Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112854 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivan Eka Aditya
"Indonesia sebagai negara maritim membutuhkan sarana transportasi laut untuk mendorong pertumbungan ekonomi di Indonesia. Mobilitas penumpang dan barang yang terjadi merupakan peluang PT PELNI (Persero) untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan melalui optimalisasi trayek kapal penumpang. Namun saat ini PT PELNI (Persero) belum dapat menentukan rute-rute potensial sehingga trayek yang ditetapkan belum dapat mengoptimalkan margin keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil penjualan tiket penumpang dan barang pada kapal penumpang PT PELNI (Persero) dengan mempelajari pola rute-rute yang sering dilalui penumpang maupun barang pada waktu tertentu dan sebaran penumpang/barang berdasarkan daerah atau pelabuhan di Indonesia agar dapat membantu Manajemen dalam pengambilan keputusan untuk mengoptimalkan trayek perjalanan kapal dan meningkatkan penghasilan perusahaan.
Penelitian ini merupakan quantitative research menggunakan experimental strategy dengan pengumpulan data kuantatitatif dari data transaksi penjualan tiket penumpang dan barang pada kapal penumpang untuk dilakukan pengujian hubungan antar variabel dengan pemodelan data mining. Kemudian dilakukan tahapan-tahapan pada data mining menggunakan Cross-Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) untuk menemukan pola rute-rute yang sering dilalui oleh penumpang kapal maupun muatan barang. Penelitian ini menggunakan teknik data mining, yaitu clustering dengan algoritma K-Means dan classification dengan algoritma Na�ve Bayes, Decision Tree dan Random Forest. Berdasarkan hasil clustering yang dievaluasi dengan metode Elbow, cluster terbaik yang digunakan adalah cluster dengan nilai k=4 untuk menjadi label pada pemodelan classification. Dari hasil classification, Algoritma yang memiliki tingkat akurasi paling baik adalah algoritma Random Forest dengan nilai accuracy sebesar 99,70% dan accuracy meningkat setelah diseimbangkan dengan SMOTE upsampling menjadi 99,85%. Dari pemodelan data mining yang dilakukan dihasilkan rute-rute potensial untuk angkutan penumpang, potensial untuk angkutan barang, cukup potensial dan kurang potensial untuk penumpang atau muatan barang, sehingga PT PELNI (Persero) dapat mengatur stategi pemasaran untuk mengoptimalkan trayek dengan menyesuaikan rute, mengatur alokasi seat dan frekuensi pelayaran kapal penumpang pada saat peak season maupun low season.

As a maritime country, Indonesia needs sea transportation to encourage economic growth in Indonesia. The mobility of passengers and cargo is an opportunity for PT PELNI (Persero) to increase revenue by optimizing passenger ship routes. But currently, PT PELNI (Persero) has not been able to determine the potential ship routes, so the route set has not been able to optimize the profit margin. This study aims to analyze the cargo and passenger ticket sales of PT PELNI (Persero) passenger ships by studying the pattern of routes that passengers and cargo often travel at a particular time as well as the distribution of passengers and cargo by region or port in Indonesia to assist Management in making decisions to optimize ship routes and increase company revenue.
This research uses the experimental strategy with quantitative data from transaction data on sales of cargo and passenger tickets on passenger vessels to test the relationship between variables with data mining modeling. Then the steps are done on data mining using Cross-Industry Standard Process for Data Mining (CRISP-DM) to find the pattern of routes that ship passengers and cargo often pass. This research uses data mining techniques: clustering with the K-Means algorithm and classification with Na�ve Bayes, Decision Tree, and Random Forest algorithm. Based on the clustering results evaluated using the Elbow methods, the best cluster to use is a cluster with a value of k=4 to be a label in classification modeling. From the classification results, the algorithm with the best accuracy level is the Random Forest algorithm, with an accuracy value of 99.70%. The accuracy increases after being balanced with SMOTE upsampling to 99.85%. The data mining modeling produces potential routes for passenger transportation, freight transportation, and enough and less potential for passengers or cargo. So that PT PELNI (Persero) can set a marketing strategy to optimize routes by adjusting routes, managing allocation seats, and frequency of passenger ships during peak and low seasons.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indriasari Kusumadewi
"Pertumbuhan ekonomi provinsi pasca desentralisasi masih berada di bawah periode sebelum krisis. Selain itu, tidak adanya teori formal yang menunjukkan pengaruh desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan masih minimnya penelitian yang menggunakan unit analisis provinsi menjadikan latar belakang dilakukannya penelitian ini. Dengan menggunakan data panel dari 26 propinsi tahun 1999 sampai dengan 2008 yang diolah dengan metode efek random maka hasil studi ini menunjukkan bahwa porsi Dana Perimbangan terhadap total pendapatan, Investasi Swasta dan Tenaga Kerja seluruhnya berdampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa peranan pemerintah pusat masih dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi.

Province economic growth during fiscal decentralization still below before crisis happened. The lack of formal theory that shows decentralization fiscal impacts on economic growth and research using provincial as unit analysis become the background of this research. Using pool data from 26 province from 1999 until 2008 estimated with random effect method, this research confirms that ratio intergovernmental funds (Dana Perimbangan) to total revenue, private investment and labor have positif and significant impact on province economic growth. It also indicate that central government is still needed to increase province economic growth."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27604
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Farah Margono
"Penelitian ini memberikan bukti empiris terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi antara provinsi di Indonesia. Model pertumbuhan neoklasik menyatakan bahwa dalam jangka panjang perekonomian akan mengalami konvergensi, di mana perekonomian daerah miskin akan tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian daerah kaya (β-convergence). Kondisi tersebut kemudian mendorong terjadinya penurunan dispersi antar provinsi (σ-convergence). Analisis σ-convergence dilakukan dengan menghitung standar deviasi dari log pendapatan per kapita, sedangkan analisa β-convergence dilakukan melalui model absolute convergence dan conditional convergence. Model absolute convergence mencoba melihat pengaruh initial PDRB per capita terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan model conditional convergence mencoba menambahkan sumber pertumbuhan lainnya. Hasil estimasi σ-convergence dan β-convergence menunjukkan terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi antar-provinsi. β-convergence dengan menggunakan data panel (1995-2005) yang menunjukan laju konvergensi adalah sebesar 2% per tahun (absolute convergence), sedangkan hasil estimasi model conditional convergence menunjukan laju konvergensi sebesar 4.8% per tahun saat variabel lain seperti modal noninfrastrktur, tenaga kerja dan modal infrastruktur disertakan dalam estimasi. Saat variabel dummy krisis dan population growth turut dimasukan, hasil menunjukkan laju konvergensi melambat (2.9% per tahun), dan mengalami peningkatan (3% per tahun) saat variabel dummy otonomi daerah dimasukkan dalam model."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syarif
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modal
manusia dalam pembangunan ekonomi, mempelajari dampak perubahan
mutu modal manusia terhadap pembangunan ekonomi, melihat pengaruh
perubahan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses terhadap
pembangunan ekonomi, mengevaluasi pengaruh perubahan modal terha
dap pembangunan ekonomi, melihatk pengaruh kepadatan penduduk
terhadap pembangunan, mempelajari mempelajari perbedaan pengaruh
antara variabel : modal (capital); jumlah dan mutu modal manusia,
dan kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau.
Kerangka pemikiran didasarkan pada fungsi produksi yang
menyatakan bahwa besar kecilnya output (pembangunan ekonomi)
ditentukan oleh besar kecilnya jumlah dan mutu faktor produksi.
Pekerja merupakan "salah satu faktor produksi dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu dari segi jumlahnya secara fisik dan dari segi
mutu (kualitas). Mutu pekerja dapat dilihat dari segi pendidikan,
kesehatan, dan keamanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan,
kesehatan, dan keamanan maka mutu pekerja dianggap semakin baik.
Peningkatan mutu modal manusia akan meningkatkan produktivitas
yang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan ekonomi.
Untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pemba
ngunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi
Coob-Douglas. Pembangunan ekonomi (PDRB)- sebagai variabel tak
bebas, sedangkan variabel bebas meliputi : investasi; pemakaian
listrik; jumlah pekerja sektor primer, jumlahpekerja sektor
sekunder; jumlah pekerja sektor tertier; rata-rata pendidikan
pekerja sektor primer; rata-rata pendidikan pekerja sektor se
kunder; rata-rata pendidikan pekerja sektor tertier; kesehatan;
kriminal; dan kepadatan penduduk.
nalisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif
dan statistik inferensial berdasarkan data dari 26 propinsi di
Indonesia yang telah dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS) pada tiga titik waktu/tahun (1980, 1985, dan 1990). Dalam
hal ini, masing-masing propinsi diperlakukan sebagai satuan
analisis (unit of analysis). Data tersebut diolah dengan menggu
nakan komputer yang dilengkapi oleh paket program Statistical
Analysis System (SAS)" pada Lembaga Demografi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Beberapa basil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakan
sebagai berikut :
Perekonomian Indonesia sementara mengalami transformasi
struktural yang ditandai oleh kontribusi Masing-masing sektor
terhadap PDB yang mengalami pergeseran dari tahun ke tahun.
Kontribusi sektor primer terhadap PDB cenderung mengalami penurunan
dari tahun ke tahun, sementara kontribusi sektor sekunder
dan sektor tertier semakin meningkat. Kontribusi sektor primer
pada tahun 1983 terhadap PDB atas dasar harga kontan tahun 1983
sebesar 42,98 %, sektor Jasa 39,05 % dan sektor sekunder 17,99 %.
Sedangkan pada tahun 1990 struktur perekonomian mengalami perge
seran dari sektor primer ke sektor tertier dan sekunder, yaitu
kontribusi sektor tertier 39,28 %, sektor primer 34,77 % dan
sektor sekunder 25,95 %.
Jika struktur perekonomian Indonesia dilihat dari besarnya
daya serap pekerja masing-masing sektor, maka pada tahun 1980
masih terlihat dominasi sektor primer, kemudian disusul oleh
sektor tertier dan sekunder, yaitu daya serap sektor primer
56,31 %, sektor tertier 31,06 % dan sektor sekunder 12,64 %.
Tahun 1990 struktur perekonomian tidak mengalami perubahan akan
tetapi yang mengalami perubahan adalah proporsi daya serap
masing-masing sektor, yaitu daya serap sektor primer turun
menjadi 51,30 %, sementara daya serap sektor tertier naik menjadi
32,78 % dan daya serap sektor sekunder naik menjadi 15,92 %.
Perkembangan pekerja di Indonesia menurut tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan nampaknya masih terkonsentrasi pada
tingkat pendidikan SD ke bawah. Tahun 1980 pekerja yang berpendidikan
SD ke bawah masih sebesar 88,5 %, berpendidikan SMTP
5,1 %, berpendidikan SMTA 5,6 % dan yang berpendidikan Akademi
dan Universitas hanya 0,8 %. Kemudian pada tahun 1990 proporsinya
mengalami perubahan yaitu pekerja yang berpendidikan SD ke bawah
turunrun menjadi 77,0 %, berpendidikan SMTP naik menjadi 8,9 %,
berpendidikan SMTA 11,5 % dan yang berpendidikan Diploma dan
Universitas naik menjadi 2,3 %.
Berdasarkan model yang diperhatikan dari hasil empiri menunjukkan
bahwa investasi (capital) mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap pembangunan ekonomi, investasi mempengaruhi
pembangunan ekonomi dalam bentuk parabola, artinya apabila jumlah
pemakaian investasi ditambah secara terus menerus akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan relatif (positif) terhadap pem
bangunan ekonomi, kemudian sampai pada suatu titik tertentu
dampak pertambahan jumlah pemakaian investasi terhadap pembangun
an ekonomi berubah menjadi menurun (negatif).
Dampak jumlah pekerja sektor primer, sekunder, dan tertier
terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yang
berbeda-beda menurut pulau. Besar kecilnya pengaruh jumlah peker
ja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonomi menurut
pulau banyak ditentukan oleh besar kecilnya perubahan relatif
kontribusi jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pemba
ngunan ekonominya. Seperti pengaruh jumlah pekerja sektor primer
terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa lebih kecil dibanding
dengan pulau-pulau yang lain, akan tetapi pengaruh jumlah pekerja
sektor sekunder dan tertier terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa memperlihatkan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan
pulau-pulau yang lain. Hal ini disebabkan karena dampak relatif
perubahan pemakaian jumlah pekerja teradap pembangunan ekonomi
berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau.
Dampak rata-rata pendidikan pekerja sektor primer, sekunder,
dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh
yang berbeda-beda menurut sektor dan pulau. Hal ini banyak dipengaruhi
oleh komposisi pekerja menurut pendidikan pada masingmasing
sektor yang pada akhirnya akan mempengaruhi rata-rata
pendidikan pekerja seeara keseluruhan, sehingga dampak relatif
perubahan rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Di samping
itu dampak rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunan
ekonomi relatif masih rendah disebabkan k4rena rata-rata pen
didikan pekerja masih sangat rendah yang disebabkan oleh jumlah
pekerja masih diominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD ke
bawah.
Hubungan antara kesehatan dan keamanan terhadap pembangunan
ekonomi memperlihatkan trend dan pola yang tidak terlalu jauh
berbeda menurut pulau. Sedangkan hubungan antara kepadatan penduduk
terhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut pulau,
yaitu Pulau Jawa memperlihatkan trend peningkatan yang lebih
besar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini berarti
bahwa penngkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatan
pembangunan imprastruktur dan perluasan kesempatan kerja akan
menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi.
Keberhasilan pembangunan di masa depan, di samping ditentukan
oleh ketersediaan dan kecukupan dana, juga banyak ditentukan
oleh kesiapan sumberdaya manusia sebagai pengemban missi dan
pelaksana pembangunan, sehingga sumberdaya manusia ini perlu
dipersiapkan sebaik-baiknya, baik jumlah maupun mutunya dalam ranj igka menyongsong pelaksanaan Program Pembangunan Jangka Panjang
Tahap Kedua. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berorientasi
ke arah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan
antar wilayah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat Indonesia.
Isu orientasi pelaksanaan pembangunan ke Indonesia Bagian
Timur (IBT) didukung oleh hasil penelitian ini, yang menunjukkan
bahwa kecenderungan orientasi alokasi 'sumberdaya dalam pem
bangunan ekonomi akan lebih menguntungkan perekonomian nasional
jika diarahkan ke IBT. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan
pendidikan pekerja sektor primer dan sekunder diprioritaskan
ke IBT. Hal ini didukung oleh alokasi investasi yang mendapat
prioritas utama ke IBT. Dengan demikian, maka alokasi investasi
ke IBT akan membawa manfaat yang lebih besar jika diarahkan untuk
perluasan kesempatan kerja dan pengembangan pendidikan di sektor
primer dan sekunder di IBT. Perluasan kesempatan kerja dan
pendidikan pekerja sektor tertier diprioritaskan ke Pulau Jawa
yang didukung pula oleh alokasi investasi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Joko Rencono
"Tesis ini membahas bagaimana pengaruh investasi (PMDN dan PMA) serta tenaga kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di Pulau Jawa (DKI Jakarta, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta). Penelitian ini menggunakan
panel data tahun 1990-2007. Penelitian ini dimulai dengan analisis deskriptif, analisis
regresi (cross section OLS), panel data (common dan fixed effect) serta uji chow untuk
menentukan model terbaik dan didapatkan fixed effect sebagai model terbaik. Penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel PMDN, tenaga kerja dan periode waktu (dummy
krisis) berpengaruh terhadap PDRB sedangkan PMA tidak berpengaruh terhadap
PDRB.

This thesis discuses how the impact of investment (PMDN and PMA) and labor to economic growth in the provinces in Java Island (Jakarta, West Java, Central Java, East Java and Yogyakarta). This study uses panel data year 1990-2007. This research began with descriptive analysis, regression analysis (OLS Cross Section), panel data (fixed and common effect) and the chow test to determine the best model and established as a fixed effect model best. Research shows that this variable PMDN, labor and time period (crisis dummy) effect on GDP regional while PMA did not effect the GDP regional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28770
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sasi Rustandi
"Penclitian dengan judul ?Peranan Sektor Pertanian tcrhadap Pcrckonomian Propinsi Nusa Tenggara Barat : Analisis dcngan Menggunakan Model Ekonomctri Persamaan Simultan? lui dilakukan dungan menggunakan data historis PDRB Propinsi NTB menurut pcnggunaan dan lapzmgan usaha, PDB Indonesia, pengeluaran investasi pemerintah pusat ke Propinsi NTB, statistik keuangan pcmerintah daerah propinsi dan kabupaten/kotamadya se Propinsi NTB dari tahun 1983 hingga 2000, scrta data-data pendukung lainnya. Dilakukan dengan tujuan untuk melihat kincrja pcrekonomian Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) scrta pcranan scktor pcrtanian dalam perckonomian Propinsi NTB, dimana untuk memproyeksikan perckonomian Propinsi NTB dan peranan sektor pcrtaniannya dari tahun 2001 hingga 2005 dipergunakan model ckonometri Propinsi NTB. Analisis ditekankan pada besamya laju pertumbuhan ckonomi Propinsi NTB, nilai tambah bmto, Iaju pertumbuhan dan konlribusi scktor pcrtanian dalam pcmbcntukan PDRB, pcranan scktor pertanian dalam mendukung proses transfommasi struktur produksi, scrta kemungkinan terjadinya proses transfommi di dalam sektor pcrtanian itu sendiri.
Dari hasil analisis dipcroleh gamharan bahwa perekonomian Propinsi NTB selelah mcngalami kontralsi scbcsar -3,07 % pada tahun 1998 dan pcrtumbuhan yang fantastis sebcsar 34,16 % pada tahun 2000 scjak mulai bcropcrasinya pcmsnhaan pcnambangan konsentrat tembaga-cmas PT Newmont Nusa Tcnggara pada Triwulan IV tahun 1999, memperlihatkan laju pertumbuhan tahlm 2001 - 2005 menurut skenariu pcsimis berkisar antara 2,78 - 4,77 %, sedangkan hasil skenario moderat dan oplimis berada pada kisaran 4,39 - 6,06 % dan 6,13 - 7,44 %. Sedangkan laju pcrtumbuhan sektor pcrtanian dari lahun 2001-2005 hasil proyeksi pcsimis bcrkisar antara 2,56 - 2,98 %, mcnuml skcnario moderat 3,87 - 4,90 % dan mcnurut skcnario optimis berkisar amara 5,02 - 7,16 %. Mcskiptm dominan, scjak tahun 1985 hingga tahun 1999 peranan sekzor pcrtanian terhadap pembentukan PDRB tcrus menunm sedangkan pangsa relatif sektor industri pengolahan, bangunan, perdagangan, hotel dan rcstoran scrta pcngangkutan dan komunikasi terus meningkat Sejak beroperasinya PT Newrnont Nusa Tcnggara stnxktur ckonomi Propinsi NTB tahun 2000 mcnjadi berubah, dimana peranan sel
Kecenderungan proscs tmnsfonnasi tcljadi juga di dalam sektor permnian, yaitu adanya pergcxcran peranan subscktor tanaman pangan yang semakin mcnurun dan adanya pcningkalan distribusi perscntase dari subscktor pcrkebunan dan subsektor kehutanan. Pcningkatan kedua subsektor ini sangatlah panting terutama dalam menunjang bcrkcmbangnya industri pengolahan yang berbasis pertanian, karena kedua subsektor ini merupakan pcnghasil bahan baku bagi agroindustri. Tenztama subsektor perkebunan yang paling prospektif untuk dikembangkan, mcngingat masih sangat besamya potensi yang dimiliki subsektor ini, baik ketcrscdiaan lahan maupun pcluang pasar ckspor dan domestik.
Jika dilihat dari pengamh variabcl-variabel cksogenous, hasil proyeksi terhadap kinexja perckonomian serta peranan sektor pcrmnian di Propinsi NTB ini mcmperlihatkan juga bahwa variabel eksogcnous PDBI yang scmakin besar, pengcluaran kcmsumsi pemcdntah Indonesia yang meningkat, investasi pemerintah pusat ke Propinsi NTB yang meningkat, dan bcrtanlbahnya banruan transfer dana dari pcrnerintah pusat kepada pemerintah dacrah akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Propinsi NTB yang semakin tinggi, nilai tambah bruto sektor pcrtanian yang mcningkat, scrta mempercepat berlangsungnya proscs transfomnasi stmkxur produksi dari sektor primer (khususnya pertanian) ke scktor sekunder dan tcrsier."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T6473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Tamtomo
"This research describe the factors that effect regional economic growth in decentralization fiscal with case at regencies/cities in Central Java Province. It used regression analysis which growth economic as a dependent variabel, and used PAD, DAU, quantity of labor and education level of population 10 age year as a independent variabel. This research also test differences level of regional economic growth between farm sector and non-farm sector. The result shows that PAD, DAU, quantity of labor and education level have positive effect to economic growth, and there are no difference level of growth between farm sector and non-farm sector.

Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah di era desentralisasi fiskal dengan studi kasus kab/kota di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi dengan pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependen dan sebagai variabel independen adalah PAD, DAU, jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan penduduk usia kerja. Selain itu juga ada uji perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi sektor pertanian dan sektor non-pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD, DAU, jumlah tenaga kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu tidak ada perbedaan signifikan tentang pertumbuhan ekonomi antara sektor pertanian dan sektor non-pertanian."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27509
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"this study aims to test and demonstrate empirically the influence of special autonomy fund (DOK), the general allocation fund (DAU) and PAD allegedly not necessarily improve economic growth. This study analyzed the partial influence of DOK, DAU and PAD to conomic growth in Aceh province.
this stady covers 23 districts / cities and one countained in the Aceh province. The data in this study is a secondary data countained in the office of financial management aceh (DPKA), the central bureau of statistics provinces of Aceh and other sources that can be accounted for.
Based on the results of data processing show that partially DOK and DAU significant effect on economic growth in Aceh. While variable PAD negatively affect economic growth in the province. The most dominant variable is DOK, this due to the use of DOK has been set for a sector that has a greater impetus to economic growth, such as infrastructure, health an education.
The results date processing, also indicates that the variable DOK, DAU and PAD simultaneously significant effect on economic growth in Aceh."
EKOBIS 1:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Desira Albertine
"Penelitian Tesis ini bertujuan untuk Menentukan kinerja sektor-sektor dan sub sektor dalam perekonomian Kabupaten Kapuas sebelum dan sesudah pemekaran daerah serta pada tahun analisis 2000-2009 dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah; Menentukan sektor basis di Kabupaten Kapuas sebelum dan sesudah pemekaran daerah dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah; Membandingkan struktur perekonomian sebelum pemekaran daerah dengan struktur perekonomian sesudah pemekaran daerah dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah sehingga dapat ditentukan sektor dan sub sektor yang mengalami transformasi sektoral; Menentukan kinerja sektor-sektor dan sub sektor dalam perekonomian Kabupaten Kapuas pada tahun analisis 2002-2009 dalam lingkup Kawasan Kapuas dan Sekitarnya; Menentukan sektor basis di Kabupaten Kapuas dalam lingkup Kawasan Kapuas dan Sekitarnya. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah PDRB Kabupaten Kapuas dan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000-2009, serta PDRB Kabupaten Gunung Mas, PDRB Kabupaten Pulang Pisau, PDRB Kabupaten Barito Selatan dan PDRB Kabupaten Barito Kuala tahun 2002-2009. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah : 1). Analisis Shift Share; 2). Analisis Location Quotient (LQ); 3) Analisis Prioritas Pembangunan.
Dari hasil analisis diketahui Sektor yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama pada Provinsi Kalimantan Tengah rata-rata, sebelum pemekaran daerah terdiri atas : sub sektor Telekomunikasi, sedangkan sesudah pemekaran daerah, terdiri atas : sub sektor Peternakan dan Hasilnya; Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran; Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; dan Sub Sektor Jasa Penunjang Angkutan. Pada tahun analisis 2000-2009 terdiri dari : sub sektor Peternakan, serta sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Sektor dan sub sektor yang mengalami transformasi sektoral sebelum dan sesudah pemekaran daerah di Kabupaten Kapuas dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari : Sektor Pertanian; sub sektor perikanan; sub sektor tanaman perkebunan; sub sektor kehutanan; Sektor Bangunan; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; serta Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor-sektor yang pertumbuhannya di atas rata-rata dan surplus di Kabupaten Kapuas serta mampu mengakomodir kebutuhan daerah-daerah lainnya di wilayah regional Kalimantan Tengah terdiri dari : Sektor Pertanian; sub sektor tanaman pangan, sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman perkebunan, dan Sektor Bangunan. Sektor - sektor yang pertumbuhannya di atas rata-rata dan surplus di Kabupaten Kapuas serta mampu mengakomodir kebutuhan daerah-daerah lainnya di Kawasan Kapuas dan Sekitarnya terdiri dari : Sektor Pertanian; sub sektor tanaman pangan, sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman perkebunan, serta Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

Thesis research aims to Determine the performance of sectors and sub sectors in Kapuas Regency economic before and after regional expansion as well as in year 2000-2009 within the analysis scope of Central Kalimantan Province; Determining base in Kapuas Regency sector before and after regional expansion in the scope of Central Kalimantan Province; Comparing the economic structure before regional expansion with the economic structure after regional expansion in the scope of Central Kalimantan Province so can be determined the sectors and sub sectors that have sectoral transformation; Determining the performance of the sectors and sub sectors in Kapuas Regency economic year 2002-2009 in the analysis scope of Kapuas and Surrounding Areas; Specifies a base sector in Kapuas Regency economic within the scope of Kapuas and Surrounding Areas. The data used for this study was GDRP of Kapuas Regency and GDRP of Central Kalimantan Province in 2000-2009, also GDRP of Gunung Mas Regency, GDRP of Pulang Pisau Regency, GDRP of Barito Selatan Regency and GDRP of Barito Kuala year 2002-2009. Research methodologies used are: 1). Shift Share Analysis, 2). Location Quotient (LQ) Analysis; 3) Development Priorities Analysis.
From the analysis result is known that, the sectors that grew more rapid than the growth of same sector in Central Kalimantan Province on average, before the regional expansion consists of : Telecommunications sub-sector, while after the regional expansion, consists of : Farms and the results sub-sector; Trade, Hotel & Restaurant sector; Wholesale and Retail sub-sector, and Transportation Support Services sub-sector. In year 2000-2009 analysis consists of : Livestock sub-sector and Wholesale and Retail sub-sector. Sectors and sub sectors that have sectoral transformation before and after regional expansion in Kapuas Regency in the scope of Central Kalimantan Province consists of : Agricultural Sector; Fisheries sub-sector; Plantation Crops sub-sector; Forestry sub-sector; Construction Sector; Finance, Leasing and Business Services Sector; Transport and Communication Sector; Electricity, Gas and Water Supply Sector; also Mining and Quarrying Sector. Sectors whose growth is above average and surplus in Kapuas Regency and also able to accommodate the needs of other areas in the scope of Central Kalimantan region consists of : Agricultural Sector; Food Crops sub-sectors, Livestock sub-sector and Plantation Crops sub-sectors, and also Building Sector. Sectors whose growth is above average and surplus in Kapuas Regency and able to accommodate the needs of other regions in the scope of Kapuas Regency and Surrounding Areas consist of : Agricultural Sector; Food Crops sub-sectors, Livestock sub-sector and Plantation Crops sub-sector, also Finance, Leasing and Business Services Sector."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30056
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Arya Wisnubroto
"Penelitian ini mendalami mengenai peran perkembangan sektor finansial terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel-variabel sektor finansial yang digunakan adalah kapitalisasi pasar saham, kredit perbankan, dan jumlah uang beredar. Sementara itu perekonomian direpresentasikan dengan variabel PDB (Produk Domestik Bruto). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode vector error correction model (VECM) dan impulse response function. Hasil analisis dengan menggunakan metode VECM menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel-variabel perkembangan sektor finansial memiliki hubungan jangka panjang dengan PDB. Berdasarkan analisis impulse response function, terlihat bahwa shock positif kapitalisasi pasar, kredit perbankan, dan jumlah uang beredar direspon positif searah oleh PDB.

This research is exploring on the role of financial sector development to economic growth. Financial sector variables that are used in this is stock market capitalization, banking credit and money supply. Meanwhile, economy is represented by GDP. Analysis used in this research is Vector Error Correction Model (VECM), impulse response function. The result of the analysis shows that in the long term, financial development variables have causality relationship with GDP. Based on impulse response function analysis, it is seen that positive shock of financial sector variables responded with the increasing GDP in the next 10 years."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>