Ditemukan 236033 dokumen yang sesuai dengan query
Kheysan Farrandie
"Di Indonesia, sektor konstruksi menempati urutan pertama dengan angka kecelakaan kerja yang tinggi. Konstruksi dan manufaktur menjadi sektor dengan tingkat kecelakaan tertinggi, yakni 32 persen. Pemerintah Republik Indonesia telah memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di wilayah Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Akan ada banyak konstruksi yang terjadi di IKN. Di Indonesia, semua proyek konstruksi harus merencanakan keselamatan konstruksinya yang sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2022 dan salah satunya adalah pembuatan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan atau RMLLP sebagai bagian dari Dokumen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK). Ada tiga tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) Mengidentifikasi sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP); (2) Mengidentifikasi hambatan dan strategi yang digunakan untuk menyempurnakan Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) dengan Permen PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri No.10 Tahun 2022, dan (3) Mengidentifikasi indikator dari Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) yang mempunyai pengaruh besar terhadap performa keselamatan konstruksi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat 8 subvariabel sebagai komponen penyusun dokumen RMLLP yaitu Informasi Proyek, Analisis Arus Lalu Lintas, Pelaksanaan Manajemen Lalu Lintas Kerja, Laporan Kegiatan, Kendaraan ODOL, Hambatan Samping Jalan, Kompetensi Pengemudi Kendaraan Angkutan, dan Kepemilikan Sertifikasi Laik Fungsi Peralatan. Strategi juga disusun dalam penelitian ini didasarkan pada ketidakpatuhannya terhadap indikator perbaikan dokumen RMLLP. Indikator terpenting dalam pembuatan dokumen RMLP untuk meningkatkan performa keselamatan konstruksi menggunakan metode Relative Importance Index atau RII dengan urutan sebagai berikut: (1) Petugas Bendera, (2) Rencana Koordinasi dengan Instansi Terkait, (3) Rambu Lalu Lintas dan Alat Persinyalan Lalu Lintas, (4) Analisis Arus Lalu Lintas, dan (5) Material dan Peralatan.
In Indonesia, the construction sector ranks first with a high number of work accidents. Construction and manufacturing are the sectors with the highest accident rate, which is 32 percent. The Government of the Republic of Indonesia has decided to move the Capital of the Republic of Indonesia from the Special Capital Region of Jakarta (DKI Jakarta) to Ibu Kota Nusantara (IKN) in the East Kalimantan region specifically at North Penajam Paser Regency and Kutai Kartanegara Regency. There will be a lot of construction going on in the IKN. In Indonesia, all the construction project must plan their construction safety that comply with the Permen PUPR Nomor 10 Tahun 2021 and Surat Edaran Menteri PUPR Nomor 10 tahun 2022 and one of them is the creation of the Rencana Manajemen Lalu Lintas or RMLLP as part of the Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) document. There are three objectives in this research which are: (1) To identify the sub-variables and indicators that could influence the creation of Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP); (2) To identify barriers and strategies used to improve Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) based on the non-compliance of the Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) with the Permen PUPR No. 10 tahun 2021 and Surat Edaran Menteri No.10 of 2022, and (3) To identify the indicators from Rencana Manajemen Lalu Lintas Pekerjaan (RMLLP) that could have major influence on the construction safety performance. The results of this research are found that there are 8 sub-variables as the components in composing RMLLP document which are Project Introduction, Traffic Flow Analysis, Implementation of Work Traffic Management, Activity Report, ODOL Vehicle, Side Road Barriers, Transport Vehicle Driver Competency, and Possession of Equipment’s Function Eligible Certification. The strategies also composed in this research based on its non- compliance of the indicators to improve the RMLLP document. The most important indicators in creating the RMLLP document to improve the construction safety performance using Relative Importance Index or RII method in the following order: (1) Flagmen, (2) Coordination Plan with Relevant Institutions, (3) Traffic Signs and Traffic Signaling Devices, (4) Traffic Flow Analysis, and (5) Materials and Equipment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Christhoper Aldy Jivanka
"Pada tahun 2019, Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan pemindahan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur yang menimbulkan kontroversi yang cukup besar terkait dampak pemindahan tersebut terhadap lingkungan di wilayah tersebut. Proyek konstruksi itu kemungkinan besar memperparah isu dominan di wilayah yang bersangkutan yaitu laju deforestasi dan polusi. Tujuan dari penelitian ini ada 3 (tiga) yang meliputi: (1) Menentukan subvariabel dan indikator yang dapat mempengaruhi penyusunan Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL); (2) Menetapkan hambatan dan komponen dokumen Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) yang sesuai dengan pedoman Menteri PUPR No. 10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri PUPR No. 10 Tahun 2022; dan (3) Menentukan indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi ahli dan survei responden sebanyak 50 responden. Analisis benchmarking dilakukan untuk mengetahui kesesuaian dokumen RKPPL dengan regulasi yang menentukan strategi, dan analisis Relative Importance Index (RII) unduk menentukan indikator dokumen RKPPL yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Hasil penelitian ini meliputi 7 (tujuh) sub variabel penyusun dokumen RKPPL yaitu: (1) pendahuluan; (2) badan; (3) penggunaan air; (4) pengelolaan sampah; (5) efisiensi energi; (6) perlindungan ekosistem; dan (7) pengelolaan benda purbakala yang memuat 16 indikator yang perlu termasuk dalam dokumen RKPPL. Strategi dalam rangka meningkatkan kualitas dokumen RKPPL ditentukan dengan menganalisis ketidaksesuaian dokumen RKPPL terhadap peraturan. Indikator dokumen RKPPL yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi adalah: (1) Data Teknis; (2) Pengelolaan Limbah Cair; (3) Perlindungan Flora dan Fauna; (4) Pengelolaan Limbah Udara; (5) Pengelolaan Sampah Padat; dan (6) Perlindungan Ekosistem dari Spesies Tumbuhan Invasif.
In 2019, the Indonesian president, Joko Widodo, announced the relocation of the Indonesian capital from Jakarta to East Kalimantan which made quite a big controversy regarding the effects of the relocation to the environment in the region. The construction project is most likely exacerbating the dominant issue in the region which is the deforestation rate and pollution. There are 3 (three) objectives of this research which includes: (1) To determine the sub-variables and indicators that could influence the creation of the Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL); (2) To determine the barriers and components of the Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (RKPPL) document that corelate to the Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 and Surat Edaran Menteri PUPR No. 10 Tahun 2022 guidelines; and (3) To determine the indicators that could have a major influence on the construction safety performance. The methodology used for this research is expert validation and a respondent survey with 50 respondents. Benchmarking analysis is conducted to determine whether the RKPPL document complies with the regulations, which determines the strategies, and a Relative Importance Index (RII) analysis which determines the indicators of the RKPPL document that is a major influence to the construction safety performance. The results of this study involve the 7 (seven) sub-variables that makes up the RKPPL document which are the: (1) introduction; (2) body; (3) water usage; (4) waste management; (5) energy efficiency; (6) ecosystem protection; and (7) archaeological items management which contain the 16 indicators that is needed to be included in the RKPPL document. The strategies in order to improve the quality of the RKPPL document is determined by analysing the non-compliance of the RKPPL document to the regulations. The indicators of the RKPPL document that have a major influence to the construction safety performance are the: (1) Data Teknis; (2)Pengelolaan Limbah Cair; (3) Perlindungan Flora dan Fauna; (4) Pengelolaan Limbah Udara; (5) Pengelolaan Limbah Padat; and (6) Perlindungan Eksosistem dari Spesies Tumbuhan Invasif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adam Putrayani
"Industri konstruksi merupakan kontributor utama kecelakaan kerja di Indonesia, terhitung sekitar 32% dari seluruh insiden. Dan, karena pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk membangun ibu kota baru untuk meminimalkan beban terhadap Jakarta sekaligus mendorong pemerataan perkembangan, proyek besar ini akan mencakup sejumlah besar kegiatan konstruksi. Akibatnya, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) sangat penting dalam membangun tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tiga tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); (2) Mengidentifikasi kendala dan strategi yang digunakan untuk menyempurnakan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dengan Permen PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri PUPR No.10 Tahun 2022 ; dan (3) Menentukan indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Penelitian ini menghasilkan lima subvariabel, yaitu sebagai berikut: (1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; (2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi; (3) Dukungan Keselamatan Konstruksi; (4) Operasi Keselamatan Konstruksi; dan (5) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi. Dalam studi ini, juga dikembangkan strategi berdasarkan hambatan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK). Indikator yang dominan dalam penyusunan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) untuk meningkatkan performa keselamatan konstruksi dengan menggunakan metode Relative Importance Index (RII) adalah sesuai urutan sebagai berikut: (1) Komitmen Keselamatan Konstruksi; (2) IBPRP; (3) Rencana Aksi; (4) Kesiapsiagaan dan Tanggap Kondisi Darurat; (5) Kompetensi Tenaga Kerja; dan (6) Evaluasi.
The construction industry was the leading contributor to occupational accidents in Indonesia, accounting for around 32% of all incidents. And, because the Indonesian government has decided to build a new capital city in order to minimize the pressure on Jakarta while also promoting equitable growth, this major project will include a huge number of construction activities. As a result, the occupational health and safety management system (OHSMS) is critical in establishing a safe, efficient, and productive workplace. The three main objectives of this study are as follows: (1) To identify the subvariables and indicators that could influence the creation of Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); (2) To identify the barriers and strategies used to improve Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) based on the non-compliance of the Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) with Permen PUPR No.10 of 2021 and Surat Edaran Menteri PUPR No.10 of 2022; and (3) To identify the indicators that could have a major influence on the construction safety performance. This study produced five sub-variables, which are as follows: (1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; (2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi; (3) Dukungan Keselamatan Konstruksi; (4) Operasi Keselamatan Konstruksi; and (5) Evaluasi Kinerja Keselamaan Konstruksi. In this study, strategies are also developed based on the barriers caused by the non-compliance in order to improve the Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) document. The dominant indicators in creating the RKK document to improve the construction safety performance using the Relative Importance Index (RII) method are according to the following order: (1) Komitmen Keselamatan Konstruksi; (2) IBPRP; (3) Rencana Tindakan; (4) Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat; (5) Kompetensi Tenaga Kerja; and (6) Evaluasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Daffa Rafi Usamah
"Sektor konstruksi menempati urutan tertinggi untuk kecelakaan kerja sebesar 30%, dianggap sebagai penyumbang kecelakaan kerja tertinggi di Indonesia. Penyebab kecelakaan kerja di industri konstruksi berasal dari 67,69% kontraktor yang tidak menaati peraturan. Pada tahun 2019, pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Karena pemindahan ibu kota Indonesia akan menghasilkan banyak proyek konstruksi, maka penting untuk merencanakan dokumen yang mencegah risiko dan memastikan bahwa kontraktor mematuhi peraturan. Penelitian ini memiliki 3 tujuan, yaitu: (1) menganalisis sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); (2) mengidentifikasi hambatan dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dengan Peraturan Menteri PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri No. 10 Tahun 2022; (3) mengidentifikasi indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi dari 3 orang pakar dan survei terhadap 50 responden dengan menggunakan metode Relative Importance Index. Hasil dari penelitian ini diperoleh 8 sub-variabel dengan 24 indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Dokumen RMPK yaitu: (1) informasi proyek; (2) struktur organisasi; (3) jadwal kerja; (4) gambar dan spesifikasi; (5) tahapan kerja; (6) work method statement; (7) inspeksi dan pengujian; (8) pengendalian sub-kontraktor/vendor. Strategi tersebut didasarkan pada ketidakpatuhan dalam rangka meningkatkan kualitas Dokumen RMPK. Indikator terpenting yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi terdiri dari: (1) gambar; (2) spesifikasi; (3) aspek keselamatan konstruksi; (4) jadwal pelaksanaan; (5) pengguna jasa dan tahapan pekerjaan.
The construction sector ranks the highest for work accidents at 30%, considered to be the highest contribution of work accidents in Indonesia. The cause of work accidents in construction industry comes from 67.69% of contractor that are not following the regulations. In 2019, the government decides to relocate Indonesia’s capital city to Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, East Kalimantan. Since the relocation of Indonesia’s capital city will produce a lot of construction project, then it is important to plan documents that prevent risks and making sure that contractors follow the regulations. There are 3 objectives of this research, which are: (1) to analyse the sub-variables and indicators that could influence the creation of Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); (2) to identify barriers and strategies used to improve Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) based on the non-compliance of the Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) with the Permen PUPR No.10 of 2021 and Surat Edaran Menteri No.10 of 2022; (3) to identify the indicators from that have Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) a major influence on the construction safety performance. The method used for this research is validation from 3 experts and a survey towards 50 respondents using Relative Importance Index method. The results of this research are obtaining 8 sub-variables with 24 indicators that can influence the creation of RMPK Documents which are: (1) project information; (2) organizational structure; (3) work schedule; (4) drawings and specification; (5) work stages; (6) work method statement; (7) inspection and tests; (8) control of sub-contractor/vendor. The strategies based on the non-compliance in order to increase the quality of RMPK Document. The most important indicators that have major influence towards the performance of construction safety consisting of: (1) gambar; (2) spesifikasi; (3) aspek keselamatan konstruksi; (4) jadwal pelaksanaan; (5) pengguna jasa and tahapan pekerjaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yusuf Latief
"Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah sistem perlindungan bagi pekerja dan jasa konstruksi yang meminimalkan dan menghindari kerugian moral dan material, kehilangan waktu kerja dan keselamatan orang dan lingkungan, yang kemudian dapat didukung secara lebih efektif dan efisien. Petunjuk pengenalan SMK3 di Indonesia diatur dengan nomor urut Permen PUPR No. 10 Tahun 2021. Penelitian ini memberikan sasaran dan program keselamatan konstruksi terkhusus pada pekerjaan struktur atas bangunan Gedung bertingkat tinggi di Kawasan UI Depok.Analisis data dilakukan dengan menyusun dan mendiskusikan hasil wawancara dengan para pakar K3. Kemudian, hasil observasi di lokasi proyek atau observasi langsung dan hasil evaluasi SMK3. Data dan studi literatur yang tersedia sebagai bahan pendukung. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa sasaran dan program keselamatan konstruksi perlu dilakukan dan dirancang sejak masa pra konstruksi agar dapat mengidentfikasi bahaya dan risiko untuk setiap aktivitas pekerjaan. Pelaksanaan sasaran dan program keselamatan konstruksi telah memberikan dampak positif yang berkelanjutan berdasarkan penelitian terdahulu, sehingga diperlukan adanya sasaran dan program keselamatan konstruksi yang diterapkan pada Kawasan UI Depok.
The Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) is a protection system for construction workers and services that minimizes and avoids moral and material losses, lost work time, and the safety of people and the environment, which can then be supported more effectively and efficiently. Instructions for introducing OHSMS in Indonesia are regulated by the serial number of PUPR Ministerial Decree No. 10 of 2021. This research provides targets and construction safety programs specifically for installing superstructures on the UI Depok area high-rise buildings. Data analysis was carried out by compiling and discussing the results of interviews with OHS experts. Then, the results of observations at the project site or direct observation. Furthermore, OHSMS evaluation results -Data and literature studies are available as supporting materials. Based on this research, it was concluded that construction safety goals and programs need to be carried out and designed from pre-construction to identify hazards and risks for each work activity. The implementation of construction safety goals and programs has had a sustainable positive impact based on previous research, so it is necessary to have construction safety goals and programs implemented in the UI Depok area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Tiara Permata Herbani
"Salah satu Proyek Strategis Nasional yang sedang menjadi fokus perhatian di Indonesia adalah pembangunan pemindahan Ibu Kota Negara. Undang-undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) disahkan DPR pada 18 Januari 2022 dan kemudian Presiden Joko Widodo telah resmi menandatangan pada 15 Februari 2022. Aspek yang perlu diperhatikan dalam proyek konstruksi pemindahan IKN adalah tingkat risiko yang tinggi khususnya dalam aspek K3. Namun, dikutip dari data BPJS, kecelakaan kerja di konstruksi meningkat dari 114.000 di tahun 2019 menjadi 177.000 jumlah kasus di tahun 2020. Hampir setiap tahunnya sektor konstruksi menyumbang 32% dari total kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Salah satu upaya meningkatkan keselamatan konstruksi adalah dengan memberbaiki perilaku dan kondisi yang tidak selamat (unsafe behavior and unsafe condition) para pekerja. Perilaku ini dapat diperbaiki dengan meningkatkan iklim keselamatan (safety climate) yang diyakini sebagai indikator kuat menilai kinerja keselamatan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indikator apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur iklim keselamatan serta pengaruhnya untuk meningkatkan kinerja keselamatan pada proyek konstruksi pembangunan Ibu Kota Negara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi pakar, survei kuesioner, dan pengolahan data menggunakan analisa deskriptif dan korelasi spearman menggunakanStatistical Product for Service Solution (SPSS). Secara keseluruhan, iklim keselamatan konstruksi pada existing proyek pembangunan IKN memiliki nilai sangat baik, dan miliki hubungan korelasi cukup kuat dengan kinerja keselamatan. Dari hasil tersebut, penulis merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan iklim keselamatan dan kinerja keselamatan pada proyek pembangunan IKN di Indonesia.
One of the National Strategic Projects that is currently the focus of attention in Indonesia is the development of the relocation of the National Capital City. Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 concerning the National Capital City (IKN) was passed by the DPR on January 18, 2022 and then President Joko Widodo has officially signed on February 15, 2022. An aspect that needs to be considered in the IKN relocation construction project is the high level of risk, especially in the K3 aspect. However, quoted from BPJS data, work accidents in construction increased from 114,000 in 2019 to 177,000 total cases in 2020. Almost every year the construction sector accounts for 32% of the total cases of work accidents in Indonesia. One of the efforts to improve construction safety is to improve the unsafe behavior and unsafe conditions of workers. This behavior can be improved by improving the safety climate, which is believed to be a strong indicator of safety performance. Therefore, this research aims to find out what indicators can be used to measure the safety climate and its effect on improving safety performance in the construction project for the construction of the National Capital City. The methods used in this research are expert validation, questionnaire survey, and data processing using descriptive analysis and spearman correlation using Statistical Product for Service Solution (SPSS). Overall, the construction safety climate in the existing IKN development project has a very good value, and has a fairly strong correlation relationship with safety performance. From these results, the author formulates recommendations to improve the safety climate and safety performance on the IKN construction project in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siregar, Willy Resnick
"Industri konstruksi merupakan sektor dengan risiko pekerjaan yang sangat tinggi, yang mencakup berbagai tahap pelaksanaan proyek, termasuk penggunaan subkontraktor. Dalam konteks proyek di Indonesia, kecelakaan kerja merupakan masalah serius yang mempengaruhi proyek, perusahaan yang terlibat, masyarakat sekitar, dan pekerja secara keseluruhan. Dalam upaya meningkatkan kinerja keselamatan di proyek ini, pengembangan budaya keselamatan konstruksi, khususnya di kalangan subkontraktor menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan strategi yang fokus pada pengembangan budaya keselamatan di kalangan subkontraktor selama fase pelaksanaan konstruksi proyek di Indonesia Dalam upaya ini, penting untuk melibatkan peran aktif dari semua pihak terlibat, termasuk subkontraktor, untuk memastikan bahwa keselamatan menjadi nilai sentral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil selama pelaksanaan proyek. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan panduan praktis bagi proyek-proyek konstruksi di masa depan, terutama yang melibatkan subkontraktor, dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berbudaya keselamatan.
The construction industry is a sector with very high occupational risks, encompassing various stages of project implementation, including the use of subcontractors. In the context of projects in Indonesia, workplace accidents represent a serious issue that impacts the project, the involved companies, the surrounding community, and workers as a whole. To improve safety performance on these projects, the development of a safety culture in construction, particularly among subcontractors, is of critical importance. Therefore, this study aims to develop strategies focused on fostering a safety culture among subcontractors during the construction phase of projects in Indonesia. In this effort, it is essential to involve the active participation of all stakeholders, including subcontractors, to ensure that safety becomes a central value in every action and decision made during project execution. It is hoped that the findings of this study will provide practical guidance for future construction projects, especially those involving subcontractors, in creating a safe and safety-conscious working environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Zaidan Ferro Althaf Faried
"
In Indonesia, there were 332 construction accidents between 2012 and 2014. In that period, construction projects had the highest accident rate (47%), followed by housing projects (42%) and other projects (11%). Based on data from 2015 to 2020, there have been twenty-five construction incidents. The construction industry in Indonesia has the highest accident rate compared to other industries, namely 32% of the total accidents in this country. Work-related deaths from accidents, slips and falls increased by 5.6 percent in 2021, from 805 deaths in 2020 to 850 in 2021. Falls, slips and ends caused 370 deaths on construction and extraction jobs in 2021, a an increase of 7.2% from 345 deaths in 2020. Despite the increase, this figure is still 9.3 percent lower than in 2019, when 408 construction and extraction workers died as a result of these events (BLS 2021). Flyovers are an important infrastructure component in modern transportation systems, especially in urban areas where space is limited and traffic congestion is a significant problem. In Indonesia, flyovers are becoming increasingly important due to rapid urbanization and the need to increase transport efficiency and reduce pollution. However, there are major concerns during the construction and operation stages of Elevated Railway construction in Indonesia. The complexity of Elevated Railway projects, with elevated structures, complex engineering, and heavy equipment, requires more safety protocols and procedures to protect workers, passengers, and the surrounding environment. Implementing safety planning on elevated routes can effectively mitigate the occurrence of accidents by identifying and dispersing potential hazards, as well as implementing appropriate mitigation to overcome them. This research has 5 objectives, namely: (1) Identifying what activities occur in the structure above the route laying; (2) Identifying hazards and risks from structural work activities on laying lines; (3) Analyze identified risks and hazards; (4) Develop targets and programs based on identified risks and dangers; (5) Submit a construction safety plan based on identified activities, risks and hazards, as well as targets and programs, to improve construction safety performance. The method used is validation from experts in the field of construction safety.
Di Indonesia, terdapat 332 kecelakaan konstruksi antara tahun 2012 dan 2014. Pada periode tersebut, proyek konstruksi memiliki tingkat kecelakaan tertinggi (47%), diikuti oleh proyek perumahan (42%) dan proyek lainnya (11%). Berdasarkan data tahun 2015 hingga 2020, telah terjadi lima puluh insiden konstruksi. Industri konstruksi di Indonesia memiliki tingkat kecelakaan tertinggi dibandingkan industri lainnya, yaitu sebesar 32% dari total kecelakaan di negara ini. Kematian terkait pekerjaan akibat kecelakaan, terpeleset, dan tersandung meningkat sebesar 5,6 persen pada tahun 2021, dari 805 kematian pada tahun 2020 menjadi 850 pada tahun 2021. Jatuh, terpeleset, dan tersandung menyebabkan 370 kematian pada pekerjaan konstruksi dan ekstraksi pada tahun 2021, sebuah meningkat sebesar 7,2% dari 345 kematian pada tahun 2020. Meskipun meningkat, angka ini masih lebih rendah 9,3 persen dibandingkan tahun 2019, ketika 408 pekerja konstruksi dan ekstraksi meninggal akibat peristiwa ini (BLS 2021). Jalur layang merupakan komponen infrastruktur penting dalam sistem transportasi modern, khususnya di wilayah perkotaan dimana ruang terbatas dan kemacetan lalu lintas merupakan permasalahan yang signifikan. Di Indonesia, jalur layang menjadi semakin penting karena pesatnya urbanisasi dan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi transportasi dan mengurangi polusi. Namun, terdapat kekhawatiran besar selama tahap konstruksi dan pengoperasian konstruksi jalur layang di Indonesia. Kompleksitas proyek jalur layang, dengan struktur layang, teknik rumit, dan alat berat, memerlukan lebih banyak protokol dan prosedur keselamatan untuk melindungi pekerja, penumpang, dan lingkungan sekitar. Penerapan perencanaan keselamatan di jalur layang dapat secara efektif memitigasi terjadinya kecelakaan dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bahaya, serta menerapkan mitigasi yang sesuai untuk mengatasinya.Pada penelitian ini memiliki 5 tujuan yaitu: (1) Mengidentifikasi kegiatan apa saja yang ada pada struktur atas jalur laying; (2) Mengidentifikasi bahaya dan risiko dari kegiatan pekerjaan struktur atas jalur laying; (3) Menganalisis risiko dan bahaya yang telah teridentifikasi; (4) Menyusun sasaran dan program berdasarkan risiko dan bahaya yang telah teridentifikasi; (5) Mengembangkan rencana keselamatan konstruksi berdasarkan aktivitas, risiko dan bahaya yang teridentifikasi, serta target dan program, untuk meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Metode yang digunakan adalah validasi dari ahli pada bidang keselamatan konstruksi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Alfanny Setiawan
"Teori kurva pengaruh waktu-keselamatan Szymberski (1997) menegaskan bahwa memulai upaya peningkatan keselamatan konstruksi sejak tahap perencanaan awal akan menghasilkan tingkat keselamatan kerja yang lebih tinggi. Dalam konteks ini, konsep Design for Safety (DfS) hadir sebagai metode proaktif yang mengintegrasikan aspek-aspek keselamatan sejak tahap perencanaan awal untuk mencegah kecelakaan kerja dan meningkatkan kinerja proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan DfS pada proyek konstruksi gedung tinggi di Indonesia, mengevaluasi kesesuaian penerapannya dengan regulasi, dan merumuskan strategi untuk meningkatkan kinerja keselamatannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan multi-metode, termasuk studi literatur, validasi pakar, survei, dan analisis statistik, untuk menganalisis penerapan DfS pada proyek konstruksi gedung tinggi di Indonesia. Hasil penelitian mengindikasikan adanya potensi pengembangan konsep baru yang menghubungkan antara lingkup tanggung jawab perencana, metode konstruksi, rancangan panduan keselamatan, indikator lagging, serta biaya dan kebutuhan personel keselamatan konstruksi. Penerapan BIM 8D dalam desain konstruksi memungkinkan perancang untuk secara proaktif meningkatkan keselamatan proyek dengan mengoptimalkan desain sejak tahap perencanaan awal.
Szymberski's 1997 time-safety curve theory emphasizes that initiating construction safety improvement efforts from the initial planning stage will yield higher levels of occupational safety. In this context, Design for Safety (DfS) emerges as a proactive method that integrates safety aspects from the early planning stages to prevent accidents and enhance construction project performance. This study aims to analyze the factors influencing the implementation of DfS in high-rise building construction projects in Indonesia, evaluate its compliance with regulations, and formulate strategies to improve safety performance. The study employs a multi-method approach, including literature review, expert validation, surveys, and statistical analysis, to analyze the implementation of DfS in Indonesian high-rise building construction projects. The results indicate the potential for developing a new concept linking the scope of the planner's responsibilities, construction methods, safety guidelines, lagging indicators, and the costs and needs of construction safety personnel. Implementing BIM 8D in construction design allows designers to proactively enhance project safety by optimizing designs from the early planning stages."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tharissa Amallia Azzahra
"Industri konstruksi merupakan sektor industri yang paling berbahaya dengan tingkat kecelakaan yang meningkat tiap tahunnya. Penggunaan teknologi BIM (Building Information Modeling) dalam perencanaan keselamatan konstruksi merupakan cara efektif dalam penyelesaian permasalahan ini dan berpotensi meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Meskipun diketahui manfaatnya, penggunaan BIM masih tergolong rendah, terutama untuk proyek konstruksi jembatan beton precast di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan dan aktivitas, potensi bahaya dan risiko, penilaian risiko, pengendalian risiko, sasaran dan program keselamatan konstruksi, serta menganalisis pengaruh perencanaan keselamatan konstruksi berbasis BIM terhadap kinerja keselamatan konstruksi pada pekerjaan persiapan, tanah, dan struktur bawah jembatan beton precast. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan responden para ahli dalam bidang keselamatan konstruksi dan BIM. Hasil dari penelitian ini menyatakan adanya 198 potensi bahaya dengan 249 potensi risiko pada pekerjaan persiapan, tanah, dan struktur bawah jembatan beton precast. Potensi bahaya dengan risiko besar terdiri atas bahaya tersengat listrik, terjatuh dan tertimbun ke dalam galian, tertimpa tiang pancang, tertabrak atau terkena crane, dan jatuh dari ketinggian. Perencanaan keselamatan konstruksi berbasis BIM yang dihasilkan adalah pemodelan safety plan berupa integrasi dokumen perencanaan K2 dan safety visual berupa visualisasi APK. Diharapkan perencanaan tersebut memberikan manfaat positif terhadap peningkatan kinerja keselamatan konstruksi pada pekerjaan persiapan, tanah, dan struktur bawah proyek konstruksi jembatan beton precast.
The construction industry is the most dangerous industrial sector, with accident rates increasing every year. The use of BIM (Building Information Modeling) technology in construction safety planning is an effective way to adress this problem and has the potential to improve construction safety performance. Even though its benefits are known, the use of BIM is still relatively low, especially for precast concrete bridge construction projects in Indonesia. This research aims to identify work packages and activities, potential hazards and risks, risk assessment, risk control, construction safety targets and programs, as well as analyze the influence of BIM-based construction safety planning on construction safety performance in preparatory, soil and substructure work of precast concrete bridge construction projects. This research is a survey with respondents who are experts in the fields of construction safety and BIM. The results of this research indicate that there are 198 potential hazards with 249 potential risks in the preparatory, soil and substructure work of precast concrete bridge construction projects. Potential hazards with high risks include electric shock, falling and being buried in excavations, being hit by piles, being hit by cranes, and falling from heights. The developed BIM-based construction safety planning includes safety plan modeling in the form of integration of K2 planning documents and safety visuals in the form of APK visualization. It is expected that this BIM-based construction planning will provide positive benefits in improving construction safety performance in preparatory, soil, and substructure work of precast concrete bridge construction projects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library