Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 40220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Fuad Hasyim
"Ketidaksadaran kolektif sebagai deposit memori leluhur, dibentuk oleh serangkaian peristiwa yang menyebabkan kenangan emosional di masa primordial. Meskipun konsep ketidaksadaran kolektif merupakan pencapaian terbesar Jung, nyatanya konsep tersebut ditolak oleh kebanyakan psikolog di masa itu. Penolakan tersebut didasari pada asumsi bahwa konsep ketidaksadaran kolektif terlalu spekulatif untuk dijelaskan. Artikel ini berusaha mendefinisikan ulang konsep ketidaksadaran kolektif yang spekulatif, menjadi definisi yang lebih konkret dan materialis, dengan menyatakan bahwa ketidaksadaran kolektif merupakan bagian dari memori genetik yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui replikasi DNA pada sel. Ketidaksadaran kolektif dijelaskan melalui proses epigenetik yang mengacu pada pewarisan genetik yang bisa bertahan selama beberapa masa yang panjang. Agar peristiwa bisa diturunkan ke generasi selanjutnya melalui DNA, peristiwa harus bisa direkam (coding) di dalam struktur engram, dengan memenuhi dua syarat, yaitu (1) suatu peristiwa harus memberikan kesan dan kenangan mendalam, dan (2) suatu peristiwa harus bisa dilestarikan secara konsisten dan kontinu dalam kurun waktu yang panjang. Artikel ini menggunakan pendekatan naturalistik dengan metode library research, dan analitis deskriptif untuk sampai pada kesimpulan akhir bahwa ketidaksadaran kolektif merupakan enkripsi memori genetik yang direkam oleh engram dan diturunkan melalui replikasi DNA yang berisi informasi genetik ke generasi selanjutnya.

The collective unconscious as a deposit of ancestral memory, is formed by a series of events that cause emotional memories in primordial times. Although the concept of the collective unconscious was Jung's greatest achievement, in fact it was rejected by most psychologists of the time. The rejection is based on the assumption that the concept of the collective unconscious is too speculative to explain. This article seeks to redefine the speculative concept of the collective unconscious, into a more concrete and materialist definition, by stating that the collective unconscious is a part of genetic memory passed down from generation to generation through DNA replication on cells. The collective unconscious is explained through an epigenetic process that refers to genetic inheritance that can persist for some long period of time. In order for an event to be passed down to the next generation through DNA, it must be able to be recorded (coding) in an engram structure, by fulfilling two conditions, namely (1) an event must provide deep impressions and memories, and (2) an event must be able to be preserved consistently and continuously over a long period of time. This article uses a naturalistic approach with library research, and descriptive  analytical  methods to come to the final conclusion that the collective unconscious is an encryption of genetic memory recorded by engrams and passed down through DNA replication containing genetic information to later generations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayu Amalia
"ABSTRAK
Memori kolektif mengandalkan penceritaan dalam proses pelestariannya. Arsitektur sebagai tempat memori tersebut direkam lalu menjadi hal yang penting dalam proses pengingatannya. Lalu bagaimana arsitektur kemudian menjadi salah satu media yang penting dalam proses ini? Dalam skripsi ini, dibahas dua buah arsitektur yang mengandung memori kolektif dimana salah satu diantara mereka gagal melestarikan memori kolektif, sementara satunya lagi berhasil. Kesimpulan dari skripsi ini adalah pelestarian memori kolektif melalui media arsitektur harus melalui arsitektur yang juga dapat merekam memori kolektif baru. Proses pengingatannya lalu dapat berupa penggunaan kesan kesamaan yang kemudian ditangkap oleh society dan kemudian diceritakan dan melestarikan memori kolektif.

ABSTRACT
Collective Memory relies on storytelling as its preservation. Architecture as a place where the memory takes place then becomes important in remembering process. Then how architecture becomes one of many forms that important in this process? In this thesis, there are studies in two architectures which contain collective memory where one of them failed on preserving collective memory. On the other hand, the other one is successful. Conclusion from this thesis is collective memory preservation that uses architecture as its media, must through architecture that can facilitate new collective memory. The remembering process can through similarity which is society can caught and then will retell the story and preserve collective memory."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S873
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Widhianto
"Perkembangan pesat di bidang teknologi komunikasi saat ini memberikan kemudahan dalam menyimpan maupun mengirimkan informasi digital dengan cepat. Telah banyak metode enkripsi untuk citra digital yang telah diajukan, umumnya menggunakan skema difusi, transposisi, dan difusi-transposisi. Akan tetapi, kesulitan utama dari metode-metode tersebut adalah cara bagaimana mengacak informasi yang terdapat pada citra digital tersebut. Pada tahun 2009, Yong et al. mengajukan algoritma enkripsi dengan skema difusi-transposisi berbasis chaos dengan menggunakan parameter kontrol dimana metode ini membutuhkan waktu komputasi yang lebih cepat tanpa mengorbankan tingkat keamanannya.
Pada tugas akhir ini, akan dibahas mengenai pengamanan citra digital menggunakan skema difusi-transposisi berbasis chaos, dengan fungsi chaos yang digunakan adalah logistic map pada tahap difusi dan Arnold’s cat map pada tahap tranposisi. Ruang kunci dari algoritma ini mencapai 1.84×1049 dengan sensitivitas kunci hingga 10−16 yang menjadikannya sulit untuk dipecahkan dengan bruteforce attack. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji dari National Institute of Standards and Tehcnologies (NIST) keystream yang dihasilkan telah terbukti acak dan distribusi dari nilai intensitas pixel-pixel dari citra yang terenkripsi adalah uniform menjadikannya sulit untuk pecahkan dengan known plaintext attack.

Rapid improvement in technology and communication provides ease in either saving or sending digital information. A number of encryption method on digital images has been proposed in recent years, commonly using diffusion, permutation, and diffusion-permutation scheme. However, the main obstacle in designing encryption algorithm is rather difficult to swiftly shuffle and diffuse the information on digital image. In 2009, Yong et al. proposed a chaos-based encryption algorithm using diffusion-permutation scheme using control parameters which posseses fast encryption speed and high security.
On this skripsi, digital image will be secured by using chaos-based encryption with diffusion-transposition scheme, chaotic function will be employed to generate random number on diffusion is logistic map and Arnold’s cat map on transposition. Key space of this algorithm is 1.84×1049 with sensitivity up to 10−16 will provides high resistance from bruteforce attack. Based on National Institute of Standards and Technologies (NIST) test, keystream produced has shown to be random, moreover histogram of pixel value from the chipertext is almost flat which means the distribution of the pixel value is uniform that would provides high resistance from known plaintext attack.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Nuris Arianto
"[ABSTRAK
Tesis ini mengkaji tentang memori kolektif Tentara Peta melalui memoar,
autobiografi, dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sebuah
konsep tata pamer yang akan disajikan dalam pameran tetap di Museum Peta,
yang dapat merepresentasikan seluruh memori yang dimiliki oleh para mantan
Tentara Peta, agar masyarakat (pengunjung) dapat memahami sejarah Tentara
Peta secara lebih komprehensif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara (tidak terstruktur). Hasil dari
penelitian ini yaitu enam storyline bertema sejarah sosial untuk ditampilkan
melalui tata pamer dalam pameran tetap di Museum Peta. Keenam tema tersebut
adalah: Perang Dunia Kedua: Runtuhnya Hindia Belanda; Zaman Jepang:
Kesempatan menjadi Tentara Peta; Dasar motivasi dan alasan menjadi Tentara
Peta; Makna pendidikan dan pelatihan Tentara Peta; Kekecewaan Tentara Peta
terhadap Jepang; dan Profil serta peranan para mantan Tentara Peta.

ABSTRACT
This thesis discusses about the collective memory of the Peta?s Armies with
memoirs, autobiographies, and interviews. The purpose of this study is to create a
concept exhibiting will be presented in the permanent exhibition at the Peta
Museum, which can represent the memories of ex-Peta?s Armies, so that people
(visitors) can understand the history of Peta?s Armies more comprehensively. This
study used a qualitative approach with literature study, observation, and interview
(unstructured). Results from this study are six themed storyline social history to
be communicated through the exhibiting in permanent exhibition at the Peta
Museum. The six themes are: World War II: The collapse of the Dutch East
Indies; Japan period: The opportunity to become Peta?s Armies; Basic motivation
and reasons to be a Peta?s Army. The meaning of education and training?s the
Peta?s Army; The disappointment of the Peta?s Armies to Japanese Occupation;
The profile and role of the ex-Peta?s Armies., This thesis discusses about the collective memory of the Peta’s Armies with
memoirs, autobiographies, and interviews. The purpose of this study is to create a
concept exhibiting will be presented in the permanent exhibition at the Peta
Museum, which can represent the memories of ex-Peta’s Armies, so that people
(visitors) can understand the history of Peta’s Armies more comprehensively. This
study used a qualitative approach with literature study, observation, and interview
(unstructured). Results from this study are six themed storyline social history to
be communicated through the exhibiting in permanent exhibition at the Peta
Museum. The six themes are: World War II: The collapse of the Dutch East
Indies; Japan period: The opportunity to become Peta’s Armies; Basic motivation
and reasons to be a Peta’s Army. The meaning of education and training’s the
Peta’s Army; The disappointment of the Peta’s Armies to Japanese Occupation;
The profile and role of the ex-Peta’s Armies.]"
2015
T43590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adista Nurfitria
"Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan preservasi yang dilakukan oleh Irama Nusantara dalam melestarikan musik lawas populer karya bangsa Indonesia baik secara teknisnya maupun non-teknisnya yaitu persepsi pengurus Irama Nusantara akan pentingnya melestarikan musik populer Indonesia sebagai memori kolektif masyarakat. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai penggambaran pengelolaan arsip musik di Irama Nusantara yang merupakan sebuah produk budaya bangsa Indonesia serta nilai pentingnya budaya pelestarian pengelola dalam mengelola arsip musik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan November 2021 sampai Desember 2021 dengan melakukan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Hasil dari penelitian ini adalah proses preservasi dilakukan dengan memindai bentuk fisik arsip musik dan merekam ulang audio dengan soundcard. Jika ditemukan kerusakan pada materi arsip, akan dilakukan restorasi. Upaya yang dilakukan Irama Nusantara untuk melestarikan memori kolektif adalah dengan memiliki website, merilis album recycle, menerbitkan buku serta aktif melakukan berbagi pengetahuan melalui media sosial seperti instgram dan youtube. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Irama Nusantara melakukan kegiatan preservasi preventif. Adapun saran dalam penelitian ini agar Irama Nusantara menyimpan rekaman kegiatan berbagi informasi tentang pengetahuan musik populer lawas Indonesia, agar dapat diakses kembali oleh masyarakat, hal ini merupakan upaya membangun kembali memori kolektif di masyarakat.

This study discusses the preservation management carried out by Irama Nusantara in preserving popular old music composed by Indonesian people, both technically and non-technically along with Irama Nusantara official's point of views on the importance of preserving Indonesian popular music as a collective memory of the society. The aim of this study is to describe how music archives as a product of Indonesian culture is managed by Irama Nusantara officials and the importance of cultural preservation in managing music archives. This research was conducted by using qualitative approach with case study methods, the research data collection was carried out from November 2021 to December 2021 by observations, interviews, and document analysis. The results of this research is the preservation process done by scanning the physical form of the music archive and re-recording the audio with a soundcard. If any damage to the archived material is found, it will be restored. Efforts made by Irama Nusantara to preserve collective memory within its organization are by creating a website, releasing recycle albums, publishing books and actively sharing informations through social media such as Instagram and YouTube. The conclusion is that Irama Nusantara conducts preventive preservation activities. The suggestion is that Irama Nusantara keeps recordings of sharing information activities about knowledge of old Indonesian popular music so that it can be accessed again by the public, this is an effort to rebuild collective memory in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
META 4:1 (1) (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Fara Noviana
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pengelolaan arsip musik Lokananta yang tidak saja dilakukan secara teknis, namun juga secara non teknis yang tercermin dari nilai budaya pengelola dalam mengelola arsip musik Lokananta sebagai memori kolektif Bangsa Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengelolaan arsip musik Lokananta yang merupakan produk budaya bangsa Indonesia serta nilai budaya pengelola dalam mengelola arsip musik ini.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dengan metode pengambilan data observasi, dan wawancara.Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa pengelolaan arsip musik secara fisik sudah dilakukan namun belum maksimal, kemudian nilai budaya pengelola yang terlihat adanya rasa memiliki (sense of belonging), nilai gotong royong, nilai tanggung jawab untuk mewariskan ke genarasi selanjutnya (legacy).Serta arsip musik merupakan sebuah ingatan bagi pencipta lagu, pengelola Lokananta serta masyarakat Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses the management of the music archive Lokananta which not only done technically, but also non-technical which is reflected from the cultural values of managers in managing the Lokananta music archive as the collective memory of the Indonesian Nation. This study aims to describe the management of the music archive Lokananta which is a product of Indonesian culture and cultural values of managers in managing this music archive. This research uses qualitative approach of case study with observation data taking method, and interview. The results of this study illustrate that the physical management of music archives have been done but not maximum, then the value of cultural managers have a sense of belonging, the value of mutual cooperation, and the value of legacy. And then, the music archive is a memory for songwriter, Lokananta manager and Indonesian society."
2017
T48761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwah Leilawati
"Penelitian ini membahas mengenai nilai guna sekunder arsip komunitas sebagai memori kolektif bangsa pada Belantara Budaya Indonesia. Kontrol kegiatan tertanam di dalam kelompok yang bersangkutan karena arsip komunitas bersifat independen. Arsip komunitas digambarkan sebagai “ruang generatif politik” atau “rumah memori” bagi komunitas dalam mendapatkan kendali atas pengambilan keputusan di masa depan. Komunitas mempertimbangkan penciptaan arsip berdasarkan keterlibatannya dengan pelestarian budaya atau motivasi lainnya. Arsip menjadi memori kolektif yang mengandung nilai mendasar bagi pendidikan karakter, jati diri bangsa, serta berperan dalam menumbuhkan jiwa nasionalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai guna sekunder arsip dan faktor yang memotivasi pembentukan arsip di Belantara Budaya Indonesia. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Informan penelitian dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria yaitu anggota komunitas selama lebih dari 6 tahun, terlibat aktif dalam aktivitas dan perkembangan sejarah komunitas, serta mendokumentasikan, mempublikasikan, dan mengakses arsip komunitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arsip Belantara Budaya Indonesia dapat menjadi memori kolektif bagi bangsa Indonesia, meskipun belum memiliki tenaga profesional bidang arsip. Pengelolaan arsip di Belantara Budaya juga memerlukan kebijakan sesuai dengan pedoman dan standar kearsipan. Selain itu, perlu adanya tautan antara arsip Belantara Budaya Indonesia dengan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional (JIKN) dan Sistem Informasi Kearsipan Nasional (SIKN) milik ANRI sehingga memori kolektif dapat diakses oleh bangsa Indonesia.

This research discusses the secondary use value of community archives as a nation's collective memory in the Belantara Budaya Indonesia. Control of activities embedded in the group because community archives are independent. Community archives are described as "political generative spaces" or "memory houses" for communities to gain control over future decision-making. The community considers the creation of archives based on its involvement with cultural preservation or other motivations. Archives becomes a collective memory that contains fundamental values for character education, the identity of the nation, and plays a role in cultivating the spirit of nationalism. This research aims to identify the secondary use value of archive and factors that motivate community archives in Belantara Budaya Indonesia. The research approach used is qualitative with a case study method. The data is collected by interview, observing, and document studies. The informants are chosen by purposive sampling methods with the criteria of being community members for more than 6 years, actively involved in community activities and historical developments, as well as documenting, publishing, and accessing community archives. The result of this study shows that the archives of the Belantara Budaya Indonesia can be a collective memory for the Indonesian nation, even though it does not yet have professionals in the field of archives. However, there is a need for a link between the archives of Belantara Budaya Indonesia and the ANRI’s National Archives Information Network (JIKN) and National Archival Information System (SIKN) thereby that collective memory can be accessed by the Indonesian nation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Naufan Wicaksonoputra
"Cloud storage merupakan salah satu layanan terpopuler dalam konteks komputasi awan dengan keunggulan skalabilitas yang tidak terbatas dan aksesbilitas yang mudah. Namun, terdapat kekhawatiran akan keamanan data yang disimpan di luar kendali pengguna. Salah satu solusinya adalah dengan melakukan enkripsi pada data sebelumn penyimpanan. Masalah lain muncul karena jika ingin membagikan data tersebut, maka pengguna harus memberikan kunci miliknya atau melakukan dekripsi-enkripsi dengan kunci baru. Solusi selanjutnya adalah dengan mengimplementasikan algoritma re-enkripsi yang memungkinkan sistem membagikan data yang terenkripsi secara aman tanpa perlu mengungkap data asli atau memerlukan kunci asli. Oleh karena itu, akan dikembangkan aplikasi CloudCipher yang sudah terintegrasi dengan alat kriptografi untuk melakukan enkripsi dan dekripsi data serta memanfaatkan algoritma re-enkripsi dalam proses pembagian datanya. Dari hasil evaluasi, usability fitur cloud storage mendapatkan respon yang baik sementara fitur alat kriptografi mendapatkan respon yang kurang baik dikarenakan banyaknya istilah-istilah kriptografi yang kurang dimengerti oleh pengguna secara umum. Dari sisi performa, masing-masing proses kriptografi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik namun masih memerlukan optimisasi lebih lanjut pada bagian komunikasi antar komponen melalui jaringan internet.

Cloud storage is one of the most popular services in the context of cloud computing, offering unlimited scalability and easy accessibility advantages. However, there are concerns about the security of data stored outside of the user's control. One solution is to encrypt the data before storing it. This leads to another issue, which is when the users need to share that encrypted data, as they either must provide their personal key or perform a decryption-encryption with a new key. The next solution is to implement a re-encryption algorithm that allows the system to securely share encrypted data without revealing the original data or requiring the original key. Therefore, CloudCipher, an application with integrated cryptographic tools, will be developed to perform data encryption and decryption that also utilize the re-encryption algorithm in its data sharing process. From the evaluation results, the usability of the cloud storage feature received positive feedback, while the cryptographic tool feature received less favourable responses due to the general users' lack of understanding of cryptography terminologies. In terms of performance, the individual cryptographic processes are running well, but further optimization is needed for communication between components over the internet network."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anita Suryandari
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Ekspresi suatu gen di dalam bakteri dapat diubah melalui proses mutasi dengan cara menyisipkan gen lain ke dalam gen tersebut. Mutasi yang terjadi dapat diketahui dengan adanya gen penanda Salah satu diantaranya adalah gen pembentuk inti es yaitu gen iceC. Gen ini memiiiki sensitivitas yang cukup tinggi, mudah diamati pada lembaran aluminium, dapat diukur secara kuantitatif dengan uji tetes beku, tidak membutuhkan pemrosesan lain kecuali pengenceran dan hasilnya akan diperoleh hanya dalam beberapa menit. Sebagai bahan mutagen dan sekaligus sebagai pembawa gen iceC digunakan transposon 916 karena transposon ini menyisip secara tunggal, tidak membuat duplikasi, penyisipan terjadi secara acak, relatif stabil dan tidak mudah terjadi transposisi. Tujuan penelitian ini adalah merancang alat genetik yang dapat digunakan untuk menginduksi mutagenesis gen di dalam bakteri dengan melihat pembentukan inti es. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah menggabungkan gen iceC dengan (pAM120::Tn916)-.HindIII menggunakan enzim ligase kemudian ditransformasi ke dalam E coli S17-1. Selanjutnya dilakukan studi pendahuluan di dalam bakteri golongan mikoplasmayaitu Urealiasma urealytcum.
Hasil dan kesimpulan : Penggabungan gen iceC (9kb) dengan (pAM120::Tn916)-HindIII(23,3 kb) dengan menggunakan enzim ligase membentuk fragmen DNA berukuran 32,3 kb yang dinamakan pUL Hasil uji aktivitas pembentukan inti espada E coli DH5α(pJL1703::iceC), E. coli S17-1 (pUI::iceC) dsn Ureaplasma urealyticum relatif sama. Pembentukan inti es mulai aktif pada suhu -7°C. Terbentuknya inti es pada E. cali S17-1 dan Ureaplasma urealyticum karena adanya transformasi transposon916 yang membawa gen iceC."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>