawatan gigi dan mulut memiliki risiko infeksi yang tinggi dan setidaknya terdapat lebih dari 15% pasien TB yang memiliki masalah gigi dan mulut. RSGM UGM Prof. Soedomo merupakan salah satu RS khusus dengan angka penemuan kasus yang rendah. Tujun Penelitian : Evaluasi program penanggulangan tuberkulosis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Gadjah Mada Prof. Soedomo Tahun 2023 yang dilihat dari komponen input, proses, dan output. Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data akan diperoleh dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dan observasi di RSGM UGM Prof. Soedomo. Informan berjumlah 9 dipilih dengan teknik purposive sampling. Hasil : Komponen program TB mulai dari komponen input RS (SDM, sarana – prasarana, pembiayaan, sistem informasi, jejaring dan kemitraan), dan komponen proses (promosi kesehatan, surveilans, pengendalian faktor risiko, penemuan kasus) serta monitoring dan evaluasi sudah dijalankan sesuai dengan regulasi yang ada tetapi terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti pada pemanfaatan klinik isolasi dan bilik dahak yang jarang terpakai, mencegah keterlambatan pelaporan kasus TB ke aplikasi SITB, memperbaharui poster TB yang sudah lama, leaflet TB yang sudah habis dapat diisi kembali, monitor TV agar dapat dihidupkan setiap hari, dan kegiatan monitoring dan evaluasi TB yang belum dijalankan secara rutin. Komponen output yang hanya dilihat dari angka penemuan kasus masih berada dibawah target yang ditetapkan yaitu 0 (zero), ini disebabkan oleh tidak adanya pasien suspek TB yang datang ke RS mengingat RS merupakan RS Khusus Gigi dan Mulut. Kesimpulan : Seluruh komponen input, proses, dan output program TB RSGM UGM telah dijalankan sesuai dengan regulasi yang ada tetapi masih dapat dimaksimalkan.

Tuberculosis (TB) is currently still a global burden disease. Indonesia has the second highest number of TB sufferers in the world with case notifications which are still low, this indicates that hospital involvement in the TB program is still low, one of which is a special dental and oral hospital. However, dental and oral care procedures have a high risk of infection and at least more than 15% of TB patients have dental and oral problems. RSGM UGM Prof. Soedomo is a special hospital with a low case discovery rate. Research Aim: Evaluation of the tuberculosis control program at the Dental and Oral Hospital, Gadjah Mada University, Prof. Soedomo in 2023 as seen from the input, process and output components. Method: This research uses qualitative methods with a case study approach. Data will be obtained by in-depth interviews, document review, and observations at RSGM UGM Prof. Soedomo. Nine informants were selected using purposive sampling technique. Results: TB program components starting from hospital input components (HR, facilities, financing, information systems, networks and partnerships), and process components (health promotion, surveillance, risk factor control, case finding) as well as monitoring and evaluation have been carried out in accordance with existing regulations but there are several things that need to be improved, such as the use of isolation clinics and sputum chambers which are rarely used, preventing delays in reporting TB cases to the SITB application, renewing old TB posters, TB leaflets that have run out can be refilled, turn on the TV monitors every day, and TB monitoring and evaluation activities that are not yet carried out routinely. The output component which is only seen from the case discovery rate is still below the set target, namely 0 (zero), this is caused by the absence of suspected TB patients coming to the hospital considering that the hospital is a special dental and oral hospital. Conclusion: All input, process and output components of the UGM RSGM TB program have been carried out in accordance with existing regulations but can still be maximized."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Nurhaqqi
"Investigasi Kontak (IK) merupakan kegiatan pelacakan dan investigasi yang ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TB untuk menemukan terduga TB. Puskesmas Cirimekar turut melaksanakan IK dengan meminta seluruh kontak serumah pasien TB BTA (+) dan BTA (-) untuk melakukan pemeriksaan dahak secara gratis di puskesmas. Puskesmas memberikan kemudahan dengan menitipkan pot dahak untuk kontak serumah melalui pasien. Namun kemudahan tersebut belum bisa menjangkau seluruh kontak serumah untuk melaksanakan IK. Hal ini diduga disebabkan adanya stigma asosiasi yaitu seseorang mendapatkan stigma berdasarkan pergaulannya dengan individu lain yang mengalami stigma. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan dengan wawancara mendalam pada keluarga pasien TB, pasien TB, dokter, perawat serta Kepala Puskesmas pada bulan Juni 2024. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis stigma asosiasi yang menghambat pelaksanaan investigasi kontak TB pada anggota keluarga pasien TB di wilayah kerja Puskesmas Cirimekar dan evaluasi untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program dengan menggunakan kerangka kerja Reach, Effectiveness, Adoption, Implementation, Maintenance (RE-AIM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan IK di Puskesmas Cirimekar masih belum efektif ditinjau dari jangkauan, efektivitas, adopsi, implementasi dan pemeliharaan. Dalam penelitian ini terdapat stigma asosiasi yang dirasakan oleh keluarga pasien TB namun faktor yang lebih dominan sebagai penghambat IK yaitu kurangnya pengetahuan keluarga pasien TB tentang penyakit TB.

Contact Investigation (CI) is a tracking and investigation activity aimed at individuals who have had contact with TB patients to identify suspected TB cases. Puskesmas Cirimekar is also conducting CI by requesting all household contacts of TB patients (both smear-positive and smear-negative) to undergo free sputum examination at the health center. The health center facilitates by collecting sputum samples from household contacts through the patients, but this convenience has not reached all household contacts to participate in the CI. This is thought to be due to association stigma, namely that someone gets stigma based on their association with other individuals who experience stigma. This is a qualitative study with a case study approach conducted through in-depth interviews with TB patients' families, TB patients, doctors, nurses, and the head of the health center in June 2024. The objective of this research is to analyze the association stigma that hinders the implementation of TB contact investigations among family members of TB patients in the Cirimekar Community Health Center working area and evaluation to determine the effectiveness of program implementation using the Reach, Effectiveness, Adoption, Implementation, Maintenance (RE-AIM) framework. The research results indicate that the implementation of CI at Puskesmas Cirimekar is still ineffective in terms of reach, effectiveness, adoption, implementation, and maintenance. In this study, there is a perceive association stigma experienced by TB patients families, but the dominant inhibiting factor in seeking treatment is the lack of knowledge of the TB patient's family about TB."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Pradipta Hafidh
"ABSTRAK
Tuberculosis TB masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan di dunia. Masalah penyakit TB menjadi lebih rumit karena munculnya penyakit Multidrug Resistant Tuberculosis MDR-TB . Masalah kontrol optimal pada pengontrolan penyebaran penyakit TB dan MDR-TB dilakukan dengan memberikan intervensi berupa pemberian vaksin BCG u1 , pengobatan OAT lini pertama u2 , dan pengobatan OAT lini kedua u3 . Tujuan dari masalah kontrol optimal pada skripsi ini adalah untuk meminimalkan jumlah individu terinfeksi sekaligus meminimalkan biaya dari setiap intervensi kesehatan yang diberikan. Kontrol optimal diperoleh dengan menerapkan prinsip minimum Pontryagin, kemudian diselesaikan secara numerik dengan metode gradient descent. Dilakukan simulasi numerik untuk beberapa skenario. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa kombinasi dari ketiga intervensi yang diberikan dapat mengurangi jumlah individu terinfeksi serta meminimumkan biaya intervensi yang diberikan pada semua skenario.

ABSTRACT
Tuberculosis TB remains one of top world rsquo s health problem. Problem of TB becomes more complicated because of the presence of Multidrug Resistant Tuberculosis MDR TB . Optimal control problem on controlling TB and MDR TB transmission with giving intervention, namely BCG vaccination u1 , treatment with first line anti TB drug u2 , and treatment with second line anti TB drug u3 . Optimal control problem aims to minimize the number of infected individuals also minimize cost of the interventions that given. Optimal control derived using Pontryagin minimum principle and then solved numerically using the gradient descent method. Numerical simulations are performed for some scenarios. The results from numerical simulation show that the combination of the three interventions given can reduce the number of infected individuals and minimize the cost of the interventions given in all of scenarios."
2017
S70140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisa Sonoyati
"Strategi penanggulangan TBC di Indonesia telah berlangsung lama dan permasalahan TBC semakin kompleks dengan tantangan baru. Dalam penemuan kasus, komunitas memainkan peran penting dengan pendampingan pasien selama berobat. Diperlukan sistem jejaring dan penguatan data base melalui inovasi kecamatan Bebas TBC atau KEBAS TBC. Tujuan penelitian ini untuk melakukan Analisis Implementasi Kebijakan KEBAS TBC dengan Tingkat keberhasilan program TBC di Kota Bekasi 2023. Desain dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian Non eksperimental, kualitatif wawancara mendalam dengan semi terstruktur kepada pemangku jabatan, puskesmas dan kader di wilayah kecamatan. Peneliti telah melakukan proses pengambilan data primer dengan melakukan wawancara mendalam. Strategi untuk mewujudkan kecamatan bebas Tuberkulosis dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui 5T.  Ukuran dan tujuan dari kebijakan tercantum didalam Peraturan Walikota No 64.A tahun 2020 tentang strategi peningkatan pemberdayaan Masyarakat. Kerjasama lintas sektoral sebagai dasar penanggulangan TBC menjadi tanggung jawab bersama. Alokasi anggaran khusus diperuntukan bagi Dinas Kesehatan yang berfungsi sebagai promotif, preventif, dan kuratif dengan sumber dana APBD, DAK Non Fisik dan Global Fund. Kinerja implementasi Kebijakan adalah capaian target TBC menurut Standar Pelayanan Minimal, kemampuan petugas puskesmas dan kader sudah baik. Beberapa Organisasi menilai bahwa kegiatan masih tanggung jawab Dinas Kesehatan dan bersifat seremonial.  Akses layanan Kesehatan sudah semakin mudah.  Kondisi ekonomi, perilaku sosial dan pengetahuan berperan dalam penanggulangan TB. Implementasi Kebijakan Kecamatan Bebas TBC sudah berjalan dengan komitmen dan dukungan pemerintah daerah sehingga akses layanan menjadi mudah, koordinasi dan Kerjasama lintas sektoral baik. Saat ini diperlukan optimalisasi dari masing-masing pemangku jabatan dan tindak lanjut dari kebijakan tersebut.

The TB control strategy in Indonesia has been going on for a long time and the TB problem is getting more complex with new challenges. In case, The role of the community is very important in finding cases, accompanying patients during treatment. A network system and strengthening the data base are needed through the innovation of TBC-Free sub-districts or KEBAS TB. Purpose for this research is conducting an Analysis of the Implementation of the KEBAS TBC Policy with the Success Rate of the TB program in Bekasi City in 2023. Research Design Non-experimental, qualitative research of in-depth and semi-structured interviews with public officer , health centers and cadres in the sub-district area. The researcher has carried out the process of taking primary data by conducting in-depth interviews. Strategy to realize a Tuberculosis-free sub-district by increasing community empowerment through 5T.  The size and objectives of the policy are listed in Mayor Regulation No. 64.A of 2020 concerning strategies to increase community empowerment.   Cross-sectoral cooperation as the basis for TB control is a shared responsibility. The special budget allocation is intended for the Health Office which functions as promotive, preventive, and curative with sources of funds from the Regional Revenue and Expenditure Budget, Non-Physical special allocation fund and Global Fund. The performance of the implementation of the Policy is the achievement of the TB target according to the Minimum Service Standards, the ability of health center officers and cadres is good. Several organizations consider that activities are still the responsibility of the Health Office and are ceremonial.  Access to health services has become easier.  Economic conditions, social behavior and knowledge play a role in TB control. The implementation of the TB-Free District Policy has been running with the commitment and support of the local government so that access to services is easy, coordination and cross-sectoral cooperation are good. Currently, optimization is needed from each position holder and follow-up of the policy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmuda
"Tingginya beban penyakit tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia terutama Indonesia. Namun, faktor risiko penularan dari segi lingkungan belum banyak diperhatikan. Hal ini diindikasikan dengan kurangnya keberadaan rumah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status rumah sehat dengan kejadian TB paru di Provinsi Banten. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Riskesdas 2010 menggunakan desain studi potong lintang pada 7.536 anggota rumah tangga berumur 15 tahun ke atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi TB paru di Banten sebesar 1,3% (95% CI: 1,0-1,5). Analisis multivariabel menemukan adanya interaksi antara status rumah sehat dengan status ekonomi, dimana orang yang memiliki rumah tidak sehat pada status ekonomi rendah berpeluang 2,152 kali lebih besar untuk menderita TB paru dibanding orang yang memiliki rumah sehat.

The high burden of pulmonary tuberculosis disease still becomes public health problem in the world especially Indonesia. However, risk factors in term environmental aspects are not getting much attention yet. It is indicated by lacking of healthy housing existence. This study aims to determine the effect of healthy housing status on incidence of pulmonary TB in Banten Province. This study is a secondary data analysis of BHS 2010 using cross-sectional design on 7.536 household members aged 15 years old above. The result showed prevalence of pulmonary TB in Banten is 1,3% (95% CI: 1,0-1,5). Multivariate analysis found an interaction between healthy housing status by economic status, those people who have unhealthy housing at low economic status 2,152 times more likely to suffer from pulmonary TB than people who have healthy housing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabiilah Risa Widaad
"Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius dimana Indonesia merupakan negara kedua dengan beban tuberkulosis tertinggi. Strategi penanggulangan penyakit tuberkulosis dapat dilakukan dengan memperkuat sistem manajemen pengelolaan obat tuberkulosis. Pengelolaan logistik yang baik dapat menjamin ketersediaan logistik yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi sistem manajemen logistik program penanggulangan tuberkulosis di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara mendalam, observasi, FGD, dan telaah dokumen. Validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kekosongan logistik yaitu pada OAT kategori anak dan pot dahak akibat tidak tersedianya stok di tingkat provinsi. Selain itu, terjadi kelebihan stok pada cartridge TCM akibat keterlambatan distribusi dari provinsi berada di waktu yang berdekatan dengan pengadaan UPTD Farmasi Kota Depok. Proses pengelolaan logistik telah dilakukan sesuai panduan. Namun, kondisi ruang penyimpanan belum sepenuhnya baik di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan dan penggunaan SITB belum maksimal. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu dengan melakukan upgrade pada sistem informasi, menguatkan monitoring dan evaluasi ketersediaan logistik, melakukan observasi pada ruang penyimpanan obat secara berkala, memperbaiki kondisi ruang penyimpanan obat, dan melakukan penguatan jaringan internet.

Tuberculosis is still become a serious health problem, where Indonesia is the second country with the highest burden of tuberculosis. Tuberculosis control strategies can be implemented by strengthening the management of tuberculosis drugs. Therefore, the purpose of this study is to discover ther overview of the implementation logistics management of the tuberculosis control program in Depok City. This research was conducted using a qualitative approach with in-depth interviews, observation, focus group discussion, and document review as the data collection methods. Validation of the data used is triangulation of sources and triangulation of methods. The results in this study indicate that there was a logistical stock out in tuberculosis drugs for children and sputum pots due to unavailability of stock at the provincial level. In addition, there was excess stock in the TCM cartridge due to delays in distribution from the province and the procurement of the Depok City Regional Pharmacy Technical Implementation Unit at the adjacent time. The logistics management process has been carried out in accordance with the guidelines. However, the condition of storage space at the level of health service facilities and the use of information systems are not entirely ideal. Suggestions that researchers can give are upgrading the information system, strengthening monitoring and evaluation of logistics availability, making periodic observations of drug storage rooms, improving drug storage room conditions, and strengthening the internet network."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfa Amidya
"Tuberkulosis paru masih menjadi beban penyakit menular di dunia, termasuk Indonesia. Angka yang masih tinggi setiap tahun mengindikasikan masih banyaknya faktor risiko penularan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta. Desain penelitian cross-sectional dipilih dengan menggunakan data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar 2018. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 11.266, yaitu jumlah responden yang berusia ≥15 tahun di DKI Jakarta. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil analisis regresi logistik multivariat menunjukkan bahwa dari sepuluh variabel yang diuji, tiga di antaranya secara statistik berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru pada penduduk usia ≥15 tahun di DKI Jakarta. Variabel yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah pendidikan (POR 1,96 95% CI: 1,16-3,301), diabetes melitus (POR 8,9 95% CI: 4,947-16,132), dan status gizi (POR 3,7 95). % CI 1.928-7.054). Peningkatan aspek promotif dan preventif dari program pengendalian tuberkulosis yang menitikberatkan pada faktor risiko diperlukan untuk mengatasi peningkatan kasus TB paru.

Pulmonary tuberculosis is still a burden of infectious diseases in the world, including Indonesia. The number which is still high every year indicates that there are still many risk factors for transmission in the community. This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of pulmonary tuberculosis in people aged ≥15 years in DKI Jakarta. The cross-sectional research design was selected using secondary data from the 2018 Basic Health Research. The number of samples used was 11,266, namely the number of respondents aged ≥15 years in DKI Jakarta. Data analysis was carried out by univariate, bivariate with chi square test, and multivariate with multiple logistic regression tests. The results of multivariate logistic regression analysis showed that of the ten variables tested, three of them were statistically related to the incidence of pulmonary tuberculosis in people aged ≥15 years in DKI Jakarta. The variables related to the incidence of pulmonary tuberculosis were education (POR 1.96 95% CI: 1.16-3.301), diabetes mellitus (POR 8.9 95% CI: 4.947-16.132), and nutritional status (POR 3.7 95). ). % CI 1,928-7,054). Increasing the promotive and preventive aspects of the tuberculosis control program that focuses on risk factors is needed to overcome the increasing cases of pulmonary TB."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jati Utari
"Saat ini Tuberkulosis TB menempati urutan kesembilan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di Indonesia ada 351.893 kasus TB pada tahun 2016, meningkat dari 330.729 kasus di tahun 2015. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Bekasi untuk angka kesembuhan Kota Bekasi pada tahun 2017 sebesar 74,2 belum ada peningkatan yang signifikan bila dibandingkan dengan angka kesembuhan tahun 2016 dan 2015 sebesar 74 yang mana target angka kesembuhan Kota Bekasi yaitu sebesar 85. Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu SITT adalah aplikasi yang digunakan dalam pelaporan TB dalam rangka pengendalian TB. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran input, proses, dan output dari pelaksanaan SITT. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi serta telah dokumen. Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dalam pelaksanaan SITT ditemukannya hambatan dimana tingkat keterampilan SDM yang berbeda dalam melakukan pelaporan melalui SITT sehingga perlu dilakukannya perbaikan seperti pelatihan, ketersediaan alat penunjang hardware dalam pelaksanaan SITT yang terbatas akibatnya percepatan proses pelaporan terhambat.

Tuberculosis TB is the ninth leading cause of death worldwide. In Indonesia there were 351,893 TB cases in the year 2016, rising from 330,729 cases in the year 2015. Based on The Health Profile of Bekasi City the healing numbers in the year 2017 of 74.2 there has not been a significant improvement than 2015 and 2016 of 74 which is the target numbers healing of Bekasi City is 85. Integrated Tuberculosis Information System ITIS is an application used in the reporting of TB in order to control TB. The purpose of this research is to overview the input, process, and output of ITIS. This is the descriptive research with qualitative approach. Data sources used by primary and secondary data obtained through in depth interviews, observation and document. This research was carried out at Bekasi Department of Health. Based on the research found that there are barriers which the human resources have a different level of skill in the reporting of TB through ITIS then it needs to be improved such as training, and also availability of supporting hardware in implementing the ITIS is limited and it makes the acceleration of the process of reporting is hampered."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeaneria Rushadi
"Penyakit Tuberkulosis paru (TB Paru) masih menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia, termasuk Indonesia. Angka penemuan kasus TB paru di Kota Sukabumi berada di urutan ke-3 tertinggi yang ada di Provinsi Jawa Barat, yaitu mencapai 75,83%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi kejadian TB paru di Kota Sukabumi.
Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol. Kriteria kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita baru TB Paru yang berusia minimal 15 tahun dan dinyatakan positif berdasarkan konfirmasi laboratorium Puskesmas, sudah diobati dengan OAT selama sekitar 4 minggu serta bertempat tinggal di Kota Sukabumi, sedangkan kriteria kontrolnya adalah tetangga terdekat dari rumah kasus yang tidak menderita TB paru, tidak memiliki gejala klinis mirip TB paru berdasarkan konfirmasi dari petugas puskesmas, berusia minimal 15 tahun dan bertempat tinggal di Kota Sukabumi. Jumlah sampel kasus adalah 58 responden, dan kontrol 58 responden.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB paru di Kota Sukabumi adalah jenis kelamin (OR 7,28; 95% CI 3,161-16,782), kepadatan hunian (OR 3,24; 95% CI 1,401-7,477), pencahayaan (OR 4,06; 95% CI 1,850-8,916), keberadaan sinar matahari di dalam ruangan (OR 3,05; 95% CI 1,206-7,687), dan kebiasaan merokok (OR 7,53; 95% CI 3,227-17,564). Hasil analisis multivariat dengan menggunakaan pemodelan regresi logistik menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki, dan pencahayaan rumah kurang dari 60 lux berhubungan dengan terjadinya TB paru. Faktor risiko yang paling dominan mempengaruhi kejadian TB paru di Kota Sukabumi berdasarkan analisis multivariat adalah jenis kelamin laki-laki (OR 5,85; 95% CI 2,384-13,821).

Pulmonary Tuberculosis remains a major cause of morbidity and mortality in the world, including Indonesia. Case Detection Rate (CDR) of pulmonary tuberculosis in Sukabumi is the 3rd highest among the cities in West Java Province, as the value reaches 75.83%. The aim of this study is to analyze the risk factor that affected pulmonary tuberculosis incident in Sukabumi in 2014.
This study used a case control design, as the criteria of the case used were new pulmonary TB patients with at least 15 years old age, are sputum smear positive confirmed by the health care laboratory, has been treated with Anti-Tuberculosis Medications for about 4 weeks, and live in Sukabumi City, whereas the control criteria were nearest neighbors of the cases that neither did suffer from pulmonary tuberculosis nor have clinical symptoms similar to pulmonary tuberculosis based on the confirmation of the clinic staff, with at least 15 years old age, and live in Sukabumi City. The number of case samples and control samples were 58 respondents, respectively.
The results of this study showed that the risk factors affecting the incidence of pulmonary tuberculosis in Sukabumi were gender (OR 7.28; 95% CI 3.161-16.782), housing density (OR 3.24; 95% CI 1.401-7.477), lighting (OR 4.06; 95% CI 1.850-8.916), sunlight existence inside the house (OR 3.05; 95% CI 1.206-7.687), and smoking habit (OR 7.53; 95% CI 3.227-17.564). Multivariate analysis using multiple logistic regression model indicated that the male gender and the house lighting less than 60 lux were associated with the occurrence of pulmonary tuberculosis. The most dominant risk factor affecting the incidence of pulmonary tuberculosis in Sukabumi was male gender (OR 5.85; 95% CI 2.384-13.821).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55983
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>