Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michelle Nur Aura Islami
"Rumah Sakit adalah merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Berdasarkan Permenkes RI No. 72 Tahun 2016, Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Salah satu pelayanan farmasi klinik yang ada di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) adalah dispensing sediaan steril berupa pencampuran obat injeksi atau nutrisi parenteral dan obat sitostatik yang diadakan di Depo Farmasi Produksi. Sediaan steril seperti obat injeksi dan nutrisi parenteral total (TPN) merupakan terapi yang membutuhkan persiapan cukup kompleks sebelum diberikan kepada pasien karena berpotensi menimbulkan risiko kontaminasi mikroba yang dapat membahayakan pasien ataupun tenaga kesehatan apabila ditangani dengan tidak tepat. Oleh karena itu, diperlukan teknik aseptik dalam penangannya dengan penerapan aturan yang ketat serta pengetahuan yang baik untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Dalam pelaksanaan dispensing sediaan steril juga diperlukan sumber daya manusia yang terlatih serta pengetahuan yang baik, fasilitas ruangan, serta peralatan yang memadai. Selain itu, Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) juga dibutuhkan sebagai pedoman dispensing sediaan steril agar prosedur yang dilakukan tepat dan terhindar dari kesalahan. Dengan demikian, laporan tugas khusus ini bertujuan untuk merancang SPO untuk penangan sediaan steril di Depo Farmasi Produksi RSUI yang diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian di RSUI.

Hospital is a health service institution that organizes full individual health services that provide inpatient, outpatient, and emergency services. Based on Permenkes No. 72 of 2016, Pharmaceutical Service Standards in Hospitals include management standards for Pharmaceutical Preparations, Medical Devices and Consumable Medical Materials, and clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy services at the University of Indonesia Hospital (RSUI) is the dispensing of sterile preparations in the form of mixing injection drugs or parenteral nutrition and cytostatic drugs which is held at the Pharmacy Production Depo. Sterile preparations such as injection drugs and total parenteral nutrition (TPN) are therapies that require quite complex preparations before being given to patients because they have the potential to pose a risk of microbial contamination which can endanger patients or health workers if handled improperly. Therefore, aseptic technique is needed in handling it with the application of strict rules and good knowledge to prevent unwanted things. In carrying out the dispensing of sterile preparations, trained human resources and good knowledge, adequate room facilities and equipment are also needed. In addition, Standard Operating Procedures (SOP) are also needed as guidelines for dispensing sterile preparations so that the procedure is carried out correctly and avoids mistakes. Thus, this special task report aims to design SPOs for handling sterile preparations at the RSUI Pharmacy Production Depo which are expected to be used as guidelines for pharmaceutical personnel at RSUI"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mulzimatus Syarifah
"Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Salah satu kegiatan dalam standar pelayanan kefarmasian Puskesmas adalah pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Tujuan dari kegiatan tersebut ialah tercapainya kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan BMHP yang efisien, efektif, dan rasional. Dalam menilai efektivitas perencanaan, dapat dilakukan analisa terhadap perencanaan obat. Persentase perencanaan kebutuhan obat idealnya sebesar 100% dari kebutuhan. Dalam rangka menilai efektivitas perencanaan obat pada tahun 2023, dilakukan evaluasi ketepatan perencanaan obat pada tahun 2023 berdasarkan data pemakaian obat pada bulan Januari hingga September 2022 di Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan nilai ketepatan perencanaan yang tepat 100% sebanyak satu jenis obat, yaitu Nistatin 100.000 IU/mL.

A community health center (Puskesmas) is a health service facility that organizes first-level Public Health Efforts (UKM) and Individual Health Efforts (UKP. One of the activities in the pharmaceutical service standards of Puskesmas is the management of pharmaceutical preparations and Medical Consumables (BMHP). The purpose of this activity is to achieve the continuity of availability and affordability of efficient, effective, and rational pharmaceutical and BMHP preparations. In assessing the effectiveness of planning, analysis of drug planning can be carried out. The percentage of planning drug needs should ideally be 100% of the needs. In order to assess the effectiveness of drug planning in 2023, an evaluation of the accuracy of drug planning in 2023 was carried out based on drug usage data from January to September 2022 at the Puskesmas Kecamatan Cakung. The results showed the value of 100% precise planning accuracy as much as one type of drug, namely Nystatin 100,000 IU / mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakinah Qur`ani
"HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan berbagai negara di dunia. Menurut WHO (World Health Organization) pada akhir 2021 terdapat 38,4 juta orang yang terinfeksi HIV yang tersebar di seluruh dunia dan sekitar 650.000 orang meninggal karena terinfeksi HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengobatan antiretroviral dan kesesuaian pengobatan antiretroviral untuk pasien HIV di Puskesmas Kecamatan Cengkareng dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study dengan metode pengumpulan data secara retrospektif, menggunakan data pasien di bulan Mei – Oktober 2022. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi antiretroviral yang sering digunakan adalah FDC TLE (Tenofovir + Lamivudin + Efavirenz) sebanyak 266 pasien (54,46%) untuk regimen ARV lini pertama dan FDC TLD (Tenofovir + Lamivudin + Dolutegravir) sebanyak 88 pasien (21,20%) untuk regimen ARV lini kedua. Untuk kesesuaian kombinasi regimen ARV adalah 100% sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral dan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV.

HIV is a health problem that threatens Indonesia and various countries worldwide. According to the World Health Organization (WHO), by the end of 2021, there were 38.4 million people infected with HIV globally, and approximately 650,000 people died due to HIV infection. This study aims to determine the patterns of antiretroviral treatment and the appropriateness of antiretroviral treatment for HIV patients at the Puskesmas Kecamatan Cengkareng in accordance with the standards set by the Minister of Health Regulation No.87 of 2014 on Antiretroviral Treatment Guidelines and the Minister of Health Decree No. HK.01.07/Menkes/90/2019 on the National Guidelines for HIV Medical Management. The research employed a cross-sectional study design with retrospective data collection, using patient data from May to October 2022. Based on the research findings, the frequently used antiretroviral therapy was FDC TLE (Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz) for the first-line ARV regimen, with 266 patients (54.46%), and FDC TLD (Tenofovir + Lamivudine + Dolutegravir) for the second-line ARV regimen, with 88 patients (21.20%). The combination of ARV regimens showed 100% compliance with the standards set by the Minister of Health Regulation No.87 of 2014 on Antiretroviral Treatment Guidelines and the Minister of Health Decree No. HK.01.07/Menkes/90/2019 on the National Guidelines for HIV Medical Management."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fathin Ulayya
"Praktik Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) bertujuan agar mahasiswa memahami pelayanan kefarmasian dan peran apoteker di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit. Topik tugas khusus yang diangkat pada praktik kerja ini adalah perancangan standar prosedur operasional penanganan obat sitostatika di depo farmasi produksi yang bertujuan untuk menghasilkan suatu standar operasional prosedur penanganan sediaan sitostatika yang dapat digunakan sebagai pedoman oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di depo farmasi produksi RS UI dalam melakukan pelayanan permintaan obat sitostatika.

The purpose of the pharmacy professional internship at the University of Indonesia Hospital (RS UI) is to enable students to understand pharmaceutical services and the role of pharmacists in healthcare facilities, specifically in hospitals. The specific topic of this internship is the designing of standard operational procedures for handling cytostatic drugs in the pharmaceutical production department. This aims to create a standard operational procedure for the handling of cytostatic preparations that can be used as a guideline by pharmacists and pharmaceutical technical staff in the pharmaceutical production department of RS UI when providing cytostatic drug requests."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Nurhayati
"Pelayanan kefarmasian di instalasi rumah sakit dilakukan sesuai standar pelayanan kefarmasian yang telah ditetapkan sebagai pedoman apoteker dalam menjalankan profesinya. Salah satunya terkait pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dengan tujuan menganalisis kesesuaian tempat penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil observasi terhadap standar penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dan ditemukan hasil bahwa penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sistem penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang telah tepat diharapkan membantu pelayanan obat dapat dilaksanakan secara tepat guna dan hasil guna.

Pharmaceutical services in hospital installations are carried out in accordance with pharmaceutical service standards that have been set as guidelines for pharmacists in carrying out their profession. One of them is related to the management of pharmaceutical preparations and consumable medical materials with the aim of analyzing the suitability of storage places for pharmaceutical preparations and consumable medical materials. The analysis was carried out by comparing the observation results against the storage standards of medicine and consumable medical materials and found that the storage of medicine and consumable medical materials was in accordance with the standards that had been set. The right storage system for pharmaceutical preparations and consumable medical materials is expected to help medicine services be carried out appropriately and effectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulma Herdalina
"Kegiatan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Universitas Indonesia bertujuan untuk memahami tugas, wewenang dan tanggung jawab apoteker dalam pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan sediaan farmasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang bermutu dan terjangkau. Apoteker memiliki peran penting dalam pengelolaan paket tindakan termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan stok stok yang mencakup pengadaan, penyimpanan dan distribusi. Pengelolaan penyiapan paket tindakan Herniotomi Anak di Central Operating Theatre (COT) ditemukan adanya variasi kebutuhan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) sehingga ketersediaan sediaan farmasi maupun Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) belum optimal yang ditandai dengan adanya selisih penggunaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dengan paket tindakan yang telah disiapkan. Berdasarkan uraian di atas perlu diperlukan evaluasi kesesuaian antara paket tindakan yang telah disiapkan dengan penggunaannya secara aktual.

Internship at the University of Indonesia Hospital aims to understand the duties, authority, and responsibilities of pharmacists in clinical pharmacy services and management of pharmaceutical preparations in following applicable laws and regulations. Pharmaceutical services in hospitals are an inseparable part of a hospital health service system oriented towards patient service, providing quality and affordable pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials. Pharmacists have an important role in managing action packages including planning, controlling, and stock management which includes procurement, storage, and distribution. Management of the preparation of pediatric herniotomy action packages at the Central Operating Theater (COT) found that there were variations in the need for types and quantities of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials, so the availability of pharmaceutical preparations and consumable medical materials was not optimal, as indicated by there is a difference in the use of pharmaceutical preparations and consumable medical materials with the action packages that have been prepared. Based on the description above, it is necessary to evaluate the suitability between the action packages that have been prepared and their actual use.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Sabrina
"Pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi manajerial berupa pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai (BMHP), serta pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk menjamin keselamatan pasien dan kualitas hidup mereka. Apoteker di Central Operating Theatre (COT) berperan dalam perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pengendalian mutu, penyimpanan, dan pemberian obat serta produk farmasi lainnya untuk prosedur bedah. Dalam pelaksanaan tindakan operasi di COT Rumah Sakit UI, terdapat variasi dalam kebutuhan obat dan BMHP. Variasi kebutuhan obat dan BMHP dalam tindakan operasi seperti retrograde intrarenal surgery (RIRS) menimbulkan tantangan dalam pengelolaan, sehingga standar paket tindakan dibuat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Metode observasional retrospektif digunakan, data yang dievaluasi berasal dari stock card detail tindakan RIRS selama periode penelitian. Stock card detail dievaluasi kesesuaian penggunaan aktual obat dan BMHP tindakan RIRS dengan paket tindakan RIRS. Evaluasi dilakukan untuk setiap pasien, bulan, dan item. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket RIRS terstandarisasi tidak selalu digunakan secara penuh. Selain itu, penggunaan obat dan perlengkapan tidak secara konsisten memenuhi standar paket dari bulan Agustus hingga Oktober 2023. Analisis item per item menunjukkan hanya 18% yang sesuai, dengan 11% melebihi dan 58% berada di bawah jumlah standar. Oleh karena itu, disarankan untuk menyesuaikan isi paket agar sesuai dengan penggunaan aktual dan melakukan pemantauan rutin terhadap kebutuhan obat dan perlengkapan untuk tindakan RIRS.

Pharmaceutical services in hospitals encompass both managerial and clinical aspects. Managerial services involve the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and disposable medical supplies, while clinical pharmacy services aim to ensure patient safety and quality of life. Hospitals rely on comprehensive pharmaceutical services, encompassing both management and clinical aspects.  This ensures patient safety and quality of life.  Managers oversee pharmaceutical supplies (medications, medical devices, and disposable supplies) while clinical pharmacists directly contribute to patient care.  In the Central Operating Theatre (COT) at UI Hospital, pharmacists play a vital role by managing medications and supplies for various surgical procedures.  However, the varying needs of each surgery pose a challenge.  To address this, standardized procedure packages were developed to improve efficiency. A study using a retrospective approach examined stock card details for Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) procedures.  This analysis compared actual medication and supply usage with the standardized RIRS package.  Evaluations were conducted for each patient, month, and item.  The results revealed that the standardized RIRS package was not always fully utilized.  Furthermore, medication and supply usage did not consistently meet the package standards from August to October 2023.  Item-by-item analysis showed only 18% perfect adherence, with 11% exceeding and 58% falling below the standard quantities. Therefore, adjusting the package contents to reflect actual usage and routinely monitoring RIRS needs are recommended.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Metanoia Simarmata
"Pelayanan kesehatan di Puskesmas tidak lepas dari peran petugas kefarmasian yaitu apoteker dalam penyelenggaraan obat. Penyelenggaraan obat dilakukan dari proses perencanaan obat sampai obat diterima oleh pasien. Pelayanan kefarmasian bertugas dalam pengelolaan obat serta Bahan Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinik. Pelayanan kefarmasian dalam pengelolaan obat serta BMHP meliputi permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,pengendalian, pencatatan, pelaporan, pengarsipan dan pemantauan dan evaluasi pengelolaan. Pelayanan kefarmasian klinik meliputi pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap), pemantauan dan pelaporan efek samping obat, pemantauan terapi obat dan evaluasi penggunaan obat.Peran apoteker dibutuhkan keterampilan serta sikap yang dapat mendukung proses pekerjaannya. Menurut WHO (World Health Organization) keterampilan dan sikap seorang apoteker dapat ditujukan untuk fungsi yang berbeda tiap penncarian solusi. Praktek apoteker meliputi care giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, research, dan enterpreuner. Peran apoteker yang memiliki sikap nine stars dapat memberikan pelayanan yang layak, efektif dan seaman mungkin bagi pasien. Kontribusi seorang apoteker sangat berdampak pada kualitas kesehatan pasien.

Health services at the District health center be separated from the role of pharmacy officers, namely pharmacists in administering drugs. Drug administration is carried out from the drug planning process until the drug is received by the patient. Pharmaceutical services are responsible for managing drugs and Consumable Medical Equipment Management and clinical pharmacy services. Pharmaceutical services in managing drugs and Consumable Medical Equipment Management include requesting, receiving, storing, distributing, controlling, recording, reporting, archiving and monitoring and evaluating management. Clinical pharmacy services include reviewing prescriptions, dispensing drugs, and providing drug information, Drug Information Services, counseling, rounds/patient visits (especially inpatient Health Centers), monitoring and reporting of drug side effects, monitoring of drug therapy and evaluation of drug use. The pharmacist's role requires skills and attitudes that can support the work process. According to World Health Organization the skills and attitudes of a pharmacist can be directed to different functions for each search solution. Pharmacist practice includes care giver, decision maker, communicator, manager, leader, life-long learner, teacher, research, and entrepreneur. The role of pharmacists who have a nine-star attitude can provide services that are appropriate, effective and as safe as possible for patients. The contribution of a pharmacist greatly affects the quality of patient health."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agustina Rosita
"Tantangan kesehatan masyarakat di Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi keempat terbesar di dunia, masih substansial. Program desentralisasi dan disparitas tinggi memperburuk kondisi ini. Konsep pembangunan berwawasan kesehatan (Health in All Policies/HiAP) sangat penting untuk menggerakkan upaya lintas sektor secara efektif. Penguatan sistem pelayanan primer, termasuk program promotif, preventif, dan pengurangan risiko penyakit, memerlukan reformasi dalam sistem kesehatan. Peran tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas), yang memiliki delapan kompetensi dasar, sangat penting dalam membangun strategi kesehatan masyarakat dan menjalankan intervensi berdasarkan determinan masalah kesehatan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana analisis untuk kebijakan penempatan ASN Tenaga Kesehatan Masyarakat di desa, baik melalui konten, konteks, proses, dan aktor kebijakannya. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sistem kebijakan, metode pengumpulan data melalui telaah kebijakan, wawancara mendalam semi terstruktur, dan FGD, kemudian dilakukan analisis isi (content analysis). Konten Kebijakan meliputi latar belakang, ukuran dan tujuan, serta definisi dalam kebijakan. Konteks kebijakan mempertimbangkan kondisi sosial budaya, dan politik. Proses kebijakan melibatkan sumber daya, komunikasi, karakteristik organisasi, dan disposisi. Aktor kebijakan meliputi Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa PDTT, dan organisasi non-pemerintah. Dengan mempertimbangkan keempat aspek kebijakan, penempatan ASN Tenaga Kesmas di desa diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat desa secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Public health challenges in Indonesia, which is the country with the fourth largest population in the world, remain substantial. Decentralization programs and high disparities exacerbate this condition. The concept of health-oriented development (Health in All Policies/HiAP) is very important to drive cross-sector efforts effectively. Strengthening the primary care system, including promotive, preventive and disease risk reduction programs, requires reform in the health system. The role of public health workers, who have eight basic competencies, is very important in developing public health strategies and implementing interventions based on determinants of health problems. The aim of this research is to find out how the policy for placing ASN Community Health Workers in villages is analyzed, both through content, context, process and policy actors. Using a qualitative descriptive research method with a policy system approach, data collection methods through policy reviews, in-depth semi-structured interviews, and FGDs, then content analysis was carried out. Policy content includes background, measures and objectives, as well as definitions in the policy. The policy context considers socio-cultural and political conditions. The policy process involves resources, communications, organizational characteristics, and dispositions. Policy actors include the Ministry of Health, Ministry of PDTT Villages, and non-governmental organizations. By considering the four policy aspects, Deploying State Civil Servants as Public Health Workers in villages is expected to be able to improve the health status of village communities in a comprehensive and sustainable manner."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : Pharmaceutical press, 2011
615.1 PHA (1);615.1 PHA (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>