Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonita
"Pada era globalisasi saat ini, perkembangan industri mengalami kemajuan yang pesat. Keadaan tersebut menjadikan kondisi persaingan bisnis semakin ketat. Persaingan menjadi suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berupaya meningkatkan performansinya agar dapat menghasilkan output produksi yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan. Output yang akan dihasilkan oleh perusahaan sangat dipengaruhi oleh mutu dari produk yang diberikan oleh supplier. Oleh sebab itu, kegiatan pengukuran dan evaluasi kinerja supplier penting dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan kekuatan bersaing, kepuasan pelanggan, serta profitabilitas perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan metode Decision Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) dan Analytical Network Process (ANP). Metode DEMATEL digunakan untuk mendapat matriks hubungan total dimana matriks tersebut dapat diketahui kriteria dan sub kriteria mana yang paling penting dan yang paling banyak mempengaruhi. Hasil pada metode DEMATEL digunakan sebagai input pada metode ANP untuk menghitung bobot setiap kriteria dan sub kriteria. Dari bobot kriteria dan sub kriteria yang telah didapatkan, nilai terbobot setiap supplier dapat dihitung untuk mengetahui supplier yang memiliki nilai tertinggi sampai terendah.

In current era of globalization, industrial development is progressing rapidly. This situation makes condition of business competition becomes more intense. Competition is a challenge for company to continue to improve its performance in order to produce the output that is able to meet customer needs. The output to be produced by company is strongly influenced by quality of the product provided by supplier. Therefore, supplier performance measurement and evaluation activities are important for company in order to improve competitive strength, customer satisfaction, and company profitability. This study uses Decision-Making Trial and Evaluation Laboratory (DEMATEL) and Analytical Network Process (ANP) methods. DEMATEL method is used to obtain a Total Influence Matrix where the matrix can be known which criteria and sub-criteria are the most important and which affect the most. The results of DEMATEL method are used as input to ANP method to calculate the weight of criteria and sub-criteria. From the weight of criteria and sub-criteria that have been obtained, the weighted value of each supplier can be calculated to find out which supplier has the highest to the lowest value."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Hernanda
"Untuk melakukan perbaikan yang berdampak pada rantai pasok, diperlukan pengukuran kinerja untuk mengetahui kondisi rantai pasok suatu perusahaan, yang akan menjadi titik awal upaya perbaikan. Penelitian ini dilakukan di gudang PT X Indonesia yang bergerak di bidang industri otomotif. Sebelumnya, belum ada model atau pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur kinerja gudang di divisi logistik PT X Indonesia. Jika ukuran kinerja yang relevan dan standar dapat diterapkan, divisi logistik PT X dapat menjadi lebih efisien, memberikan dukungan yang lebih baik ke lokasi produksi dan secara tidak langsung menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan bobot untuk setiap indikator kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem pengukuran harus didasarkan pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Ada 29 indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok gudang PT. X Indonesia tahun 2019 Januari-September sebesar 78,55% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini dalam kategori baik. Meskipun kinerja rantai pasok di gudang secara keseluruhan dapat dikatakan baik, namun masih ada beberapa metrik kinerja gudang (KPI) yang tergolong kurang. Setiap KPI kemudian akan dipetakan ke kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator mana saja yang menyebabkan kinerja supply chain perusahaan menurun. Dari kuadran IPA, terdapat 6 KPI dalam rantai pasokan gudang yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. Strategi yang diusulkan dianalisis menggunakan matriks prioritas dan diagram Pareto. Dari 9 strategi peningkatan kinerja yang diusulkan untuk memperbaiki 6 KPI yang kinerjanya kurang baik, 6 usulan strategi yang paling efektif yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk diterapkan adalah memberikan reminder untuk membuat saran sistem, melakukan briefing operator setiap pagi sebelum jam kerja dimulai, memberikan penghargaan, hukuman, dan motivasi kepada karyawan, menerapkan 5S prinsip lean, dan merekrut lebih banyak pekerja yang berkualitas

To make improvements that have an impact on the supply chain, performance measurement is needed to determine the condition of a company's supply chain, which will be the starting point for improvement efforts. This research was conducted in the warehouse of PT X Indonesia which is engaged in the automotive industry. Previously, there was no model or systematic approach used to measure warehouse performance in the logistics division of PT X Indonesia. If relevant performance measures and standards can be applied, PT X's logistics division can become more efficient, provide better support to production sites and indirectly lead to greater customer satisfaction. The method used in this study is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weights for each performance indicator. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the measurement system should be based on the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model. There are 29 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of measuring the performance of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia in 2019 January-September of 78.55% which shows the company's current performance is in the good category. Although the overall supply chain performance in the warehouse can be said to be good, there are still some warehouse performance metrics (KPI) that are classified as lacking. Each KPI will then be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators cause the company's supply chain performance to decline. From the IPA quadrant, there are 6 KPIs in the warehouse supply chain that require immediate improvement. Therefore, a strategy is needed to improve performance. The proposed strategy is analyzed using a priority matrix and Pareto diagram. Of the 9 performance improvement strategies proposed to improve the 6 KPIs whose performance is not good, the 6 most effective strategy proposals that are in accordance with the circumstances and the company's ability to be implemented are to provide reminders to make system suggestions, conduct operator briefings every morning before working hours start, provide reward, punishment, and motivation to employees, apply the 5S lean principles, and recruit more qualified workers"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Marissa
"Manajemen rantai pasok mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga perusahaan harus terus meningkatkan kinerja rantai pasoknya guna mencapai daya saing. Pengukuran kinerja sangat penting untuk meningkatkan daya saing karena memberikan informasi mengenai kekuatan yang harus dipertahankan dan kelemahan yang harus diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja rantai pasok internal pada perusahaan kabel dengan menggunakan integrasi metode DEMATEL, ANP, dan TOPSIS. Data diperoleh melalui kuesioner yang dinilai oleh ahli pada enam alternatif rantai pasok.
Metode DEMATEL dan ANP digunakan untuk memperoleh hubungan sebab akibat antar indikator dan bobot indikator kinerja rantai pasok. Metode TOPSIS digunakan untuk mengukur kinerja rantai pasok. Analisis sensitivitas dilakukan untuk menguji ketahanan hasil pengukuran. Berdasarkan tingkat pengaruh antar dimensi, inovasi dan pembelajaran merupakan dimensi yang cenderung mempengaruhi dimensi lainnya.

Supply chain management affects company performance, so company should improve their supply chain performance in order to achieve competitiveness. Performance measurement is critical for improving competitiveness as it provides information on the strength that must be maintained and the weakness that must be addressed. The purpose of this study is to measure internal supply chain performance in the cable company by using the integration approach of DEMATEL, ANP, and TOPSIS. Data were obtained through questionnaires assessed by experts on six supply chain alternatives.
DEMATEL and ANP methods are used to obtain causal relationships between indicators and weight of supply chain performance indicators. TOPSIS method is used to measure supply chain performance. Sensitivity analysis was conducted to investigation the robustness of the measurement result. Based on the level of influence between dimensions, innovation and learning are dimensions that tend to affect other dimensions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51286
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etgar Rizki Equator
"Seiring dengan berkembangnya bisnis di suatu perusahaan, akan bertambah rumit dan penting peran pemasok (supplier) dalam menunjang dan mendukung kegiatan operasional perusahaan tersebut. Agar dapat meningkatkan kualitas kinerja, perusahaan perlu menjaga dan meningkatkan pula kinerja dari pemasok, hal tersebut menjadi alasan diperlukannya seleksi pemasok pada manajemen rantai pasok.
Penelitian dalam Tesis ini mensimulasikan metode pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam menyeleksi pemasok sewa kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) dengan kinerja terbaik di perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas, CNOOC SES Ltd. Metode AHP pada Tesis ini melibatkan beberapa kriteria, sub-kriteria dan alternatif yang tersedia, dimana menggunakan instrumen kuesioner sebagai sumber data utama. Setelah dilakukan seleksi pemasok menggunakan pendekatan AHP, akan didapatkan pemasok yang memiliki keunggulan dibandingkan alternatif pemasok lainnya.
Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa kriteria penentu utama dalam menyeleksi pemasok sewa kapal AHTS adalah kualitas dan kepatuhan. Sedangkan kriteria ketanggapan dan harga/biaya menjadi kriteria pendukung dalam menyeleksi pemasok sewa kapal AHTS di CNOOC SES Ltd. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan PT. Oceanindo Prima Sarana merupakan pemasok sewa kapal AHTS dengan kinerja terbaik. Hal ini dibuktikan dengan hasil pembobotan AHP yang menyatakan bahwa pemasok tersebut memiliki nilai yang paling unggul dibandingkan dengan pemasok lainnya, baik pada kriteria utama maupun kriteria pendukung.

As the development in a company keeps growing, the complexity and importance of supplier role in supporting company?s operational activities will be increased as well. To gain and increase the quality of performance, a company must also maintain and improve its supplier performance, which become the main reason to implement supplier selection in its supply chain management.
This thesis simulate the application of Analytical Hierarchy Process (AHP) method in supplier selection of Anchor Handling Tug Supply (AHTS) vessel rental service providers with best performance, in an upstream oil and gas company, CNOOC SES Ltd. AHP method applied in this research involving several criterias, sub-criterias, and available alternatives, in which using questionnaire instrument as its main data source.
The result from this research shows that quality and compliance are the main criterias for AHTS vessels supplier selection. Meanwhile, responsiveness and price/cost are supporting criterias for AHTS vessels supplier selection in CNOOC SES Ltd. The final result of this research also shows PT. Oceanindo Prima Sarana is an AHTS vessel supplier who has the best performance. This result proved from AHP weighting outcome which stated if such supplier has the best score compared to other suppliers, whether in main criterias or supporting criterias.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mutiara Dewi
"Kesadaran lingkungan yang meningkat secara bertahap mendorong perusahaan untuk memiliki manajemen rantai pasok ramah lingkungan yang efektif dan efisien. Salah satu aspek penting dalam manajemen rantai pasok adalah pemilihan pemasok. Biaya pembelian bahan baku menggunakan hampir 70 total biaya produksi. Penelitian ini mengusulkan model dua tahap untuk evaluasi pemasok dan alokasi pesanan yang mempertimbangkan kriteria lingkungan selain kriteria tradisional seperti kualitas, biaya dan pengiriman. Untuk tahap evaluasi pemasok, penulis menggabungkan fuzzy set dan analytical hierarchical process AHP yang memungkinkan ketidakpastian dan ketidakjelasan karena pengambilan keputusan manusia dan kriteria yang subjektif serta mudah untuk diimplementasikan. Untuk tahap alokasi pesanan, salah satu metode multi-objective mathematical programming MOMP yaitu metode augmented ?-constraint AUGMECON digunakan untuk menemukan solusi optimal Pareto dalam permasalahan produk tunggal multipemasok. AUGMECON dapat mengurangi beban komputasi karena komputasi yang canggih dibandingkan dengan metode pemrograman lainnya. Model usulan diuji pada studi kasus di salah satu perusahaan produsen ban di Indonesia. Sembilan ahli diminta untuk memberikan bobot kepentingan pada 9 kriteria dan 41 subkriteria evaluasi pemasok. Hasil alokasi pesanan dari empat pemasok yang dievaluasi adalah x1 = 0, x2 = 10.000 ton, x3 = 4.000 ton, dan x4 = 15.000 ton. Solusi terpilih memberikan 0,16 total biaya lebih rendah dari pesanan eksisting.

Increasingly environmental awareness encourages companies to have effective and efficient green supply chain management GSCM . One crucial aspect of SCM is supplier selection. Purchasing cost use almost 70 of total production cost. This study proposes a two stage model for supplier evaluation and order allocation that consider environmental and traditional criteria such as quality, cost and delivery. For supplier evaluation stage, author combine fuzzy set and analytical hierarchical process AHP method that allows uncertainty and vagueness due to human decision making and subjective criteria that are easy to be implemented. For order allocation stage, one of the multi objective mathematical programming MOMP , augmented constraint AUGMECON method is used to find Pareto optimal solutions in single product multiple supplier problems. AUGMECON can reduce computing loads due to sophisticated computing compared to other programming methods. The proposed model was tested with a case study at one of the tire manufacturing companies in Indonesia. Nine experts are required to assign importance weight to 9 criteria and 41 subcriteria of supplier evaluation. Order allocations result from four evaluated suppliers are x1 0, x2 10,000 MT, x3 4,000 MT, and x4 15,000 MT. Selected solution gives 0.16 of total cost lower than the existing order."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50256
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Irfan Hajid
"Tahun 2020 merupakan tahun dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Salah satu sektor yang mengalami penurunan terbesar adalah industri alat angkutan dengan sub sektor kendaraan bermotor roda 4. Untuk menghadapi hal tersebut dibutuhkan strategi Supply Chain Resilience yang baik dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor terkait meliputi 10 subfaktor dari 3 faktor vulnerability dan 22 subfaktor dari 13 faktor capability dengan menggunakan metode DEMATEL-based ANP untuk menentukan hubungan kausal antara subfaktor yang diteliti dan bobot kepentingannya untuk diselesaikan dan ISM digunakan untuk menentukan urutan implementasi dari 10 strategi usulan. Dalam penelitian ditemukan bahwa ada 4 level tahap implementasi untuk menyelesaikan masalah resiliensi dalam industri otomotif.

The year 2020 is a year in which Indonesia's economic growth experienced a significant decline compared to previous years. One of the sectors that experienced the biggest decline was the transportation equipment industry with a sub-sector of 4-wheeled motor vehicles. To deal with this, a good Supply Chain Resilience strategy was needed by identifying related factors including 10 subfactors of 3 vulnerability factors and 22 subfactors of 13 factors. capability by using the DEMATEL-based ANP method to determine the causal relationship between the subfactors studied and their importance weights to be resolved and ISM is used to determine the order of implementation of the 10 proposed strategies. In the study, it was found that there are 4 levels of implementation stages to solve resilience problems in the automotive industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Fazrul Hamonangan
"Dalam Supply Chain Management pemilihan pemasok adalah kegiatan yang diakui sebagai bagian paling penting dan menonjol dari fungsi pembelian karena berkontribusi untuk meningkatkan strategi bersaing. Keberlanjutan adalah kemampuan organisasi untuk membuat keputusan secara real-time tanpa dampak yang merugikan pada kondisi masa depan lingkungan, masyarakat, dan stabilitas bisnis. Karena produksi sebagian besar bahan kimia sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, makalah ini membahas masalah ini dengan mengusulkan kerangka pengambilan keputusan multi-kriteria untuk pemilihan pemasok berkelanjutan di industri kimia. Berdasarkan karakteristik spesifik industri kimia, penelitian ini menggunakan AHP untuk menganalisis kriteria dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Terakhir, penelitian ini akan menggunakan MABAC dan Fuzzy MABAC untuk menganalisis alternatif. Berdasarkan hasil dalam penelitian ini menggunkan 33 kriteria dengan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi di industri kimia dengan menggunkan metode terbaru di MCDM (Multi-Criteria Decision Making) yaitu MABAC dan fuzzinisasi MABAC. Dalam penelitian ini hasil alternatif di peroleh peringkat untuk alternatif yang sama dengan nilai bobot yang berbeda. Pendekatan yang diusulkan dan model pengambilan keputusan dapat membantu manajer rantai pasokan di industri kimia untuk memilih pemasok yang lebih berkelanjutan, merespons permintaan pasar dengan cepat, dan mempertahankan daya saing yang tinggi di pasar.

In Supply Chain Management Supplier selection is an activity that is recognized as the most important and prominent part of the purchasing function because it contributes to improving competitive strategy. Sustainability is an organization's ability to make informed decisions real-time without adverse impact on the future state of the environment, society and business stability. Because the production of most chemicals is very dangerous and has the potential to cause irreversible environmental damage and have a negative impact on public health. Therefore, this paper addresses this issue by proposing a multi-criteria decision-making framework for the selection of sustainable suppliers in the chemical industry. Based on the specific characteristics of the chemical industry, this study uses AHP to analyze the criteria for economic, social and environmental dimensions. Finally, this study will use MABAC and Fuzzy MABAC to analyze alternatives. Based on the results in this study using 33 criteria with environmental, social, and economic aspects in the chemical industry using the latest methods in MCDM (Multi-Criteria Decision Making) namely MABAC and Fuzzy MABAC. In this study, alternative results were ranked for the same alternative with different weight values. The proposed approach and decision-making model can help supply chain managers in the chemical industry to select more sustainable suppliers, respond quickly to market demands, and maintain high competitiveness in the market."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musyaffa Muhammad Naufal Erlangga
"

Penggunaan Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak diterapkan perusahaan untuk mengukur kondisi rantai pasoknya. Penelitian ini dilakukan pada PT.X yang bergerak di bidang industri obat herbal. Metode yang digunakan dalam penelitian kinerja rantai pasok ini adalah metode SCOR sebagai kerangka utama penelitian dan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian pada indikator SCOR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kinerja rantai pasok perusahaan serta memberikan usulan rekomendasi strategi perbaikan jika ditemukan indikator yang berkinerja kurang baik. Terdapat 28 indikator kinerja tervalidasi yang akan diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja yang dilakukan pada rantai pasok proses produksi PT. X tahun 2022, nilai rata-rata kinerja rantai pasok perusahaan adalah sebesar 67,85% yang menunjukkan kinerja rantai pasok perusahaan termasuk ke dalam kategori rata-rata berdasarkan sisem Traffic Light Monitoring. Kinerja setiap indikator dipetakan ke dalam diagram IPA untuk mengetahui indikator mana yang memiliki Performance yang belum baik namun memiliki Importance yang tinggi sehingga perlu untuk diperbaiki atau ditingkatkan. Berdasarkan diagram IPA terdapat enam indikator dari rantai pasok proses produksi perusahaan yang harus ditingkatkan. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut, penelitili mengusulkan rekomendasi strategi untuk meningkatkan kinerja indikator tersebut.


Many companies use the Supply Chain Operation Reference (SCOR) model to measure the condition of their supply chain. This research was conducted at PT.X which is specialized in herbal medicine industry. The method used in this supply chain performance research is the SCOR method as the main research framework and the Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method to give scoring weight to the SCOR indikator. The purpose of this study was to determine the condition of the company's supply chain performance and to provide recommendations for improvement strategies if indikators were found to be underperforming. There are 28 validated performance indikators that will be measured in the model. From the results of performance measurements carried out in the production process supply chain of PT. X in 2022, the average value of the company's supply chain performance is 67.85% which shows that the company's supply chain performance is included in the average category based on the Traffic Light Monitoring system. The performance of each indikator is mapped onto the IPA diagram to find out which indikators have poor performance but have high importance so they need to be repaired or increased. Based on the IPA diagram, there are six indikators of the company's production process supply chain that must be improved. After further analysis, the researcher proposes recommendations on strategies to improve the performance of these indicators.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Dodi Risnata
"Sejak dijalankannya program konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia pada tahun 2007, LPG menjadi komoditi yang sangat penting sehingga dalam proses pendistribusiannya harus dijalankan dengan baik. Salah satu kegiatan penting dalam proses pendistribusian LPG adalah perencanaan supply dari terminal Utama ke depot-depot. Kondisi saat ini dimana dengan semakin meningkatnya konsumsi LPG dan bertambahnya jumlah depot maka sering kali terjadi deviasi antara perencanaan dengan realisasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan persaingan industri yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan bisnis secara efisien, dimana salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan mengelola management rantai  pasok agar produk dapat didistribusikan dengan tepat waktu, terjaga kualitasnya dan dengan biaya yang rendah. Dalam pengukuran kinerja rantai pasok, terlebih dahulu diperlukan penentuan dan pembobotan Key Performance Indicator (KPI). Tujuan dari penelitan ini adalah mengidentifkasi KPI supply chain LPG di terminal Utama dengan identifikasi level dalam model SCOR, dan dilakukan pembobotan dan penentuan KPI dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasilnya penelitian menunjukkan terdapat 36 KPI yang disesuaikan dengan pendekatan pengukuran kinerja dengan metode SCOR , yaitu reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset management. Bobot tertinggi pada level 1 diperoleh pada dimensi reliability dengan bobot 0,300, dan untuk KPI dengan prioritas tertinggi adalah minimum inventory dengan bobot 0,083.

Since the implementation of the kerosene to LPG conversion program in Indonesia in 2007, LPG has become an essential commodity, so that the distribution process must be carried out correctly. One of the crucial activities in the LPG distribution process is planning the supply from the main terminal to the depots using a ship scheduling system. The current condition is that with the increasing consumption of LPG and the growing number of depots, there is often a deviation between planning and realization, which causes additional operating costs for LPG distribution. With the development of technology and very tight industrial competition, companies are required to run their business efficiently. One way to achieve these goals is by managing supply chain management so that products can be distributed on time, quality is maintained, and at low cost. It is necessary to determine and weigh the Key Performance Indicator (KPI) in measuring supply chain performance. The purpose of this research is to identify KPIs forLPG supply chain at the main terminal by identifying levels in the SCOR model, and weighting and determining KPIs using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results showed that there were 36 KPIs adapted to the performance measurement approach with the SCOR method, namely reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset management. The highest weight at level 1 is obtained on the reliability dimension with a weight of 0.300, and for KPI the highest priority is minimum inventory with a weight of 0.083."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhita Dodi Risnata
"Since the implementation of the kerosene to LPG conversion program in Indonesia in 2007, LPG has become an essential commodity, so that the distribution process must be carried out correctly. One of the crucial activities in the LPG distribution process is planning the supply from the main terminal to the depots using a ship scheduling system. The current condition is that with the increasing consumption of LPG and the growing number of depots, there is often a deviation between planning and realization, which causes additional operating costs for LPG distribution. With the development of technology and very tight industrial competition, companies are required to run their business efficiently. One way to achieve these goals is by managing supply chain management so that products can be distributed on time, quality is maintained, and at low cost. It is necessary to determine and weigh the Key Performance Indicator (KPI) in measuring supply chain performance. The purpose of this research is to identify KPIs forLPG supply chain at the main terminal by identifying levels in the SCOR model, and weighting and determining KPIs using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results showed that there were 36 KPIs adapted to the performance measurement approach with the SCOR method, namely reliability, responsiveness, flexibility, cost and asset management. The highest weight at level 1 is obtained on the reliability dimension with a weight of 0.300, and for KPI the highest priority is minimum inventory with a weight of 0.083.

Sejak dijalankannya program konversi minyak tanah ke LPG di Indonesia pada tahun 2007, LPG menjadi komoditi yang sangat penting sehingga dalam proses pendistribusiannya harus dijalankan dengan baik. Salah satu kegiatan penting dalam proses pendistribusian LPG adalah perencanaan supply dari terminal Utama ke depot – depot. Kondisi saat ini dimana dengan semakin meningkatnya konsumsi LPG dan bertambahnya jumlah depot maka sering kali terjadi deviasi antara perencanaan dengan realisasi. Dengan adanya perkembangan teknologi dan persaingan industri yang sangat ketat, perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan bisnis secara efisien, dimana salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan mengelola management rantai pasok agar produk dapat didistribusikan dengan tepat waktu, terjaga kualitasnya dan dengan biaya yang rendah. Dalam pengukuran kinerja rantai pasok, terlebih dahulu diperlukan penentuan dan pembobotan Key Performance Indicator (KPI). Tujuan dari penelitan ini adalah mengidentifkasi KPI supply chain LPG di terminal Utama dengan identifikasi level dalam model SCOR, dan dilakukan pembobotan dan penentuan KPI dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasilnya penelitian menunjukkan terdapat 36 KPI yang disesuaikan dengan pendekatan pengukuran kinerja dengan metode SCOR , yaitu reliability, responsiveness, flexibility, cost dan asset management. Bobot tertinggi pada level 1 diperoleh pada dimensi reliability dengan bobot 0,300, dan untuk KPI dengan prioritas tertinggi adalah minimum inventory dengan bobot 0,083."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>