Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Nugraha
"Sistem produksi dalam industri manufaktur terbagi menjadi dua jenis, yaitu strategi Make-to-stock dan Make-to-order yang dibedakan berdasarkan waktu pesanan diterima dan pelaksanaan proses produksi. Dalam sistem MTO, pesanan pelanggan menjadi pemicu untuk terjadinya proses selanjutnya dan menjadi titik kritis dari sistem. Keputusan untuk menerima dan menolak pesanan yang masuk merupakan kegiatan yang paling penting karena akan berdampak jangka panjang terhadap profitabilitas dan reputasi perusahaan secara keseluruhan. Kegiatan ini merupakan keputusan yang sangat strategis, sehingga diperlukan dukungan dalam kegiatan ini. Penelitian ini menyelidiki bagaimana metode penerimaan pesanan dalam strategi MTO dilakukan dan merancang penilaian penerimaan pesanan menggunakan metode MCDA sehingga dapat digunakan sebagai pendukung dalam pengambilan keputusan penerimaan pesanan. Metode AHP digunakan untuk mendapatkan prioritas faktor penerimaan pesanan dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara para pakar. Hasil AHP menunjukkan prioritas dalam menerima pesanan yaitu ketersediaan bahan baku, harga, kemampuan produksi, situasi pasar, pelanggan, target, pemenuhan pesanan, dan kondisi eksternal. EMV dihitung untuk setiap kriteria dan risiko yang selanjutnya digunakan untuk membantu membuat keputusan yang tepat dalam penerimaan pesanan. Seluruh metodelogi dalam penelitian ini dijelaskan dengan menggunakan studi di industri pelapisan baja di Indonesia. Studi tersebut menunjukkan EMV dan AHP dapat digunakan untuk memberikan penilaian kelayakan terhadap pesanan yang diterima.

The production system in the manufacturing industry is divided into two types, namely the Make-to-stock (MTS) and Make-to-order (MTO) strategies which are distinguished by the time orders are received and the execution of the production process. In the MTO system, the customer's order becomes a trigger for the next process and becomes a critical point of the system. The decision to accept and reject incoming orders is the most important activity because it will have a long-term impact on the overall profitability and reputation of the company. This activity is a very strategic action, so support is needed in this activity. This study investigates how the method of receiving orders in the MTO strategy is carried out and designs an assessment of order acceptance using the MCDA method so that it can be used as a support in making orders for acceptance decisions. The AHP method was used in this study to obtain priority order criteria with data obtained from expert interviews. The results of AHP show the order of importance in receiving orders, namely the availability of raw materials, prices, production capabilities, market situations, customers, targets, order fulfillment, and external conditions. EMV is calculated for each criterion and risk which is then used to help make the right decisions in accepting orders. The entire methodology in this study is explained by using cases in the steel coating industry in Indonesia. The case study shows that EMV and AHP can be used to provide a feasibility assessment of orders received."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naily Istianah
"Dunia industri menjadi salah satu hal yang terpenting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Akan tetapi, perusahaan di bidang industri khususnya
manufaktur tidak sedikit. Perusahaan-perusahaan di industri manufaktur di dalam maupun luar negeri saling bersaing agar dapat memenuhi permintaan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Akan tetapi setiap perusahaan dalam proses produksinya pasti mengalami produksi barang cacat yang tidak bisa dihindari. Adanya produk cacat akan sangat merugikan pihak perusahaan. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan terhadap produk cacat diperusahaan.
Penelitian ini menganalisis kecacatan potensial dan penyebab potensial terjadinya produk cacat menggunakan metode FMEA dan Diagram Fishbone. Setelah mendapatkan identifikasi penyebab kecacatan, lalu menentukan prioritas resiko dengan Diagram Pareto dan Matriks FMEA untuk dicari rekomendasi perbaikan dengan tool PICA.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kecacatan yang sering terjadi pada jaring nylon multifilament adalah jaring sobek dan jaring lerek. Penyebab potensial mayoritas terjadi pada jaring sobek adalah karena upper hook tajam/kasar bagian pengaitnya. Sedangkan pada jaring lerek, penyebab potensial mayoritas terjadi karena sekoci seret. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya jaring cacat adalah faktor mesin, manusia, dan material. Oleh karena itu, diperlukannya penanganan dalam mengatasi masalah pada proses produksi.

The industrial world is one of the most important things in the economic development of the country. However, there are many companies in manufacturing sector. Domestic and foreign manufacturing companies compete each other to meet
consumer demand from their products. However, each company process must experience the production of defective goods that cannot be avoided in its production.
The existence of a defective product will be very detrimental to the company. Hence, resolving the defective products in the company is needed.
This study analyze the potential defects and the potential cause of defect product could occur using the FMEA and Fishbone Diagram methods. Since obtaining the identification of the defect causes, then determining risk priorities using the Pareto
Diagram and FMEA Matrix to find recommendations for improvement using the PICA tool.
Based on the research results, the defects that can occur in the nylon multifilament net are torn net and lerek net. A potential cause of torn net is because of the sharp/rough upper hook. Whereas in lerek nets, the potential cause is sluggish bobbin case. Factors that affect the occurence of defect nets are machine, human, and material. Therefore, it is necessary to solve problems in the process production.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Winoto
"Reconfigurable Manufacturing Systems (RMS) adalah sistem manufaktur yang mempunyai kemampuan mengkonfigurasi ulang hardware, software dan pusat kontrol pada level fungsional dan organisasional supaya secara cepat menyesuaikan kapasitas dan fungsionalitas produksi sebagai respon terhadap pasar atau syarat pengaturan sistem yang berubah secara tiba-tiba.
Tesis ini membahas mengenai pengembangan model simulasi RMS dalam rangka perancangan RMS yang dilihat berdasarkan hasil produksi dan penggunaan waktu produksi. Model ini dibuat dengan menggunakan metode simulasi berorientasi objek.
Dari hasil simulasi dan analisis model dapat disimpulkan bahwa model simulasi RMS ini telah mengandung kaidah dari keenam karakteristik RMS (scalability, convertibility, integrability, modularity, customization dan diagnosability) sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka perancangan dan penerapan RMS pada industri manufaktur.

Reconfigurable Manufacturing Systems (RMS) is a manufacturing system that has an ability to reconfigure hardware, software and control resources at all on the functional and organizational levels, in order to quickly adjust production capacity and functionality in response to sudden changes in market or in regulatory requirements.
This thesis discusses the development of simulation model in order to design the RMS which is observed based on the production result and the use of production time. This model was made by using the method of object-oriented simulation.
From the results of simulation and analysis models can be concluded that the RMS simulation model already contains the rules of the six characteristics of RMS (scalability, convertibility, integrability, modularity, customization and diagnosability) so it can be used as a tool in the design and implementation of RMS in manufacturing industry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Fachmi R.
"Proses perencanaan selalu melibatkan aktivitas merinci sejumlah pekerjaan dan sejumlah sumber daya yang akan digunakan untuk memastikan bahwa proyek tersebut layak dikerjakan. Kewenangan, tanggung jawab, dan tingkat kepercayaan harus direncanakan pula, dengan begitu sejumlah tim yang bekerjasama dalam suatu proyek mengetahui kapasitas masing-masing dan bagaimana mereka berhubungan satu sama lain. Dalam hal perencanaan penggunaan alat berat data yang dibutuhkan untuk analisa adalah batasan kerja dan tujuan daripada perusahaan atas digunakannya satu atau lebih alat berat. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah dengan mengkoleksi data dari lapangan dengan cara menyebarkan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan rumusan masalah pada penelitian ini, kedua data yang telah terkumpul diberikan kode dan direncanakan untuk di analisa, ketiga adalah pelaksanaan analisa data, keempat membaca dan menginterpretasikan hasil analisa, dan langkah terakhir adalah menarik kesimpulan untuk dijadikan jawaban atas rumusan masalah tersebut.
Dari hasil analisa dengan menggunakan teori "Linear Programming" yang diaplikasikan dalam program SPSS, menghasilkan sebuah persamaan linear; 4 9 1,567 0,198 0,161 y x x = + + . Dimana X4 adalah variabel bebas kedalaman galian dan X9 adalah jumlah konsumsi solar per hari. Setelah persamaan ini di ramalkan variabel tujuannya (Y), yaitu tingkat produktifitas ekskavator per hari dengan simulasi Monte-Carlo didapatkan variasi tingkat keyakinan pencapaian produktifitas harian, dengan keyakinan 90% seharusnya dapat memberikan produktifitas sebesar 5,93 m3. Nilai yang optimal dari variabel pembatas untuk tujuan dari perusahaan tersebut didapatkan dari hasil optimasi-Opquest, yaitu untuk kedalaman galian (X4) sedalam 1,725 m dan untuk konsumsi solar (X9) sebanyak 2,5 tangki per hari. Proses pengambilan keputusan untuk penggunaan alat berat ekskavator bergantung pada kualitas dari hasil pengolahan data tersebut dan kualitas dari kelompok kerja yang bertanggung jawab dalam hal analisa dan pengambilan keputusan.

Planning process is always entangle the itemize a number of works and a number of resources activity that used to ensure the project competent to be done. Authority, responsibility, and trust storey level have to be planned also, on that way a number of the teams cooperating in a project know each capacities and how do they correlate one to another. In the case of heavy equipment usage planning, required data for analysis are constrain of work and purpose of the company in using one or more heavy equipment. The first step of this research is collecting datas from the project by spreading a numbers of quesionairs containing several question that relate with the research target, second is coding each of the question that answered and plan those to be analys, third is analyzing the data, fourth are reading and interpretating the anlysis result, and the fifth step of this research is drawing the conclusions of the result.
From the analysis by using theory "Linear Programming" which running by application called SPSS, will result an equation: 4 9 1,567 0,198 0,161 y x x = + + . Where X4 is depth of cut variable and X9 is solar consumption in a day variable. The next analysis is forecasting the dependent variable (Y) that is productivity rate of ekscavator by running simulation with Monte-Carlo simulation program, this result a number of productivity rate variance, with a confidence level 90% the ekscavator should've give productivity 5,93 m3 a day. The optimal values of dependent variables to the intention of the company is drawed by optimizing those variables with Optquest, and the result is 1,725 m for digging depth variable and should expend 2,5 tank of solar a day. Decision-Making processes for the heavy equipment (excavator) usage planning basically depend on the quality of the data-processing result and the quality of team working who in charge in the case of analysis and decision making.
"
[, ], 2008
S35797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oka Widiantara Suputra
"Proses menyangrai kopi untuk memperoleh produk sangria biji kopi yang dituju membutuhkan uji coba dan pengalaman yang dapat memiliki potensial resiko terhadap kebutuhan biaya dan waku operasional. Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan pemodelan perhitungan kompleksitas sistem manufaktur proses sangrai kopi sebagai salah satu jenis alat ukur sebuah proses untuk menilai proses yang ada sebelum meningkat pada proses estimasi biaya dan otomatisasi proses sangrai. Peneliti mengadaptasi dan mengembangkan pemodelan perhitungan kompleksitas yang diusung oleh W. H. El-Maraghy ke dalam ruang lingkup sangrai kopi, khususnya biji kopi Arabika Solok Radjo dan Robusta Bengkulu. Proses sangrai pada penelitian ini dilakukan dengan temperatur pre-heating 160 derajat Celcius dan waktu penyangraian selama 16 menit. Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil, bahwa aspek penting yang paling mempengaruhi kompleksitas sangrai biji kopi berdasarkan tingkatan sangrai adalah warna sangrai, massa, dan dimensi yang dihasilkan dari profil sangrai biji kopi. Selain itu, variasi RPM akan memengaruhi temperatur turning point dan titik akhir temperatur biji. Indeks kompleksitas tertinggi didapatkan pada biji kopi Robusta Bengkulu dengan RPM 90 dan memiliki tingkatan sangrai dark, yaitu sebesar 9,9.

The ability to roast coffee to obtain a specific product requires experience or repeated trials, so that they have potential risks, require operational time, and cost a lot. This study aims to present a model for calculating the complexity of the coffee roasting process manufacturing system as a type of measurement tool for a process to assess the existing process before increasing in the process of automation and cost estimation of the roasting process. The researcher adapted and developed the complexity calculation model proposed by W. H. El-Maraghy ​​ to the scope of coffee roasting, especially Solok Radjo Arabica and Bengkulu Robusta coffee beans. Based on this research, the results show that the most important aspects that influence the complexity of roasting coffee beans based on roast level are roast color, mass, and dimensions resulting from the roast profile of coffee beans. In addition, variations in RPM will affect the temperature of the turning point and end point temperature of the beans. The highest complexity index was found in Bengkulu Robusta coffee beans with an RPM of 90 and a dark roast level of 9.9."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Nugroho
"Proses alternatif dalam fabrikasi mikro yang telah ditemukan saat ini salah satunya adalah biomachining. Biomachining memiliki beberapa keunggulan diantaranya ramah lingkungan, tidak terjadi thermal damage pada permukaan benda kerja, dan efisien energi. Penelitian biomachining multi-axis sebelumnya yang menggunakan inklinator dengan satu sumbu rotasi dan dengan dua arah sudut inklinasi yang berbeda menunjukkan bahwa inklinasi benda kerja mempengaruhi bentuk profil permukaan hasil pemakanan material pada benda kerja.
Dalam penelitian kali ini inklinator dikembangkan dengan menggunakan konsep sendi peluru pada meja kerjanya sehingga memiliki dua sumbu rotasi dan sudut inklinasi dapat dilakukan ke segala arah. Percobaan dilakukan dengan empat posisi inklinasi yang berbeda dan tiap - tiap posisi diberi sudut inklinasi 400. Terdapat dua jenis waktu percobaan, yaitu 6 jam dan 12 jam untuk tiap - tiap posisi inklinasi. Percobaan dilakukan dengan temperatur ruangan 23 - 25°C.
Hasil pengukuran dari mesin SURFCOM menunjukkan bahwa pada bagian tengah permukaan hasil pemakanan material terbentuk Center Island dengan kedalaman undercut, sudut kemiringan undercut, dan nilai Ra yang berbeda - beda. Selain itu ditemukan bahwa perbedaan posisi kotak biomachining tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kedalaman undercut, panjang undercut, sudut kemiringan undercut, dan nilai Ra.

Alternative process in micro fabrication that has been found at this time one of them is biomachining. Biomachining has several advantages including environtmentally friendly, no thermal damage occurs on the surface of the workpiece, and energy efficient. Previous multi-axis biomachining research using inclinator with one axis of rotation and the angle of inclination in two different directions showed that the inclination of the workpiece affect the surface profile from material machining results at workpiece.
In this research inclinator developed using the concept of joint bullets on its work table so that it has two axes of rotation and the angle of inclination can be done in any direction. The experiments were performed with four different inclination position and each position given angle of inclination 400. There are two kinds of time experiments, which is 6 hours and 12 hours for each inclination position. The experiments were performed with room temperature 23-25°C.
Measurement result from the SURFCOM machine show that on the middle surface at material machining results formed Center Island with depth of undercut, tilt angle of undercut, and the Ra values are different each others. Moreover it was found that the difference in the position of the biomachining box no significant effect on depth of undercut, length of undercut, tilt angle of undercut, and the Ra values.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Paminto
"ABSTRAK
Besarnya kapasitas operasi yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam persaingan yang semakin ketat dan luas dalam dunia industri. Tetapi pada kebanyakan industri manufaktur yang bertipe produksi job-shop/batch; aspek kapasitas ini menjadi sulit untuk diukur, karena tingkat variasi produk yang harus diproses sangat tinggi dan selalu berubah-ubah.
Untuk itu diupayakan membuat suatu model yang fleksibel dengan memanfaatkan konsep pemrograman berorientasi obyek. Pada model ini menggunakan algoritma simpleks untuk mensimulasikan besarnya kapasitas operasi optimal yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi yang ada. Kemudian dilakukan analisa keseimbangan antara kapasitas operasi optimal ini dengan tingkat pesanan produk yang diterima Setelah kondisi seimbang dicapai dilakukan pembuatan jadwal pembebanan mesin menggunakan metode trial and error.
Keluaran-keluaran dari model simulasi ini akan dapat dijadikan sebagai acuan/bahan pertimbangan dalam pembuatan jadwal produksi detil secara akurat. Disamping itu dapat juga dijadikan sebagai alat evaluasi terutama terhadap teknologi proses yang digunakan dalam fungsi manufakturnya. Semua ini akan sangat berguna dalam membantu usaha peningkatan daya saing produk-produk yang dihasilkan oleh industri manufaktur bersangkutan baik dari segi price, quality, flexibility maupun delivery time sesuai dengan tuntutan konsumen.

ABSTRACT
Rates of the operations capacity are result by production facility itself, which one of determines on more tight and global competition in the industrial era. In most of the manufacturing industry with the job-shop/batch production type; the capacities become difficult to measure aspect, because the kind and the variation level of products must be process more fluctuate.
To solve this problem, we apply the flexible model with object-oriented programming concept. This model used the simplex algorithm principle to simulate the rate of the optimum operations capacity from the capability of production facility. The next activities are the balance analysis between ordered product and optimum operations capacity. If the balanced condition can get, we make the schedule loading machine with trial and error method.
The result of simulation model can be references to scheduling the detail production planning, which more accurate. The simulation model used for a toot to evaluated the process technology on the manufacturing function. We concluded that the model will be useful to help improvement effort of the product competitiveness, such as price, quality, flexibility and delivery time in accordance with the requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melly Ujung
"PT. X adalah sebuah perusahaan industri manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan kemasan industri dengan sistem proses berdasarkan pesanan (job order), dimana desain produk ditentukan oleh konsumen eksternal (external customers). Produk yang dihasilkan terbagi atas 2 jenis, Kemas Bentuk (Fine Flexible Packaging) yaitu kemasan jadi yang masih dalam bentuk gulungan atau rol untuk diproses lanjut oleh konsumen yang bersangkutan dan Pengemasan (Packaging) yaitu kemasan jadi yang telah berbentuk kantong (bag).
Kualitas memiliki peranan penting dalam proses produksi, karena berhubungan dengan fungsi produk yang dihasilkan dan kepuasan konsumen yang memakainya. Proses merupakan integrasi sekuensial dari orang (manusia), material, metode dan mesin atau peralatan, dalam suatu lingkungan yang bekerja sama guna menghasilkan nilai tambah output (produk), dan berkualitas yang selanjutnya diserahkan kepada konsumen agar memenuhi kebutuhan dan ekspektasi dari konsumen itu. Proses juga merupakan sekumpulan kondisi yang berbeda-beda, akan menghasilkan unit produk yang berbeda pula, yang tentunya akan menimbulkan adanya variasi atau keragaman pada produk yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan pencegahan melalui pengendalian proses.
Suatu proses dikatakan beroperasi dalam pengendalian statistikal apabila variasi-variasi yang timbul hanya bersumber dari variasi penyebab umum. Metode pengendalian proses secara statistik merupakan salah satu pendekatan agar proses berada dalam pengendalian secara statistikal melalui catatan data yang secara terus-menerus dikumpulkan dan dianalisis agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan meningkatkan proses sehingga proses itu memiliki kemampuan untuk memenuhi spesitikasi output yang diinginkan konsumen. Kemampuan ini disebut dengan kapabilitas proses.
Analisa kapabilitas proses dan mesin merupakan salah satu analisa kualitas proses, yaitu untuk menentukan kapabilitas proses dan merupakan suatu cara untuk mengetahui dan mengukur kemampuan proses dan mesin dengan membandingkannya terhadap toleransi yang ditentukan oleh spesifikasi.
Analisa kapabilitas proses dilakukan pada proses pelapisan (laminasi) pada mesin extrution laminating. Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan memperlihatkan bahwa hampir seluruh data tidak berada dalam kendali secara statistik, kecuali proses untuk jenis laminasi ukuran 351.1 kerataan (berat) gramatur dan kerataan ketebalan (thickness). Demikian juga hasil perhitungan dan analisa terhadap kapabilitas proses, memperlihatkan bahwa hampir seluruh proses tidak mampu untuk menghasilkan unit produk yang memenuhi batas toleransi spesifikasi yang ditetapkan, kecuali proses untuk jenis laminasi ukuran 351.1 kerataan gramatur.
Dari kondisi tersebut maka perlu dilakukan pengecekan dan bahkan perbaikan terhadap proses agar dicapai proses terkendali secara statistik dan mampu manghasilkan output (produk) yang memenuhi batas spesikasi yang ditentukan sebelumnya."
2001
T9523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Andrio Viveca
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dan bentuk hubungan growth option terhadap leverage perusahaan manufaktur di Indonesia. Growth option diduga memiliki pengaruh negatif dan bentuk hubungan konveks terhadap tingkat leverage. Pada pengujian terhadap teori trade-off statis, ditemukan bahwa growth option memiliki hubungan negatif terhadap tingkat leverage. Growth option juga terbukti memiliki bentuk hubungan konveks terhadap leverage namun tidak menjelaskan lebih baik dari bentuk linear. Pada pengujian teori trade-off dinamis, ditemukan bahwa, dalam memengaruhi kecepatan penyesuaian leverage, growth option tidak terbukti memiliki pengaruh negatif. Bentuk hubungan konveks juga tidak terlihat menjelaskan kecepatan penyesuaian dengan lebih baik. Berdasarkan Flannery dan Rangan (2006), Lemmon, Robberts, dan Zender (2008), hal tersebut diduga terjadi karena permasalahan pada spesifikasi dan hadirnya firm fixed effect pada model. Dalam menjelaskan aktifitas pendanaan luar perusahaan, ditemukan bahwa, bentuk hubungan konveks menjelaskan lebih baik dibanding bentuk linear. Sesuai dengan Ogden dan Wu (2013), perusahaan underleverage melakukan pendanaan baru dengan utang sedangkan perusahaan overleverage melakukan pendanaan baru dengan ekuitas

ABSTRACT
Relationship between growth option and leverage on manufacturing firms in Indonesia is investigated in this research. Growth option is suspected of having negative effect and convex relation on leverage. Static trade off theory testing shows that growth option have negative effect on leverage. Growth option is also proven to have convex relation on leverage but it does not explain the static trade off better than linear form. Dynamic trade off testing shows that on speed of adjustment test, growth option is not proven to have negative effect on leverage. Convex form is also not proven to explain speed of adjustment of leverage better than linear form. Flannery and Rangan (2006), Lemmon, Robberts, and Zender (2008), found that those are happened because of problem in model specification and present of firm fixed effect. To explain external financing activity, convex form is proven to explain better than linear form. Consistent with Ogden and Wu (2013), underleverage firm issues new external financing with debt and overleverage firm issues new external financing with equity."
2016
S64420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Tulus
"Studi ini menjelaskan tentang pemodelan simulasi dari proses produksi pada industri komponen karet. Model ini dirancang dengan menggunakan sebuah software yang berorientasi pada objek dan pemodelan. Simulasi ini dilihat dari total produksi yang dapat dihasilkan. Selain itu terdapat faktor-faktor variabel lain seperti waktu kerja, jumlah mesin, dan waktu tiap proses produksi yang terjadi yang berpengaruh pada model simulasi. Dari model simulasi, kita dapat melihat total produksi yang dapat dihasilkan serta perilaku sistem tiap proses produksinya. Sebagai perbandingan, kita membuat skenario tentang penambahan satu mesin dan peniadaan penggunaan waktu kerja lembur. Dari hasil skenario ini, kita dapat mengetahui keputusan/cara yang tepat untuk melakukan penambahkan mesin baru atau untuk penggunaan waktu lembur.

This study describes about the simulation modeling of production process in rubber component industry. This model was created by using object-oriented modeling software. The simulation is seen from total production that can be produced. Besides that there are other variable factors such as working time, number of machines, and the time each process that affects the simulation model. From this simulation model, we can see the total production that can be produced and the system behavior of each process. As a comparison, we make a scenario about the addition of one machine and elimination of the use of overtime work. From the results of this scenario, we can know the right decisions to add the new machine or to use the usage overtime."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>