Ditemukan 114162 dokumen yang sesuai dengan query
Michael Berintan
"Obat golongan sitostatika adalah golongan obat yang biasanya digunakan untuk pengobatan kanker dan memiliki efek mutagenik. Paparan terhadap obat golongan sitostatika dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan, sehingga dalam pengelolaannya perlu menggunakan alat pelindung yang memadai, tempat penyimpanan yang aman, dan prosedur penanggulangan yang jelas. Pada laporan ini dibahas tentang prosedur untuk pengelolaan obat golongan sitostatika di PT. SamMarie Tramedifa. Hasil laporan ini diharapkan dapat membantu PT. SamMarie Tramedifa dalam manajemen obat golongan sitostatika yang sudah ada maupun di masa depan.
Cytostatic drugs is a group of drugs typically used for cancer treatment and have mutagenic effects. Exposure to cytostatic drugs may cause health issues, making in imperative for its handling to use sufficient protective equipments, safe storage space, and clear containment procedures. This report will discuss procedures to manage cytostatic drugs on PT. SamMarie Tramedifa. The results of this report is hoped to help PT. SamMarie Tramedifa on management of existing or future cytostatic drugs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Salsabila Tasyah
"PT. Sammarie Tramedifa sebagai distribusi farmasi melakukan pengendalian persediaan obat dengan metode analisis ABC. Metode ABC yang digunakan hanya didasarkan oleh jumlah penjualan dan harga beli sehingga tidak dapat menunjukkan laju konsumsi obat. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya dead stock bila diadakan terlalu banyak dan terjadi stock out bila diadakan terlalu sedikit. Metode analisis FSN (Fast, Slow and Non- moving) merupakan metode pengendalian persediaan yang didasarkan laju pergerakan barang sehingga diharapkan dapat membantu dalam perencanaan jumlah persediaan yang tepat dan frekuensi untuk membeli atau bahkan menghapus item tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan persediaan barang kategori pareto C dengan metode analisis FSN berdasarkan Turn Over Ratio (TOR) serta menentukan kelompok barang kategori CF, CS dan CN agar dapat diketahui tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk pengendalian persediaan obat golongan pareto C. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis FSN berdasarkan TOR yaitu melihat tingkat perputaran persediaan selama periode 1 Oktober sampai 31 Desember 2023. Data obat selama tiga bulan terakhir diteliti persediaan awal, persediaan masuk dan pemakaian barangnya kemudian dihitung nilai TOR. Nilai TOR diurutkan yang tertinggi hingga yang terendah dan diklasifikasikan ke dalam fast, slow atau non-moving. Kelas fast-moving didapatkan sebanyak 111 obat, kelas slow-moving sebanyak 70 obat dan kelas non-moving sebanyak 72 obat dari 253 obat kategori pareto C. Barang-barang pada kelompok fast-moving dapat dikelola dengan memperhatikan safety stock dan reorder point. Barang-barang pada kelompok slow- moving dapat dikelola dengan metode periodic review (R, s, S) atau dibeli saat dibutuhkan saja. Barang-barang pada kelompok non-moving cukup dibeli saat dibutuhkan saja.
PT. Sammarie Tramedifa as a pharmaceutical distributor controls drug inventory using the ABC analysis method. The ABC method used is only based on the number of sales and purchase prices, so it cannot show the rate of drug consumption. This can result in dead stock if there is too much supply and stock out if the supply is too low. The FSN (Fast, Slow and Non-moving) analysis method is an inventory control method based on the rate of movement of goods so hopefully it can help in planning the right amount of inventory and the frequency for buying or even removing certain items. This study aims to classify goods in the pareto category C with the FSN analysis method based on Turn Over Ratio (TOR) and to determine the groups of goods in the categories CF, CS and CN so that further action can be identified for inventory control of pareto class C drugs. In this study, an FSN analysis was carried out based on the TOR, namely looking at the inventory turnover rate during the period 1 October to 31 December 2023. Drug data for the last three months was examined for initial inventory, incoming inventory and usage of the goods and then the TOR value was calculated. TOR values are sorted from highest to lowest and classified as fast, slow or non-moving. The fast-moving class obtained 111 drugs, the slow-moving class obtained 70 drugs and the non-moving class obtained 72 drugs from 253 drugs in the pareto category C. Goods in the fast-moving group can be managed by paying attention to safety stock and reorder points. Goods in the slow- moving group can be managed using the periodic review method (R, s, S) or purchased only when needed. Goods in the non-moving group are only purchased when needed."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Michelle Nur Aura Islami
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah peusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PT SamMarie Tramedifa mengacu pada CDOB dalam pembuatan Prosedur Operasional Baku untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat. PT SamMarie Tramedifa melaksanakan pengadaan dengan melakukan perencanaan pembelian berdasarkan Panduan Pengadaan MDC yang dimiliki PT SamMarie Tramedifa yang berisi data jumlah stok minimal, stok maksimal, dan reorder point (ROP) untuk masing-masing sediaan farmasi. Dalam suatu pengadaan sediaan farmasi, stok minimal dan stok maksimal suatu sediaan farmasi perlu menjadi perhatian khusus untuk mencegah terjadinya kelebihan stok (overstock) atau kekurangan stok (stock out). Hal tersebut dapat diantisipasi dengan melihat nilai ROP yang merupakan suatu titik di mana harus diadakan pemesanan lagi sedemikian rupa agar kedatangan sediaan farmasi yang dipesan berada pada waktu yang tepat. Laporan praktik kerja profesi apoteker ini bertujuan untuk melakukan evaluasi ketidaksesuaian stok obat di gudang dengan ROP pada Panduan Pengadaan Obat di PT SamMarie Tramedifa. Berdasarkan hasil evaluasi stok akhir obat harian bulan Februari 2023 PT SamMarie Tramedifa terhadap ROP, persentase stok akhir obat yang kurang dari ROP berada pada rentang 30,08- 39,09% dengan rata-rata sebesar 33,55% atau sekitar 228 item dari total 678 item. Sedangkan persentase stok akhir obat yang lebih dari ROP berada pada rentang 30,08-39,09% dengan rata-rata sebesar 33,55% atau sekitar 280 item dari total 678 item.
Pharmaceutical Wholesalers (PBF) are companies in the form of legal entities that have permits to procure, store, distribute medicines and/or medicinal substances in large quantities in accordance with statutory provisions. PT SamMarie Tramedifa refers to CDOB in creating Standard Operational Procedures to carry out activities related to the procurement, storage and distribution of medicines. PT SamMarie Tramedifa carries out procurement by planning purchases based on the MDC Procurement Guide owned by PT SamMarie Tramedifa which contains data on minimum stock quantities, maximum stock and reorder points (ROP) for each pharmaceutical preparation. In the procurement of pharmaceutical preparations, the minimum stock and maximum stock of a pharmaceutical preparation need special attention to prevent overstock or stock out. This can be anticipated by looking at the ROP value, which is the point at which another order must be made in such a way that the arrival of the ordered pharmaceutical preparation is at the right time. This pharmacist professional work practice report aims to evaluate the discrepancy between drug stock in the warehouse and the ROP in the Drug Procurement Guide at PT SamMarie Tramedifa. Based on the results of the evaluation of PT SamMarie Tramedifa's daily final stock of medicines for February 2023 against the ROP, the percentage of final stock of medicines that is less than the ROP is in the range of 30.08-39.09% with an average of 33.55% or around 228 items of the total 678 items. Meanwhile, the percentage of final stock of drugs that is more than the ROP is in the range of 30.08-39.09% with an average of 33.55% or around 280 items out of a total of 678 items."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Natasya Davita
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Setiap PBF berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi penyimpanan obat agar keamanan, khasiat, dan mutu obat tetap terjamin yaitu suhu, kelembaban dan kebersihan bangunan. Tempat penyimpanan obat harus memiliki kondisi suhu yang terjaga sehingga dibutuhkan pemetaan pada kondisi suhu yang mewakili. Pemetaan suhu digunakan pada awal ruangan digunakan maupun jika dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap fasilitas tempat penyimpanan obat. Selain itu, validasi dibutuhkan untuk pengendalian kegiatan distribusi. Validasi dilakukan untuk mengetahui suhu pada ruang penyimpanan obat memiliki kondisi yang konsisten setiap harinya. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui titik suhu tertinggi dan terendah dari ruang penyimpanan obat berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang dan memvalidasi suhu ruang penyimpanan obat. metode yang digunakan yaitu pengambilan data pemetaan dan validasi suhu pada ruang penyimpana obat PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data akan dilakukan selama 3 hari dan pencatatan akan dilakukan setiap ±30 menit. Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ruang penyimpanan obat memiliki suhu tertinggi yaitu pada titik ke-11 (rak injeksi bagian tengah) dan suhu terendah yaitu pada titik ke-4 (rak sirup bagian atas) berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang serta suhu pada ruang penyimpanan obat telah berada dalam rentang 20-25°C.
Pharmaceutical Distributor is a company that has permits for the procurement, storage, and distribution of drugs and medicinal ingredients in large quantities. Each pharmaceutical distributor is guided by Good Drug Distribution Methods. Environmental factors can affect drug storage conditions so that the safety, efficacy and quality of drugs are guaranteed, namely temperature, humidity and cleanliness of the building. The place for storing drugs must have maintained temperature conditions so that mapping is needed at representative temperature conditions. Temperature mapping is used when the room is used or when significant modifications are made to the drug storage facility. In addition, validation is needed to control distribution activities. Validation was carried out to determine that the temperature in the drug storage room has a consistent condition every day. This report aims to determine the highest and lowest temperature points of the drug storage room based on the results of mapping room temperature and validating the temperature of the drug storage room. The method used is mapping data collection and temperature validation in the drug storage room of PT SamMarie Tramedifa. Data collection will be carried out for three days and recording will be carried out every ± 30 minutes. Based on the results of data collection, it can be concluded that the drug storage room has the highest temperature at point 11 (middle injection rack) and the lowest temperature at point 4 (upper syrup shelf) based on the results of mapping room temperature and temperature in the drug storage room has been in the range of 20-25°C."
Depok:
2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Winda Permata Sari
"
Produk Rantai Dingin atau yang lebih dikenal dengan Cold Chain Product merupakan produk yang sensitif terhadap temperature sehingga penyimpanan dan pengirimannya membutuhkan kontrol temperatur yang tidak terputus dari pabrik sampai distribusi ke pengguna akhir (Juklak CDOB, 2020). Penanganan produk rantai dingin memerlukan perhatian khusus untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan seperti penurunan efikasi, keamanan dan bahkan berakibat fatal. Oleh karenanya perlu dilakukan pemantauan terhadap tata cara penanganan produk rantai dingin di PT. SamMarie Tramedifa untuk memastikan bahwa sistem distribusi yang diterapkan di PT. SamMarie Tramedifa memenuhi standar yang ditetapkan di dalam POB dan CDOB yang berlaku. Persentase penerapan POB di PT. SamMarie Tramedifa sudah baik mencapai 84% dan penerapan CDOB juga sudah sangat baik mencapai 77% dilaksanakan.
Cold Chain Products, also known as temperature-sensitive products, require storage and transportation with uninterrupted temperature control from the factory to the end-user (CDOB Guidelines, 2020). Handling cold chain products requires special attention to avoid undesired risks such as decreased efficacy, compromised safety, and even fatal consequences. Therefore, monitoring of the handling procedures for cold chain products at PT. SamMarie Tramedifa is necessary to ensure that the distribution system implemented at PT. SamMarie Tramedifa meets the standards set by the applicable Pharmaceutical Operational Standards (POB) and Cold Chain Distribution Standards (CDOB). The percentage of POB implementation at PT. SamMarie Tramedifa is already good, reaching 84%, and the implementation of CDOB is also very good, reaching 77%."
Depok:
2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Devanka Aulia Tohib
"Laporan PKPA ini membahas kegiatan praktik kefarmasian di distribusi obat dan BMHP. Regulasi distribusi obat dan BMHP di Indonesia harus mengikuti Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Salah satu aspek yang diatur adalah Transportasi. Kepatuhan pelaksanaan ini diperlukan untuk memenuhi syarat sertifikasi CDOB, serta diharapkan dari pemantauan aspek transportasi ini dapat memberikan saran perbaikan agar lebih baik dalam kegiatan sehari-hari.
This PKPA report discusses pharmaceutical practice activities in drug and BMHP distribution. Regulations on the distribution of drugs and BMHP in Indonesia must follow the Good Drug Distribution Method (CDOB). One of the regulated aspects is transportation. Compliance with this implementation is required to meet the requirements for CDOB certification, and it is hoped that monitoring this aspect of transportation can provide suggestions for improvement to make it better in daily activities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rima Melati
"Salah satu Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang ada di Indonesia yaitu PT SamMarie Tramedifa. Peran penting seorang Apoteker di PBF yaitu menjadi penanggung jawab sebuah PBF yang tugasnya melakukan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi di PBF tersebut mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan hingga pendistribusian sediaan farmasi. Manajemen pengelolaan sediaan farmasi yang kurang baik dapat menyebabkan beberapa permasalahan diantaranya pemborosan dalam penganggaran, pembengkakan biaya pengadaan dan penyimpanan, serta tidak tersalurnya sediaan farmasi sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan kadaluwarsa. Pengelolaan persediaan obat yang optimal memberikan penghematan biaya pengadaan obat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan dilakukan analisis pengendalian obat khususnya obat golongan pareto C yang mengalami penumpukkan stok yang melebihi stok maksimum berdasarkan data konsumsi per 25 Mei 2022 agar pada periode selanjutnya dalam lebih dikendalikan dalam kegiatan pengadaan sediaan farmasi sehingga lebih efesien dan efektif. Metode pengambilan data yang digunakan yaitu metode cross sectional retroospektif. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan terdapat 42 item sediaan farmasi dalam kategori Pareto C yang memiliki jumlah stok di Gudang MDC melebihi batas stok maksimum yang ditetapkan, dengan persentase jumlah sebesar 12% dari jumlah obat dalam kategori pareto C. Dari jumlah tersebut disimpulkan total kelebihan harta dari dampak adanya stok berlebih dari sediaan farmasi khususnya yang masuk dalam pareto kategori C sebanyak Rp 61,865,739. Berdasrakan kesimpulan tersebut langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan pengendalian pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan terkait ROP dan stok maksimum sesuai yang telah ditetapkan di PT SamMarie Tramedifa dan dilakukan pengecekan berkala jumlah stok obat agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak terjual kecuali terdapat permintaan dari outlet.
One of the Major Pharmaceutical Supplier (PBF) in Indonesia, namely PT SamMarie Tramedifa. The important role of a Pharmacist in PBF is to be in charge of a PBF whose job is to carry out pharmaceutical preparation management activities at PBF starting from planning, procurement, storage to distribution of pharmaceutical preparations. Poor management of pharmaceutical preparations can cause several problems including waste in budgeting, swelling of procurement and storage costs, and non- distribution of pharmaceutical preparations which can cause damage and expiration. Optimal drug inventory management provides savings in drug procurement costs. Based on this background, an analysis of drug control will be carried out, especially for pareto C class drugs which have stockpiles that exceed the maximum stock based on consumption data as of May 25, 2022 so that in the next period the procurement activities of pharmaceutical preparations are more controlled so that they are more efficient and effective. The data collection method used was a retrospective cross- sectional method. Based on the results of the study conducted, there were 42 items of pharmaceutical preparations in the Pareto C category that had stock in the MDC Warehouse that exceeded the maximum stock limit, with a total percentage of 12% of the number of drugs in the Pareto C category. From this amount it was concluded that the total excess assets from the impact of excess stocks of pharmaceutical preparations, especially those included in pareto category C as much as IDR 61,865,739. Based on these conclusions, it is necessary to pay attention to the steps that can be taken in controlling the procurement of pharmaceutical preparations related to the ROP and maximum stock according to what has been set at PT SamMarie Tramedifa and to periodically check the amount of drug stock so that there is no accumulation of unsold goods unless there is a request from an outlet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Putri Wijayanti
"PT SamMarie Tramedifa menjadi salah satu subdistributor obat dan alat kesehatan yang telah mendapatkan sertifikat CDOB oleh BPOM sehingga terjamin mutu pelayanannya. Adanya waktu serah terima yang cukup lama ataupun interval waktu pengiriman ke outlet yang berbeda-beda membuat peneliti tertarik untuk melakukan analisis terhadap alur penyaluran obat berdasarkan interval waktu dan faktor-faktor yang memengaruhinya di PT SamMarie Tramedifa. Tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis alur penyaluran obat di PT Sammarie Tramedifa selama periode Desember 2022. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi interval waktu dari proses penyaluran obat dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi proses tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data interval waktu dari setiap tahap penyaluran obat dikumpulkan dan dianalisis Selain itu, wawancara dengan pihak terkait di perusahaan ini dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi alur penyaluran obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi interval waktu dalam alur penyaluran obat dari PT Sammarie Tramedifa ke outlet SamMarie Wijaya, RSIA SamMarie Basra, dan Apotek Jacoebson. Beberapa tahap mengalami keterlambatan yang dapat mempengaruhi kelancaran keseluruhan proses. Faktor-faktor yang mempengaruhi alur penyaluran obat antara lain pengerjaan dalam pencetakan SPB yang kurang efisien dan penerimaan CCP yang memakan waktu lama. Kesimpulan dari tugas khusus ini adalah alur penyaluran obat di PT SamMarie Tramedifa sudah mengikuti pedoman CDOB dimulai dari proses penerimaan pesanan obat hingga pengiriman obat.
PT SamMarie Tramedifa is one of the drug and medical device sub-distributors that has received a CDOB certificate from BPOM so that the quality of its services is guaranteed. The existence of long handover times or time intervals for delivery to different outlets made researchers interested in analyzing the flow of drug distribution based on time intervals and the factors that influence it at PT SamMarie Tramedifa. This special assignment aims to analyze the drug distribution flow at PT Sammarie Tramedifa during the December 2022 period. The main focus of this research is to evaluate the time intervals of the drug distribution process and identify the factors that affect the efficiency of the process. The research method used is observational research with qualitative and quantitative approaches. Time interval data for each stage of drug dispensing was collected and analyzed. In addition, interviews with stakeholders in this company were conducted to understand the factors that influence the flow of drug dispensing. The results showed that there were variations in time intervals in the flow of drug distribution from PT Sammarie Tramedifa to SamMarie Wijaya outlets, RSIA SamMarie Basra, and Jacoebson Pharmacy. Some stages experience delays that can affect the smooth running of the entire process. Factors that affect the flow of drug distribution include the process of printing SPB which is less efficient and takes a long time to receive CCP. The conclusion from this special assignment is that the flow of drug distribution at PT SamMarie Tramedifa has followed the CDOB guidelines starting from the process of receiving drug orders to drug delivery."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Edenia Saumi
"Dalam menjalankan perannya sebagai fasilitas distribusi, PBF (Pedagang Besar Farmasi) harus memastikan agar stok obat yang dimiliki terjamin mutu maupun ketersediannya. Kurang akuratnya persediaan stok obat dapat terjadi apabila pengelolaan obat yang dilakukan oleh suatu PBF tidak dilakukan dengan baik. Persediaan stok obat yang tidak akurat, seperti adanya selisih stok antara data stok obat dan stok fisik obat di gudang, dapat berpengaruh pada berbagai hal, termasuk terjadinya overstock maupun understock obat. Stock opname secara berkala dan penelusuran selisih obat harus dilakukan agar terjaganya akurasi persediaan stok. Penelusuran pada faktor penyebab terjadinya selisih stok obat merupakan hal yang penting dilakukan untuk meminimalisir terjadinya selisih stok di waktu yang akan datang. Penulisan tugas khusus ini bertujuan untuk menelusuri berbagai faktor penyebab dan mengetahui faktor penyebab terbesar terjadinya selisih stok obat di PT SamMarie Tramedifa. Penulisan ini dilakukan dengan menarik data stok obat, menelusuri dan menganalisis faktor penyebab terjadinya selisih stok obat, dan melakukan wawancara. Berdasarkan pengamatan, didapat kesimpulan bahwa terdapat 6 faktor penyebab terjadinya selisih stok obat pada tanggal 5 Oktober hingga 18 November 2022 di PT SamMarie Tramedifa, yakni belum dilakukannya input data penerimaan obat, belum dilakukannya revisi faktur, adanya kesalahan input saldo awal saat stock opname, belum dilakukannya retur, adanya selisih kirim ke outlet, serta adanya kesalahan pada software. Selain itu, terdapat pula selisih stok obat yang masih belum diketahui faktor penyebabnya. Hasil pengamatan juga menunjukkan faktor penyebab terbesar selisih obat tersebut adalah belum dilakukan input data penerimaan obat dengan persentase 30,1% dari jumlah seluruh selisih obat yang terjadi.
As a distribution facility, pharmaceutical wholesalers must ensure that the availability of the drug stock they hold is guaranteed. Inaccurate drug stock inventory, such as a stock difference between drug stock data and the physical stock of drugs in the warehouse, can cause drug overstock or understock. Regular stock taking and tracking of drug differences must be carried out to maintain stock inventory accuracy. Investigating the factors causing drug stock differences is an important thing to do to minimize stock differences in the future. The purpose of writing this special assignment report is to explore various causal factors and find out the biggest factors causing differences in drug stock at PT SamMarie Tramedifa. This writing was carried out by collecting drug stock data, tracing and analyzing the factors causing differences in drug stock, and conducting interviews. Based on observations, it was concluded that there were 6 factors causing the difference in drug stock at PT SamMarie Tramedifa; such as drug receipt data had not been entered, invoice revision had not been carried out, an error in inputting the initial balance during stock taking, not yet returns are made, differences in sending to outlets, and errors in the software. Apart from that, there are also differences in drug stocks whose causes are still unknown. The results of the observations also show that the biggest factor causing the drug differences is that drug receipt data has not been entered, with a percentage of 30.1% of the total drug differences that occur."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Erinna Putri Damayanti
"Dalam menjalankan kewajibannya, PBF harus mematuhi prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM). Apoteker bertanggung jawab dalam mengawasi distribusi obat dan memastikan prinsip CDOB di PBF telah diimplementasikan dengan baik. Apoteker juga memiliki peranan penting dalam setiap tahapan manajemen perbekalan farmasi salah satunya adalah tahap perencanaan dan pengadaan (BPOM RI, 2022). Perencanaan dan pengadaan obat di PBF merupakan tahapan kritis dalam manajemen perbekalan farmasi. Perencanaan dan pengadaan yang akurat membantu PBF untuk mempertahankan tingkat persediaan obat dengan tepat. Ketersediaan obat yang berlebih akan membebani modal dan ruang penyimpanan yang ada, tetapi ketersediaan obat yang terbatas dapat menyebabkan kekosongan produk dan kehilangan penjualan. Dalam mengatasi kondisi tersebut, pengkajian kembali terhadap data pemesanan produk obat dari setiap pemasok menjadi solusi dalam pengadaan obat. Pemilihan pemasok dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip Pareto yang menyatakan bahwa "sekitar 80% hasil atau efek berasal dari 20% penyebab atau input." (Emin & Maria, 2023). Dari hasil kajian distributor, direkomendasikan 7 nama distributor yang diprioritaskan dalam pengadaan produk obat yaitu PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Kallista Prima, PT Bina San Prima, PT Merapi Utama Pharma, PT Sapta Saritama, PT Millennium Pharmacon International Tbk, PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Pengkajian tersebut ditinjau dari jumlah dan kategori Pareto pada produk obat yang dipesan dan dipilih berdasarkan prinsip Pareto.
In carrying out its obligations, PBF must comply with the principles of Good Drug Distribution Methods (CDOB) set by the Food and Drug Monitoring Agent (BPOM). Pharmacists are responsible for overseeing drug distribution and ensuring that the CDOB principles in PBF are properly implemented. Pharmacists also have an important role in every stage of pharmaceutical supply management, one of which is the planning and procurement stage (BPOM RI, 2022). Drug planning and procurement in PBF is a critical stage in pharmaceutical supply management. Accurate planning and procurement help PBF to maintain appropriate drug inventory levels. Excessive drug availability will burden existing capital and storage space, but limited drug availability can lead to product vacancies and lost sales. In overcoming these conditions, a review of drug product order data from each supplier is a solution in drug procurement. Supplier selection can be done by applying the Pareto principle which states that "about 80% of the results or effects come from 20% of the causes or inputs." (Emin & Maria, 2023). From the results of the distributor review, it is recommended that 7 distributor names are prioritized in the procurement of medicinal products, namely PT Anugerah Pharmindo Lestari, PT Kallista Prima, PT Bina San Prima, PT Merapi Utama Pharma, PT Sapta Saritama, PT Millennium Pharmacon International Tbk, PT Enseval Putera Megatrading Tbk. The assessment is reviewed from the number and Pareto category of drug products ordered and selected based on the Pareto principle."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library