Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10419 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alexander Bramantyo Dimas Pradipta
"Kawasan TOD (Transit Oriented Development) merupakan kawasan yang terintegrasi dengan angkutan umum massal yang terintegrasi dengan angkutan umum yang mendorong pergerakan pejalan kaki, pesepeda, penggunaan angkutan umum dan pembatasan kendaraan bermotor. Pemerintahan Jakarta telah menentukan beberapa titik kawasan yang telah memenuhi prinsip dasar TOD dan memiliki potensi khusus dari hadirnya kawasan TOD. Salah satu kawasan yang ditetapkan kawasan TOD adalah Mangga Besar, dengan Lokasari sebagai pusat atraksi. Lokasari, dalam merespon Mangga Besar sebagai kawasan TOD, menjadi ikon baru Mangga Besar. Melihat  kawasan Mangga Besar sebagai area TOD, muncul potensi-potensi bisnis untuk menghidupkan kawasan Mangga Besar, khususnya memberikan wajah baru terhadap Lokasari, dengan mengisi pusat aktivitas dan kegiatan yang berorientasi kepada sosial, ekonomi, dan budaya. Pusat aktivitas dan kegiatan tersebut terbagi menjadi beberapa kluster, dimana setiap kluster terdiri dari beberapa bangunan atau objek. Salah satu pusat aktivitas yang diusulkan adalah aktivitas untuk merasakan gastronomy experience dengan menyantap hidangan eksotis.

The TOD (Transit Oriented Development) area is an integrated area with mass public transportation that promotes pedestrian and bicycle movement, encourages the use of public transportation, and restricts motorized vehicles. The Jakarta government has identified several areas that meet the basic principles of TOD and have specific potential due to the presence of TOD zones. One of the designated TOD areas is Mangga Besar, with Lokasari as its focal point. In response to Mangga Besar being designated as a TOD area, Lokasari has emerged as a new icon of Mangga Besar. Viewing the Mangga Besar area as a TOD zone reveals potential business opportunities to revitalize the area, particularly by giving Lokasari a fresh identity through the establishment of activity centers and events that are socially, economically, and culturally oriented. These activity centers and events are divided into clusters, with each cluster comprising multiple buildings or objects. One proposed activity center is dedicated to providing a gastronomy experience by indulging in exotic dishes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferizka Padmashinta
"PT. MITJ (Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek) ingin menciptakan sebuah kawasan TOD (Transit Oriented Development) yang mengintegrasikan berbagai moda transportasi publik sebagai pemicu tranformasi ruang kota. Pada pembangunan MRT fase 2, kawasan Mangga Besar menjadi salah satu area yang akan dilalui oleh jalur MRT. Place making, sebagai salah satu prinsip perancangan TOD, diterapkan pada desain masterplan kawasan Mangga Besar yang dimaksudkan untuk menambah tujuan destinasi dari pengembangan MRT fase 2. Dari masa ke masa, kawasan Mangga Besar, khusunya area THR Lokasari, merupakan area pusat kuliner dan hiburan malam yang berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat di kawasan tersebut. Melalui hasil pengolahan masterplan kelompok UNO, House of Scent dengan fungsi retail & inkubator terbentuk sebagai salah satu konsep socio-cultural shift untuk mengaburkan stigma ‘red district’ pada kawasan Mangga Besar sekaligus mengangkat pemasukan ekonomi kawasan dengan memberikan pilihan lain kepada masyarakat setempat untuk sumber mata pencaharian.

PT. MITJ (Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek) wants to create TOD (Transit Oriented Development) area that integrates various mode of public transformation as a trigger for urban spatial transformation. In phase 2 of the MRT construction, the Mangga Besar area is one of the areas that will be passed by the MRT line. Place making, as one of the TOD design principles, is applied to the master plan design for Mangga Besar area which is intended to add as a destination objectives area of the MRT phase 2 development. From time to time, the Mangga Besar area, especially the THR Lokasari area, has been a culinary and nightlife center that has contributed greatly to the economy of the community in the area. Through the processing of UNO group's master plan, the House of Scent with a retail & incubator function was formed as one of the concepts of a socio-cultural shift to blur the 'red district' stigma in the Mangga Besar area while at the same time uplifting regional economic income by providing other options to the local community livelihood resources. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaid Adi Putro
"Berdasarkan studi kasus dari jalur stasiun MRTJ pada fase 1 yang dirasa masih kurang maksimal dalam menjangkau pengguna sebagai salah satu pilihan moda transportasi publik, perpanjangan pada jalur stasiun MRTJ pada fase 2 ini kelompok Trekspunk memilih stasiun MRTJ yang tidak memiliki point of interest sebagai area yang dapat diintervensi penataan ulang yang merespon TOD (transit oriented development). Dari ketujuh Stasiun MRTJ, Stasiun Sawah Besar memiliki citra kawasan yang cukup kontras. Pasalnya, hanya terdapat area pemukiman yang padat dengan aktivitas yang ada hanya perdagangan suku cadang otomotif apabila dibandingkan dengan Stasiun Thamrin sebagai area perkantoran, Stasiun Monas sebagai area perkantoran pusat pemerintahan dan pariwisata, Stasiun Harmoni sebagai simpul atau transit hub, Stasiun Mangga Besar sebagai area perkantoran dan pusat hiburan, Stasiun Glodok sebagai area perdagangan dan pariwisata, dan Stasiun Kota sebagai area pariwisata dan simpul moda transportasi. Delineasi kawasan perencanaan dipilih di entrance 4 karena banyak bangunan yang tidak terpakai secara tata guna lahan yang tidak maksimal dan secara peraturan TOD (transit oriented development) berada di dalam radius 400 m’ yang pada perencanaan intensi kelompok, kawasan tersebut digunakan sebagai area transisi yang berbasis community oriented development sehingga penggunanya dapat meluas ke sisi timur kawasan. Sehingga menciptakan efek domino sebagai katalisator antar Kawasan, pendapatan meningkat dan return of Investment cepat, dan kota yang sustainabilitas pada MRTJ dan value kawasan naik, memperkuat karakter, menarik pengguna, tumbuh aktivitas dan ekonomi baru, mereduksi kemacetan serta lahan hijau yang meningkat pada kawasan perencanaan.

ased on the case study of the MRTJ station line in phase 1 which is still considered less than optimal in reaching users as one of the choices of public transport modes, the extension of the MRTJ station line in phase 2, the Trekspunk group chose MRTJ stations that did not have points of interest as areas that could be intervened by rearrangements that responded to TOD (transit oriented development). Of the seven MRTJ stations, Sawah Besar Station has a quite contrasting image of the area. The reason is, there is only a dense residential area with activities that exist only in the automotive spare parts trade when compared to Thamrin Station as an office area, Monas Station as an office area and tourism centre, Harmoni Station as a node or transit hub, Mangga Besar Station as an office area and entertainment centre, Glodok Station as a trade and tourism area, and Kota Station as a tourism area and transportation mode node. The delineation of the planning area was chosen at entrance 4 because there are many unused buildings in the land use that are not maximised and the TOD (transit oriented development) regulations are within a radius of 400 m' which in the planning group's intention, the area is used as a transition area based on community oriented development so that users can extend to the east side of the area. So that it creates a domino effect as a catalyst between areas, increased revenue and fast return of investment, and a sustainable city in MRTJ and the value of the area rises, strengthening character, attracting users, growing new activities and economy, reducing congestion and increasing green land in the planning area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Alda Hairiah
"SymbioSa Communal Living (Co-Living) merupakan sebuah proyek perancangan yang didasari oleh konsep rumah modern di mana para penghuni saling berinteraksi dan bersosialisasi secara komunal karena kesamaan minat ataupun pekerjaan. Dengan pendekatan kualitatif berupa studi literatur dan data survey, program-program ruang dipilih untuk memenuhi kebutuhan penghuni, baik yang terikat secara komunal, maupun ruang dengan kepentingan privasi. Konsep communal living ini juga dijadikan sebagai jawaban atas kebutuhan tempat tinggal di Kawasan Berorientasi Transit (TOD) Sawah Besar yang telah dirancang. Proyek SymbioSa ini dirancang menyesuaikan dengan tema kawasan, menawarkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh karakter pekerja di kawasan TOD, seperti ruang-ruang komunal yang digunakan bersama (dapur, ruang makan, ruang workshop), sampai dengan konsep kamar pribadi yang melindungi privasi dan produktivitas.

SymbioSa Communal Living (Co-Living) is a design project based on the concept of a modern home where inhabitantsinteract and socialize communally because of similar interests or jobs. With a qualitative approach in the form of literature studies and survey data, spatial programs are selected to answer the needs of inhabitants, both those who are communally bound, as well as spaces with privacy interests. The concept of communal living is also used as an answer to the housing needs in the Transit Development Oriented Area (TOD) Sawah Besar that has been designed before. The SymbioSa project is designed according to the concpet of the area, offering the facilities needed by the character of workers in the TOD area, such as communal spaces that are shared (kitchen, dining room, workshop room), to the concept of private rooms that protect privacy and productivity."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Tri Handayani
"Penetapan Wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagai kota jasa dan pusat kegiatan ekonomi nasional mendorong lahirnya perkembangan wilayah secara masif dalam berbagai aspek yang mampu berdampak terhadap peningkatan intensitas kepadatan penduduk hingga arus lalu lintas. Sebagai langkah mengantisipasi permasalahan masifnya peningkatan penduduk serta arus lalu lintas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan Kawasan TOD dalam bentuk kolaborasi. MRT Jakarta merupakan wujud kolaborasi dalam merealisasikan Kawasan TOD. Kawasan TOD mengedepankan konsep aksesibilitas mobilisasi masyarakat menuju stasiun terdekat dengan berjalan kaki ataupun dengan moda transportasi non-bermotor. Untuk mengetahui perkembangan nilai tanah pada Kawasan TOD, dilakukan peninjauan melalui perbandingan antara aspek nilai tanah kawasan sebelum proses pembangunan MRT Jakarta dilakukan, dengan kondisi eksisting dimana MRT Jakarta telah dioperasikan. Parameter dalam menentukan perkembangan nilai tanah pada Kawasan TOD MRT Jakarta mengacu pada teori Kapitalisasi Nilai Tanah Pada Kawasan Transit yang meninjau perbandingan nilai tanah berdasarkan persentase kawasan komersial, tingkat potensi banjir serta kenaikan harga tanah diatas 5% per-tahun. Penelitian ini dilakukan di sepanjang Stasiun MRT Jakarta yang dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Lebak Bulus Grab. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data secara spasial, empat Kawasan TOD MRT Jakarta yang berada di dekat kawasan pusat bisnis merupakan Kawasan TOD MRT Jakarta dengan nilai tanah yang berkembang dari tahun 2012 hingga tahun 2023. Kawasan TOD MRT Jakarta lainnya tidak mengalami peningkatan nilai tanah. Karakteristik utama Kawasan TOD ini adalah berada dekat dengan kawasan pusat bisnis serta memiliki intensitas jaringan jalan utama dan keberadaan Objek POI dalam jumlah yang besar.

DKI Jakarta Province determined as a city of central service and economic activity, was one of the driving factors that created massive development of DKI Jakarta’s region in many aspects impacting the enhancement of residency density and the traffic flow intensity. As an anticipated action from the massive enhancement of the residency problem and intensity traffic flow. DKI Jakarta’s Government action to develop Transit Oriented Development realization that involves many collaborations. MRT Jakarta was one of the representative's collaborations in creating Transit Oriented Development realization. Transit Oriented Development put forward the concept of provisioning public accessibility to nearby stations that can be accessed by walking or using transportation non-motorcycle modes. Knowing the land value development in Transit Oriented Development, by using comparison analysis of land value aspects between before the MRT Jakarta Project was being held and the existing conditions of MRT Jakarta, was the method that was used to find how the development concept of Transit Oriented Development land value was being released in MRT Jakarta. Parameters that were used in determining the development of Transit Oriented Development land value in MRT Jakarta, refers to Land Value Capitalization of Transit Region theory that considers the land value comparison based on commercial percentage, flood potential level, and land prices enhancement above 5% in a year. This research was conducted in MRT Jakarta Stations starting from Bundaran HI Station until Lebak Bulus Grab Station. Refers to the results from processing and analyzing data process, four out of eight stations of MRT Jakarta that are located near the central business district area are the Transit Oriented Development area which was the land value being developed through the increasing land value index from 2012 until 2023. The main characteristic of Transit Oriented Development that the land value has been developed, are located near the central business district area and having much higher intensity of the main network road and the distribution of Point of Interest objects."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirasari Adhani
"Manggarai, Jakarta Selatan merupakan daerah dengan dinamika yang sedang berubah dengan pesat. Banyaknya titik transit transportasi yang muncul dan kepadatan ruang bertinggal tidak diiringi dengan keberadaan ruang publik, lapangan pekerjaan yang sepadan, dan aktivitas positif yang dapat dilakukan secara komunal. Hal ini berkontribusi pada masalah tawuran antara pemuda.
MANGG4RAI hadir sebagai proposal desain untuk menciptakan ruang ketiga milik publik yang dapat berfungsi sebagai tempat pertukaran ilmu lintas generasi dengan aktivitas berprinsip 4R (reuse, repair, remanufacture, recycle). Program ini mengkombinasikan keberadaan lapak para penjual furniture bekas di Jalan Sultan Agung Raya dan penumpukan sampah plastik di Pintu Air Ciliwung, Manggarai—mengurai kericuhan pemuda dengan memberikan pemberdayaan ekonomi berkelanjutan (sustainable).

Manggarai, a rapidly evolving district in South Jakarta, Indonesia, faces a unique set of challenges. The emergence of numerous transportation hubs and the increasing density of residential areas have not been accompanied by the creation of adequate public spaces, commensurate employment opportunities, or positive communal activities. This has contributed to the issue of youth brawls.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Raihana Salsabila Khalawi
"Urban sprawl atau meluasnya kawasan perkotaan memaksa masarakat mencari hunian di pinggiran kota yang meningkatkan mobilitas dan kemacetan lalu lintas akibat kendaraan pribadi menjadi moda transportasi utama. Konsep Transit Oriented Development (TOD) hadir untuk mengatasi masalah ini dengan memaksimalkan penggunaan angkatan umum massal yang terbukti efektif mengurangi kemacetan dan meningkatkan kualitas hidup di berbagai negara seperti Eropa, Amerika, Hongkong, Jepang, dan lainnya. Indonesia mulai menerapkan konsep TOD dengan adanya Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 44 Tahun 2017 tentang Pengembangan Kawasan Transit Oriented Development. Akan tetapi, implementasi TOD di Indonesia belum maksimal dikarenakan konsep TOD kurang proporsional karena pemikirannya terbatas dari aspek komersial terutama difokuskan pada tujuan perumahan mengakibatkan penggunaan kendaraan pribadi masih tinggi dan tidak mengatasi kemacetan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perencanaan TOD di Stasiun KRL Rawa Buntu dengan menggunakan variabel-variabel yang didapatkan dari beberapa referensi. Analisis dilakukan menggunakan variabel tersedia datanya di kawasan rencana TOD Stasiun Rawa Buntu. Setelah dilakukan analisis, didapatkan hasil bahwa kawasan rencana TOD Stasiun Rawa Buntu belum memenuhi standar dan prinsip yang ada. Maka dari itu, diperlukan perbaikan pada beberapa variabel untuk memaksimalkan kawasan TOD Stasiun Rawa Buntu.

Urban sprawl or the expansion of urban areas forces people to look for housing on the outskirts of the city which increases mobility and traffic jams due to private vehicles becoming the main mode of transportation. The Transit Oriented Development (TOD) concept is here to overcome this problem by maximizing the use of mass public transportation which has been proven to be effective in reducing congestion and improving the quality of life in various countries such as Europe, America, Hong Kong, Japan and others. Indonesia began implementing the TOD concept with the DKI Jakarta Governor's Regulation No. 44 of 2017 concerning the Development of Transit Oriented Development Areas. However, the implementation of TOD in Indonesia has not been optimal because the TOD concept is not proportional because the thinking is limited from a commercial aspect, especially focused on residential purposes, resulting in the use of private vehicles still being high and not solving traffic jams. This research was conducted to analyze TOD planning at Rawa Buntu KRL Station using variables obtained from several references. The analysis was carried out using variables available for data in the TOD planned area of Rawa Buntu Station. After carrying out the analysis, the results were obtained that the TOD planned area for Rawa Buntu Station did not meet existing standards and principles. Therefore, improvements are needed in several variables to maximize the TOD area of Rawa Buntu Station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Hans Ellert
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang penerapan transit oriented development TOD yang ada di Jakarta. Pembahasan dimulai dari pengembang dan pemerintah yang mengklaim telah menerapkan konsep TOD pada kawasan mereka. Tulisan ini mencari konteks dan dampak pada kawasan di Jakarta yang telah menerapkan TOD pada pengembangannya. Saya membahas Terminal Pulo Gebang dan CBD Sudirman sebagai objek penelitian di kawasan Jakarta. Selain itu, saya juga memilih Koridor Rosslyn-Ballston sebagai pembanding studi kasus dalam penelitian ini. Pembanding diperlukan untuk melihat perbedaan konteks yang ada, dan bagaimana TOD diimplementasikan pada perencanaan di setiap kawasan. Penerapan TOD pada kedua daerah memiliki perbedaan konteks berupa regulasi, latar belakang pembangunan, dan struktur pengembangan kawasan. Diperlukan kerja sama pemerintah dan pengembang untuk mengatur zonasi dan fasilitas yang ada dalam kawasan untuk memastikan kawasan TOD berjalan dengan baik.

ABSTRACT
This research discuss about the implementation of TOD in Jakarta. This study starts from developers and governments claim have implemented this development concept in their project. This writing seeks the context and impact in Jakarta which have implemented TOD to its building development. This study uses Terminal Pulo Gebang and CBD Sudirman as the object of research in Jakarta. Moreover, I use Rosslyn Ballston Corridor as a comparison of case studies in this study. Comparison is required to know the context difference, and how it is implemented in planning in each region. TOD implementation in these two have some context difference such as regulation, development background, and regional development structures. Cooperation between government and developer is needed to organize zoning and facilities within the TOD rsquo s area to ensure the implementation works based on its context."
2017
S67343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernard Elpetino Ibrahim
"ABSTRAK
Kontrantor konstruksi proyek pengadaan LRT Jabodebek selain berfungsisebagai pelaksana juga merupakan investor proyek. Untuk menjamin terlaksanyaproyek pengadaan ini, maka kontraktor berinvestasi dalam pengembangan wilayahsekitar stasiun untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai kontraktor. Pengembanganwilayah dilakukan dengan pendekatan transit oriented development TOD yangmengintegrasikan pengembangan wilayah dan sistim transit LRT. TOD yangsuskses memiliki karakteristik ndash; karakteristik TOD yang memungkinkan tercapainyakeuntungan keuntungan seperti pemasukan tambahan dari pengembangan propertidan meningkatnya penngunaan sistim transit . Derdasarkan temuan awal, ditemukangap pada desain TOD eksiting. Studi Value Engineering dilakukan untukmemetakan fungsi objek penelitian. Dengan melakukan studi kasus terhadapbenchmark, dilakukan pengembangan terhadap desain TOD eksisting. Hasilnya,diajukan desain pengembangan konseptual TOD untuk LRT Jabodebek sebagaialternatif pengembangan properti konvensional agar proyek pengembangkan bisamenikmati manfaat dari penerapan TOD.

ABSTRACT
In the case of Jabodebek LRT Construction Project, the contractor aside fromconducting construction also invest as an investor. To increase its capacity, thecontractor develops transit oreinted developments TOD properties around thetransit stations. Successful TOD developments around the world exhibitscharacteristic that leads to potential revenue increase from property developmentand increasing transit use. With gaps diecovered in current TOD designs, Valueengineering study is conducted to develop design beterment. Utilising benchmarkcase studies, TOD conceptual designs are produced and proposed as an alternativeto the conventional development for the case of TOD developments for JabodebekLRT."
2018
T51104
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tathya Inggita Putri
"Urban sprawl adalah sebuah masalah umum yang dihadapi oleh kota kota modern. Kemajuan teknologi dan sumber daya memungkinkan kota modern untuk berkembang secara menyebar dengan perhatian yang minimum terhadap perencanaan kota. Keadaan ini menyebabkan masalah masalah kompleks mengenai lingkungan hidup, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan infrastruktur. Beberapa konsep telah dicetuskan sebagai solusi untuk masalah ini, salah satunya adalah Transit Oriented Development. Transit Oriented Development adalah sebuah konsep berkelanjutan yang berfokus pada perencanaan yang padat dengan pengembangan mix-use, yang terletak dalam area yang berjarak tempuh dengan berjalan kaki dari sebuah fasilitas transit. Pengembangan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan bermotor, dengan mempromosikan lingungan yang ramah terhadap pejalan kaki. Terdapat beberapa prinsip yang sangat penting dalam mencapai konsep ini, seperti walk, cycle, connect, transit, mix, densify, compact, dan shift. Skripsi ini akan membahas tentang pendekatan prinsip prinsip tersebut dalam sebuah studi kasus, yaitu Duren Kalibata.

Urban sprawl is a common problem that is faced by modern cities. The advancement of technology and resources has allowed cities to be developed in a spread out manner with minimum regard towards urban planning. This occurrence causes complex problems concerning environment, health, social welfare, and infrastructure. Several concepts have been established as a solution to this problem, one of them is Transit Oriented Development. Transit Oriented Development is a sustainable concept that focuses on the planning of compact, mix-use development that lies within a walking distance from a transit facility. This development is expected to decrease the motorized vehicle dependency, by promoting a pedestrian friendly neighborhood. There are several principles that are crucial in achieving this concept, which are walk, cycle, connect, transit, mix, densify, compact, and shift. This thesis will examine the approach of the principles in a case study, which is Duren Kalibata.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>