Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109236 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devanka Aulia Tohib
"Laporan PKPA ini membahas kegiatan praktik kefarmasian di distribusi obat dan BMHP. Regulasi distribusi obat dan BMHP di Indonesia harus mengikuti Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Salah satu aspek yang diatur adalah Transportasi. Kepatuhan pelaksanaan ini diperlukan untuk memenuhi syarat sertifikasi CDOB, serta diharapkan dari pemantauan aspek transportasi ini dapat memberikan saran perbaikan agar lebih baik dalam kegiatan sehari-hari.

This PKPA report discusses pharmaceutical practice activities in drug and BMHP distribution. Regulations on the distribution of drugs and BMHP in Indonesia must follow the Good Drug Distribution Method (CDOB). One of the regulated aspects is transportation. Compliance with this implementation is required to meet the requirements for CDOB certification, and it is hoped that monitoring this aspect of transportation can provide suggestions for improvement to make it better in daily activities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyah Amirah
"PT. Masiva Guna sebagai salah satu Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang melakukan usaha di bidang pengelolaan obat sudah seharusnya melakukan pengkajian terhadap kegiatan usahanya terutama dalam aspek transportasi dan fasilitas distribusi berdasar kontrak agar tetap berjalan sesuai dengan ketentuan CDOB. Pada laporan tugas khusus ini dibahas mengenai kesesuaian antara kegiatan yang dilakukan oleh PBF PT. Masiva Guna dengan penerapan aspek pada Bab 7 – 8 yaitu transportasi dan fasilitas distribusi berdasar kontrak sesuai dengan CDOB. Hasil dari pengkajian yang telah dilakukan bahwasanya secara umum aspek transportasi dan fasilitas distribusi berdasar kontrak sebagian besar telah diterapkan oleh PBF PT. Masiva Guna. Sayangnya, masih terdapat beberapa kriteria yang belum memenuhi pedoman teknis CDOB salah satu contohnya seperti belum ada prosedur tertulis untuk menangani penyimpangan suhu. Perlu disediakan prosedur tertulis antara lain untuk kegiatan dan pemeliharaan semua kendaraan dan peralatan termasuk pembersihan dan tindakan keselamatan; penanganan tumpahan; perawatan dan pengkalibrasian peralatan yang digunakan untuk pemantauan suhu selama transportasi dalam kendaraan dan atau kontainer; keamanan untuk mencegah pencurian dan akses orang yang tidak berkepentingan terhadap obat dan atau bahan obat selama transportasi; dan dokumentasi yang mengatur pemisahan selama transportasi untuk obat dan atau bahan obat yang ditolak, ditarik, dikembalikan serta diduga palsu.

PT. Masiva Guna as one of the Pharmaceutical Wholesalers (PBF) which carries out business in the field of drug management should carry out review of its business activities, especially in the aspect of transportation and distribution facilities based on contracts so that it continues to run in accordance with CDOB provisions. In this special assignment report, discussed about the suitability between activities carried out by PBF PT. Masiva Guna implements aspects in Chapters 7 – 8, namely transportation and distribution facilities based on contracts in accordance with CDOB. The results of the study that have been carried out are that in general aspects of transportation and distribution facilities based on contracts have mostly been implemented by PBF PT. Masiva Guna. Unfortunately, there are still several criteria that do not meet the CDOB technical guidelines, one example is that there is no written procedure for handling temperature deviations. Written procedures need to be provided, among other things, for the activities and maintenance of all vehicles and equipment, including cleaning and safety measures; spill handling; maintenance and calibration of equipment used for temperature monitoring during transportation in vehicles and/or containers; security to prevent theft and access by unauthorized persons to drugs and/or medicinal substances during transportation; and documentation that regulates separation during transportation for medicines and/or medicinal substances that are rejected, withdrawn, returned and suspected to be counterfeit.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Vindya Aurellia
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Sistem mutu perlu dilakukan untuk memastikan obat yang dikirim tidak tercemar selama penyimpanan dan/atau pengiriman. Kondisi penyimpanan harus diatur untuk menjaga mutu dan mencegah kerusakan atau kontaminasi dengan obat lain. Terdapat obat tertentu yang memiliki persyaratan khusus karena obat tersebut mudah terpengaruh oleh suhu, baik pada saat penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman yang disebut dengan cold chain product (CCP). Penyimpanan CCP harus dalam suhu terjaga, yaitu pada cold room/chiller dengan suhu 2–8°C dan pada freezer room dengan suhu (-25)–(-15)°C. Tugas khusus ini bertujuan untuk merancang perubahan prosedur operasional baku (POB) terkait penanganan CCP sesuai dengan kendala yang pernah terjadi dan mengaplikasikan perubahan tersebut dalam proses penyimpanan cadangan CCP di PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data diperoleh dari observasi terhadap alat yang digunakan untuk penyimpanan cadangan CCP dan POB yang sedang berlaku terkait penanganan CCP serta wawancara dilakukan dengan Koordinator Gudang terkait kendala yang pernah terjadi yang berhubungan dengan penyimpanan CCP. Data yang diperoleh dianalisis dan disusun menjadi Rancangan Modifikasi POB Penanganan Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa POB terkait penanganan CCP harus selalu diperbarui sesuai dengan kendala yang pernah terjadi sebagai acuan apabila terjadi kendala serupa di masa depan serta POB yang dirancang dapat diaplikasikan secara langsung saat terjadi kendala dalam proses penanganan penyimpanan CCP.

Pharmaceutical Trading Company are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities. A quality system needs to be put in place to ensure the drugs that are sent are not contaminated during storage and/or delivery. Storage conditions must be managed to maintain quality and prevent spoilage or contamination with other drugs. There are certain drugs that have special requirements because these drugs are easily affected by temperature during reception, storage, and delivery, which are called cold chain products (CCP). CCP must be stored at a maintained temperature, namely in a cold room/chiller with a temperature of 2–8°C and in a freezer room with a temperature of (-25)–(-15)°C. This special task aims to design changes to standard operating procedures (SOP) related to handling CCP in accordance with the constraints that have occurred and to apply these changes in the process of storing CCP reserves at PT SamMarie Tramedifa. Data collection was obtained by observing the tools used for storing CCP and SOP reserves that were currently in effect regarding the handling of CCP and interviews were conducted with the Warehouse Coordinator regarding problems that had occurred related to CCP storage. The data obtained was analyzed and compiled into an SOP Modification Design for Cold Chain Product Handling. Based on the results of observations and interviews, it can be concluded that SOP related to handling CCP must always be updated according to problems that have occurred as a reference if similar problems occur in the future and SOP that is designed to be applied directly when problems occur in the process of handling CCP storage."
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Berintan
"Obat golongan sitostatika adalah golongan obat yang biasanya digunakan untuk pengobatan kanker dan memiliki efek mutagenik. Paparan terhadap obat golongan sitostatika dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan, sehingga dalam pengelolaannya perlu menggunakan alat pelindung yang memadai, tempat penyimpanan yang aman, dan prosedur penanggulangan yang jelas. Pada laporan ini dibahas tentang prosedur untuk pengelolaan obat golongan sitostatika di PT. SamMarie Tramedifa. Hasil laporan ini diharapkan dapat membantu PT. SamMarie Tramedifa dalam manajemen obat golongan sitostatika yang sudah ada maupun di masa depan.

Cytostatic drugs is a group of drugs typically used for cancer treatment and have mutagenic effects. Exposure to cytostatic drugs may cause health issues, making in imperative for its handling to use sufficient protective equipments, safe storage space, and clear containment procedures. This report will discuss procedures to manage cytostatic drugs on PT. SamMarie Tramedifa. The results of this report is hoped to help PT. SamMarie Tramedifa on management of existing or future cytostatic drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Dewi
"Distributor alat kesehatan (DAK) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran alat kesehatan dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PT MJG merupakan Distributor Alat Kesehatan (DAK) dan Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang menyalurkan alat kesehatan dan produk sediaan farmasi, meliputi peralatan di bidang bank darah, in vitro diagnostik, vaksin, kebutuhan untuk penelitian dan industri. PT MJG wajib menerapkan aspek CDAKB dan CDOB dalam menyelenggarakan pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran produk farmasetika atau alat kesehatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian penerapan CDAKB dan CDOB di PT MJG dari aspek operasional yang tercantum pada peraturan perundang-undangan dengan implementasinya di PT MJG. Pengkajian dilakukan berdasarkan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kegiatan operasional di PT MJG dan studi literatur. Berdasarkan analisis terhadap implementasi CDAKB dan CDOB dari aspek operasional di PT MJG, dapat disimpulkan bahwa seluruh aspek operasional yang mencakup pengadaan, penerimaan, penyimpanan, serta pengemasan dan pengiriman di PT MJG telah sesuai dengan CDAKB dan CDOB.

A medical device distributor (DAK) is a company in the form of a legal entity that has a permit to procure, store and distribute medical devices in large quantities in accordance with statutory provisions. PT MJG is a Medical Equipment Distributor (DAK) and Pharmaceutical Wholesaler (PBF) which distributes medical devices and pharmaceutical preparation products, including equipment in the fields of blood banking, in vitro diagnostics, vaccines, needs for research and industry. PT MJG is obliged to implement CDAKB and CDOB aspects in organizing the procurement, receipt, storage and distribution of pharmaceutical products or medical devices. Therefore, it is necessary to study the implementation of CDAKB and CDOB at PT MJG from the operational aspects listed in the statutory regulations with their implementation at PT MJG. The assessment was carried out based on direct observations of the implementation of operational activities at PT MJG and literature studies. Based on the analysis of the implementation of CDAKB and CDOB from operational aspects at PT MJG, it can be concluded that all operational aspects including procurement, receiving, storage, as well as packaging and delivery at PT MJG are in accordance with CDAKB and CDOB. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Nabihah
"Sebagai distributor produk farmasi, Perusahaan Besar Farmasi (PBF) harus mematuhi pedoman distribusi termasuk pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran, sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dalam aspek penyimpanan, PBF harus menyediakan fasilitas penyimpanan yang khusus dan memenuhi persyaratan suhu, kelembaban, dan pencahayaan yang tepat. Penyimpanan yang tertata baik di fasilitas penyimpanan obat dapat meningkatkan efisiensi operasional, menghindari kesalahan pengambilan obat, serta menjaga kelangsungan stok dan mempermudah pencarian dan pengawasan. PT SamMarie Tramedifa, meskipun mematuhi pedoman CDOB dengan menyediakan gudang obat, menghadapi masalah dengan penandaan pada rak penyimpanan yang kurang jelas dan terorganisir, sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk pencarian. Proses pengambilan barang di gudang memerlukan sumber daya manusia terbanyak dan sering dievaluasi untuk meningkatkan produktivitas. Pengaturan produk yang rapi dan penandaan yang jelas seharusnya mempercepat pencarian barang. Data waktu dicatat sehubungan dengan penerimaan pesanan (PO), persiapan barang, dan penyerahan kepada kurir, dua hari sebelum dan dua hari setelah perubahan penandaan. Peningkatan durasi terjadi pada hari ketiga setelah perubahan, tetapi pada hari keempat, durasi menjadi lebih cepat. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan faktor-faktor seperti prioritas pesanan, variasi jumlah dan jenis barang, sistem penguncian yang tidak dapat diprediksi, serta kerusakan printer mempengaruhi durasi waktu pengambilan dan persiapan barang di gudang obat. Data yang diperoleh memiliki batasan waktu dan tidak dapat menilai efektivitas perubahan penandaan terhadap kinerja staf gudang obat. Evaluasi kinerja dengan mencatat waktu aktivitas staf gudang tidak selalu sesuai karena staf gudang sudah terbiasa dengan penempatan produk sebelum perubahan penandaan dan reorganisasi.

As a Pharmaceutical Wholesale Company, adhering to Good Distribution Practices (GDP) guidelines is paramount. In terms of storage, PBFs are mandated to provide dedicated storage facilities that meet specific requirements, such as temperature, humidity, and proper lighting. Well-organized pharmaceutical storage can significantly enhance operational efficiency by preventing medication retrieval errors, ensuring continuous inventory, and simplifying the retrieval and monitoring processes. Despite PT SamMarie Tramedifa's compliance with GDP guidelines by providing a drug warehouse, issues persist with the labeling on storage shelves, which appears unclear and disorganized, leading to extended search times. Properly arranged products with clear labeling should expedite item retrieval. Data was recorded regarding the time of receiving purchase orders (PO), preparing goods, and handing them over to couriers, both two days before and two days after labeling changes. While there was an increase in the duration of goods retrieval and preparation on the third day after the labeling changes, on the fourth day, the duration became slightly shorter. Observations and interviews revealed that factors like order priorities, variations in the quantity and type of items for each order, an unpredictable locking system, and printer malfunctions in the warehouse contributed to the increased duration for goods retrieval and preparation. Assessing performance solely by recording the time of warehouse staff activities did not yield accurate results, as warehouse staff were already accustomed to the product placement before the labeling changes and reorganization."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Octa Perdana
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di PBF PT. SamMarie Tramedifa bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan di PBF PT. SamMarie Tramedifa dalam rangka meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran dan fungsi PBF sebagai distributor obat. Selain itu, tujuan lainnya untuk memahami peran dan tanggung jawab apoteker di PBF. Tugas khusus yang diberikan bertujuan untuk melakukan kajian terhadap kajian pengelolaan distribusi psikotropika di PBF PT. SamMarie Tramedifa berdasarkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).

Pharmacist internship program at Pharmaceutical Distributor PT. SamMarie Tramedifa intent on observing those activities they do. It has a purpose to give understanding internship program students about roles and functions of pharmaceutical distributor. The other purpose is getting knowledge and understanding the responsibilities of pharmacist at pharmaceutical distributor. Special tasks are given to analyze handling of distribution psychotropic at Pharmaceutical Distributor PT. SamMarie Tramedifa based on Good Distribution Practices (GDP).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
"
Produk Rantai Dingin atau yang lebih dikenal dengan Cold Chain Product merupakan produk yang sensitif terhadap temperature sehingga penyimpanan dan pengirimannya membutuhkan kontrol temperatur yang tidak terputus dari pabrik sampai distribusi ke pengguna akhir (Juklak CDOB, 2020). Penanganan produk rantai dingin memerlukan perhatian khusus untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan seperti penurunan efikasi, keamanan dan bahkan berakibat fatal. Oleh karenanya perlu dilakukan pemantauan terhadap tata cara penanganan produk rantai dingin di PT. SamMarie Tramedifa untuk memastikan bahwa sistem distribusi yang diterapkan di PT. SamMarie Tramedifa memenuhi standar yang ditetapkan di dalam POB dan CDOB yang berlaku. Persentase penerapan POB di PT. SamMarie Tramedifa sudah baik mencapai 84% dan penerapan CDOB juga sudah sangat baik mencapai 77% dilaksanakan.

Cold Chain Products, also known as temperature-sensitive products, require storage and transportation with uninterrupted temperature control from the factory to the end-user (CDOB Guidelines, 2020). Handling cold chain products requires special attention to avoid undesired risks such as decreased efficacy, compromised safety, and even fatal consequences. Therefore, monitoring of the handling procedures for cold chain products at PT. SamMarie Tramedifa is necessary to ensure that the distribution system implemented at PT. SamMarie Tramedifa meets the standards set by the applicable Pharmaceutical Operational Standards (POB) and Cold Chain Distribution Standards (CDOB). The percentage of POB implementation at PT. SamMarie Tramedifa is already good, reaching 84%, and the implementation of CDOB is also very good, reaching 77%."
Depok: 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winona Susanti
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengadaaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dengan jumlah besar. Sebuah Pedagang Besar Farmasi hendaknya memiliki sumber pamasok obat yang jelas dan dapat tertelusuri. Pemasok dipilih berdasarkan beberapa persyaratan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dokumen- dokumen yang membuktikan bahwa pemasok telah terkualifikasi disebut sebagai spesimen pemasok dan didokumentasikan secara fisik oleh PT SamMarie Tramedifa. Spesimen ini hendaknya diperiksa secara berkala untuk mengetahui apabila terdapat dokumen yang masa berlakunya akan segera berakhir. Dokumen yang masa berlakunya telah habis harus diperbarui oleh PBF yang bersangkutan dan PT SamMarie Tramedifa bertugas untuk mengingatkan PBF bersangkutan agar mengirimkan dokumen terbaru. Pencatatan dokumen yang dilakukan secara manual dan tanpa standarisasi menyebabkan adanya perbedaan kelengkapan dokumen antara setiap distributor. Selain itu, juga ditemukan beberapa dokumen yang telah melewati masa berlaku dan belum diperbarui. Berdasarkan temuan ini, penulis menyarankan dilakukannya dokumentasi spesimen pemasok obat secara elektronik di PT SamMarie Tramedifa. Dokumentasi secara elektronik ini dapat menghindari kerusakan, baik disengaja maupun tidak disengaja, mempermudah pemeriksaan tanggal habis masa berlaku suatu dokumen, serta sebagai standardisasi dokumen-dokumen yang perlu dikumpulkan.

Pharmaceutical wholesaler (PBF) is a company that has a license to carry out procurement, storage, distribution of drugs and/or drug ingredients in large quantities. A Pharmaceutical Wholesaler should have clear and traceable sources of drug suppliers. Suppliers are selected based on several qualification requirements set out in the Guidelines for Good Drug Distribution (CDOB). Documents that prove that the supplier has been qualified are referred to as supplier specimens and are physically documented by PT SamMarie Tramedifa. These specimens should be checked periodically to see if there are documents whose validity period is about to expire. Documents whose validity period has expired must be renewed by the PBF concerned and PT SamMarie Tramedifa is tasked with reminding the PBF concerned to send the latest documents. Document recording is done manually and without standardization, causing differences in the comprehensiveness of documents between each distributor. In addition, several documents that have passed their validity period and have not been updated were also found. Based on these findings, the authors suggest the electronic documentation of drug supplier specimens at PT SamMarie Tramedifa. This electronic documentation can avoid damage, whether intentional or unintentional, facilitate checking the expiration date of a document, as well as standardize the documents that need to be collected."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mitha Adriyani
"Seorang apoteker memegang peranan penting dalam bidang kesehatan, sehingga apoteker harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi. Sebagai bekal dan pengalaman calon apoteker untuk dapat memahami peran dan kompetensi di dunia kerja, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di beberapa tempat, yaitu di PT SamMarie Tramedifa, Apotek Kimia Farma No. 510 Lenteng Agung, dan PT Aventis Pharma. Selama PKPA, calon apoteker diharapkan dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di berbagai tempat selama praktik kerja profesi. 

Pharmacists have an important role as one of the healthcare professional. Pharmacists must comply with the competency standards before get into the professional practices. Therefore, in order to get experiences working as a healthcare professional, the Pharmacists Internship Program that called as Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) have been implemented. The prospective pharmacists get to do the internship at several places, such as PT SamMarie Tramedifa, Apotek Kimia Farma No. 510 Lenteng Agung, and PT Aventis Pharma. The prospective pharmacists are expected to get more knowledge and experiences to do the pharmaceutical practices in various places during the PKPA.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>