Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nevzat Tarhan
"diterjemahkan dari Masnevi Terapi (bahasa turki) Cetakan ke-12, 2015 ; Ajaran Rumi telah mengentak peradaban manusia. Pesan-pesan universalnya sama relevannya dengan ketika ia menulisnya. Kita layak banyak belajar dari penyair dan cendekiawan abad ke-13 ini. Buku ini mengenalkan Rumi sebagai pemandu saat kita menjalani kehidupan sehari-hari. Kita diajak berkaca pada rampai cerita dan puisinya yang terbukti dapat menyembuhkan rasa sakit emosional-psikologis yang diderita banyak orang, terutama di zaman kita. Rumi bercerita tentang bagaimana terbebas dari ketakutan dan kecemasan, memberi contoh bagaimana meningkatkan kepercayaan diri, menghilangkan prasangka, dan meluruskan ide-ide keliru, serta memberikan ruang untuk berpikir alternatif. Sebagai seorang dokter, psikiater, dan neuropsikolog, Prof. Tarhan berhasil menggunakan Kitab Matsnawi—himpunan kisah dan syair Rumi—sebagai alat untuk memperbaiki perangkat batin manusia. Metode interpretasinya memungkinkan kita untuk meningkatkan kesadaran dan melihat kebenaran dalam diri kita sendiri. Wajar bila buku dengan perspektif baru ini disambut hangat di Turki dan diterjemahkan ke berbagai bahasa."
Jakarta: PT Qaf Media Kreative, 2021
616.891 4 NEV t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leahy, Louis, 1927-
Yogyakarta : Kanisius, 2002
113.8 LEA h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Anwar
Jakarta: UI-Press, 1995
PGB 0387
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"Ada dua aliran pandangan tentang inovasi yaitu pandangan klasik (linear) dan pandangan proses. Pandangan klasik/linear mengenai inovasi memiliki kelemahan karena lebih banyak mengalami kegagalan ketimbang keberhaslan, memiliki permasalahan implementasi dan pengetahuan baru. Sementara pandangan prosesuai mengenai inovasi diasumsikan sebagai sesuatu dinamis sporadis dan tidak menentu lebih dipengaruhi oleh faktor kognisi seperti pengetahuan persepsi dan keyakinan subjektif dari para aktornya."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (04) April 2003: 16-20,
MUIN-XXXII-04-April2003-16
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bhenyamin Hoessein
Depok: Departemen Ilmu Administrasi FISIP-UI, 2009
352 BHE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sutisna Himawan
Jakarta: UI-Press, 1992
PGB 0234
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Riyono Utomo
"Kebijaksanaan Koeksistensi Damai merupakan salah satu kebijakan luar negeri RRC yang penting pada kurun waktu 1950 an. Kebijakan ini diawali dengan perjanjian Sino-India mengenai wilayah Tibet pada 1954 yang melahirkan lima prinsip Koeksistensi damai yang terkenal. Dua tahun setelah Dikeluarkannya komunike bersama Cina-India mengenai Koeksistensi damai ini, pada Kongres XX PKUS 1956, Sekretaris Jendral PKUS N.S. Khrushchev mengumumkan digunakannya koeksistensi damai sebagai garis umum kebijakan luar negeri Soviet. Meskipun dengan pengumuman tersebut tampak bahwa Soviet menggunakan kebijakan yang sama dengan Cina dalam politik luar negerinya, namun pada dasarnya kebijakan koeksistensi damai yang diumumkannya itu sebenarnya memiliki perbedaan dengan apa yang diumumkan Cina sebelumnya. Ini terbukti kemudian, ketika koeksistensi damai menjadi salah satu dimensi yang penting dalam perselisihan terbuka Sino-Soviet yang terjadi kemudian Koeksistensi Damai yang diumumkan terlebih dulu oleh Cina, lebih menekankan fungsinya sebagai 'taktik sementara', seperti yang telah ditekankan Lenin. Cina menginginkan suatu masa damai untuk melaksanakan pembangunan dalam negerinya. Ia pun mengharapkan bahwa selama masa itu pula, ia bisa menggalang suatu front persatuan internasional dengan dunia ketiga untuk melawan imperialisme. Tujuan jangka pendek dari penggalangan front persatuan ini adalah keluar dari posis defensif akibat politik pembendungan AS terhadapnya. Sementara seperti Lenin Cina berharap dapat merebut waktu sehingga pada gilirannya ia dapat mencapai kemenangan akhir 'revolusi dunia'. Lain halnya dengan Cina, Khrushchev terutama menggunakan kebijakan tersebut untuk mengadakan peredaan ketegangan dengan AS. Ia mendefinisikan koeksistensi damai tidak lain sebagai penolakan perang, karena di dunia sekarang, telah muncul faktor baru yang menentukan yaitu senjata nuklir. Dengan demikian menurut Khrushchev hanya ada dua pilihan perang yang menghancurkan kedua pihak, imperialis maupun sosialis, atau koeksistensi damai. Pendeknya ia memilih koeksistensi damai karena ini memungkinkan sosialis untuk memenangkan kompetisi di antara dua kubu tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Japan: Conference World Peace, 1978
321 PAC;321 PAC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wijayanto
"Obyek kajian dari penelitian ini adalah status pengetahuan dalam masyarakat kapitalisme lanjut atau sebuah budaya yang disebut dengan budaya postmodern. Budaya postmodern menunjuk pada kondisi dan serentetan wujud kebudayaan yang meragukan ide-ide, prinsip-prinsip, dan nilai-nilai yang modernisme.
Gejala postmodern menyebar dalam berbagai aspek kebudayaan, seperti seni, teater, arsitektur dan bahkan filsafat. Munculnya wacana postmodern dalam dunia filsafat dipelopori oleh Jean-Francois Lyotard. Melalui karyanya yang berjudul The Postmodern Condition: A Report On Knowledge, Lyotard mengangkat istilah postmodern dalam dunia filsafat dan menjelaskan dasar-dasar teoritis serta filosofis postmodernisme. Lyotard mendefinisikan postmodern sebagai ketidakpercayaan pada narasi besar modernisme.
Terdapat dua narasi besar yang cukup berpengaruh dan dipakai untuk melegitimasi ilmu pengetahuan. Dua metanarasi tersebut adalah emansipasi subyek (lebih bersifat politis) dan dialektika roh (lebih bersifat filosofis-spekulatif). Emansipasi subyek merupakan narasi yang mengatakan bahwa pengetahuan itu datang bagi subjekmanusia yang berupaya menemukan kebebasan. Sementara, dialektika roh merupakan narasi yang menganggap bahwa pengetahuan itu ada demi pengetahuan itu sendiri (ciri khas idealisme Jerman).
Era postmodern memperlihatkan bahwa dua narasi besar itu mulai kehilangan legitimasi akibat kemajuan ilmu pengetahuan (lewat teknologi) dan ekspansi kapitalisme lanjut. Sehingga narasi emansipasi subyek dan dialektika roh mulai kehilangan kredibilitasnya. Dalam era postmodern di mana problem pengetahuan dianggap semakin meningkat dan kompleks, semakin jauhlah kemungkinan adanya penjelasan tunggal tentang ilmu pengetahuan. Dewasa ini, status ilmu pengetahuan dalam masyarakat modern telah berubah. Dan ini merupakan problem serius terhadap legitimasi ilmu pengetahuan itu sendiri.
Menimbang dan mengingat berbagai kenyataan yang terdapat dalam masyarakat kapitalisme lanjut atau sebuah budaya yang disebut budaya postmodern, maka perlu diangkat dalam tesis ini sebuah pemikiran kritis yang meninjau perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kontemporer, dalam hal ini pemikiran Jean Francois Lyotard. Pemikiran jean Francois Lyotard sangat penting dibahas karena mengungkapkan kondisi pengetahuan dewasa ini, atau yang disebut sebagai era postmodern.
Lyotard menganalisa bahwa dalam era postmodern ini ilmu pengetahuan telah mengalami pergeseran, dari cita-citanya yang ideal ke suatu bentuk pragmatisme. Lyotard menunjukkan bahwa telah terjadi delegitimasi ilmu pengetahuan ilmiah dan, implikasinya, ketidakpercayaan terhadap narasi besar modernisme. Narasi-narasi besar modern, menurut Lyotard, sudah mengalami keruntuhannya. Dan Lyotard menawarkan alternatif berupa paralogi, yakni pengakuan dan penghargaan terhadap pluralitas narasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>