Ditemukan 157352 dokumen yang sesuai dengan query
Noval Suryadi
"
Dalam rangka upaya memenuhi target bauran energi baru terbarukan terkait kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) pada tahun 2025 sebesar 7.200 MW, dengan potensi sumber daya panas bumi sebesar 23.060 MW baru sebesar 2.360 MW yang dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Pada Wilayah Kerja Panas Bumi “XYZ” terdapat potensi cadangan panas bumi 464 MW, namun baru dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Panas Bumi sebesar 55 MW (12%). Untuk meningkatkan kapasitas pembangkit pada Wilayah Kerja Panas Bumi “XYZ” yang telah beroperasi dapat menurunkan tingkat risiko sumber daya panas bumi, menekan biaya investasi awal dan mengurangi waktu pembangunan pembangkit karena proses pengembangan panas bumi tidak dimulai dari tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan menganalisis dalam investasi pengembangan kapasitas pembangkit listrik panas bumi menggunakan Simulasi Monte Carlo dalam pengambilan keputusan, dengan memperhitungkan variabel-variabel ketidakpastian seperti faktor kapasitas, tingkat suku bunga, inflasi, pajak, proporsi pembiayaan ekuitas, dan jangka waktu pembangunan. Hasil analisis menunjukkan bahwa skema investasi pengembangan kapasitas pembangkit dengan cara memaksimalkan cadangan panas bumi menghasilkan peningkatan probabilitas Net Present Value bernilai positive.
In order to meet the renewable energy mix target related to the installed capacity of Geothermal Power Plants (PLTP) in 2025 of 7,200 MW, with the potential of geothermal resources of 23,060 MW, only 2,360 MW has been utilised as a Geothermal Power Plant. In the Geothermal Working Area "XYZ" there are potential geothermal reserves of 464 MW, but only 55 MW (12%) has been utilised as a Geothermal Power Plant. To increase the generating capacity in the "XYZ" Geothermal Working Area that has been operating can reduce the risk level of geothermal resources, reduce initial investment costs and reduce plant construction time because the geothermal development process does not start from the initial stage. The purpose of this study is to evaluate and analyse the investment in geothermal power plant capacity development using Monte Carlo Simulation in decision making, by taking into account uncertain variables such as capacity factor, interest rate, inflation, tax, proportion of equity financing, and construction period. The results of the analysis show that the investment scheme for developing generating capacity by maximising geothermal reserves results in an increase in the probability of a positive Net Present Value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Mohammad Dicky Amrullah
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, bahkan potensi energi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) belum maksimal yaitu sebesar 1.405,4 MW atau 1,1% dari bauran penggunaan energi nasional. Pada Program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) diberikan porsi sebesar 25%. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang merupakan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dianggap sebagai salah satu solusi ketenagalistrikan nasional. Namun, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat menyebabkan permasalahan lingkungan apabila tidak dioperasikan dengan benar. Untuk mencegah resiko seperti itu, manajemen aset yang baik menjadi suatu kebutuhan.
Metode penilaian reliability adalah salah satu metode manajemen aset yang umum digunakan pada industri pembangkit listrik. Dengan mengetahui nilai reliability suatu aset, strategi maintenance dapat disusun secara efektif. Objek perhitungan reliability pada penelitian ini adalah power generation system PLTP Unit 4 Kamojang. Untuk mengetahui nilai reliability dari plant, analisis reliability block diagram (RBD) perlu dilakukan. Setiap diagram blok pada RBD dibagi berdasarkan sistem maupun equipment yang terdapat pada PLTP yaitu steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, dan closed cooling system. Formula perhitungan dari RBD diterapkan pada tabel kalkulasi reliability, sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan efisien dan gangguan yang terjadi pada sistem dapat dilihat pada tabel kalkulasi reliability. Performa reliability dan availability PLTP Unit 4 Kamojang pada tahun 2015 tergolong baik dimana masing-masing mencapai nilai 99% dan 91%.
Indonesia is considered as a world major volcanic country and was gifted with the great geothermal energy resources. Despite having a big potential, according to data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, the installed capacity for geothermal power plant is just in the amount of 1405.4 MW, or just 1.1 % of national energy use. As the 35,000 MW Project which were announced by the government in 2015 goes on, the portion of renewable energy-based electricity generation amounted to 25%, geothermal power plant (PLTP), which is renewable energy ? based power plant is considered as a solution for the national electricity industry. However, geothermal power plant (PLTP) can also cause an environmental problem if it isn't operated properly. To prevent major risks like that, a good asset management is needed. One of asset management method is making a reliability assessment. By knowing the reliability value of asset, maintenance strategies can be programmed effectively. A reliability assessment is applicated on Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant. To determine the reliability value of plant, an analysis of reliability block diagram (RBD) is needed. Each block diagram, divided by the components of the systems in geothermal power plant. They are steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, and closed cooling system. RBD philosophy should be applied to the reliability calculation table, so that the calculation can be done efficiently and the disturbance on the system can be seen in reliability calculation table. Reliability and availability performance of geothermal power plants in 2015 can be said good. Each of them reach a value of 99% and 91%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65806
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Raity Arief Hidajat
"Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, dan juga bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu sumber energi listrik yang potensial berasal dari energi panas bumi, dimana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di 331 lokasi dengan potensi sebesar 28.579 MW. Namun potensi panas bumi sebagian besar berada di kawasan konservasi seperti di kawasan Taman Nasional. Pengembangan dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menurut Word Wildlife Fund (WWF), menyebabkan pembukaan lahan yang merusak struktur vegetasi dan mempengaruhi habitat satwa liar. Data dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak menunjukan adanya penuruan jumlah populasi macan tutul jawa dari 50 ekor pada tahun 2013 menjadi 40 ekor pada tahun 2018. Pengembangan PLTP banyak mendapat tantangan dari masyarakat sekitar mengenai kesempatan kerja dan berusaha yang belum mendapatkan perhatian. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai keberlanjutan PLTP dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial, dan menilai indeks keberlanjutannya. Lokasi penelitian adalah di PLTP Gunung Salak yang berada di dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian mixed method. Variabel penelitian ditetapkan melalui wawancara kepada para nara sumber ahli yang diolah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada 7 variabel penelitian yang dijabarkan dari hasil pengolahan data dan analisa, yaitu: Kondisi tutupan lahan dalam kondisi yang baik dan tidak ada penurunan tutupan lahan sejak tahun 2003-2018, konservasi hutan dengan metode indeks Shannon Wiener berada dalam keanekaragaman sedang, konservasi satwa dengan metode camera trap menunjukan macan tutul jawa masih ada dan hidup di sekitar area PLTP dengan jumlah sekitar 10 ekor dengan indeks kelimpahan relatih 1,55% dan digolongkan dalam kategori rendah, pendapatan pekerja lokal melebihi dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sehingga layak memenuhi kebutuhan hidup, serapan tenaga kerja lokal telah mencapai 72% dari kapasitas tenaga kerja di PLTP dan berada dalam komposisi tenaga kerja lokal dan non lokal di beberapa daerah yang berkisar antara 60-75%, penyerapan produk masyarakat lokal oleh PLTP masih kurang, hal ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena persyaratan higienitas dan keamanan pangan. Secara keseluruhan indeks keberlanjutan PLTP Gunung Salak mencapai 55% yang berarti berada pada kondisi cukup berkelanjutan.
Electrical energy needs in Indonesia continues to increase rapidly along with economic growth, technological improvement, and also the increasing of population. One of the potential sources of electrical energy comes from geothermal, where Indonesia has a huge potential in 331 locations throughout Indonesia with a potential of 28,579 MW. However, most of the geothermal source location is in conservation areas such as in National Park areas. Development and operation of Geothermal Power Plants according to the Word Wildlife Fund (WWF), causing land clearing that resulting in damage of vegetation structures and affects wildlife habitats. Data from the Mount Halimun Salak National Park shows a decline in the population of Java leopard from 50 in 2013 to 40 in 2018. The development of Geothermal Power Plants has received many challenges from the surrounding community regarding employment and business opportunities that have yet to receive attention. And it is necessary to research the sustainability of geothermal power plants from environmental, economic and social aspects, and assessing the sustainability index. The research location is Gunung Salak Geothermal Power Plant which is located inside the Mount Halimun Salak National Park (TNGHS) with a quantitative approach and mixed method research. Research variable is determined through interviews to expert resource persons which are processed by Analytical Hierarchy Process (AHP). There are 7 research variables which is described from the results of data processing and analysis, namely: Land cover conditions are in good condition and there has been no decrease in land cover since 2003-2018, forest conservation using the Shannon Wiener index method are in moderate diversity, animal conservation using the camera trap method shows that Javan leopards still exist and live around the area of the Power Plant with around 10 heads and classified in the low category with a relative abundance index of 1.55%, the income of local workers exceeds the survey of the Need for Decent Living (KHL) so that it is feasible to meet the needs of life, the absorption of local labor has achieved 72% of the workforce capacity at the Power Plant and are in the composition of the local and non-local workforce in several regions ranging from 60-75%, the absorption of local community products by the Power Plant is still lacking, this not according to community's expectations because of the hygiene and food safety requirements. Overall the sustainability index of the Gunung Salak Geothermal Power Plant reaches 55% which means it is in a fairly sustainable condition."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Salusu, Bianca Marella Putri
"Energi panas bumi di Indonesia memegang peranan yang sangat penting dalam energi terbarukan untuk memastikan terdapat sumber energi yang dapat diandalkan dan berkelanjutan. Berdasarkan PP No. 79 Tahun 2014 pada sektor energi, Indonesia menargetkan Energy Mix pada tahun 2025 dimana energi baru dan terbarukan berkontribusi sebesar 23% dari total Energy Mix. Melalui Perpres No. 22 Tahun 2017, Pemerintah Indonesia (RI) telah menetapkan target 7.241,5 MW panas bumi kapasitas terpasang pada tahun 2025. Sedangkan kapasitas terpasang saat ini sekitar 2.133,5 MW. Berdasarkan kesenjangan antara potensi dan kapasitas terpasang PLTP dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan panas bumi di Indonesia masih rendah karena banyaknya tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan dalam pengembangan panas bumi adalah isu sosial seperti penolakan dari komunitas cukup banyak mendominasi. Isu sosial dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek yang akhirnya akan berdampak pada keekonomian proyek. Risiko sosial ini pun dapat diturunkan dengan meningkatkan penerimaan sosial (social acceptance) atas kegiatan panas bumi dengan memahami latar belakang dan faktor yang mempengaruhi rendahnya penerimaan sosial. Social acceptance dapat dibagi menjadi 3 dimensi yaitu: socio- political acceptance, community acceptance, dan market acceptance. Penelitian ini akan berfokus pada socio-political acceptance sebagai dimensi yang paling luas dari social acceptance yang menjelaskan bagaimana manusia dan organisasi membuat keputusan, menyelesaikan konflik, menjalin kemitraan, merespon kebijakan pemerintah serta masalah sosial dan sebagai pondasi dari social acceptance. Strategi yang dihasilkan dari analisis terhadap socio-political acceptance ini diharapkan dapat membantu perusahaan penghasil listrik dari panas bumi (IPP) untuk meningkatkan socio-political acceptance terhadap proyek panas bumi untuk meningkatkan kinerja waktu.
Geothermal energy in Indonesia plays a very important role in renewable energy to ensure that there is a reliable and sustainable energy source. Based on PP No. 79 In 2014 in the energy sector, Indonesia targets the Energy Mix in 2025 where new and renewable energy contributes 23% of the total Energy Mix. Through Presidential Decree No. 22 of 2017, the Government of Indonesia (RI) has set a target of 7,241.5 MW of geothermal installed capacity by 2025. While the current installed capacity is around 2,133.5 MW. Based on the gap between the potential and installed capacity of geothermal power plants with these data, it can be concluded that geothermal development in Indonesia is still low due to the many challenges faced. One of the challenges in geothermal development is that social issues such as refusal from the community dominate quite a lot. Social issues can result in delays in project completion which will ultimately have an impact on the project's economy. This social risk can also be reduced by increasing social acceptance of geothermal activities by understanding the background and factors that influence the low social acceptance. Social acceptance can be divided into 3 dimensions, namely: socio-political acceptance, community acceptance, and market acceptance. This study will focus on socio-political acceptance as the broadest dimension of social acceptance which explains how humans and organizations make decisions, resolve conflicts, establish partnerships, respond to government policies and social problems and as the foundation of social acceptance. The strategy resulting from the analysis of socio-political acceptance is expected to help companies producing electricity from geothermal (IPP) to increase socio-political acceptance of geothermal projects to improve time performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Dimas Ahmad Syafii
"Keberadaan sistem panas bumi dapat diperkirakan dengan melihat manifestasi yang muncul di permukaan tanah akibat adanya struktur geologi, seperti sesar/patahan pada daerah potensi panas bumi. Untuk mengetahui keberadaan struktur patahan di lapangan ?DAS? digunakan metode gravitasi. Dalam metode gravitasi terdapat metode lanjutan untuk mengidentifikasi patahan, yaitu FHD (First Horizontal Derivative) dan SVD (Second Vertical Derivative). Metode tersebut memanfaatkan turunan dari nilai anomali gravitasi. Output dari metode tersebut adalah peta kontur yang menunjukkan keberadaan suatu patahan.
Terdapat delapan patahan yang teridentifikasi oleh metode FHD dan SVD, tujuh patahan merupakan patahan normal dan satu patahan merupakan petahan naik. Hasil tersebut diintegrasikan dengan data pendukung, seperti data MT, geologi, geokimia, data sumur dan model sintetik. Dari data-data tersebut dapat dibuat model densitas dan model konseptual sistem panas bumi daerah ?DAS?. Model densitas menunjukkan densitas clay cap sebesar 2,25 gr/cm3, densitas reservoir sebesar 2,41 gr/cm3, dan densitas heat source sebesar 2,81 gr/cm3. Berdasarkan model konseptual, fumarol dan mata air panas SPG merupakan zona upflow, sedangkan mata air panas BB 1 dan BB 2 merupakan zona outflow.
The existence of geothermal system can be assessed by identifying distribution of manifestations that appears on the surface. The manifestations appear because of geology structure, like fault structure on geothermal potention area. Gravity method is used to knowing the exsistence of fault structure on ?DAS field. In gravity method, there are the advanced methods to identify fault. They are FHD (First Horizontal Derivative) and SVD (Second Vertical Derivative). Those methods use derivative of gravity anomaly value. The output of FHD and SVD is contour map that indicates the exsistence of fault. There are eight faults identified by FHD and SVD, they are seven normal faults and a reverse fault. The FHD and SVD contour map will be integrated with other support data, such as resistivity section of MT, geology data, geochemistry data, thermal gradient data, and sintetic model. Those data result density model and conseptual model of ?DAS? field geothermal system. Density model show the density of clay cap is 2,25 gr/cm3, reservoir is 2,41 gr/cm3, and heat source is 2,81 gr/cm3. Base on conseptual model, fumarole and hot spring SPG are upflow zone, while hot springs BB 1 and BB 2 are outflow zone."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63686
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hasibuan, Abdul Hakim
"
ABSTRAKPengusahaan potensi panas bumi Indonesia baru termanfaatkan 1.403,5 MegaWatt dari 28.910 MW pada 312 lokasi dalam 67 WKP, faktualnya dimana area potensi panas bumi terdeteksi disitu terdapat beberapa kepentingan yang menyimpan potensi konflik, namun Chevron Geothermal Salak, Ltd satu investor yang berani investasi dan berhasil mengelola panas bumi Gunung Salak dengan aman. Penelitian kualitatif ini untuk mendiskripsikan keberhasilan CGS tanpa konflik dengan berbagai kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan CGS melaksanakan upaya pendekatan kepada Pemerintah dan masyarakat sesuai aturan, serta melaksanakan faktor-faktor kewajibannya juga aktif melaksanakan Community Social Responsibility (CSR) sebagai investasi sehingga berpengaruh terhadap kondisi perekonomian daerah.
ABSTRACTExploitation of geothermal potential new Indonesia exploited 1.403,5 megawatts from 28.910 MW of the 312 locations in 67 WKP, the main constraint where geothermal potential is detected, there are several potential conflicts of interest resulting store, but Chevron Geothermal Salak, Ltd one investor who dared investments and successfully manage Gunung Salak geothermal safely. This qualitative study was to describe the success of CGS without conflict with various interests. The results showed CGS implement approaches to the Government and the public according to the rules, and to implement its obligations factors are also actively implementing Community Social Responsibility (CSR) as an investment and therefore contributes to regional economic conditions.
"
2016
T46031
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anugrah Indah Lestari
"Data magnetotellurik biasanya masih dihimpun dan ditampilkan dalam bentuk profil dan diinterpretasi menggunakan inversi 1-dimensi (1-D) atau 2-dimensi (2-D). Asumsi yang digunakan dalam inversi 1-D dan 2-D dapat menyebabkan kesalahan interpretasi dikarenakan kondisi riil di bawah permukaan adalah 3-D. Oleh karena itu dilakukan pengujian inversi 1-D, 2-D, dan 3-D (full tensor impedance dan off diagonal elements) profil data sintetik 3D untuk menganalisis pengaruh efek 3D dan efek tepi. Hasil dari inversi 1D dan 2D memperlihatkan ketidakmampuan dalam mempertahankan geometri model sintetik 3D terutama dalam memperlihatkan batas tepi model sintetik 3D. Dengan menggunakan inversi 3-D, terlihat memberikan hasil yang lebih baik dalam memperlihatkan geometri model sintetik 3D. Pentingnya penggunaan on diagonal elements (Zxx dan Zyy) dalam proses inversi diperlihatkan melalui hasil data sintetik yakni menambah keakuratan dalam hasil inversi terutama pada profil bagian tepi dari benda konduktif dan resistif. Hal ini diperlihatkan melalui hasil plot nilai impedansi Zxx dan Zyy. Oleh karena itu penggunaan seluruh komponen tensor impedansi penting digunakan dalam inversi 3-D untuk menginterpretasi profil data. Arah strike juga terlihat sangat mempengaruhi hasil inversi 2-D. Analisis terhadap inversi multidimensi profil data dilakukan terhadap data riil magnetotelurik daerah prospek panas bumi Tawau, Malaysia. Dari hasil inversi1-D, 2-D, dan 3-D pada data riil didapatkan kemiripan pola distribusi zona resistivitas rendah dan tinggi pada hasil inversi 1-D dan 3-D dikarenakan hasil kedua inversi tidak dipengaruhi oleh arah strike serta hasil ini mendukung kesesuaian pada hasil model sintetik di mana hasil inversi 1-D dapat mencitrakan resistivitas bawah permukaan dengan baik pada kedalaman dangkal.
Magnetotelluric data is usually still collected and displayed in profile data and interpreted by using 1-dimensional inversion (1-D) or 2-dimensional inversion (2-D). The assumption that is used in 1-D and 2-D may lead potential pitfall during interpretation because real condition beneath the surface is 3-D. Therefore, inversion 1-D, 2-D, and 3-D (full tensor impedance and off diagonal elements) is tested in 3D synthetic profile data for analyzing the influence of 3D effect and edge effect. 1-D and 2-D inversion result shows an inability to maintain the geometry of 3D synthetic model, mainly in imaging edge border of 3D synthetic model. By using 3-D inversion profile synthetic data MT, it is proven that the use of 3-D inversion gives better result in showing the geometry of 3D synthetic model. The importance of on diagonal elements (Zxx and Zyy) in the inversion result is shown by the result of synthetic data which increase the accuracy of inversion result, particularly at edge of conductive and resistive feature. This is shown by the result of impedance value (Zxx and Zyy) ploting. Therefore, using all components of tensor impedance is important in 3D inversion to interpret profile data. Strike direction is also seen affect the result of 2D inversion. Analysis of multidimension inversion of profile data is then performed on real magnetotelluric data in Tawau geothermal prospect area. From 1-D, 2-D, and 3-D inversion result, it is obtained that there is similarity in distribution pattern of low and high resistivity zone because both of the inversion are not influenced by strike direction and this result supports the suitability of synthetic model result where 1-D inversion can image subsurface resistivity at shallow depth well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54755
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Samuel Adam
"Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang besar, diperkirakan 24 GW atau setara dengan 35-40% dari potensi global, menjadikannya komponen penting dalam upaya transisi energi terbarukan negara tersebut. Namun, hanya 2.34 GW yang telah dimanfaatkan, jauh di bawah target pemerintah 2025 sebesar 7.2 GW. Indonesia menghadapi masalah dalam mengamankan pendanaan untuk target panas bumi yang ambisius ini karena iklim investasi yang menantang. Ketidakpastian yang melekat dalam proyek panas bumi, biaya pengembangan awal yang tinggi, dan insentif yang tidak memadai menjadi penghalang besar bagi investor untuk mencapai pengembalian yang sepadan dengan risiko yang luas. Oleh karena itu, mengatasi ketidakpastian utama dalam fase yang sangat berisiko dari pengembangan panas bumi, seperti eksplorasi dan eksploitasi, diperlukan untuk mengejar strategi yang tepat untuk meminimalkan risiko investasi yang gagal dan meningkatkan kesesuaian untuk alokasi anggaran. Studi ini mengusulkan pendekatan pemodelan dan analisis keuangan eksplorasi untuk menyelidiki ketidakpastian utama dalam proyek panas bumi dengan menggabungkan opsi nyata dan pemodelan eksplorasi. Temuan menunjukkan bahwa harga listrik, kekeringan fluida, biaya pengeboran eksplorasi, dan faktor kapasitas adalah ketidakpastian utama dalam fase eksplorasi. Sementara itu, rasio keberhasilan sumur produksi dan biaya pengembangan dan injeksi adalah ketidakpastian utama dalam fase eksploitasi. Analisis opsi nyata berguna dalam kondisi yang tidak menguntungkan di mana fleksibilitas manajemen diperlukan untuk menghindari penghentian proyek lebih awal. Namun, ketika berada dalam kondisi yang menguntungkan, para pengambil keputusan harus mencari ketahanan keseluruhan di mana proyek tidak akan dihentikan terlepas dari ketidakpastian masa depan.
Indonesia has massive geothermal reserves, estimated at 24 GW or equal to 35-40% of global potential, making it a crucial component in the nation's effort for renewable energy transition. Nevertheless, only 2.34 GW has been utilized, far below the government's 2025 target of 7.2 GW. Indonesia faces problems securing funding for its ambitious geothermal target due to the challenging investment climate. The inherent uncertainty in geothermal projects, high upfront development costs, and insufficient incentives pose significant barriers for investors in achieving returns commensurate with the extensive risks. Therefore, addressing key uncertainties in highly risky phases of geothermal development, such as exploration and exploitation, is needed to pursue the right strategy to minimize the risk of failed investments and increase appropriateness for budget allocation. This study proposes an exploratory financial modeling and analysis approach to investigating key uncertainties in geothermal projects by combining real options and exploratory modeling. The findings show that electricity price, fluid dryness, exploration drilling cost, and capacity factor are key uncertainties in the exploration phase. Meanwhile, the production well success ratio and costs of development and injection are key uncertainties in the exploitation phase. Real options analysis is useful in unfavorable conditions where management flexibility is needed to avoid early abandonment of the project. However, when situated in favorable circumstances, the decision-makers should seek overall robustness where the project will not be abandoned regardless of future uncertainties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jonas Elkana Widjaja
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya panas bumi terbesar di dunia. Akan tetapi, hal tersebut belum termanfaatkan dengan optimal dikarenakan biaya investasi yang tergolong cukup tinggi. Maka perlu dilakukan peningkatan penelusuran mengenai daerah-daerah potensi panas bumi. Salah satu metode untuk meningkatkan penelusuran daerah potensi panas bumi adalah metode penginderaan jauh. Pada penelitian ini digunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan data citra Landsat-8 dan Digital Elevation Model (DEM) yang kemudian data tersebut diolah menjadi peta Land Surface Temperatur (LST), peta Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), dan peta Fault Fracture Density (FFD). Peta-peta tersebut kemudian diintegrasikan dengan peta geologi dan manifestasi panas bumi menjadi peta potensi panas bumi untuk dapat mengetahui besaran area yang memiliki prospek panas bumi. Salah satu daerah dengan potensi panas bumi adalah daerah Parangwedang yang terletak di Kecamatan Parangtritis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah tersebut memiliki potensi panas bumi yang dapat terlihat dengan adanya manifestasi berupa mata air panas. Selain itu, di Parangwedang memiliki nilai LST yang tinggi, nilai NDVI yang sangat rendah, dan nilai FFD yang sedang. Ditemukannya litologi berupa lava andesit juga menandakan pernah adanya aktivitas vulkanisme sehingga tersimpan energi panas bumi. Sehingga daerah Parangwedang memiliki nilai prospek energi panas bumi.
Indonesia is one of the countries that has the greatest potential for geothermal resources in the world. However, this has not been utilized optimally due to relatively high investment cost. So it is necessary to increase exploration of geothermal potential areas. One of the methods is using remote sensing. In this study, remote sensing methods were used by utilizing Landsat-8 imagery data and Digital Elevation Model (DEM) which then processed into Land Surface Temperature (LST) map, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) map, and Fault Fracture Density (FFD) map. These maps are integrated with geological map and geothermal surface manifestation to become geothermal potential maps so it can determined the area that has geothermal prospects. One of the areas with geothermal potential is in Parangwedang which is located at Parangtritis District, Special Region of Yogyakarta. This area has geothermal potential which can be seen by the manifestation of hot springs. In addition, Parangwedang has a high LST value, a very low NDVI value, and a moderate FFD value. Lava andesite that are found in Parangwedang indicates volcanic activity thereby storing geothermal energy. Therefore Parangwedang has a prospect value for geothermal energy."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wicitra Diwasasri
"Penelitian kualitatif ini membahas mengenai hambatan pengembangan energi terbarukan panas bumi di Indonesia dalam kurun waktu 2010-2017. Pertanyaan utama dari penelitian ini adalah 'Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab hambatan pengembangan energi terbarukan geothermal panas bumi di Indonesia tahun 2010-2017?'. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut penulis menggunakan teori utama yakni barrier renewable energy penetration serta dibantu dua konsep Multi-Level Governance MLG dan Central-Local Relation, dimana Barrier renewable energy penetration dan MLG lebih banyak digunakan untuk melihat permasalahan institusional yang menjadi kendala bagi pengembangan energi panas bumi di tingkat pusat, sementara central-local relation akan lebih ditekankan untuk menganalisis pengaruh desentralisasi dalam menghambat pengembangan energi terbarukan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat empat faktor yang dominan menjadi penyebab hambatan pengembangan energi terbarukan panas bumi yakni institusional, posisi ekonomi energi terbarukan yang marjinal, kebutuhan jangka pendek yang mendesak dari proyek listrik nasional dan desentralisasi menjadi faktor yang menghambat energi terbarukan panas bumi dalam kurun waktu 2010-2017.
This qualitative research discusses challenges implementation of geothermal energy 2010 2017. The main question which is raised in this research is what are the factors which obstacled the implementation of geothermal energy in Indonesia 2010 2017. To answer this question, renewable energy penetration theory is used. Another framework which is used in this research are Multi Level Governance and Central Local relation. Barrier to renewable energy penetration and MLG are mostly focused to see the institutional problem of geothermal in the central government, while central local relation discusses how decentralization detain the implementation of renewable energy. This research concluded that there are four main factors which detained the implementation of geothermal as renewable energy in Indonesia in 2010 2017, formal institution, marginal economy needs, electrification government program and decentralization."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library