Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151982 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bryan Jonathan Yahya
"Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Obat jerawat yang beredar mengandung antibiotik yang dapat menyebabkan efek samping. Alternatif agen antibakteri dapat diperoleh dari makanan fermentasi seperti tape ketan hitam. Penelitian yang dilakukan oleh Rais (2022) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri isolat laktobasil dari tape ketan hitam terhadap bakteri patogen umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terhadap bakteri jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Sebanyak empat isolat laktobasil (TM1, TM2, TM3, dan TM4) dilakukan penapisan menggunakan uji plug. Hasil uji plug menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri jerawat. Kemudian berdasarkan nilai Indeks Aktivitas (IA), dipilih dua isolat terbaik (TM2 dan TM4) untuk dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis menggunakan filtrat isolat terpilih menunjukkan isolat TM2 memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan puncak aktivitas pada fermentasi hari ke-3. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap pH dan total asam filtrat. Hasil pengukuran pH dan total asam bervariasi dan tidak memiliki korelasi dengan hasil uji antibiosis. Berdasarkan hasil uji pH dan total asam, disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri diduga disebabkan oleh produksi bakteriosin. Aplikasi bakteriosin pada produk kecantikan dapat diteliti lebih lanjut.

Acne is an inflammation that occurs on the skin that can be caused by bacterial infections such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Acne medications available in the market often contain antibiotics that can cause side effects. Alternative antibacterial agents can be obtained from fermented foods such as black glutinous rice. Research conducted by Rais (2022) showed the presence of antibacterial activity of lactobacilli isolate from black glutinous rice against common pathogenic bacteria. This study aimed to test the antibacterial activity of lactobacilli isolates against the acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. A total of four lactobacilli isolates (TM1, TM2, TM3, and TM4) were screened using agar plug test. The plug test results showed all isolates had antibacterial activity against acne bacteria. Based on the Activity Index (IA) value, two best isolates (TM2 and TM4) were selected for antibiosis testing. Results of antibiosis test using selected isolate filtrates showed TM2 isolate had the best antibacterial activity with peak activity on fermentation day 3. In addition, pH and total acid were also measured. Results of pH and total acid measurements were vary and have no correlation with antibiosis test results. Based on the results of pH and total acid tests, it was concluded that antibacterial activity is suspected to be caused by the production of bacteriocin. The application of bacteriocin in cosmetics can be further studied."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wynne Gabriella
"Kefir merupakan produk fermentasi susu kambing bertekstur seperti krim dan rasa masam beralkohol. Kefir merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan masker wajah untuk kecantikan. Jerawat merupakan suatu bentuk inflamasi pada kelenjar pilosebaseus di kulit remaja dan orang dewasa. Jerawat disebabkan adanya proliferasi bakteri penyebab jerawat, seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini bertujuan untuk menapis isolat laktobasil yang diisolasi dari kefir kemudian menguji aktivitas antibakteri isolat laktobasil terpilih terhadap bakteri penyebab jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini memiliki 2 tahapan utama, yaitu penapisan isolat laktobasil yang memiliki aktivitas antibakteri menggunakan metode Agar Plug Diffusion pada medium MRS Agar, dan pengujian aktivitas antibakteri isolat laktobasil terpilih menggunakan metode Cylinder Diffusion Method pada medium MRS Agar dengan optimasi hari fermentasi selama 3 hari. Hasil penapisan aktivitas antibakteri menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat dengan Indeks Aktivitas (IA) tertinggi dimiliki oleh isolat KNB4. Hasil uji aktivitas antibakteri isolat KNB4 menunjukkan fermentasi paling optimal pada hari ke-3.

Kefir is a fermented goat's milk product with a creamy texture and sour alcoholic taste, one of the ingredients used in making beauty facial masks. Acne is a form of inflammation of the pilosebaceous glands in the skin caused by the proliferation of acne-causing bacteria, such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. This study aims to screen lactobacilli isolates isolated from kefir and then test the antibacterial activity of selected lactobacilli isolates against acne-causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. This study has 2 main steps, screening of lactobacilli isolates that have antibacterial activity using the Agar Plug Diffusion method on MRS Agar medium, and testing the antibacterial activity of selected lactobacilli isolates using the Cylinder Diffusion Method on MRS Agar medium with optimization of fermentation days for 3 days. Screening for antibacterial activity showed that all isolates had antibacterial activity against acne-causing bacteria with the highest Activity Index belongs to KNB4. Antibacterial activity test of KNB4 isolates showed the most optimal fermentation on the 3rd day."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Soffa
"Lemea merupakan makanan fermentasi tradisional dari Indonesia. Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan lemea yaitu rebung dan ikan. Lemea berasal dari suku Rejang di Bengkulu. Jerawat merupakan peradangan yang terjadi pada kulit yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Obat jerawat yang beredar mengandung antibiotik yang dapat menyebabkan efek samping. Alternatif agen antibakteri dapat diperoleh dari makanan fermentasi seperti lemea. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Santoso (2023) menunjukkan adanya aktivitas antibakteri isolat bakteri asam laktat dari lemea terhadap bakteri patogen umum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri isolat bakteri asam laktat terhadap bakteri jerawat Cutibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Sebanyak tiga isolat bakteri asam laktat (L1, L2, dan L12) dilakukan penapisan menggunakan metode agar plug diffusion. Hasil uji agar plug diffusion menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri jerawat. Hasil uji antibiosis menggunakan filtrat isolat juga menunjukkan semua isolat memiliki aktivitas antibakteri. Selain itu dilakukan juga pengukuran terhadap pH dan total asam laktat. Hasil pengukuran pH dan total asam bervariasi dan memiliki korelasi dengan hasil uji antibiosis. Aktivitas antibakteri juga dapat disebabkan oleh produksi bakteriosin. Aplikasi bakteriosin pada produk kecantikan dapat diteliti lebih lanjut.

Lemea is a traditional fermented food from Indonesia. The main ingredients used in making lemea are bamboo shoots and fish. Lemea comes from the Rejang ethnic group in Bengkulu. Acne is an inflammation that occurs on the skin that can be caused by bacterial infections such as Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Acne medications available in the market often contain antibiotics that can cause side effects. Alternative antibacterial agents can be obtained from fermented foods such as lemea. Research conducted by Santoso (2023) showed the presence of antibacterial activity of lactic acid bacteria isolate from lemea against common pathogenic bacteria. This study aimed to test the antibacterial activity of lactic acid bacteria isolates against the acne- causing bacteria Cutibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. A total of three isolates (L1, L2, and L12) were screened using agar plug diffusion test. The agar plug diffusion test results showed all isolates had antibacterial activity against acne bacteria. Results of antibiosis test using isolate filtrates also showed three isolates had the antibacterial activity. In addition, pH and total acid were also measured. Results of pH and total acid measurements were vary and have correlation with antibiosis test results. Antibacterial activity is also caused by the production of bacteriocin. The application of bacteriocin in cosmetics can be further studied."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philip Wang
"Pangan fungsional merupakan makanan dan minuman yang dapat memberikan manfaat kesehatan. Makanan fermentasi seperti tape termasuk makanan fungsional karena mengandung probiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya aktivitas antibakteri dari tape ketan hitam dan tape beras hitam serta mengisolasi probiotik yang berperan. Tape dibuat dengan memasak kedua beras dan kemudian diberi ragi tape NKL dan difermentasi hingga hari ke 3, 5, dan 7. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan cylinder plate diffusion terhadap bakteri uji Escherichia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Kocuria rhizophila. Pengukuran pH dilakukan dengan pH meter sedangkan total asam diukur dengan metode titrasi. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antibakteri terbesar pada filtrat tape ketan hitam dengan lama fermentasi 5 hari terhadap E. coli (16.33±1.38), P. aeruginosa (11.82±0.94), B. subtilis (13.44±1.18), S. aureus (14.14±0.67), dan K. rhizophila (15.35±1.18). Tape ketan hitam dengan lama fermentasi 5 hari memiliki nilai pH sebesar 4,935 dan persentase total asam 0,557% sedangkan nilai pH tape beras hitam sebesar 4,31 dan total asam 0,727%. Hasil aktivitas antibakteri kedua tape disebabkan oleh bakteriosin yang diproduksi oleh bakteri asam laktat. 4 isolat lactobacilli berhasil diisolasi dari air tape ketan hitam dan seluruh isolat memiliki karakteristik yang sesuai dengan ciri Lactobacillus berdasarkan identifikasi manual Cowan and Steel. Potensi isolat lactobacilli sebagai probiotik dapat diteliti lebih lanjut.

Functional food is types of food that can provide health benefits. Fermented foods such as black glutinous rice included as functional foods because they contain beneficial probiotics. This study aims to determine the antibacterial activity of fermented black glutinous rice and fermented black rice and to isolate the probiotics. Fermented black glutinous rice is made by cooking both rice and inoculated with NKL starter culture and fermented until 3, 5, and 7 days. Antibacterial activity test was carried out with cylinder plate diffusion method on Escherichia coli, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, and Kocuria rhizophila. pH measurement was done with pH meter while the total acid was measured by titration. Results showed that highest antibacterial activity was found in fermented black glutinous rice filtrate with 5 days of fermentation against E. coli (16.33±1.38), P. aeruginosa (11.82±0.94), B. subtilis (13.44±1.18), S. aureus (14.14±0.67), and K. rhizophila (15.35±1.18). Fermented black glutinous rice with 5 days of fermentation has a pH value of 4.935 and a total acid percentage of 0.557%, while fermented black rice has a pH value of 4.31 and a total acid percentage of 0.727%. The results of both fermented rices antibacterial activity were caused by bacteriocins produced by lactic acid bacteria. Four lactobacilli isolates were successfully isolated from fermented black glutinous rice water and all isolates had characteristics that matched those of lactobacillus based on the identification manual by Cowan and Steel. The potential of lactobacilli isolates as probiotics could be further investigated."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritfa Sari
"Marasi (Curculigo latifolia) merupakan salah satu tanaman dari famili Hypoxidaceae yang terdapat di Indonesia, Semenanjung Malaya hingga Indo-China. Tanaman ini secara tradisional digunakan untuk mengobati kanker, diabetes melitus, demam, infeksi mata, infeksi bakteri. Curculigo latifolia mengandung senyawa curculigine, norlignane, terpenoid, flavonoid, tannin, glikosida fenol dan turunannya yang bersifat antioksidan dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk standardisasi dan mengkaji aktivitas antimikroba dari ekstrak terpilih tanaman Curculigo latifolia terhadap bakteri Propionibacterium acne, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi, uji zona hambat, uji KHM dan KBM, serta standardisasi ekstrak terpilih. Bagian tanaman yang digunakan antara lain daun, batang dan akar. Masing-masing bagian tanaman diekstraksi secara maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 70%. Ekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% v/v memberikan rendemen tertinggi di semua bagian tanaman, dengan nilai berkisar antara 9,3% hingga 12,64%. Uji zona hambat dari semua ekstrak yang dihasilkan, dilakukan dengan metode difusi cakram. Uji KHM dan KBM dilakukan dengan metode dilusi. Berdasarkan hasil uji antibakteri, ekstrak etil asetat dari bagian batang menunjukkan aktivitas antibakteri paling signifikan terhadap S. aureus dan S. epidermidis, sedangkan ekstrak n-heksana dari bagian akar memberikan hasil terbaik terhadap S. epidermidis. Ekstrak terpilih ditunjukkan oleh ekstrak etil asetat dari daun karena memiliki aktivitas antibakteri pada ketiga bakteri serta menjadi ekstrak dengan aktivitas tertinggi terhadap P. acne. Zona hambat ekstrak terpilih terhadap P. acne sebesar 11±1.4mm, nilai KHM sebesar 2.5%, dan KBM sebesar 5%. Analisis kualitatif menggunakan LC-HRMS menunjukkan terdapat 462 senyawa terdeteksi di dalam ekstrak terpilih Curculigo latifolia, termasuk senyawa kimia ursolic acid. Hasil standardisasi mutu menunjukkan bahwa ekstrak terpilih memenuhi standar keamanan dan kualitas, dengan kadar air kurang dari 10%, kadar abu total yang rendah, dan tidak terdeteksi adanya cemaran logam berat maupun mikroba.

Marasi (Curculigo latifolia) is one of the plants from the family Hypoxidaceae, found in Indonesia, the Malay Peninsula, and Indo-China. Traditionally, this plant is used to treat cancer, diabetes mellitus, fever, eye infections, and bacterial infections. Curculigo latifolia contains compounds such as curculigine, norlignane, terpenoids, flavonoids, tannins, phenolic glycosides, and their derivatives, which have antioxidant and antimicrobial properties. This study aims to standardize and evaluate the antimicrobial activity of the most active extract of Curculigo latifolia against Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, and Staphylococcus epidermidis. The research involved extraction, inhibition zone testing, minimum inhibitory concentration (MIC), minimum bactericidal concentration (MBC), and standardization of the most active extract. The plant parts used include leaves, stems, and roots. Each part of the plant was subjected to multilevel maceration extraction using solvents n-heksanae, ethyl acetate, and 70% ethanol. Extraction with 70% ethanol (v/v) provided the highest yield across all plant parts, with values ranging from 9.3% to 12.64%. The inhibition zone test for all extracts was performed using the disk diffusion method. MIC and MBC tests were conducted using the dilution method. Based on the antibacterial tests, the ethyl acetate extract of the stem showed the most significant antibacterial activity against S. aureus and S. epidermidis, while the n-heksanae extract of the root showed the best results against S. epidermidis. The most active extract was identified as the ethyl acetate extract of the leaves, as it exhibited antibacterial activity against all three bacteria and showed the highest activity against P. acnes. The inhibition zone of the most active extract against P. acnes was 11±1.4mm, with an MIC value of 2.5%, and an MBC value of 5%. Qualitative analysis using LC-HRMS detected 462 compounds in the most active extract of Curculigo latifolia, including the chemical compound ursolic acid. The quality standardization results indicated that the most active extract met safety and quality standards, with a moisture content of less than 10%, low total ash content, and no detectable contamination from heavy metals or microbes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farid Al Rais
"Bakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang sering ditemukan pada makanan fermentasi. Bakteri asam laktat seperti Lactobacillus diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri pathogen dan dapat berperan sebagai agen probiotik. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wang (2022) dan Andika (2022) menunjukan adanya aktivitas antibakteri dari filtrat tape ketan hitam dan kefir serta berhasil mengisolasi 13 isolat bakteri asam laktat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penapisan aktivitas koagulasi susu serta aktivitas antibakteri dari masing-masing isolat bakteri asam laktat yang telah berhasil diisolasi dari tape ketan hitam dan kefir. Dari penapisan aktivitias antibakteri tersebut kemudian dipilih isolat terpilih yang kemudian dilakukan uji antibiosis. Sebanyak 13 isolat bakteri asam laktat telah berhasil dilakukan penapisan aktivitas kogulasi susu dan aktivitas antibakteri. Semua isolat bakteri asam laktat menunjukkan dapat mengkoagulasi susu. Kemudian berdasarkan penapisan aktivitas antibakteri didapatkan 3 isolat terpilih dengan kode isolat TM2, KNB2, dan KNB4 dengan nilai Indeks Aktivitas (IA) zona bening tertinggi disetiap perlakuan bakteri uji. Ketiga isolat terpilih tersebut kemudian dilakukan uji antibiosis. Hasil uji antibiosis dari filtrat fermentasi isolat terpilih (TM2, KNB2, dan KNB4) dengan menggunakan medium standar de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) menunjukkan terdapat aktivitas antibiosis terhadap semua bakteri uji dan ketiga isolat tersebut berpotensi sebagai agen probiotik.

Lactic acid bacteria are a group of bacteria that are often found in fermented foods. Lactic acid bacteria such as Lactobacillus are known to have antibacterial activity against pathogenic bacteria and can act as probiotic agents. Previous research by Wang (2022) and Andika (2022) showed that there was antibacterial activity from fermented black glutinous rice and kefir filtrate and succeeded in isolating 13 isolates of lactic acid bacteria. The purpose of this study was to screen the coagulation activity of milk and the antibacterial activity of each lactic acid bacteria isolated from fermented black glutinous rice and kefir. From the screening of antibacterial activity, selected isolates then subjected to an antibiosis test. A total of 13 isolates of lactic acid bacteria has been successfully screened for milk coagulation activity and antibacterial activity. All isolates of lactic acid bacteria showed the ability to coagulate milk. Then based on the antibacterial activity screening, 3 selected isolates were selected with the isolate codes TM2, KNB2, and KNB4 with the highest clear zone Activity Index (IA) value in each treatment of the test bacteria. The three selected isolates were then subjected to an antibiosis test. Antibiosis test results from the fermented filtrate of selected isolates (TM2, KNB2, and KNB4) using standard de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) medium showed that there was antibiosis activity against all tested bacteria and the three isolates had the potential as probiotic agents."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Firstya Novani
"Infeksi adalah proses invasi dan pembiakan mikroorganisme yang terjadi di jaringan tubuh manusia yang secara klinis mungkin tidak terlihat atau dapat menimbulkan cidera seluler lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intrasel atau respon antigen-antibodi. Agen penyebab infeksi antara lain adalah bakteri. Timbulnya resistensi bahkan multiresistensi yang menimbulkan banyak masalah dalam pengobatan penyakit infeksi. Sehingga diperlukan usaha untuk mengembangkan obat tradisional berasal dari tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Salah satu tanaman yang secara empiris digunakan sebagai obat antibakteri adalah binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) adalah tanaman dari suku Anredera. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakterinya dan zat-zat kimia yang terkandung di dalam tanaman tersebut sebagai zat antibakteri. Ekstraksi tanaman dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut polar yaitu etanol 70 %. Kemudian dibuat 3 konsentarsi ekstrak yaitu 20%, 40%, dan 80%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dengan mengamati diameter zona hambat. Hasil uji antibakteri ekstrak daun binahong memperlihatkan adanya aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas aeruginosa yang resisten terhadap beberapa antibiotik. Dan ekstrak daun binahong dengan konsentrasi 80% yang paling besar zona hambatnya. Digunakan kontrol positif yaitu antibiotik amoksisilin + asam klavulanat dan antibiotik siprofloksasin. Sedangkan kontrol negatif yang digunakan adalah etanol 70%.

Infection is the invasion and breeding of microorganisms that occurs in human body tissue which may not be apparent clinically or may cause local cellular injury due to competitive metabolism, toxins, intracellular replication or antigen-antibody response. Infectious agents include bacteria. The emergence of resistance or even multi-resistance can cause a lot of problems in the treatment for infectious diseases. Therefore, multi-resistance towards antibiotics becomes a severe problem. Thus, it is necessary to develop traditional medicines derived from plants that can kill the bacteria which resistant towards antibiotics. One of the plants empirically used as antibacterial drugs is binahong. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen) is a plant from Anredera species. The research has been conducted to determine the antibacterial activity and chemical substances contained within the plant as an antibacterial agent. The extraction plant has been done by maceration method using a polar solvent that is 70% ethanol. Then made 3 extract concentrations of 20%, 40%, and 80%. Antibacterial activity has tested by using paper disc diffusion method in order to observing the inhibition zone. Antibacterial test results of binahong leaf extraction showed the activity against Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, and Pseudomonas aeruginosa which were resistant to multiple antibiotics. And the leaf extract with a concentration of 80% binahong greatest inhibition zone. The positive control that was used are amoxicillin antibiotic + clavulanic acid and ciprofloxacin antibiotic, while the negative control that was used is 70% of ethanol."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oryza Gryagus Prabu
"Kulit buah manggis diketahui memiliki efek antibakteri, khususnya bakteri Propionibacterium acnes. Bakteri Propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif yang bersifat anaerob obligat. Bakteri ini merupakan flora normal pada kulit namun merupakan agen penyebab munculnya jerawat/acne vulgaris. Selain itu, infeksi P. acnes juga dapat menyebabkan sindrom SAPHO (synovitis, acne, pustulosis, hyperostosis, osteitis), osteomyelitis, infeksi gigi, rheumathoid arthritis, peritonistis, inflamasi prostat, sarkoidosis, dan infeksi yang berkaitan dengan alat seperti kateter, implan, dan lainnya. Resistensi pada bakteri P.acnes terhadap antibiotik juga merupakan masalah yang cukup penting di dunia yang berkaitan dengan pemakaian antibiotik yang tidak rasional. Pada penelitian ini aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis digunakan dengan Agar Brucella yang ditanami dengan bakteri dan ditambahkan sumuran dengan ekstrak sebagai uji.
Uji yang digunakan adalah ekstrak kulit buah manggis dengan pengenceran 10 kali, 15 kali, 20 kali, 30 kali, dan 40 kali yang dibandingkan dengan kontrol negatif akuades serta kontrol positif tetrasiklin yang dibagi menjadi beberapa pengeceran yaitu 10 kali, 15 kali, 20 kali, 30 kali, dan 40kali. Hasil yang didapat kemudian dilakukan uji statistik menggunakan One Way Anova yang didapatkan bahwa ekstrak kulit buah manggis mempunyai aktivitas antibakteri hubungan yang berbeda bermakna dengan kontrol negatif pada pengenceran 10 kali (p<0.001), 15 kali (p<0.001), 20 kali (p<0.001), dan 30 kali (p<0.001), sedangkan ekstrak pengenceran 40 kali tidak mempunyai aktivitas antibakteri (p=1.000). Namun, ekstrak kulit buah manggis jika di bandingkan dengan antibiotik tetrasiklin mempunyai aktivitas yang lebih rendah.

Mangosteen pericarp is known to have antibacterial effects, especially against Propionibacterium acnes bacteria. Propionibacterium acnes is a gram-positive bacteria that are obligate anaerobes. These bacteria are normal flora of the skin but is a causative agent of pimples/acne vulgaris. In addition, P. acnes could also cause SAPHO syndrome (synovitis, acne, pustulosis, hyperostosis, osteitis), osteomyelitis, dental infections, arthritis rheumathoid, peritonistis, prostate inflammation, sarcoidosis, and infections associated with medical devices such as catheters, implants, and more. P. acnes resistance to antibiotics is also a significant problem in the world related to the irrational use of antibiotics. In this study, the antibacterial activity of mangosteen pericarp extract is examined with Brucella Agar in which there are well-filled of test solution such as extract, placebo, and/or positive control to show that it could inhibit the growth of P.acnes by measuring the inhibitory zone diameter.
The tests are using mangosteen pericarp extract with 10, 15, 20, 30, and 40 times dilution compared to the negative control and positive control tetracycline which is divided into a number of dilution that are 10x, 15x, 20x, 30x, and 40x. After the tests were measured by assessing the inhibitory zone diameter produced by each test. The results then performed statistical tests using One Way Anova showed that mangosteen pericarp extract has antibacterial activity with significantly different to the negative control at 10 times dilution (p<0.001), 15 times (p<0.001), 20 times (p<0.001), and 30 times (p<0.001), whereas 40 time dilution extract didn?t have antibacterial activity (p = 1.000). However, mangosteen pericarp extract has lower activity than tetracycline.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah Azzahra
"Jerawat (acne vulgaris) adalah penyakit pada kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri patogen Cutibacterium acnes. Asam glikolat diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap C. acnes. Untuk meningkatkan efektivitasnya, asam glikolat dapat dienkapsulasi oleh niosom dengan menggunakan surfaktan Span® 60 dan tokoferol asetat. Membran bilayer yang mengandung tokoferol asetat diketahui dapat digunakan untuk aplikasi penyembuhan luka. Pada penelitian ini, niosom dibuat dengan metode hidrasi lapis tipis dengan berbagai variasi formula. Efisiensi enkapsulasi untuk niosom asam glikolat tanpa tokoferol asetat sebesar 66,41%, niosom dengan 5%mmol tokoferol asetat sebesar 44,13%, dan niosom dengan 10%mmol tokoferol asetat sebesar 43,86%. Hasil karakterisasi dengan particle size analyzer (PSA) menunjukkan bahwa niosom pada penelitian ini memiliki ukuran ³ 1000 nm dengan nilai potensial zeta pada kisaran -3 mV hingga -0,8 mV. Uji aktivitas antimikroba niosom terhadap C. acnes dilakukan dengan menggunakan metode broth dilution. Niosom yang memiliki aktivitas antimikroba terbaik adalah niosom tanpa tokoferol asetat dengan nilai %inhibisi 96,3%.

Acne vulgaris or simply acne is a skin disease that can be caused by pathogenic bacteria, Cutibacterium acnes. Glycolic acid is known to have antibacterial activity against C. acnes. To enhance its activity, glycolic acid can be encapsulated by niosome using surfactant Span® 60 and tocopherol acetate. It is known that bilayer membrane containing tocopherol acetate can be used for wound healing application. In this research, niosomes were prepared using the thin-film hydration method with several variations of the formula. Results of the encapsulation efficiency of glycolic acid niosome without tocopherol acetate is 66,41%, niosome with 5%mmol tocopherol acetate is 44,13%, and niosome with 10%mmol tocopherol acetate is 43,86%. Results of the characterization using particle size analyzer (PSA) in this research shows that the particle size of the niosome is ³ 1000 nm with the zeta potential value range from -3 mV to -0,8 mV. The antimicrobial activity of niosomes against C. acnes was tested using the broth dilution method. Niosome with the best antimicrobial activity is glycolic acid niosome without tocopherol acetate with 96,3% %inhibition value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Maria
"

Tanaman pegagan (Centella asiatica) mengandung senyawa asiatikosida. Asiatikosida merupakan senyawa glikosida triterpen yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri baik gram positif maupun bakteri gram negatif. Herba pegagan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Penetapan kadar asiatikosida dalam ekstrak dilakukan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak metanol-air (65:35), diperoleh hasil kadar asiatikosida sebesar 0,22%. Pada penelitian ini, ekstrak pegagan dimodifikasi dalam bentuk nanovesikel fitosom dan diformulasikan dalam bentuk krim. Terdapat empat formulasi krim, dua formulasi krim ekstrak pegagan 0,5% (KE1) dan 1% (KE2), serta dua formulasi krim fitosom pegagan yang mengandung ekstrak 0,5% (KF1) dan 1% (KF2). Pembuatan fitosom ekstrak pegagan dilakukan dengan metode lapis tipis dengan penambahan fosfolipon 90 G. Selain itu, dilakukan pengujian aktivitas ekstrak terhadap bakteri penyebab jerawat yaitu, Propionibacterium acnes. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak pegagan menggunakan metode dilusi cair dengan media Brain Heart Infused Broth, diperoleh bahwa ekstrak pegagan dengan kandungan asiatikosida sebesar 0,0275 mg/mL mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, sedangkan pengujian aktivitas suspensi fitosom tidak dapat memberikan hasil yang dapat diamati dengan metode dilusi cair.


Centella asiatica contains asiaticoside compound. Asiaticoside is a glicoside triterpen compound that has antibacterial activity against several gram positive bacteria and gram negative bacteria. The herb of centella was extracted using maseration method with  ethanol 70% solvent. Determination of asiaticoside was done by high performance liquid chromatography method with methanol-water motion phase (65:35), resulting the extract contain asiaticoside equal to 0,22%. In this study, centella extract was modified in the form of phytosome nanovesicles and formulated into cream. There are four cream formulations, cream with extract 0.5% (KE1) and 1% (KE2), and phythosome cream containing 0,5% (KF1) and 1% (KF2) of centella extract. The making of centella phythosome is done by thin layer method with the addition of phospholipon 90 G. In addition, the antibacterial activity of Centella extract was tested to the acne bacteria, Propionibacterium acnes. Tests of antibacterial activity of centella extract using broth dilution method with Brain Heart Infused Broth media. It was found that the extract of centella with asiaticoside content of 0,0275 mg/mL able to inhibit the growth of Propionibacterium acnes bacteria, while the phythosomal suspension did not show any antibacterial activity with broth dilution method.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>