Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Turidi Susanto
"Energi listrik merupakan kebutuhan dalam menunjang kehidupan di era sekarang ini hampir di segala lini kehidupan membutuhkan listrik. Dalam penyaluran tenaga listrik selain bergantung kepada listrik yang disediakan PLN, maka pada umumnya perindustrian, perhotelan, dan sejenisnya mereka menggunakan alat bantu genset sebagai back up ketika PLN mengalami gangguan/pemadaman sementara. Panel genset merupakan pengontrolan yang dirancang untuk genset baik secara otomatis maupun manual atau yang masih bersifat konvensional maupun yang sudah bersifat digital. Dalam hal ini, maka panel kendali genset sangat diperlukan. Dalam proses pengendalian mutu dilakukan secara hati-hati, dari mulai ceklist komponen dengan melihat kesesuaian antara panel dan pesanan pelanggan. Lalu melakukan tes megger atau injek tegangan 100-150 V untuk mengetahui besaran tegangan yang terdapat pada panel, apabila tegangan kecil harus dilakukan pengecekan kembali dan jika terdapat kecacatan maka akan diperbaiki. Setelah itu dilakukannya tes simulasi sistem bersama-sama untuk mengetahui bahwa sistem sudah layak untuk dikirimkan ke pelanggan. Dalam melaksanakan semua tahapan pengendalian mutu SDM merupakan pondasi untuk mengerjakan itu semua, semakin baik SDM baik dari segi kuantitas maupun kualitas maka semakin baik juga efektivitas serta kualitas panel listrik. Pekerjaan telah diselesaikan secara profesional dan menjalankan prinsip dasar kode etik insinyur. Pekerjaan juga senantiasa memperhatikan K3L karena keselamatan manusia terkait pengendalian mutu pada listrik sangat berbahaya dan juga ada standar-standar keamanan yang harus terus dijaga di pabrik PT. Elco Power Sistem.

Electrical energy is a necessity in supporting life in this era, almost all lines of life require electricity. In the distribution of electricity, apart from depending on the electricity provided by PLN, in general industry, hotels, and the like they use generators as a back-up tool when PLN experiences temporary interruptions/blackouts. The generator panel is a control designed for generators, both automatically and manually, analog or digital. In this case, the generator control panel is needed. In the quality control process, it is carried out carefully, starting from the component checklist by looking at the suitability between the panel and the customer's order. Then do a megger test or inject a voltage of 100-150 V to find out the amount of voltage contained in the panel, if the voltage is small it must be checked again and if there is a defect it will be repaired. After that, a system simulation test was carried out together to find out that the sistem was feasible to be sent to customers. In carrying out all stages of quality control, human resources are the foundation for doing all of this. The better the human resources, both in terms of quantity and quality, the better the effectiveness and quality of the electrical panels. The work has been completed professionally and adheres to the basic principles of the engineer's code of ethics. The work also always pays attention to K3L because human safety related to quality control in electricity is very dangerous and there are also safety standards that must be maintained at PT. Elco Power Sistem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Permata Kusumah
"Agar dapat bersaing dalam era globalisasi nanti.diperlukan sistem standar mutu yang diterima dan dilalui oleh masyarakat Internasional. Sistem standar mute yang diterapkan tersebut adalah ISO 9000. Penerapan sistem standar mutu ISO 9000 pada perusahaan pengembang akan menaikkan daya saing perusahaan tersebut baik di dalam maupun luar negeri.
PT Metropolitan Land sebagai perusahaan pengembang yang membangun perumahan Menteng Metropolitan di daerah Cakung - Jakarta Timur telah menerapkan sistem standar mutu ISO 9090. Hal ini merupakan komitmen perusahaan terhadap peningkatan kualitas mute demi memenuhi kepuasan konsumen yang pada akhimya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Sistem standar mute yang diterapkan perusahaan pengembang PT Metropolitan Land adalah ISO 9002.
Salah satu elemen dari sistem standar mutu ISO 9002 adalah prosedur tindakan perbaikan dan pencegahan. Tindakan perbaikan dan pencegahan merupakan bagian dari proses pengendahan proyek dalam usaha mencapai mutu yang diinginkan. Tindakan perbaikan dilakukan guna mengatasi terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian sehingga mute yang diharapkan akan tercapai. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau ketidaksesuaian sehingga tidak perlu lagi, melakukan perbaikan. Prosedur tindakan perbaikan dan pencegahan yang diterapkan pads PT. Metropolitan Land bertujuan untuk memastikan kekurangan dan ketidaksesuaian yang tedadi pada masa pembangunan rumah dan mass perawatan, khususnya keluhan dari pembeli pada masa tersebut, agar dapat segera diatasi dan dicegah terulang kembali. Prosedur tindakan perbaikan mencakup : Penanganan secara efektif atas keluhan pembeli dan laporan ketidaksesuaian produk. Penyelidikan atas sebab-sebab ketidaksesuaian yang berkaitan dengan produk, proses dan sistem mute, dan perekaman hash-hasil penyelidikan. Penentuan tindakan perbaikan yang diperlukan. Pelaksanaan pengendahan untuk menjamin bahwa tindakan perbaikan diambil dan bahwa tindakan perbaikan itu efektif. Prosedur tindakan pencegahan mencakup : Pengunaan sumber informasi yang tepat seperti misalnya proses atau operasi kerja yang mempengaruhi mutu produk, hasil audit, rekaman mutu, laporan jasa, dan keluhan pembeh guna mendeteksi, menganalisis, dan. menghilangkan sebab-sebab ketidaksesuaian yang potensial. Penentuan langkah-langkah yang diperlukan yang berkaitan dengan setiap masalah yang memerlukan tindakan pencegahan. Memulai tindakan pencegahan dan pelaksanaan pengendaban untuk menjamin bahwa tindakan ini efektif. Menjamin bahwa informasi yang tepat tentang tindakan yang diambil disampaikan untuk dikaji oleh manajemen."
2001
S35642
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santo Kurniawan
"
ABSTRAK
P.T. Texrnaco Perkasa Engineering (TPE) merupakan anak
perusahaan dari Texmaco grup yang kini mempekerjakan sedikitnya 22000
karyawan Perusahaan ini bergerak dibidang industri, dimana bermacam-
macam barang di produksi di sini, dari mesin tekstil, mesin CNC, jasa,
sampai komponen-komponen otomotip seperti engine blocks, cylinder
heads, liywheels, komponen-komponen suspensi dan Iain sebagainya.
Salah satu dari komponen yang diproduksinya adalah lower control arm.
Dalam memproduksi lower control arm ini P.T. TPE berperan sebagai Salah
satu suplier komponen bagi GMBI (General Motor Buana Indonesia)
produsen mobil jenis Opei Blazer- Lower Control Arm ini salah satu
komponen suspensi dan bersifat life part.
Karena mutu merupakan faktor dasar dari dipilin atau tidaknya suatu
barang atau jasa oleh konsumen, maka produsen yang mampu menjaga
mutu produknya dan mempunyai efisiensi yang tinggi akan dapat tetap
bertahan. Untuk dapat mencapai tahap tersebut diperlukan perpaduan
teknologi dan manajemen yang baik dalam hal ini sistem pengendalian
mutu. Teknologi berperan sebagai alat bantu untuk mencapai tingkat
kualitas yang sesuai dengan standar tertentu yang kita inginkan, sedangkan
sistem pengendalian mutu merupakan alat bantu untuk mempertahankan
kualitas tersebut tetap terjaga dengan biaya yang tetap efisien.
"
1997
S36243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ihsan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Baduaman
"Dalam persaingan pasar sekarang ini dimana tuntutan pelanggan akan produk berkualitas semakin tinggi dan harga bersaing membuat industri manufaktur PT.TM harus me]akukan perbaikan terus menerus (enterprises require a process of continuous, on-going improvement in order to maintain and enhance productivity and competitive edge). Penerapan QCC sebagai pengendali mutu dapat melakukan perbaikan dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas, produktifitas, menurunkan ongkos produksi dan keselamatan lingkungan. Di lini produksi painting di tiap seksi menjadikan suatu sistem pelanggan dan pemasok dimana sebelum berlanjut ke seksi berikutnya diusahakan untuk menghasilkan nol cacat dalam hal ini diharapkan produk yang akan diterima pasar benar-benar sesuai dengan harapan pelanggan yang menjadi pengguna akhir produk tersebut.
Dari Penelitian yang dilakukan ditemukan perbedaan cacat-cacat yang timbuI sebelum dan sesudah penelitian dengan penerapan QCC dilakukan. Angka perubahan menunjukkan rata-rata cacat sebelumnya sebesar :
- PTC-ED 2.20 defects/Unit
- Surfacer 13.48 defects/unit
- Top Coat 5.44 defects/unit
- In Process 2.76 defects/unit
- Next Process 0.13 defect/unit
- OK Ratio 98.88 %
- OK Ratio sebesar 94,88 %
Ongkos produksi per unit di departemen painting dapat diturunkan mulai Januari Desember 2003 seperti berikut ini :
Target yang ditetapkan pemsahaan sebesar Rp. L219.714,- menjadi Rp. 1.114.091,- ; dari Rp. 1.213.561,- menjadi Rp.1.027.908,- ; Dari Rp.1.207.408,- menjadi Rp. 997.741,-; dari Rp. L229.530,- menjadi Rp. 1.028.752,- ; dari Rp. 1.222.839,- menjadi Rp. 1.053.231,- ; dari Rp. 1.216.148 menjadi Rp. 1.093.525.- ; dari Rp. 1.029.457,- menjadi Rp. 1.089.820,- ; dari Rp.1.202.766,- menjadi Rp. 1.070.980,- ; dari Rp 1.196.074,- menjadi Rp. 1.196.074,- menjadi Rp. I. 106.227,- ; dari Rp. 1.189.382,- menjadi Rp. 1.023.641,- ; dari Rp. 1.182.690,- menjadi Rp.970.190,- ; dari Rp. 1.175.998,- menjadi Rp. 1.032.116,-

In a competitive market, where the demand of Customer about high quality more increasing, where PT. TM manufacturing enterprises require a process of continuous, on-going improvement in order to maintain and enhance productivity and competitive edge. The use of QCC as methodology process continuous improvement has been increasingly playing a critical role in any quality improvement, cost reduction, better productivity, safety of environment. Line production of painting each work station be a system supilier and customer for producing zero defects before continue the product to ono/her section in hope the real customer will receive the conformance? requirements, that the end user.
The research that had been done, found the difference of defects before and after application of QCC. Difference nominal show us the average of defects as :
- PTC-ED 2.20 defects/Unit
- Surfacer 13.48 defects/unit
- Top Coat 5.44 defects/unit
- In Process 2.76 defects/unit
- Next Process 0.13 defect/unit
- OK Ratio 98.88 %
Production cost per unit in painting department can be decreased through January-December 2003 as follows:
Target cost :
Rp. 1.219.714,- actual Rp. 1.114.091, (January)
Rp. Rp. 1.213.561,- actual Rp,1.027.908, ( February)
Rp.1.20 7. 408,- actual Rp. 997.741, (March)
Rp. 1.229.530,- actual Rp. 1.028.752, (April)
Rp. 1.222.839,- actual Rp. 1.053.231, (May)
Rp. 1.216.148 actual Rp. 1.093.525, -(June)
Rp. 1.029.457,- actual Rp. 1.089.820, (July)
Rp.1.202. 766,- actual Rp. 1.070.980, -(August)
Rp 1.196.074, - actual Rp. 1. 106.227, (September)
Rp. 1.189.382,- actual Rp. 1.023.641, (Oktober)
Rp. 1.182.690,- actual Rp.970.190, - (Novvember)
Rp. 1.175.998, - actual Rp. 1.032.116,-. (December)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Pandaswita
"Pelatihan sudah lama dan sering dilakukan tetapi sampai sejauh ini masih banyak yang dipertanyakan tentang keberhasilan penerapan TQC melalui penyebar luasan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Penelitian ini bersifat evaluasi mengenai bagaimana penerapan TQC yang dilaksanakan serta keberhasilan dan hambatan-hambatan apa yang dirasakan dalam usaha melakukan penerapan TQC.
Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian, peneliti berusaha melakukan pendekatan pemikiran berdasarkan Kerangka Teori mengenai TQC dan QCC yang diungkapkan oleh beberapa orang ahli seperti Menurut Feigenbaum, Pembinaan Produktivitas Tenaga Kerja (BINPROTEK)- Departemen Tenaga Kerja, Nippon Kayuku company, Mike Robson (terjemahan), dan lain-lain.
Sementara itu Metoda Penelitian yang dipergunakan melalui pendekatan metode (studi) kualitatif deskriptif persentase dan data yang dipergunakan adalah Ex-Post Facto serta pengambilan data melalui purposive sampling.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan dilengkapi dengan wawancara mendalam yang disertai dengan studi dokumentasi berkaitan dengan penerapan dan perkembangan TQC/QCC. Kesungguhan dan kesepakatan terhadap pelaksanaan penerapan TQC di PT. Unitex-Bogor, secara umum ternyata mendapatkan kategori penilaian dengan cakupan nilai B (Baik).
Hasil Pelaksanaan Penerapan di Tingkat kelompok OCC. Secara umum ternyata pelaksanaan tersebut mendapatkan kategori penilaian dengan cakupan nilai B (Baik).
Hasil Penghematan (Efisiensi) dari Kegiatan TQC/QCC selama melakukan kegiatan TQC/QCC beberapa kelompok telah menyumbangkan hasil berupa penghematan sebesar Rp. 2.434.941.275,- atau sebesar 96,4 persen ( 96,4 %) selama waktu 1 [satu tahun].
Meskipun terjadi hambatan dalam irnplementasi TQC, tetapi kegiatan TQC/QCC terns dilakukan dan didukung dengan penuh oleh pihak manajemen dimana perangkat-perangkat lunak penerapan sudah dikuasai oleh para anggota QCC.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa dan menyempurnakan keseluruhan operasi perusahaan mulai dari bahan baku sampai kepada produk ahir dan siap dikirim, dengan demikian evaluasi ini merupakan cara yang efektif untuk menemukan, meneliti, menganalisa sebab-sebab terselubung suatu persoalan mutu dan sekaligus memecahkan setiap persoalan yang mungkin terjadi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T5914
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smith, C.S.
London : Pitman, 1969
658.562 SMI q
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M Yoga Distra Sudirman
"ABSTRAK
Penyediaan sistem informasi (SI) dan teknologi informasi (TI) yang baik dan mengatur segala bentuk layanan terkomputerisasi merupakan tugas pokok dari Bagian Perencanaan Sistem Informasi (BPSI) Sekolah Tinggi Teknik – Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tingginya angka keluhan mengenai layanan infrastruktur baik SI maupun jaringan yakni terdapat rata-rata gangguan 160 dalam bentuk layanan jaringan dan 170 bentuk layanan SI sesuai dengan laporan yang diterima melalui SMS center keluhan sistem kampus. Sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) didalam renstra BPSI tahun 2011-2016 bahwa sesuai dengan laporan gangguan tersebut sudah melampaui batas SLA yang telah direncanakan, sehingga terdapat kesenjangan antara layanan yang diberikan dengan layanan yang sesuai direncanakan.
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan akan dilakukan menggunakan model 3Quality. Model ini telah sukses dapat menilai tingkat kualitas yang telah diberikan kepada pengguna. Data akan dianalisis menggunakan tahapan yang terdapat pada Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan data primer yang langsung di dapat dari responden yakni pengguna SI/TI STT-PLN. Hasil analisis akan di dapat hipotesis yang valid sesuai dengan hasil analisis. Hasil tersebut akan menjadi menjawab pertanyaan penelitian yang dikemukakan pada indentifikasi permasalahan.
Hasil kesimpulan menyatakan terdapat beberapa hipotesis yang sesuai dengan analisis yang telah dijalankan melalui beberapa tahapan yang diberikan didalam SEM. Terdapat sembilan hipotesis yang valid dan delapan lainnya dinyatakan tidak valid sesuai dengan hasil analisis SEM. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat meneliti untuk mengevaluasi sistem yang telah berjalan di institusi pendidikan lainnya dengan meningkatkan ke dalaman model yang ditawarkan oleh 3Quality. Peneliti menganggap bahwa model ini masih dapat dikembangkan agar benar-benar memenuhi kebutuhan institusi dalam mengevaluasi SI/TI yang diberikan kepada pengguna.

ABSTRACT
Provision of information systems ( IS ) and information technology ( IT ) is good and regulates all forms of computerized services are the main duties of the Department of Planning Information Systems ( BPSI ) Sekolah Tinggi Teknik – Perusahaan Listrik Negara (PLN). The high number of complaints about service either IS or network infrastructure there is an average of 160 disturbances in the form of network services and 170 forms of IS services according to reports received via SMS center keluhan campus system. In accordance to Service Level Agreement (SLA) in 2011 to 2014 that including in BPSI strategic plan, according to the disturbance report excessive and SLAs that have been planned, so there is a gap between the services provided with the appropriate services are planned.
Methods of data collection is using questionnaires. Measurement of quality of information, quality system and quality of service will be conducted using the 3Quality model. This model has been successfully able to assess the level of quality that has been given to the user. Data will be analyzed using the steps contained in the Structural Equation Modeling (SEM) by using primary data from respondents directly to the user / IT STT-PLN. The results of the analysis will be valid hypotheses in accordance with the results of the analysis. The results of the research will be to answer questions raised in the identification problem.
The results are some of the conclusions stated in accordance with the hypothesis with that analysis has been run through several stages given in the SEM. There is nine hypothesis that valid and eight more are not valid according to result of SEM analysis. Suggestions for further research is to investigate to evaluate systems that have been running in other educational institutions to increase the depth to the models offered by 3Quality model. Researchers believe that this model can still be developed in order to really meet the needs of the institution in evaluating IS / IT are given to the user."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Farrahdina
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pelaksana quality control dalam pengendalian mutu pelatihan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto. Penelitian ini dilakukan karena peneliti melihat adanya penurunan kinerja pelaksana QC. QC melakukan pengujian atau verifikasi dan penilaian kesesuaian penyelenggaraan pelatihan dengan standar yang ditetapkan, atau kesesuaian penyelenggaraan dengan rencana yang telah dibuatnya. QC diilakukan mulai dari input, proses dan output. Teori yang digunakan untuk melihat kinerja pelaksana QC adalah teori Gibson (1987) yang terdiri dari tiga variabel yang mempengaruhi kinerja yaitu variabel individu, variabel psikologis, dan variabel organisasi.
Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan desain mixed method (metode penelitian kombinasi) yaitu suatu metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif. Penelitian ini menggunakan Sequential Explanatory Design dimana pengumpulan dan analisis data kuantitatif dilakukan pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap ke dua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama.
Hasil dari penelitian ini adalah gambaran kinerja dari Pelaksana Quality Control Di BBPK Ciloto termasuk baik yaitu sebesar 70,19, faktor individu yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan, faktor psikologi yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi, tidak ada faktor organisasi yang mempengaruhi kinerja, tetapi mempengaruhi hubungan kemampuan dengan kinerja yaitu kepemimpinan dan desain pekerjaan, faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja pelaksana Quality Control adalah kemampuan.

Thesis discusses the factors that affect the performance of implementing quality control in quality control training at the Center for Health Training (BBPK) Ciloto. This research was conducted because researchers saw a decrease in the performance of executing QC. QC or verification testing and conformity assessment training organization with established standards, or implementation conformance with the plans that have been made. QC diilakukan start of input, process and output. Theory is used to see the performance of the implementing QC is the theory of Gibson (1987) which consists of three variables that affect the performance of the individual variables, psychological variables, and organizational variables.
This study is a cross-sectional study with a mixed method design (a combination of research methods) is a research method that combines quantitative and qualitative methods to be used together in order to obtain more comprehensive data, valid, reliable, and objective. This study uses Sequential Explanatory Design where quantitative data collection and analysis conducted in the first phase, followed by the collection and analysis of qualitative data in the second stage, in order to strengthen the results of quantitative research conducted in the first phase.
The results of this study is an overview of the performance of the Executive Quality Control In BBPK Ciloto included both in the amount of 70.19, the individual factors that affect the performance is the ability, psychological factors affecting performance is the motivation, there is no organizational factors that affect performance, but the ability to affect the relationship with the leadership and performance of the design work, the most dominant factor affecting the performance of the implementing Quality Control is the ability."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T34958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryadi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>