Ditemukan 87370 dokumen yang sesuai dengan query
Wahyu Nurul Hidayah
"Novel Pulung Gantung Tali Pati karya Iman Budhi Santosa merupakan novel yang membahas mengenai fenomena bunuh diri di Gunungkidul, yang disertakan dengan mitos dan kepercayaan masyarakat Gunungkidul. Fenomena bunuh diri beserta mitos dan kepercayaan pada masyarakat Gunungkidul telah menjadi bagian dari memori kolektif yang jika dipahami dapat menguak orientasi nilai budaya masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apa yang dianggap bernilai, berharga, dan penting oleh masyarakat Gunungkidul dalam novel PGTP melalui mitos dan kepercayaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik kualitatif dan teori orientasi nilai budaya Kluckhohn (dalam Koentjaraningrat, 1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh mitos dan kepercayaan yang ada dalam novel memiliki struktur hubungan keterkaitan dan hubungan kronologis satu dengan lainnya. Selain itu, kelima orientasi nilai budaya Kluckhohn yaitu HK, MK, MW, MA, dan MM ditemukan pada mitos dan kepercayaan masyarakat Gunungkidul dalam novel PGTP.
The novel Pulung Gantung Tali Pati by Iman Budhi Santosa is a novel that discusses the phenomenon of suicide in Gunungkidul, which is included with the myths and beliefs of the Gunungkidul people. The phenomenon of suicide along with the myths and beliefs of the Gunungkidul people have become part of the collective memory which, if understood, can reveal the orientation of the cultural values of the people. This study aims to reveal what is considered worth, valuable, and important by the people of Gunungkidul in the PGTP novel through their myths and beliefs. This study uses a qualitative analytical descriptive approach and Kluckhohn's cultural value orientation theory (in Koentjaraningrat, 1990). The results of the study show that all the myths and beliefs in the novel have a structure of related relationships and chronological relationships with one another. In addition, the five orientations of Kluckhohn's cultural values, namely HK, MK, MW, MA, and MM, are found in the myths and beliefs of the Gunungkidul people in the PGTP novel."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
ATA 16(1-2) 2013
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
ATA 16(1-2) 2013
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
PATRA 5(3-4) 2004
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Darmaningtyas
Yogyakarta: Salwa Press, 2002
362.2 DAR p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Nani Ratnawati
"Pada tahun 1927, di sebuah perkebunan tabu, kira_kira 400 meter sebelah Barat Laut candi Kalasan ditemukan sebuah genta besar dari perunggu berlapis perak (O.V. 1927:105), (Boechari 1963:124). Genta yang besar ini biasanya digantung pada biara tempat kediaman pendata yang memelihara, menjaga, dan memujanya. Biara demikian ada juga pada candi Kalasan. Pada sebuah gambar kuno karya Cornelius yang berasal dari tahun 1806, ada tertera bekas-bekas sebuah bangunan di tempat itu (Bernet Kempers 1954:34). Selanjutnya pada tahun 1951, Dinas Purbakala Indonesia mengadakan penggalian di sekitar candi Borobudur yaitu di halaman sebelah Barat Laut. Tujuannya adalah mencari sisa-sisa sebuah biara yang oleh para ahli arkeologi diduga pernah ada di dekat candi ini. Dalam penggalian ini telah ditemukan fondasi sebuah bangunan, beribu-ribu paku perunggu, sisa-sisa alat rumah tangga, dan beberapa benda yang dipakai untuk upacara-upacara keagamaan seperti klintingan perunggu dan sebuah genta perunggu berukuran besar (Soekmono 1957:14-)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11959
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Sulistinah
"Manusia sebagai mahluk hidup, pada dasarnya selalu ingin mempertahankan hidupnya. Agar mereka tetap dapat beftahan, maka manusia itu sendiri berkecenderungan untuk selalu menjaga keseimbangan antara dirinya sebagai mahluk hidup dengan lingkungan alam dan sosial di mana is berdiam. Manusia tentunya tidak dapat hidup sendiri, is akan tinggal bersama individu lain, karena itu perlu adanya suatu kesesuaian antara dia dan lingkungan tempat tinggalnya. Dalam rangka penyesuaian ini, maka ia sebagai anggota masyarakat akan berusaha mengatasi keadaan-keadaan yang ditimbulkan oleh alam maupun lingkungan sosial tempat mereka berdiam; di mana keadaan tersebut dapat pula mempengaruhi keadaan fisik dari orang yang bersangkutan. Sehingga keadaan sakit atau tidaknya seseorang tidak terlepas dari interaksi yang diwujudkan oleh manusia dengan lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S12902
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.224 2 ORI
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Herman Pamuji
"Skripsi ini membahas tentang orientasi nilai budaya yang terdapat dalam kautamaning laku yang diajarkan dalam olah rasa organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), yang berasal dari masyarakat Madiun. Teori yang digunakan adalah teori orientasi nilai budaya yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn, sedangkan metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Pada kautamaning laku yang diajarkan oleh Persaudaraan Setia Hati Terate, mencakup 5 hal yang menjadi hakikat dari manusia, yaitu hakikat hidup manusia, hakikat karya manusia, hakikat kedudukan manusia dalam ruang waktu, hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan hakikat hubungan manusia dengan sesamanya. Kelima hakikat tersebut, diajarkan oleh Persaudaraan Setia Hati Terate, untuk mencapai tujuan memayu hayuning bawono, suro diro jayaningrat, lebur dening pangestuti.
This thesis discusses the cultural value orientations contained in kautamaning laku by Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), which comes from the Madiun’s people. The theory that was used is the theory of cultural value orientations proposed by C. Kluckhohn, while the methodology used is descriptive analysis methods. In kautamaning laku by Persaudaraan Setia Hati Terate, covering 5 things to the essence of the human being, the nature of human life, the nature of the work of man, the nature of the place of humanity in time, the nature of man's relationship with nature, and the nature of human relationships with each other. All of the essences, taught by Persaudaraan Setia Hati Terate, to achieve the goal memayu hayuning bawono, suro diro jayaningrat, lebur dening pangestuti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44683
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ni Nengah Dea Ayu Ferina
"Upacara Ngusaba Dalem merupakan upacara pertemuan besar yang menjadikan masyarakat Desa Demulih memiliki tujuan yang sama dalam menjalankan upacara Ngusaba Dalem. Melalui upacara Ngusaba Dalem menjadikan masyarakat Desa Demulih memiliki etos dalam menjalankan kehidupannya. Tesis ini mempertanyakan bagaimana masyarakat Desa Demulih memaknai hidupnya dengan upacara Ngusaba Dalem. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini menggunakan teori dari Kluckhohn untuk mengetahui bagaimana pola perilaku masyarakat Desa Demulih dalam menjalankan upacara Ngusaba Dalem, sehingga terlihat bagaimana mereka memaknai hidupnya dengan upacara Ngusaba Dalem. Orientasi nilai budaya Kluckhohn pada upacara Ngusaba Dalem ini berkaitan dengan orientasi nilai budaya terhadap manusia yang berkaitan dengan hakekat hidup manusia, sehingga masyarakat Desa Demulih dapat memaknai hidup mereka penuh dengan perasaan “takut” terhadap dosa; Kedua, orientasi nilai budaya terhadap alam yang berkaitan dengan cara masyarakat Desa Demulih menjaga keseluruhan dari ciptaan Tuhan-Nya dengan melakukan upacara Ngusaba Dalem diyakini dapat menyelaraskan hubungan masyarakat Desa Demulih dengan alam ciptaan Tuhan-Nya; Ketiga, orientasi nilai budaya terhadap aktivitas yang berkaitan dengan segala sesuatu yang dikerjakan pada upacara Ngusaba Dalem merupakan bentuk dedikasi masyarakat Desa Demulih terhadap Tuhan-Nya; Keempat, orientasi nilai budaya terhadap ruang-waktu yang hubungannya dengan melihat masa lalu, masa sekarang, dan masa depan, masyarakat Desa Demulih melaksanakan upacara Ngusaba Dalem berlandaskan kejadian permasalahan dimasa lalu pada tahun 1981, masyarakat Desa Demulih menjalani kehidupan di masa sekarang dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya dan pelaksanaan upacara Ngusaba Dalem di masa sekarang menjadi pedoman bagi masyarakat Desa Demulih untuk merencakan kehidupan di masa depan. Kelima, orientasi nilai budaya terhadap relasi antar manusia pada upacara Ngusaba Dalem terbentuk melalui nilai kebersamaan dalam mencapai tujuan yang sama, kebersamaan ini terbentuk melalui kegiatan Ngayah dan Magibungan (makan bersama). Keseluruhan orientasi nilai budaya Kluckhohn saling berkaitan satu dengan lainnya yang membuat masyarakat Desa Demulih memiliki dorongan kuat terhadap arah kehidupannya.
The Ngusaba Dalem ceremony is a large gathering ceremony that makes the people of Demulih Village have the same goal in carrying out the Ngusaba Dalem ceremony. Through the Ngusaba Dalem ceremony, the people of Demulih Village have an ethos in carrying out their lives. This thesis is against how the people of Demulih Village interpret their lives with the Ngusaba Dalem ceremony? This research is a qualitative research with an ethnographic approach. This study uses Kluckhohn's theory to find out how the behavior patterns of the people of Demulih Village carry out the Ngusaba Dalem ceremony, so that it can be seen how they interpret their life with the Ngusaba Dalem ceremony. The value orientation of Kluckhohn's in the Ngusaba Dalem ceremony is related to the value orientation ââtowards humans which is related to the nature of human life, so that the people of Demulih Village can interpret their lives full of feelings of "fear" of sin; Second, the value orientation towards nature is related to the way the people of Demulih Village take care of the whole of God's creation by carrying out the Ngusaba Dalem ceremony is believed to be able to harmonize the relationship between the people of Demulih Village and the nature created by God; Third, the value orientation ââtowards activities related to everything that is done at the Ngusaba Dalem ceremony is a form of community service in Demulih Village to their Lord; Fourth, the value orientation towards space-time is reversed by looking at the past, present, and future, the people of Demulih Village carry out the Ngusaba Dalem ceremony based on past events in 1981, the people of Demulih Village live life in the present with more getting closer to God and carrying out the Ngusaba Dalem ceremony in the present is a guide for the people of Demulih Village to plan their lives in the future. Fifth, the value orientation ââtowards human relations in the Ngusaba Dalem ceremony is formed through the value of togetherness in achieving the same goal, this togetherness is formed through Ngayah and Magibungan activities (eating together). All of value orientation Kluckhohn’s are interrelated with one another which makes the people of Demulih Village have a strong impetus for their direction of life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library