Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165870 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldino Nabil Makarim
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk mencari tahu pengaruh COVID-19 varian Delta terhadap volatilitas dan return saham pada sektor properti dengan periode yang terbagi menjadi dua, yaitu periode sebelum meledaknya COVID-19 varian Delta yaitu awal tahun 2021 hingga bulan April, dan periode saat meledaknya COVID-19 varian Delta yaitu mulai bulan Mei 2021 hingga akhir tahun 2021. Area pengaruh COVID-19 varian Delta yang dilihat pada penelitian ini merupakan kasus harian infeksi COVID-19, market factor, size factor, value factor. Sampel terdiri dari 87 saham pada sektor properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan merupakan regresi panel data. Ditemukan bahwa COVID-19 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volatilitas idiosinkratik yang melekat pada size factor, value factor, dan return dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Akan tetapi, hasil regresi Fama-Macbeth menunjukkan bahwa paparan risiko yang terasosiasi pada tiga faktor Fama-French tidak signifikan baik pada periode sebelum COVID-19 varian Delta dan di periode terjadinya COVID-19 varian Delta.

This study aims to investigate the influence of the Delta variant of COVID-19 on the volatility and stock returns in the property sector, divided into two periods: the period before the outbreak of the Delta variant of COVID-19, which is from the beginning of 2021 until April, and the period during the outbreak of the Delta variant of COVID-19, which is from May 2021 until the end of 2021. The areas of influence of the Delta variant of COVID-19 examined in this study include daily COVID-19 infection cases, market factor, size factor, and value factor. The sample consists of 87 stocks in the property sector listed on the Indonesia Stock Exchange. The research method used is panel data regression. It was found that COVID-19 has a significant influence on idiosyncratic volatility associated with size factor, value factor, and the return of the Composite Stock Price Index (CSPI). However, the Fama-Macbeth regression results show that the risk exposure associated with the three Fama-French factors is not significant in both the pre-Delta variant period and the Delta variant period of COVID-19."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Akmal Khatami
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan kematian yang diakibatkan Covid-19 terhadap imbal hasil saham perusahaan pada sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan menggunakan metode regresi data panel fixed effect model, kasus Covid-19 yang dikonfirmasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat di Indonesia Namun, kematian yang diakibatkan Covid-19 justru berengaruh positif tidak signifikan terhadap imbal hasil saham perusahaan pada sektor energi, barang konsumen primer, barang konsumen non-primer, infrastruktur, transportasi & logistik, dan properti & real estat di Indonesia. Hal ini karena time lag yang kurang panjang, data yang lebih fluktuaktif, dan investor di Indonesia yang masih hanya terpusat di Jawa.

This study aims to examine the effect of confirmed cases of Covid-19 and deaths caused by Covid-19 on company stock returns in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors. listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Using the fixed effect model panel data regression method, confirmed cases of Covid-19 had a significant negative effect on stock returns of companies in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors in Indonesia. Indonesia However, the deaths caused by Covid-19 actually had an insignificant positive impact on the company's stock returns in the energy, primary consumer goods, non-primary consumer goods, infrastructure, transportation & logistics, and property & real estate sectors in Indonesia. This is because the time lag is less long, the data is more volatile, and investors in Indonesia are still only concentrated in Java."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Salsabila
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kasus terkonfirmasi Covid-19 dan kasus kematian akibat Covid-19 terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari-Mei 2020. Dengan menggunakan metode regresi data panel, ditemukan bahwa kasus terkonfirmasi Covid-19 signifikan mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik. Sebaliknya, tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan kasus kematian akibat Covid- 19 terhadap imbal hasil saham perusahaan sektor kesehatan, teknologi, keuangan, transportasi, dan logistik.

This study aims to explore the impact of Covid-19 confirmed cases and Covid- 19 death cases on stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies listed on Indonesia Stock Exchange in January-May 2020. Using panel data regression method, the study found that Covid-19 confirmed cases significantly affect stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies. However, there are no significant impact of Covid-19 death cases on stock return of healthcare, technology, finance, transportation, and logistic sector companies."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Octaviani
"ABSTRAK
Harga minyak yang berfluktuasi dirasakan kuat mempengaruhi perekonomian negara berkembang yang mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama. Hal tersebut membuat informasi harga minyak menjadi penting dalam pertimbangan investor pasar modal. Penelitian ini kemudian ingin menguji apakah terdapat pengaruh berbeda dari pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil saham Indonesia dengan memperhatikan sektor, lag, size, dan threshold effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum pergerakan harga minyak tidak berdampak signifikan pada imbal hasil saham namun memperlihatkan arah berbeda pada pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil tiap sektor. Untuk lag, penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efek lag yang signifikan meskipun hanya terjadi pada beberapa perusahaan. Kemudian terkait size, terdapat pola unik dimana semakin besar size pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil menjadi negatif signifikan. Sedangkan treshold effect belum dapat dibuktikan terjadi karena variabel threshold turnover rate tidak memiliki dampak yang signifikan dalam memisahkan pengaruh pergerakan harga minyak terhadap imbal hasil.

ABSTRACT
Large fluctuation of oil price have a strong influence on emerging country economy that is depend on oil as their prior energy source. Thats why oil price information become important to investor. In this research, we examine whether growth oil price have a significant impact on stock return by examining sector, lag, size, and threshold effect. We find that in general, growth oil price have no significant impact on stock return but have a different sign of influence on each sector. There is no significant lag effect although we find it significant on some firm. Then, we find a unique tren that bigger the firm size, growth of oil price give more negative significant effect on return. Last, we find no threshold effect because the turnover rate as a threshold variable have no significant effect to divide the impact of growth oil price on return."
S47458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vatya Lakshita
"ABSTRAK
Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah saham -saham yang
dikategorikan sebagai saham value dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan saham – saham yang dikategorikan sebagai saham growth,
atau dikenal dengan istilah value premium. Peneliti melakukan penelitian di pasar
modal Indonesia dengan jangka waktu pengamatan selama sepuluh tahun dari
tahun 2002 hingga 2012, dengan periode evaluasi per kuartal. Peneliti
menggunakan P/E dan P/BV sebagai dasar untuk membedakan antara saham
value dengan saham growth. Kelompok saham value maupun saham growth juga
akan dibagi lagi berdasarkan kapitalisasi pasarnya menjadi dua bagian,
kapitalisasi pasar besar dan kapitalisasi pasar kecil dan menengah, dengan cara
membagi dua sama besar seluruh saham di pasar berdasarkan urutan kapitalisasi
pasarnya. Selanjutnya dilakukan penghitungan imbal hasil masing – masing
kelompok yang telah ditentukan, untuk kemudian dianalisa hasilnya. Hasilnya
melalui penelitian ini Peneliti juga mendapatkan kesimpulan bahwa value
premium juga terjadi di pasar modal Indonesia, dan berlangsung sejak kuartal 1
tahun 2002 hingga waktu terakhir dari penelitian ini kuartal akhir 2012.

ABSTRACT
There have been many studies around the world to discovery whether value stocks
could gives a return that beat growth stocks return, or known as value premium.
Reseacher make a research about Indonesia Capital Market during ten years
period of observation from 2002 until 2012, which evaluated quarterly.
Researcher using P/E and P/BV to difference the group of value stocks and
growth stocks. Moreover that group will also divided into two group based on its
market capitalization, big market capitalization and middle and small market
capitalization, by divided two the whole market based on its market capitalization.
After that, researcher count the return from each group made, then analysis the
result. The result from this research, the researcher found that value premium also
happen in Indonesia capital market, and happens since first quarter 2002 until end
of time of this research at last quarter 2012."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Zulfasha Anastri Firka
"Penelitian ini menganalisis pengaruh ESG Performance terhadap Stock Return melalui Return on Asset. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Leverage, Tobin’s Q, dan usia perusahaan. Penelitian ini menggunakan 47 perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2017-2022 dengan menggunakan purposive sampling technique. Penelitian ini menggunakan data panel yang diolah menggunakan Stata 17. Penelitian ini menggunakan ESG score Bloomberg dan data laporan keuangan melalui Refinitiv Eikon. Hasil penelitian menunjukan bahwa ESG Performance memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Stock Return, ESG Performance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset, serta ESG Performance memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Stock Return melalui Return on Asset sebagai vairabel mediasi.

The purpose of this study is to analyze the influence of ESG Performance on Return on Asset through Return on Asset. The control variables are Leverage, Tobin’s Q, and firm age. This study uses a sample of 47 non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the period of 2013–2022 with purposive sampling technique. This study uses a panel data that processed using Stata 17 software. This study uses ESG score from Bloomberg and financial performance data from Refinitiv Eikon. The results of this study show that there is significant negative relationship between ESG Performance and stock return. There is significant positive relationship between ESG Performance and Return on Asset. There is significant positive relationship between ESG Performance and Stock Return through Return on Asset."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Kurnia Chandra
"Di dalam era global seperti sekarang ini, setiap perusahaan berusaha untuk mengambil setiap kesempatan yang ada dan memperluas bisnisnya di mana pun dan kapanpun. Perkembangan bisnis yang akan dilakukan tentunya akan membutuhkan modal yang cukup sehingga tujuan ekspansi dapat berjalan dengan rencana yang sudah dipersiapkan secara matang, terencana, dan terkendali.
Beiersdorf AG merupakan salah satu dari banyaknya perusahaan yang melakukan ekspansi ke luar negeri dengan misi global dari puluhan tahun lalu, masuk ke Indonesia dan kini memiliki posisi pasar yang sangat kompetitif dengan perusahaan sejenisnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan jawaban atas pertanyaan sebagai berikut: pertama, apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar DAX? Dan yang kedua adalah apakah terdapat korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dengan net present value dan internal rate of return dan investasinya di Indonesia?
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG pada bursa Deutscher Aktien Index (DAX) dapat diamati melalui koefisien korelasi.
Hubungan antara return saham Beiersdorf AG dan risikonya dapat diamati melalui analisis koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML).
Dengan ditemukan koefisien beta, maka expected return akan didapatkan untuk menghasilkan net present value dan internal rate of return. Kedua variabel tersebut kemudian juga dilihat hubungannya dengan return saham Beiersdorf AG pada bursa DAX dan return pasar saham DAX.
Penelitian ini memakai data sekunder yang diambil dari Beiersdorf AG, PT Beiersdorf Indonesia, Bursa DAX, dan Bank Indonesia. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2003. Data pengamatan adalah data bulanan, yailu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran sebagai berikut: pertama, adanya korelasi positif antara return saham Beiersdorf AG dan return pasar bursa DAX. Kedua, imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap net present value memiliki korelasi yang positif sedangkan imbal hasil saham Beiersdorf AG terhadap internal rate of return memiliki korelasi negatif. Korelasi antara imbal hasil saham Beiersdorf AG dengan kedua variabel tersebut tidak terlalu signifikan.
xviii + 1 09 halaman + 16 tabel + 3 gambar + 1 Iampiran
Daftar Pustaka : 40 buku, 5 jurnal, 1 1 lain-lain (Tabun 1970 - Tahun 2005)

In global era nowadays, every corporation is trying to take any chances and widening their business wherever and whenever. Business expansion which will be executed, certainly needs adequate financial capital with the result that expansion objective can be run by mature and controllable planning.
Beiersdorf AG is one of many corporations which do the abroad expansion with global vision for many years, penetrated to Indonesia and now have a competitive market position against same-industry companies.
The aims of this research are giving the answer upon questions as follow: first, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange?s return? Second, is there positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and net present value & internal rate of return from its investment in Indonesia?
Correlation between Beiersdorf AG's stock return on Deutscher Aktien Index (DAX) can be monitored by correlation coefficient. For calculating the correlation coefficient.
Correlation between Beiersdorf AG's stock and its risk can be seen through security beta coefficient analysis with using Capital Assc` Pricing Model (CAPM) model: Security Market Line (SML) approach.
When beta coefficient have been found, the expected return will be calculated to earn net present value and internal rate of return. Both variables then can be monitored the correlation between Beiersdorf AG's stock return in DAX stock exchange and DAX stock exchange's return.
This research uses secondary data which are taken from Beiersdorf AG, Beiersdorf Indonesia, DAX stock exchange, and Bank of Indonesia. The data arc historical data collected from year 1999 until year 2003. Observed data arc monthly data i.e. the beginning and ending period data also data on those months themselves.
Research results give description as follow : first, there is a positive correlation between Beiersdorf AG's stock return and DAX stock exchange's return. Second, Beiersdorf AG's stock return toward net present value have a positive correlation while Beiersdorf AG's stock return toward internal rate of return have a negative correlation. Correlation between Beiersdorf AG's stock return to both variables is not too significant.
xviii + 109 pages + 16 tables -r 3 pictures + 1 appendix
Bibliography : 40 books, 5 journals, I 1 others (Year 1970 - Year 2005)
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beddi Prasetyo
"Setelah lepas dari krisis ekonomi pada tahun 1998, perlahan-lahan industri perbankan di Indonesia mulai mengalami recovery, antara lain ditandai dengan peningkatan dari sisi Aset, Dana Pihak Ketiga, Kredit yang disalurkan, dan Permodalan, di samping membaiknya indicator-indikator perbankan lainnya seperti Non Performing Loans (NPL), Loan to Deposits Ratio (LDR), dIl. Di samping merupakan basil dari upaya dunia perbankan sendiri dalam memperbaiki kinerjanya, hal ini jugs tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh eksternal pada dunia perbankan itu sendiri. Dalam hal ini, penulis ingin meneliti adanya pengaruh-pengaruh dari beberapa variabel yang umumnya merupakan variabel ekonomi makro, kinerja pasar dan karakteristik industri perbankan itu sendiri terhadap kinerja saham perbankan.
Bagi perbankan, suku bunga sebagai salah satu variabel utama makroekonomi akan mempengaruhi pendapatan yang diterima, seperti Net Interest Margin, tingginya suku bunga akan memperburuk kinerja perbankan. Demikian juga bagi perusahaan yang bergerak di sektor rid seperti manufaktur, pertambangan, pertanian, M. Sukubunga yang tinggi akan menyebabkan "cost of fund' bagi perusahaan menjadi lebih tinggi. Selain itu terdapat beberapa variabel makroekonomi lainnya seperti inflasi dan nilai tukar yang dihipotesakan memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perubahan nilai tukar dan inflasi dapat memberikan darnpak yang besar bagi biaya produksi perusahaan, juga memberi pengaruh bagi daya beli konsumen sehingga kesemuanya itu akan mempengaruhi perusahaan baik dari sisi pendapatan (revenue) maupun biaya (cost / expenses).
Secara sederhana pengaruh variabel-variabel makroekonomi ini teriihat apabila kita memperbandingkan kinerja perusahaan-perusahaan pada saat terjadi krisis ekonomi dan pads pasca krisis tersebut. Pada saat krisis, dimana sukubunga SBI dapat mencapai 70,81% , inflasi mencapai 77,6%, depresiasi kurs rupiah mencapai 70,1%, kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia menjadi sangat buruk, hal ini terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang mencapai titik terendahnya 276,15 pada tahun 1998. Sebaliknya pads saat ekonomi Indonesia telah mengalami pemulihan pads tahun 2004, ditandai dengan rendahnya inflasi, sukubunga, dan kestabilan kurs, terlihat kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia membaik yang ditandai dengan menguatnya IHSG hingga menembus level 1.00.
Dengan demikian, penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan berikut ini:
1. Apakah kondisi makroekonomi berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pads periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
2. Apakah kondisi pasar modal berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
3. Seberapa besar pengaruh variabel-variabel makroekonomi dan pasar modal yang diuji terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
4. Apakah kondisi makroekonomi dan pasar modal berpengaruh terhadap kinerja saham-saham perbankan pada periode tahun 2002 hingga tahun 2006?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut penulis menggunakan permodelan regresi linear berganda dengan alat bantu software e-views 5.0. Diharapkan melalui proses tersebut dapat dihasilkan suatu model yang memiliki kemampuan penjelasan dan prediksi secara cukup memadai.Adapun objek populasi dalam penelitian ini merupakan saham-saham yang telah terdaftar di BEJ sebelum tahun 2003 sehingga terdapat 21 bank yang diikutsertakan sebagai objek penelitian ini, yaitu: ANKB, BABP, BBCA, BBIA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BDMN, BEKS, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BNII, BNLI, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISPdan PNBN.
Dan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa sari 21 saham perbankan yang diuji, maka sebanyak 13 bank tingkat pengembaliannya dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengembalian pasar, hal ini adalah berdasarkan model regresi sederhana, adapun pada model regresi berganda yang lebih kompleks yang mclibatkan variabel-variabel fain, terlihat bahwa hanya 9 bank yang tingkat pengembaliannya dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengembalian pasar. Umumnya tingkat pengembalian pasar berpengaruh positif pada tingkat pengembalian saham perbankan.
Adapun Variabel 1NFLASI berpengaruh positif terhadap 15 saham bank dan negatif terhadap 6 bank. Namun demikian variabel tersebut hanya signifikan pads 3 saham bank raja. Variabel KREDIT berpengaruh positif terhadap 14 saham perbankan dan selebihnya negatif. KREDIT berpengaruh secara signifikan hanya terhadap 2 saham. Penguatan mata uang Rupiah melalui variabel KURS terlihat akan berpengaruh secara positif pads kinerja saham, namun demikian tidak ditemui pengaruh yang signifikan dari variabel KURS pada penelitian ini. lumlah Uang Beredar berpengaruh negatif pada 12 saham perbankan sedangkan pada 9 saham lainnya berpengaruh positif. Variabel tersebut hanya signifikan pads 3 saham. Tingkat sukubunga berpengaruh negatif pada l2 saham bank, dan sisanya 9 saham bank terpengaruh secara positif. Adapun variabel tersebut hanya signifikan pada 1 saham.
Pada umumnya model hasil penelitian tidak dapat menunjukkan signifikansi pengaruh variabel-variabel independen terhadap return saham perbankan secara memadai, hal ini memperlihatkan bahwa kondisi Bursa Efek di Indonesia (BFJ) merupakan contoh pasar yang belum efisien sehingga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi kinerja return saham. Model yang telah dibentuk sendin hanya signifikan pads 8 dari 21 saham yang diuji.
Berdasarkan hasil pcnel itian ini, kekuatan variabel-variabel independen yang diuji daiam mempengaruhi return saham perbankan secara berturut-turut ialah; IHSG, lalu InfLasi, Jumlah Uang Bercdar, Kredit, ,Tingkat suku bunga, dan Kurs nilai tukar. Artinya Tingkat pengembalian pasar membenkan pengaruh yang terkuat dibandingkan variabel lainnya, sebaliknya Kurs nilai tukar memberikan pengaruh paling lemah dibandingkan variabel lainnya.

After escaped from economic crisis in 1998, the banking industry in Indonesia slowly begin to recover, this is characterized with increases of Bank's Asset, as well as Deposits and Loans made, equity, and other banking indicators such as lower Non Performing Loans (NPL). Higher Loan to Deposits Ratio (LDR) etc. Beside as the result of their own effort to make better performance, this is also influenced by external factors toward the banking industry itself. In this occasion, I want to examine the effects of some variables commonly the macroeconomic variables, market return, and characteristic of banking industry on the return of banking stocks.
For the banks, Interest rate as one of main macroeconomics variables will affect their revenue, like Net Interest Margin. The higher the interest rate means the worse their performance/return. This is also applying for non financial industry such as manufacture, mining, agriculture, etc. High interest rates mean high cost of fund for the company. Beside that there are some other macroeconomics variables like inflation and exchange rates that in my hypotheses possess the influence on financial performance of a company. Change of the exchange rate and inflation can heavily affect company's production cost. As well as lowering consumer's buying power. In conclusion, those variables will affect company by both; revenue and expense.
In simplicity, the effect of macroeconomics variables will be seen if we compare the performance/return of the company in the time of economics crisis and after. In the time of economics crisis. Where the interest free rates (5131) reached 70.81%, inflation 77,6%. and fore); depreciation reached 70.1% returns of Indonesian company arc very low. As we know the lndonesia's market index IHSG went into the lowest of the time 276.15 points in 1998. In contrast, when Indonesia's economy have recovered in 2004, when the inflation and interest rate arc low and the foreign exchange are stable. we can see the performance/return of Indonesian companies are better off, as the market index rose above the level of 1.0010 points.
This research is intended to find the answer of these questions:
1. Is the macroeconomics condition has the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
2. Is the stock exchange condition has the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
3. How big is the influence of macroeconomics and capital market variables on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
4. Is the macroeconomics condition together with the stock exchange condition have the influence on return of banking stocks on period of 2002 to 2006?
To answer those questions, I will use multiple linear regression models using e-views 5.0 as tools. I hope through that process can be made a model that has the ability to explain and predict the answer of those questions with satisfactory result. The objects in this research are banking stocks listed before 2003, so we will examine as much as 21 banking stocks, such as : ANKB, BAPB, BBCA, BBIA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BDMN, BEKS, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BBNII, BSWD, BVIC, INPC, LPBN, MAYA, MEGA, NISP, and PNBN.
The result of the statistic test shows that from 21 stocks we examine. 13 of them the return is significantly affected by the market return (IHSG). this is according to the simple regression method I use. In a multiple regression model which is more complex method involves other variables. It is concluded that 9 banks, of which returns are affected by the market return. In common, market return has positive effect to the banking return.
The variable of inflation rate has positive effect on I banking stock, and negative to 6 stocks. Even tough that variable is only considered significant in 3 stocks. The variable of Credit/loan has positive effect on 14 banking stock, and negative to the rest, and only considered significant in 2 stocks. The appreciation of Indonesia's currency (rupiah) is shown by the KURS variable, has positive effect on stocks return. However there are no significant effects of KURS is seen on (his research.
The broad money (M2) has negative effect on 12 banking stocks, and positive effect on 9 other. M2 is only significant on 3 stocks. The interest rate has negative effect on 12 banking stocks, and positive effect on 9 other. Interest rate is only significant on I stocks.
In common, the model developed shows very low significance of (hose independent variables on banking stocks return. This can be concluded as inefficiency of Jakarta Stock Exchange, there arc many other variables that influence return of the stocks. That model itself is only significance on b out of 21 stocks examined in this research.
According to this research, the magnitude of independent variables involved in rank order is: market return (IHSG), inflation rate, credit/bank loans, interest rate, and foreign exchange rate. This means the market returns is the most influential factor while the foreign exchange rate has the least influence on banking stocks return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leola Dewiyani
"Secara rasional tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan, dalam hal ini return. Karena investasi yang dilakukan mengandung unsur ketidakpastian maka, investor harus mempertimbangkan fakto-faktor risiko. Menurut CAPM satu-satunya risiko yang patut dipertimbangkan dalam menjelaskan return adalah beta (risiko sistimatik), dimana pengaruh beta terhadap return tersebut adalah positip. Tetapi dalam berbagai studi empiris di Amerika terjadi berbagai kontradiksi pada model CAPM di atas, yaitu ada beberapa kasus yang tidak dapat diterangkan oleh CAPM. Berbagai studi tersebut menemukan bahwa hubungan antara beta dan return saham adalah lemah. Selain itu, temyata terdapat faktor-faktor lain selain beta (size perusahaan, rasio market to book (MUSE) dan price earning ratio (PER)) yang mempengaruhi return saham. Temuan-temuan tersebut menunjukkan bahwa selain beta, terdapat faktor-faktor lain yang dapat digunakan sebagai pengukur dari risiko saham.
Berkaitan dengan pengujian CAPM. maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan antara beta (risiko pasar), size (kapitalisasi pasar), market to book value (ME/BE) dan price earning ratio (PER) terhadap expected return saham di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini adalah yang pertama di Indonesia yang berusaha menyelidiki faktor faktor yang mempengaruhi expected return saham di Bursa Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta mulai periode observasi Januari 1994 hingga Desember 1996. Data yang diambil dari populasi tersebut merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari Bapepam dan Laporan Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih seratus perusahaan teraktif tiap tahunnya menurut volume perdagangan (shares) dan sampel tersebut dianalisa dengan menggunakan metode OLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAPM telah gagal dalam memprediksi expected return, karena beta yang seharusnya merupakan satu-satunya faktor yang dapat mengungkapkan return ternyata tidak dapat memperlihatkan 'powernya. Sebaliknya ditemukan dua variabel yang berhubungan dengan expected return yaitu size dan ME/BE. Secara keseluruhan (boo/ea) kedua variabel ini memberikan pengaruh negatip yang tidak linier (dalam logaritma) terhadap return. Akan tetapi secaru tahunan hanyo pengaruh yang diberikan oleh variabel size yang signifikan, sedangkan pengaruh yang diberikan oleh variabel ME/BE tidak konsisiten tiap tahunnya. Lebih jauh lagi hubungan antara size dan return secara tahunan dipengaruhi oleh kondisi pasar. Pada kondisi bearish, peningkatan size akan diikuti pula dengan peningkatan return, tetapi apabila kondisinya bullish, saham dengan size kecil akan mempunyai return yang lebih tinggi dibandingkan saham dengan size yang lebih besar. Hal ini konsisten dengan argumen yang menyatakan bahwa size merupakan proksi bagi risiko, karena pada kondisi bearish saham dengan size kecil (risiko tinggi) tentunya akan mengalami penurunan return yang lebih tinggi, sehingga actual return yang terjadi akan lebih rendah dibandingkan saham dengan size yang lebih besar. Sebaliknya pada kondisi bullish, saham yang mempunyai risiko tinggi akan mengalami peningkatan return yang tinggi, sehingga actual return yang dihasilkan akan tinggi pula. Sedangkan pengaruh price earning ratio terhadap return saham-saham di Bursa Efek Jakarta tidak berhasil ditemukan pada penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lucy Sumardi
"Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif sumber dana tarnbahan yang ada, antara Iain melalui saham atau hutang jangka panjang (obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah struktur modal (capital structure) yang ada.
Perusahaan cenderung memilih penerbitan saham karena karakteristiknya yang lebih fleksibel (tidak ada kewajiban mengikat untuk membayar bunga dan pokok pinjaman) dibandingkan obligasi yang terkesan iebih kaku. -Namun, jika dilihat dari keleluasaan dalam pengambilan keputusan, perusahaan lebih menyukai pendanaan obligasi daripada saham.
Di pasar modal Indonesia terdapat beberapa perusahaan yang sebelumnya telah menerbitkan saham, juga menerbitkan obligasi. Penerbitan obligasi ini bisa memberikan dampak pada harga saham karena hal ini merupakan sinyal bagi investor untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini dan perkiraan perkembangannya di masa datang. Penelitian ini ingin melihat apakah memang penerbitan obligasi mempengaruhi harga saham.
Penelitian dilakukan terhadap 30 sampei perusahaan yang menerbitkan obligasi tahun 2000 - 2006 yang telah menerbitkan saham sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan metode market model event study, dengan periode estimasi t + 21 sampai t + 170 untuk mendapat parameter a dan (3 perusahaan, dan periode pengamatan t -- 3 sampai t + 3 untuk melihat perubahan abnormal return. Penelitian dilanjutkan dengan melihat pengaruh faktor leverage ratio dan PER terhadap perubahan abnormal return saham pada saat penerbitan obligasi serta mengetahui perbedaan pengaruh tersebut pada rating obligasi yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan metode paired-sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan abnormal return yang positif sebelum dan sesudah event, dan regresi tinier untuk melihat pengaruh variabel dependen (leverage ratio, PER dart variabel dummy rating) terhadap variabel independen (CAR). Seluruh pengujian dilakukan dengan interval kepercayaan 95%.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa penerbitan obligasi tidak berpengaruh terhadap abnormal return saham. Leverage ratio tidak berpengaruh positif terhadap abnormal return saham dan rating tidak berpengaruh terhadap perubahan tersebut, tetapi PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, dan perbedaan rating memberikan perbedaan pada pengaruh tersebut.

To fulfill firms' capital need in order to do their activities, firms can choose the available source of cash flow: stocks or long term debt (bond). These sources have advantages and disadvantages that firms must be considered because it will change the capital structure.
Firms tend to choose issuing stocks because of they are more flexible (no obligation to pay interests and liabilities) than bond. But, from the power to make decision aspect, firms like to take bond as their capital source.
In Indonesian capital market, there are firms issued stocks and issued bond too. This event can influence their stock price because it can be a signal for investor to know firms' condition in this moment and their growth in the future. This research wants to analyze if bond issues influence stock price.
This research analyzes 30 firms which issued bond in 2000 - 2006 and issued stocks before. This research uses marker model event study as its methodology, with estimation period from t + 21 to t + 170 to get firms' a and /3 parameters, and event period from t - 3 tot + 3 to see the changes of abnormal returns. This research also analyzes the effects of leverage ratio and PER to stock abnormal return, and analyzes if the difference bond rating gives different effects on it. It uses paired-sample t-test methods to see if there are positive abnormal return differences before and after the event, and linter regression to see the effects of dependent variable (leverage ratio, PER and dummy variable rating) to independent variable (CAR). All tests are done with confidence level 95%.
The result of this research is bond issues give no influence to stock abnormal return, Leverage ratio gives no positive effect to stock abnormal return and bond ratings have no influence to the effect, but PER influences positively and significantly to stock abnormal return and bond ratings have influence to the effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>