Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amartya Elisa Siadari
"Rumah tangga buruh tani termasuk ke dalam rumah tangga miskin di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pendapatan buruh tani yang rendah dan tidak tetap. Beberapa penelitian mengenai kemudahan untuk mengakses pinjaman dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan pinjaman yang diterima rumah tangga buruh tani terhadap pengeluaran rumah tangga buruh petani. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari IFLS (Indonesia Family Life Survey) gelombang 5 tahun 2014 serta data PODES (Potensi Desa) tahun 2014. Dalam survei IFLS terdapat bagian yang membahas data ekonomi responden yang berprofesi sebagai pekerja bebas di sektor pertanian. Data PODES memberikan informasi mengenai ketersediaan infrastruktur dan potensi yang dimiliki oleh wilayah-wilayah di Indonesia. Jumlah bank umum dan koperasi simpan pinjam dari data PODES digunakan untuk penelitian ini. Metode regresi OLS (Ordinary Least Square) digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rumah tangga buruh tani yang memiliki pinjaman, mempunyai pengeluaran per kapita rumah tangga yang lebih besar dibandingkan yang tidak memiliki pinjaman.

Farm labor households are among the poorest households in Indonesia. This is due to the low and irregular income of farm laborers. Several studies have shown that easy access to loans can improve the welfare of farmers through increased household income and expenditure. This study aims to examine the relationship of loans received by farm labor households to farm labor household expenditures. The data used in this study are secondary data obtained from IFLS (Indonesia Family Life Survey) wave 5 in 2014 and PODES (Potensi Desa) data in 2014. In the IFLS survey, there is a section that discusses the economic data of respondents who work as free laborers in the agricultural sector. PODES data provides information on the availability of infrastructure and the potential of regions in Indonesia. The number of commercial banks and savings and loan cooperatives from the PODES data is used for this study. The OLS (Ordinary Least Square) regression method is used in this study. The results of this study show that farm labor households with loans have higher per capita household expenditure than those without loans."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Masruri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan hukum Engel berdasarkan status menerima bantuan tunai pada pengeluaran makanan dan mengetahui elastisitas pendapatan untuk permintaan makanan. Data yang digunakan adalah data IFLS 2014. Dalam membuktikan hukum Engel, kami menggunakan median dari setiap 8 kelompok pengeluaran pada kategori penerima BLSM, penerima PKH, dan tidak menerima bantuan tunai. Untuk mengetahui elastisitas pendapatan, kami menggunakan model Working-Leser pada 13 komoditas makanan yang tersedia dalam data IFLS 2014. Hukum Engel terbukti pada bukan penerima BLSM dan PKH. Tetapi memiliki perbedaan pola kelompok pendapatan 25% terbawah pada penerima BLSM dan PKH.  Terdapat 7 jenis makanan berdasarkan kategori miskin dan tidak miskin mengikuti hukum Engel. Sedangkan untuk kategori kota dan desa sebanyak 11 jenis makanan dari 13 jenis makanan yang diteliti mengikuti hukum Engel. Selain itu terdapat beberapa temuan penting diantaranya, menemukan adanya mistargetting bantuan tunai berdasarkan data IFLS 2014, klasifikasi barang kebutuhan dan barang mewah, dan elastisitas yang menurun pada kelompok pengeluaran yang lebih tinggi untuk variabel alcohol and tobacco.

The purpose of this study is to prove Engel's law based on the status of receiving cash assistance on food expenditures and to determine the income elasticity for food demand. The data used are 2014 IFLS data. In proving Engel's law, we use the median of each of the 8 expenditure groups in the categories of recipients of BLSM, recipients of PKH, and not receiving cash tranfer program. To determine income elasticity, we use the Working-Leser model on 13 food commodities availaible in 2014 data. Engel's law is proven in the non-recipients of BLSM and PKH. However, there are differences in the pattern of income groups for the bottom 25% of BLSM and PKH recipients. There are 7 types of food based on poor and non-poor categories according to Engel's law. Meanwhile, for the category of cities and villages, 11 types of food out of 13 types of food studied followed Engel's law. In addition, there are several important findings including, finding the mistargeting of cash transfers based on IFLS 2014 data, the classification of necessities and luxury goods, and a decreased elasticity in the higher expenditure group for the alcohol and tobacco variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Dewi Wuryandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel sosio-demografi, sosio-ekonomi dan wilayah tempat tinggal terhadap pengeluaran rumah tangga untuk makanan, pendidikan, dan kesehatan. Hasil regresi OLS dan Tobit dengan menggunakan data Susenas 2011 menunjukkan bahwa tahapan siklus hidup rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga dan daerah tempat tinggal berpengaruh signifikan secara konsisten terhadap proporsi pengeluaran makanan, total pengeluaran pendidikan, dan total pengeluaran kesehatan. Ditemukan pula bahwa yang memiliki proporsi pengeluaran makanan terbesar sementara total pengeluaran pendidikan dan kesehatan terendah bukanlah rumah tangga yang kepala rumah tangganya tidak bekerja, tetapi rumah tangga yang kepala rumah tangganya pekerja bebas dan pekerja keluarga.

The objective of this study is to analyze the effect of socio-demographic and socio-economic variables on household expenditures on food, education, and health. The results of OLS and Tobit regressions using the 2011 Susenas data show that household life cycle stages, household size and areas have consistent effect on proportion of food expenditure, education expenditure and health expenditure. It is also found that households with the highest proportion of food expenditure and with the smallest total expenditures on education and health are not the ones with non-working heads of household but those with heads who are working as free labours or family workers."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhy Nugroho
"Di RSUD Dokter Soedarso, berdasarkan hasil wawancara, ditemukan kejadian penundaan pelayanan resep sebanyak 70-80% setiap bulannya. Penundaan pelayanan resep disebabkan habisnya persediaan obat di gudang penyimpanan. Dalam persiapan menjadi BLUD, pihak manajemen harus memperbaiki sistem pengadaan obat. Penelitian ini adalah analisis evaluasi ekonomi kuantitatif untuk menyusun model pengadaan obat antibiotik kelompok A nilai investasi. Selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya persediaan obat kelompok A. Kemudian dilakukan penghitungan EOQ serta ROP dilanjutkan dengan dilakukan simulasi pengadaan dengan metode EOQ dan perhitungan biayanya. Dari biaya yang diperoleh dilakukan perbandingan untuk melihat efektifitas pengadaan terhadap konsekuensi ITOR, service level, cakupan obat terlayani, jumlah waktu pekerjaan dan jumlah dokumen yang dihasilkan. Pengadaan persediaan farmasi di RSUD Dokter Soedarso Pontianak belum dilakukan dengan optimal untuk mencapai hasil yang efektif dilihat dari sudut pandang biaya. Dengan adanya keterbatasan anggaran, sebaiknya dilakukan prioritas dalam pengadaan obat-obatan dengan menggunakan analisis ABC nilai investasi. Metode ini akan membantu pihak manajemen untuk lebih memfokuskan diri terhadap obat-obatan yang mempunyai nilai investasi tinggi. Pengadaan obat antibiotik kelompok A nilai investasi mempunyai efektifitas biaya yang lebih baik dibandingkan dengan cara RSUD Dokter Soedarso saat ini jika dilihat dari sudut pandang service level, cakupan obat terlayani, jumlah waktu pekerjaan dan jumlah dokumen yang dihasilkan (CER EOQ < CER RS). Sedangkan dilihat dari sudut pandang ITOR, sangat tergantung dengan jumlah pemesanan. Jumlah pemesanan lebih dari 350 vial metode EOQ lebih efektif sedangkan jumlah pemesanan kurang dari 350 vial, cara RSUD Dokter Soedarso lebih efektif.

At the RSUD Dokter Soedarso, based on interviews, it was found 70-80% delay per month in pharmacy services (drog provison for patients). The reason for the delays was stockout of prescription drugs in the pharmacy storage. In preparation to be BLUD, the management should improve the drug procurement system. This was a quantitative analysis of economic evaluation study to compare a procurement methode for class A ABC investing score analysis antibiotics. The calculation of EOQ and ROP was performed, followed by procurement simulations with EOQ method and cost calculations. Total cost were compared with each consequences, namely, ITOR, service level, drug coverage, worktime needed and documents generated. The procurement method at RSUD Dokter Soedarso has yet to be implemented in an optimal way to reach the desired effectiveness from cost point of view. With budget limitations, it is advised to prioritize the drugs procurement using ABC insvesting score analysis. This method will help the management to focus more on the drugs that have a high investment value. Procurement of class A ABC investing score analysis antibiotics drugs using EOQ method is more cost effective compared with RSUD Dokter Soedarso?s ways viewed from service level, drug coverage, amount of time and amount of documents (CER EOQ < CER Hospital). Whereas from ITOR consequences, the cost effectivenes depends on the amount of purchasing. EOQ method is likely more cost effective f the amounts of purchasing exceed 350 vials."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Krisianto
"ABSTRAK
Dengan menggunakan kasus elektrifikasi di Kepulauan Seribu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak elektrifikasi terhadap kesejahteraan masyarakat dengan mengevaluasi dampaknya terhadap pengeluaran rumah tangga. Pada Februari 2008, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan mendapat aliran listrik PLN untuk pertama kalinya melalui sambungan kabel listrik bawah laut dari Jakarta. Selanjutnya pada tahap kedua, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara mendapat jaringan listrik PLN pada Februari 2012. Pelaksanaan elektrifikasi secara bertahap tersebut, secara tidak langsung menciptakan kelompok treatment dan control yang ideal untuk dilakukannya penelitian evaluasi dampak elektrifikasi.Penelitian ini menggunakan metode Difference in Difference dimana Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan digunakan sebagai treatment group dan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara sebagai control group. Tahun 2007 dipilih sebagai periode awal penelitian dan periode lanjutan adalah tahun 2008 sampai 2011. Hasil regresi menunjukkan bahwa elektrifikasi mengakibatkan dampak signifikan terhadap pengeluaran rumah tangga khususnya pada tahun pertama dan kedua setelah elektrifikasi. Elektrifikasi meningkatkan pengeluaran rumah tangga total, makanan dan bukan makanan. Sedangkan pengeluaran transportasi turun signifikan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa elektrifikasi dapat meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat yang ditunjukkan oleh peningkatan pengeluaran rumah tangga.

ABSTRACT
By using the electrification cases in Seribu Islands Regency, this research tries to analyze the impact of small islands electrification on community 39 s welfare by evaluating the household expenditures. In February 2008, the Indonesian South Seribu Islands district enjoyed its first electricity connection via submarine cables from the main island Jakarta. In a second stage, the North Seribu Islands district also got a submarine power connection in February 2012. Since the electrification is done gradually, it creates an ideal treatment and control group for impact evaluation methodology.This paper uses Difference in Difference method using the South Seribu Islands district as a treatment group, and the North Seribu Islands district as a control group. 2007 was selected as the baseline period with the follow up period from 2008 to 2011. The regression result shows that electrification gives a significant impacts on household expenditures particularly in the first two year after electrification. It increases the total, food, and nonfood expenditure. At the same time, the household expenditure for transportation purposes drop significantly. From these results, we may conclude that electrification can increase the community economic activity which is showed by the increasing of household expenditure"
2016
T47497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Rifna
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh penjagaan akal (hifdzun aql) terhadap kesejahteraan pada lingkup rumah tangga di Indonesia. Kesejahteraan sendiri diukur dengan kesejahteraan materiil, dan kesejahteraan subjektif. Penelitian ini menggunakan metode campuran yang terdiri dari metode kuantitatif dan metode kualitatif. Data yang digunakan dalam metode kuantitatif berupa data sekunder yang bersumber dari Indonesia Family Life Survey (IFLS), khususnya pada gelombang V yang menyajikan data terbaru yakni keluaran tahun 2014. Penelitian ini menerapkan metode Instrumental Variable, Probit, Ordered Probit, dan Ordered Logit dalam mengolah data kuantitatif. Penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara kepada beberapa informan untuk mengumpulkan data kualitatif. Hasil yang muncul pada penelitian ini ialah adanya upaya penjagaan akal cenderung mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia baik secara materiil maupun subjektif. Oleh karena itu diharapkan determinasi penjagaan akal dapat menjadi kegiatan yang diutamakan dalam keseharian masyarakat Indonesia.

ABSTRACT
This study discusses the effect of hifdzun aql on wellbeing in the household sphere in Indonesia. The wellbeing is measured by material wellbeing, and subjective wellbeing. The researcher used a mixed method consisting of quantitative methods and qualitative methods. The data used in the quantitative method are secondary data sourced from the Indonesia Family Life Survey (IFLS), especially in 5 th wave which presents the latest data on 2014. This researcher applies Instrumental Variable, Probit, Ordered Probit, and Ordered Logit in processing quantitative data. The researcher also used in-depth interview techniques to collect qualitative data. The results that appear in this study are that there is an effort to guard the mind tends to support the improvement of peoples wellbeing in Indonesia both materially and subjectively. Therefore, it is expected that the determination of reasoning can be a priority activity in the daily lives of Indonesian people."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Scott, James C.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000
305.563 Sco s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This study aimed at assessing the impact of male and female migration on women empowerment and livelihood. Formal survey was conducted at 12 villages in four districts including 7 villages of rianfed and 5 villages of irrgated low land area. Two hundred and ninety seven of respondents were interviewed longterm for international and seasonal for rural to rural/city migration... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Logan, H.A.
New York: Russel & Russell, 1970
305.562 WAR l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Marhaeni Pudji Astuti
"Subsektor agroindustri merupakan salah satu sektor penting untuk pertumbuhan ekonomi di luar sektor lain. Setidaknya dipandang dari sumbangannya terhadap ekonomi secara makro inaupun kesempatan kerja yang diciptakannya. Agroindustri minyak kayu putih di Gundih Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. merupakan salah satu contoh yang menarik dalam melihat salah satu fenomena, yaitu pergeseran kesempatan kerja dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian. Agroindustri minyak kayu putih milik Kesatauan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih ini merupakan satusatunya di Jawa Tengah dan pemasok kebutuhan minyak kayu putih pada 19 perusahaan di samping perorangan yang membutuhkan.
Luas lahan kayu putih di KPH Gundih 3.167.30 ha menghasilkan minyak kayu putih tiap tahun rata-rata 57.209,17 liter, dan menyerap lebih dari 900 tenaga kerja. Namun kesemuanya itu tergantung dari fluktuasi musim. Termasuk dari tenaga kerja itu adalah perempuan penduduk sekitar sebagai buruh borongan.
Proses kerja dalam agroindustri minyak kayu putih ini meliputi perawatan persemaian, pengurutan, dan pembuatan briket. Aktivitas kerja tersebut dilakukan pada dua tempat yang berbeda, yaitu di hutan dan di sekitar pabrik. Satu ciri khas yang menonjol dalam proses kerja di kedua tempat tersebut (hutan dan pabrik) adalah sifat labour .intensive, yang dii.si oleh angkatan kerja utama peremperempuan, adanya pembagian kerja antara buruh laki-laki dan perempuan. Berta hubungan kerja mereka.
Lokasi produksi berada di wilayah pedesaan. memberikan penjelasan bahwa keberadaan agroindustri ini memanfaatkan keuntungan komperatif dari pasar tenaga kerja yang murah. Masuknya angkatan kerja perempuan desa sebagai mayoritas buruh dalam agroindustri minyak kayu putih inidapat dijelaskan melalui mekanisme penawaran dan perm.intaan tenaga kerja. Secara umum terjadi kondisi surplus tenaga kerja perempuan di pedesaan, akibat pertambahan penduduk dan keterbatasn kesempatan kerja di sektor pertanian, karena sempitnya lahan dan ketidaksuburan tanah. Dari sisi penawaran, penawaran yang ada secara historis telah didefinisikan menjadi pekerjaan bersifat feminin. Mengenai pembagian kerja antara buruh laki-laki dan buruh perempuan di agroindustri minyak kayu putih -- yaitu perempuan sebagai perawat persemaian, pengurut daun dan pembuat briket, sedangkan buruh laki-laki mengoperasikan mesin dan tukang pangkas -- bisa dilihat dengan teori pembagian kerja secara seksual yang melestarikan perbedaan laki-laki dan perempuan dari sudut biologis ke dunia kerja.
Kombinasi dari kondisi, tersebut menyebabkan buruh perempuan dalam agroindustri ini menjadi marginal dan berupah rendah. Dalam kurun waktu 25 tahun (1970 - 1995) tingkat upah buruh perempuan di unit usaha ini secara nominal meningkat, tetapi daya belinya merosot. Kondisi upah yang rendah tersebut disertai Pula dengan kondisi kerja tidak memenuhi syarat-syarat kerja. Gambaran seperti ini umumnya terjadi pada unit-unit perusahaan. Dari segi upah meski tergolong besar untuk ukuran sumbangan mereka pada ekonomi rumah tangga. namun masih di bawah upah minimum regional (untuk Jawa Tengah). Kecuali bagi pengurut daun yang mau bekerja seharian akan memperoieh hasil banyak, karena dibayar berdasarkan hasil timbangan. Upah Minimum Regional (UMR) Jawa Tengah pada tahun 1995 adalah sebesar Rp 2.700, sedangkan penerimaan perempuan buruh perawat persemaian Rp 2.500 per hari dan buruh laki-laki Rp 3.000 per hari. Perempuan pembuat briket juga dibayar sesuai dengan yang dihasilkan.
Kekhususan yang agak menonjol dari dinamika tenaga kerja di dalam agroindustri minyak kayu putih ini adalah adanya pembagian kerja yang sudah mapan, yaitu semua buruh perempuan menjadi perawat persemaian, pengurut daun dan pembuat brirket, sedangkan buruh laki-laki sebagai mandor, tukang pangkas dan megoperasikan mesin. Selain itu dinamika hubungan kerja mereka mempunyai kekhususan, di mana tukang pangkas tergantung tukang urut. demikian pula sebaliknya, karena gaji tukang pangkas di samping gaji bulanan juga diambilkan dari setiap kilogram daun yang ditimbang.
Namun dalam penelitian nampaknya ketergantungan itu tidak berlaku. Tukang urut lebih suka memangkas pohon kayu putih sendiri daripada menunggu dipangkaskan tukang pangkas. Hal lain yang menonjol adalah berkaitan dengan kecilnya kesempatan kerja yang ada, terutama di luar sektor pertanian dan berkait pula dengan kebanyakan status inferior yang disandang buruh perempuan di sana. Ini menyebabkan hampir semua perempuan di desa sekitar hutan ramairamai memasuki peluang kerja di agroindustri minyak kayu putih. Didukung dengan status perkawinan mereka yang menikah pada usia muda. tingkat pendidikan rendah dan latar belakang dari keluarga miskin, makin memperlemah pasisi mereka dalam pasar tenaga kerja.
Marginalisasi dan feminisasi pekerjaan juga berlaku di agroindustri minyak kayu putih ini. Yakni semua pekerjaan yang memerlukan ketekunan, kesabaran, ketelitian dan berupah rendah dengan status harian lepas. semua dijabat oleh perempuan. Buruh perempuan ini juga babas direkrut dan diberhentikan kapan saja oleh mandor tergantung fluktuasi musim. Hal ini diperkuat oleh pandangan mandor (buruh laki-laki) bahwa yang cocok untuk men.jadi tukang urut, perawat persemaian dan pembuat biket adalah perempuan.
Mobilitas vertikal buruh dalam lingkungan kerja sangat terbatas. Buruh perempuan berapa pun lamanya is bekerja tetap sebagai buruh harian lepas, sementara untuk staf selalu dijabat oleh laki-laki. Dalam sistem ketenagakerjaan agroindustri ini terjadi segmentasi pasar tenaga kerja. antara buruh perempuan dan buruh laki-laki. Buruh perempuan yang merupakan buruh harian dapat diberhentikan saat volume kerja menururn dan direkrut kembali jika lahan kayu putih yang akan digarap meningkat. Sementara buruh laki-laki bekerja sepanjang perusahaan tersebut masih beroperasi.
Perekrutan tenaga kerja dilakukan oleh mandor sebagai perpanjangan tangan Perhutani. Pola hubungan social mandor-buruh di dalam lingkungan kerja berjalan paralel sebagai relasi patron-client di dalam komunitas mereka. Mandor secara tidak langsung berfungsi pula sebagai "polisi" yang mengawasi tingkah laku dan Cara kerja buruh. Dengan demikian perusahaan akan mendapat jaminan terrapai target perolehan daun kayu putih. Mandor pula yang menentukan jadwal buruh di hutan karena dia yang tabu kebutuhan di lapangan.
Agroindustri minyak kayu putih di KPH Gundih Kabupaten Grobogan Jawa Tengah memang mempunyai dampak menyediakan lapangan kerja yang cukup luas. Akan tetapi belum diikuti dengan perbaikan nasib buruh melalui peningkatan upah yang layak sekaligus dapat mendorong daya beli."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>