Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhila Syafira
"Alfa-glukosidase merupakan enzim yang menghidrolisis ikatan glikosida pada polisakarida kompleks menjadi monosakarida. Penghambatan enzim ini akan menunda absorbsi monosakarida ke dalam epitelium usus, sehingga menurunkan kadar gula darah postprandial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dari ekstrak biji Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen. Biji Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen diekstraksi dengan metode maserasi, refluks, Ultrasound Assisted Extraction (UAE), dan Microwave Assisted Extraction (MAE). Penetapan kadar flavonoid total dilakukan menggunakan metode kolorimetri AlCl3, dan kadar fenol total dilakukan menggunakan metode Folin Ciocalteu. Penghambatan aktivitas alfa-glukosidase dilakukan menggunakan p-Nitrofenil-α-D-Glukopiranosa (pNPG) sebagai substrat dan akarbosa sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen ekstrak yang diperoleh dari metode maserasi, refluks, UAE, dan MAE secara berurutan adalah 5,41; 6,54; 7,12; dan 7,35%. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari metode maserasi, refluks, UAE, dan MAE sebesar 15,59; 14,82; 15,24; dan 14,35 mgEK/g ekstrak, dan kadar fenol totalnya adalah 98,16; 88,5; 95,71; dan 87,63 mgEAG/g ekstrak. Ekstrak dari metode maserasi mempunyai penghambatan aktivitas yang paling kuat terhadap enzim alfa-glukosidase (IC50 = 84,44 μg/mL) dibandingkan dengan metode refuks, UAE, dan MAE (IC50 = 90,44; 86,87; dan 94,26 μg/mL).

Alpha-glucosidase is an enzyme that hydrolyze glycosidic bonds in polysaccharides into monosaccharides. Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides into intestinal epithelium, resulting in a decrease of postprandial glucose levels. This study aims to determine the alpha-glucosidase inhibitory activity of Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen seeds extract. Coix lacryma-jobi L. var. ma-yuen seeds were extracted by maceration, reflux, Ultrasound Assisted Extraction (UAE), and Microwave Assisted Extraction (MAE) methods. Total flavonoid content was measured using the AlCl3 colorimetric method. Total phenolic content was measured using Folin-ciocalteu method. Alpha-glucosidase inhibitory activity was determined using p-Nitrophenyl-α-D-Glucopyranoside (pNPG) as substrate and Acarbose as a positive control. The yields obtained from the maceration, reflux, UAE, and MAE methods were 5.41; 6.54; 7.12; and 7.35%, respectively. The total flavonoid content obtained from the maceration, reflux, UAE, and MAE methods were 12.47; 15.59; 14.82; 15.24; and 14.35 mgQE/g extract, respectively, and the total phenolic content were 98.16; 88.5; 95.71; and 87.63 mgGAE/g extract. The maceration method extracts had the strongest alpha-glucosidase inhibitory activity (IC50 = 84.44 μg/mL) compared to reflux, UAE, and MAE methods (IC50 = 90.44; 86.87; and 94.26 μg/mL)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Triadisti
"ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan salah satu permasalahan kesehatan global terbesar pada abad 21. Diabetes tipe 2 adalah kasus mayoritas pada diabetes diseluruh dunia yang dikarakterisasi dengan peningkatan level glukosa darah postprandial. Mengendalikan level glukosa postprandial melalui penghambatan α-glukosidase dan mencegah komplikasi melalui antioksidan merupakan sebagian dari strategi efektif pada pengobatan diabetes. Bahan alam memiliki potensi sebagai antidiabetes dan antioksidan yang dapat digunakan pada pengobatan diabetes, salah satunya adalah daun Garcinia hombroniana Pierre. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa aktif sebagai penghambat α-glukosidase dan antioksidan. Isolasi senyawa aktif dari ekstrak daun G. hombroniana Pierre dilakukan dengan fraksinasi menggunakan kromatografi kolom, penghambatan α-glukosidase dan antioksidan diukur menggunakan metode spektrofotometri. Ekstrak etil asetat dan metanol dari daun G. hombroniana Pierre masing-masing menghasilkan 14 dan 12 fraksi. Fraksi dengan aktivitas tertinggi adalah FEA8, yang diperoleh dari ekstrak etil asetat. Pemurnian FEA8 menghasilkan isolat FEA8-1 yang memiliki aktivitas penghambatan α-glukosidase (IC50 4,817 μg/mL), dan aktivitas antioksidan (EC50 7,082 μg/mL dengan metode DPPH dan 17,226 μg/mL dengan metode FRAP). Berdasarkan spektra 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, 2D-NMR (COSY, HMQC, HMBC), spektra LC-MS/MS, spektra UV-Vis, spektra IR serta literatur, menunjukkan bahwa isolat FEA8-1 adalah asam isovanilat.

ABSTRACT
Diabetes mellitus become one of the biggest global health problems of the 21st century. Type 2 diabetes play role for the majority of cases of diabetes worldwide which is characterized by the increase of postprandial blood glucose level. Maintaining postprandial glucose level through inhibition of α-glucosidase and preventing complication through antioxidant are some of effective strategies in the treatment of diabetes. Natural resources have potency as antidiabetic and antioxidant that can be used in diabetes treatment, one of them is Garcinia hombroniana leaves. The objective of this research was to isolate and identify active compound as the α-glucosidase inhibitor and antioxidant. Isolation of active compound from crude was conducted by fractionation using column chromatography, α-glucosidase inhibitory and antioxidant activity were measured using spectrophotometric method. Ethyl acetate and methanol extract of G. hombroniana leaves yielded 14 and 12 fractions, respectively. Fraction with the highest activity is FEA8, obtained from ethyl acetate extract. Purification of FEA8 resulting isolate FEA8-1 with α-glucosidase inhibitory activity (IC50 4,817 μg/mL), and antioxidant activity (EC50 7,082 μg/mL with DPPH method and 17,226 μg/mL with FRAP method). Based on the 1H-NMR, 13C-NMR, DEPT, 2D-NMR (COSY, HMQC, HMBC), LC-MS/MS spectrum, UV Vis spectrum, IR spectrum and literature, showed that the isolate FEA8-1 is Isovanillic acid."
2017
T48556
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Muhammad Rheza Hilfaziyan
"Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan hiperglikemia sebagai karakteristik utamanya. Prevalensi DM meningkat setiap tahunnya. Apabila tidak diobati, DM dapat berkomplikasi menjadi retinopati, nefropati, mikroangiopati, stroke, hingga amputasi ekstremitas. Ekstrak n-heksana Mangifera indica diketahui memiliki aktivitas inhibisi terhadap α-amilase dan α-glukosidase. Oleh karena itu, ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida berpotensi memiliki aktivitas inhibisi serupa dan dapat menjadi alternatif terapi DM.
Tujuan: Mengetahui kandungan senyawa fitokimia pada ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida dan aktivitas inhibisinya terhadap α-amilase dan α-glukosidase.
Metode: Daging buah, kulit, dan biji Mangifera quadrifida kering diblender hingga menjadi bubuk dan dimaserasi dalam pelarut n-heksana. Ekstrak kemudian dianalisis menggunakan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis. Selanjutnya, uji inhibisi aktivitas ekstrak terhadap enzim α-amilase dan α-glukosidase dilakukan. Spektrofotometri digunakan untuk menilai absorbansi. Nilai absorbansi akan digunakan untuk menghitung persentase inhibisi.
Hasil: Mangifera quadrifida berhasil diekstrak ke dalam pelarut n-heksana. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida mengandung tanin dan glikosida. Hasil kromatografi menunjukkan enam noda dengan nilai faktor retardasi (Rf) masing-masing 0,34; 0,48; 0,62; 0,72; 0,79 dan 0,90. Hasil uji aktivitas enzim menunjukkan nilai IC50 aktivitas inhibisi ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida terhadap α-amilase dan α-glukosidase berturut-turut adalah 40,72 ± 1,56 dan 12,23 ± 0,27 ppm.
Diskusi: Metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida, yaitu tanin dan glikosida, memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim α-amilase dan α-glukosidase pada uji in vitro. Aktivitas inhibisi ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida terhadap α-glukosidase lebih baik dibandingkan terhadap α-amilase.
Kesimpulan: Esktrak n-heksana Mangifera quadrifida memiliki potensi sebagai agen antidiabetes melalui mekanisme inhibisi aktivitas enzim α-amilase dan α-glukosidase.

Background: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder with hyperglycemia as its main characteristic. The prevalence of DM increases every year. If left untreated, DM can lead to several complications, such as retinopathy, nephropathy, microangiopathy, stroke, and amputation of limbs
. N-hexane extract of Mangifera indica known to have an inhibitory effect on α-amylase and α-glucosidase. Therefore, n-hexane extract of Mangifera quadrifida has the potential to exhibit same activity, thus making it as a alternative therapy for DM.
Objective: This research was done to determine the phytochemical compound of n-hexane extract of Mangifera quadrifida and its inhibitory activity toward α-amylase and α-glucosidase.
Methods: Dried flesh, peel, and seeds of Mangifera quadrifida were grinded into fine powder and macerated in n-hexane as a solvent. The extract was tested using phytochemical analysis and thin-layer chromatography. After that, inhibitory activity toward α-amylase and α-glucosidase was done and the absorbance value was observed. The absorbance value from spectrophotometry was then used to calculate inhibition percentage.
Result: Mangifera quadrifida was successfully extracted to n-hexane solvent. Phytochemical analysis showed that the extract contains tannin and glycoside. Chromatography showed six stains with retention factor (Rf) of 0.34, 0.48, 0.62, 0.72, 0.79, and 0.90, respectively. Enzymatic activity test showed IC50 value of n-hexane extract of Mangifera quadrifida toward α-amylase and α-glucosidase were 40.72 ± 1.56 and 12,23 ± 0.27 ppm, respectively.
Discussion: Tannin and glycoside, secondary metabolites contained in n-hexane extract of Mangifera quadrifida, have inhibitory activity toward α-amylase and α-glucosidase in an in vitro test. This action is greater in α-glucosidase compared to α-amylase.
Conclusion: N-hexane extract of Mangifera quadrifida has a great potential as an antidiabetic agent through inhibition activity of α-amylase and α-glucosidase.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaifina Alyani
"Ekstrak biji Beligo (Benincasa hispida) yang diperoleh dengan metode maserasi telah diketahui memiliki efek inhibisi terhadap aktifitas α-glukosidase. Namun persen inhibisi yang diperoleh belum mencapai 50%. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi biji Beligo dengan metode ekstraksi soxhlet yang menghasilkan kadar ekstrak kasar sebesar 27,47%. Hasil pengujian daya inhibisi ekstrak biji Beligo pada berbagai fraksi yang diperoleh yaitu : fraksi etanol, etil asetat, interface (lapisan antara etil asetat dan air), n-butanol dan air terhadap aktivitas α-glukosidase menunjukkan efek inhibisi yang meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi dari masing-masing fraksi. Daya inhibisi terbesar terdapat pada ekstrak biji Beligo fraksi n-butanol dengan konsentrasi 2% adalah sebesar 89,61% dengan nilai IC50 sebesar 0,0067 g/mL. Penapisan fitokimia dari ektstrak biji Beligo fraksi n-butanol memberikan hasil positif terhadap adanya kandungan golongan senyawa flavonoid, fenolik, steroid, dan karbohidrat. Hasil KLT dari fraksi-fraksi yang diperoleh dengan kromatografi kolom terdapat spot yang terpisah, yaitu 2 komponen pada fraksi 10 dengan nilai Rf 0,67; 0,77 dan 4 komponen pada fraksi 11 dengan nilai Rf 0,39; 0,56; 0,67; 0,78. Spektrum IR pada fraksi 10 menandakan adanya gugus O-H, C=O, C-H, dan C=C. Sedangkan, pada fraksi 11 menghasilkan puncak ? puncak yang menandakan adanya gugus C=O, C-H, dan C=C.

Beligo (Benincasa hispida) seed extract acquired by maceration method has been known to have had inhibition effect of α-glucosidase. But, the percentage inhibition acquired have not reached 50%. In this study, was conducted on the Beligo seed extraction with sohxlet extraction method which producing crude extracts amounted to 27,47%. The test results of inhibition power of Beligo seed extract on various fractions are obtained, that is the fraction of ethanol, ethyl acetate, interface (layer between the ethyl acetate and water), n-butanol, and water towards activity α-glucosidase reveal that increase inhibition effect with increasing concentrations of each fraction. The greatest inhibition power on Beligo seed extract fraction of n-butanol with concentration of 2% is 89,61% and IC50 values is 0,0067 g/mL. Phytochemicals screening of Beligo seed extract fraction of n-butanol gave a positive result to the presence of the content phenolic compounds, flavonoids compounds, steroids compounds, and carbohydrates compounds. The results of TLC from the fractions was obtained by chromatography columns there is a separate spot, which is 2 component in fraction of 10 with Rf values 0,67; 0,77 and 4 components in fraction of 11 with Rf values 0,39; 0,56; 0,67; 0,78. IR spectrum on the fraction of 10 of the peak generating which indicates the existence of O-H, C=O, C-H, and C=C groups. Whereas, at the fraction 11 the existence of C = O, C-H, and C = C groups."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marista Gilang Mauldina
"Penelitian mengenai aktivitas antidiabetes pada tanaman salah satunya adalah melalui uji penghambatan alfa glukosidase. Tanaman Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) telah diketahui dapat menghambat alfa glukosidase dengan nilai IC50 pada fraksi etil asetat dari kulit batang sebesar 5,73 ppm. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi dan mengelusidasi senyawa yang berasal dari fraksi kulit batang Buni yang dapat menghambat alfa glukosidase secara in vitro dibandingkan dengan standar akarbose dan miglitol. Uji in vitro menunjukkan nilai IC50 akarbose dan miglitol sebesar 5,75 dan 59,76 ppm, sedangkan fraksi etil asetat dinyatakan sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 19,33 ppm. Fraksi tersebut menghasilkan 3 isolat yang dielusidasi menggunakan spektrofotometer IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, dan 2D-NMR. Struktur kimia isolat ditentukan melalui spektrum yang diperoleh dan dibandingkan dengan literatur, sehingga disimpulkan bahwa isolat 1, 2, dan 3 adalah friedelin, β-sitosterol, dan asam betulinat. Uji penghambatan enzim secara in vitro menunjukkan nilai IC50 isolat 1, 2, dan 3 masing-masing sebesar 19,51; 49,85; dan 18,49 ppm. Isolat 3 sebagai isolat teraktif dikonfirmasi aktivitasnya secara in silico dengan penambatan molekuler menggunakan program AutoDock4.2 sehingga diperoleh nilai ∆G sebesar -7,98 kkal/mol dan Ki sebesar 2,13 mM.

Antidiabetic activity from plants can be figured by the inhibitory activity of alpha-glucosidase assay. Buni (Antidesma bunius (L.) Spreng) has been found as inhibitor alpha-glucosidase with IC50 values ​​in the ethyl acetate fraction of the stem barks 5.73 ppm. This study aimed to isolate and elucidate the chemical compounds from the bark of Buni which inhibit alpha-glucosidase by in vitro methode with acarbose and miglitol as standards. In vitro assay showed IC50 values ​​of acarbose and miglitol are 5.75 and 59.76 ppm, while the IC50 value of ethyl acetate fraction is 19.33 ppm. Three isolates were elucidated by IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR, and 2D-NMR. The chemical structures of the isolates were identified by the spectrum then compared with literatures which concluded that isolate 1, 2, and 3 are friedelin, β-sitosterol, and betulinic acid. In vitro assay showed IC50 values ​​of isolate 1, 2, and 3 are 19.51; 49.85; and 18.49 ppm, respectively. Isolate 3 as the most active isolate confirmed its activity with in silico methode by molecular tethering using AutoDock4.2 program, which obtain the value of ΔG -7.98 kcal/mol and Ki 2.13 mM."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T42239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Pradnya Paramita
"ABSTRAK
Alfa-glukosidase merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan glikosidik pada oligosakarida menjadi monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Penghambatan enzim ini akan mengurangi penyerapan monosakarida sehingga terjadi penurunan kadar glukosa postprandial. Pada penelitian sebelumnya, ekstrak etanol 80% daun mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) menunjukkan penghambatan aktivitas alfa-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan aktivitas alfa-glukosidase pada ekstrak etanol 80% yang difraksinasi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Metode ekstraksi yang digunakan adalah refluks dengan pelarut etanol 80% dan dilanjutkan dengan fraksinasi partisi menggunakan corong pisah dengan pelarut polaritas gradien. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel aktif dengan penghambatan alfa-glukosidase adalah ekstrak etanol dan fraksi etil asetat (dibandingkan dengan acarbose, IC50 acarbose 46,16 g/mL). Ekstrak etanol 80% memiliki nilai IC50 sebesar 21,345 ± 3,27 g/mL dan fraksi etil asetat memiliki IC50 sebesar 31,595 ± 3,97 g/mL. Sedangkan fraksi n-heksana dan metanol menghasilkan nilai IC50 yang lebih besar dari standar, yaitu 181.855 ± 9,54 dan 95,6 ± 6,91 g/mL. Kandungan total fenol dalam ekstrak etanol 80%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol daun mingaram berturut-turut adalah 613,79; 591.80; 874,96; dan 566,14 mgGAE/gr sampel. Peningkatan kadar fenol total tidak sebanding dengan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase. Fraksinasi tidak menurunkan nilai IC50 penghambatan alfa-glukosidase jika dibandingkan dengan nilai IC50 ekstrak awal.
ABSTRACT
Alpha-glucosidase is an enzyme that can hydrolyze glycosidic bonds in oligosaccharides into monosaccharides (glucose, fructose, and galactose). Inhibition of this enzyme will reduce the absorption of monosaccharides resulting in a decrease in postprandial glucose levels. In a previous study, 80% ethanol extract of mingaram (Caphalomappa malloticarpa J.J.Sm.) leaves showed inhibition of alpha-glucosidase activity. This study aimed to test the inhibition of alpha-glucosidase activity in 80% ethanol extract fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol as solvents. The extraction method used was reflux with 80% ethanol solvent and continued with partition fractionation using a separating funnel with a gradient polarity solvent. The test results showed that the active samples with alpha-glucosidase inhibition were ethanol extract and ethyl acetate fraction (compared to acarbose, IC50 acarbose 46.16 g/mL). The 80% ethanol extract had an IC50 value of 21.345 ± 3.27 g/mL and the ethyl acetate fraction had an IC50 of 31.595 ± 3.97 g/mL. Meanwhile, the n-hexane and methanol fractions produced IC50 values ​​that were greater than the standard, namely 181,855 ± 9.54 and 95.6 ± 6.91 g/mL. The total phenol content in 80% ethanol extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction of mingaram leaves were 613.79; 591.80; 874.96; and 566.14 mgGAE/gr sample. The increase in total phenol content was not proportional to the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition. Fractionation did not decrease the IC50 value of alpha-glucosidase inhibition when compared to the IC50 value of the initial extract."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah
"ABSTRAK
Obat golongan α-glukosidase inhibitor merupakan salah satu obat yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 80% ekstrak etanol kulit batang Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. memiliki penghambatan aktivitas α-glukosidase yang lebih baik dibandingkan dengan acarbose standar. Pada penelitian ini dilakukan fraksinasi dengan metode cair-cair pada ekstrak etanol 80% kulit batang Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. untuk melihat apakah hasil fraksinasi memiliki daya hambat aktivitas -glukosidase yang lebih baik dibandingkan ekstrak etanol 80%. Selain itu juga dilakukan penentuan kadar fenol total dan fitokimia ekstrak dan fraksi kulit batang Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. Uji daya hambat α-glukosidase dilakukan secara in vitro pada ekstrak dan fraksi kental yang diukur absorbansinya menggunakan microplate reader. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% memiliki daya hambat aktivitas α-glukosidase yang lebih baik dengan IC50 sebesar 38,42 ± 1,20 μg / mL dibandingkan fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi metanol dengan IC50 sebesar 374,69 ± 6,75 μg / mL; 157,52 ± 4,01 μg / mL; dan 331,21 ± 4,46 μg / mL, masing-masing. Fraksi etil asetat memiliki kandungan total fenol tertinggi yaitu 450,34 mg GAE / g ekstrak diikuti oleh ekstrak etanol 80%, fraksi metanol dan fraksi n-heksan 196,74; 102.03; dan ekstrak GAE / g 22,95 mg. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% mengandung flavonoid, terpenoid, saponin, glikosida; fraksi n-heksan dan fraksi metanol mengandung terpenoid, saponin glikosida; Fraksi etil asetat mengandung flavonoid, terpenoid dan glikosida. Penelitian ini menunjukkan bahwa fraksinasi ekstrak etanol 80% dapat menurunkan aktivitas kulit batang Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. dalam menghambat α-glukosidase.
ABSTRACT
The α-glucosidase inhibitor class of drugs is one of the drugs used for the treatment of diabetes mellitus. Previous studies have shown that 80% ethanol extract of the stem bark of Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. has better α-glucosidase activity inhibition compared to standard acarbose. In this study, fractionation using the liquid-liquid method was carried out on 80% ethanol extract of the stem bark of Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. to see whether the fractionation has better inhibition of -glucosidase activity than 80% ethanol extract. In addition, the determination of total phenol content and phytochemical extracts and fraction of Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm bark was also carried out. The α-glucosidase inhibition test was carried out in vitro on viscous extracts and fractions which were measured for absorbance using a microplate reader. The test results showed that 80% ethanol extract had better α-glucosidase activity inhibition with an IC50 of 38.42 ± 1.20 μg / mL compared to the n-hexane fraction, ethyl acetate fraction and methanol fraction with IC50 of 374.69 ± 6.75 μg / mL; 157.52 ± 4.01 μg / mL; and 331.21 ± 4.46 μg / mL, respectively. Ethyl acetate fraction had the highest total phenol content, namely 450.34 mg GAE / g extract followed by 80% ethanol extract, methanol fraction and n-hexane fraction 196.74; 102.03; and extract GAE/g 22.95 mg. Phytochemical screening showed that 80% ethanol extract contained flavonoids, terpenoids, saponins, glycosides; n-hexane fraction and methanol fraction containing terpenoids, saponin glycosides; The ethyl acetate fraction contains flavonoids, terpenoids and glycosides. This study shows that fractionation of 80% ethanol extract can reduce the activity of the stem bark of Cephalomappa malloticarpa J.J.Sm. in inhibiting α-glucosidase."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kun Fitriana Mahmudah
"Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia maupun abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu pengobatan hiperglikemia ialah mengurangi penyerapan glukosa dengan menekan pencernaan karbohidrat oleh inhibitor α-glukosidase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan α-glukosidase dan golongan senyawa kimia beberapa tanaman obat Indonesia yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase adalah spektrofotometri. Serbuk simplisia direfluks dengan etanol 80%. Dalam uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase diperoleh ekstrak yang berpotensi tinggi memiliki aktivitas penghambatan yaitu ekstrak buah ketapang (Terminalia catappa L.), biji kesumba (Bixa orellana L.) dan daun srikaya (Annona squamosa L.) dengan nilai IC50 -1-1 -1 berturut-turut 3,02 µg mL ; 28,61 µg mL ; dan 90,47 µg mL . Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa ekstrak buah ketapang mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Dari hasil identifikasi kimia yang dilakukan ternyata ekstrak buah ketapang, biji kesumba dan daun srikaya memiliki kandungan kimia alkaloid, terpen dan glikosida.

Diabetes Mellitus is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemic and abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. One of the hyperglycemic remedies is glucose absorption reduction by suppressing carbohydrate digestion due to utilization of α-Glucosidase inhibitors (AGIs). The purpose of this research was to determine α-glucosidase inhibitory activity and to screen phytochemicals of some Indonesian medicinal plants which used to treat diabetes mellitus. The inhibitory activity of α-glucosidase enzyme was assayed by spectrophotometric method. Simplisia powder was refluxed with 80% ethanol. In α-Glucosidase inhibitory activity assay, extracts that have high-potential inhibitory activity are Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts with IC50 values respectively 3.02 µg -1-1 -1 mL ; 28.61 µg mL ; and 90.47 µg mL . The result of enzyme kinetics showed that Terminalia catappa fruits extract has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification indicated that Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts contained alkaloid, terpen, and glycoside. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Oktavia Rindhu Shinta Rini
"Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus adalah menjaga kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada ekstrak tanaman Garcinia hombroniana Pierre Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Pengukuran aktivitas α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm, sedangkan untuk pengukuran aktivitas α-glukosidase dilakukan pada panjang gelombang 405 nm. Ekstrak yang memiliki penghambatan tertinggi untuk kedua enzim adalah ekstrak metanol dengan persen penghambatan sebesar 61,64% pada konsentrasi 20 μg/mL, IC50 = 23,70 μg/mL pada α-amilase, sedangkan pada α-glukosidase memberikan nilai IC50 = 34,45 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak metanol Garcinia hombroniana Pierre yang diuji mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan antrakuinon.

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder characterized by high blood glucose levels. One of strategies in treatment diabetes mellitus is to maintain postprandial glucose levels by inhibition of carbohydrates-hydrolysing enzymes, α-amylase and α-glucosidase. The aim of this research was to identify chemical constituent group and determine enzyme inhibition activity from extract of Garcinia hombroniana Pierre. Extraction was done by maceration with solvent n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Measure activity of α-amylase was tested using spectrophotometer UV-Vis at wavelength λ=490 nm, and activity of α-glucosidase was tested at wavelenght λ=405 nm. An extract which has the highest inhibition to both enzymes was the methanol extract with the percent inhibition was 61.64% at concentration 20 μg/mL, IC50 = 23.70 μg/mL in α-amylase activity, meanwhile an α-glucosidase activity it provided IC50 = 34.45 μg/mL. Phytochemical screening showed that in methanol extracts of leaves from Garcinia hombroniana Pierre contain alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, and antrakuinon."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S63581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia Alyani
"Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia. Salah satu pengobatan untuk diabetes adalah dengan menghambat enzim alfa-glukosidase sehingga dapat mengurangi kadar glukosa darah post prandial. Garcinia daedalanthera Pierre adalah salah satu tanaman yang berasal dari Famili Clusiaceae yang sebelumnya diketahui memiliki aktivitas penghambatan alfa glukosidase dan antioksidan pada bagian daunnya.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji penghambatan alfa-glukosidase serta uji antioksidan dengan metode DPPH pada ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari kulit batang Garcinia daedalanthera Pierre yang sebelumnya diperoleh melalui maserasi bertingkat. Sebelum dilakukan uji, terlebih dahulu dilakukan beberapa optimasi suhu untuk memperoleh kondisi optimum pengujian. Untuk uji penghambatan alfa-glukosidase digunakan λ 400 nm, pH 6,8, suhu 39ºC, substrat 5 mM dan enzim 0,045 U/mL untuk pengujian sesuai hasil optimasi. Sedangkan untuk uji antioksidan, digunakan λ 519 nm.
Hasil menunjukan bahwa ekstrak teraktif yang memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 21,881 μg/mL yang juga merupakan ekstrak teraktif dalam uji antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 14,486 μg/mL. Pada uji penapisan fitokimia menunjukan bahwa, ekstrak etil asetat sebagai ekstrak teraktif memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin dan antrakuinon.

Diabetes mellitus is a metabolic disorder disease characterized by hyperglycemic condition. One of the medicinal treatment to cure diabetes is to inhibit the alpha-glucosidase enzyme activity, so it will reduce post-prandial blood sugars level. Garcinia daedalanthera Pierre is one of Clusiaceae Family plants which is known having an alpha-glucosidase and antioxidant activity on that leaves part.
This research was aimed to test the inhibition of alpha-glucosidase and antioxidant activity using DPPH method from n-heksan, ethyl acetate and methanol extracts of Garcinia daedalanthera Pierre stem barks which obtained from extraction with maceration before. The optimization have been done before the test to get an optimum condition for the tests. A wavelength of 400 nm, pH 6,8, temperature 39ºC, substrat concentration of 5 mM, and unit enzyme concentration of 0,025 U/mL were used for an alpha-glucosidase inhibition test. In the other hand, a wavelength of 519 nm was used for antioxidant test.
The result showed that ethyl acetate extract is both the most active extract that inhibit alpha-glucosidase activity with IC50 21,881 μg/mL and on antioxidant test with IC50 value 14,486 μg/mL. Phytochemical screening showed that ethyl acetate as the most active extract contains alkaloids, flavonoids, glycosides, tannins and anthraquinones.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64129
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>