Ditemukan 31226 dokumen yang sesuai dengan query
Azzahra Nisya Zulkarnain
"Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu upaya agar mahasiswa apoteker mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal, dan etik di apotek, yakni melalui kegiatan PKPA (Praktik Kerja Program Apoteker). Pelaksanaan praktik kerja profesi ini berlangsung selama satu bulan dengan tugas khusus, yakni Poster Edukasi untuk Swamedikasi Batuk. Tujuan dari pembuatan poster adalah sebagai media edukasi bagi masyarakat untuk swamedikasi penyakit batuk. Metode yang digunakan dalam pembuatan poster edukasi untuk swamedikasi batuk, yakni melakukan studi literatur mengenai pembuatan poster, swamedikasi batuk beserta pilihan obat yang dapat digunakan, dan terapi non farmakologi untuk meredakan gejala batuk, kemudian selanjutnya informasi yang telah diperoleh dituangkan menjadi sebuah poster. Pembuatan poster edukasi dapat berguna sebagai sarana edukasi masyarakat untuk swamedikasi penyakit batuk sehingga masyarakat dapat menggunakan obat secara aman dan rasional serta dapat mencegah terjadinya kesalahan medikasi.
Clinical pharmacy services at the drug store are part of the pharmaceutical services which are direct and responsible to patients related to improve the quality of patients life. One of the efforts to be able to practice pharmacy in a professional, legal and ethical manner at drugs store is through internship. The internship duration is for one month with a special assignment, namely Educational Poster for Cough Self-Medication. The purpose of making poster is as an educational media for the community to self-medicate cough. The method used in making educational poster for cough self-medication by conducting a literature study about cough self-medication along with the choice of medicines that can be used for cough, and non-pharmacological therapy to relieve cough symptom. Making educational poster can be useful as a means of educating people for cough self-medication so that people can use medicines safely and rationally as well as can prevent medication errors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kanita Klara
"Kebutuhan untuk mempertahankan rantai dingin sangat penting dalam distribusi produk kesehatan dan farmasi untuk memastikan bahwa mereka tetap aman dan efektif di seluruh rantai pasokan. Hal ini terutama berlaku untuk produk yang sensitif terhadap suhu, seperti vaksin, obat-obatan, dan sampel darah untuk mencegah kerusakan atau hilangnya khasiat. Salah satu tantangan utama distribusi rantai dingin adalah kerumitan dan biaya pemeliharaan rantai dingin sehingga memerlukan strategi untuk pemeliharaan produk rantai dingin. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memahami dan membandingkan penerapan manajemen operasional di PT Anugerah Pharmindo Lestari National Distributing Center (APL NDC) dengan Cara Distribusi Obat yang Baik, terkhusus mengenai rantai dingin. Teknik pengambilan data yaitu dengan melakukan studi literatur serta informasi dari narasumber. Strategi yang diterapkan oleh PT APL NDC mencakup penggunaan kendaraan berpendingin, sistem pemantauan suhu, serta pelatihan bagi karyawan tentang penanganan yang aman dan penyimpanan produk yang sensitif terhadap suhu. Setiap personil juga diberikan pelatihan tindakan penanganan terhadap kedaruratan. Pemantauan suhuu pada area penyimpanan dipantau secara online dan offline. Saat pengambilan barang, APL NDC mempunyai air curtain atau plastik yang digunakan sebagai perlindungan terhadap perubahan suhu saat dilaksanakan loading-unloading. Selain itu, juga terdapat balon yang mengembang untuk menutupi sisi-sisi reefer truck yang didesain khusus untuk mempertahankan suhu. APL memiliki sebuah kontainer khas dengan hak paten dari Zuellig Pharma yang bernama Ez-Cooler. Kontainer ini telah tervalidasi dapat mempertahankan suhu 2-8°C dengan background suhu ambient selama 72 jam. Penerapan manajemen operasional untuk produk rantai dingin di PT APL NDC sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik dan memiliki inovasi dalam pemastian mutu produk yang diterima serta produk yang dikirimkan.
The need to maintain a cold chain is critical in the distribution of healthcare and pharmaceutical products to ensure that they remain safe and effective throughout the supply chain. This is especially true for products that are sensitive to temperature, such as vaccines, drugs and blood samples to prevent spoilage or loss of efficacy. One of the main challenges of cold chain distribution is the complexity and cost of cold chain maintenance, so it requires a strategy for cold chain product maintenance. This report was created with the aim of understanding and comparing the implementation of operational management at PT Anugerah Pharmindo Lestari National Distributing Center (APL NDC) with Good Drug Distribution Methods, especially regarding the cold chain. The data collection technique is by conducting literature studies and information from informants. The strategy implemented by PT APL NDC includes the use of refrigerated vehicles, a temperature monitoring system, as well as training for employees on the safe handling and storage of temperature sensitive products. Each personnel is also given training in handling emergencies. Temperature monitoring in storage areas is monitored online and offline. When picking up goods, APL NDC has a water curtain or plastic that is used as protection against temperature changes when loading-unloading is carried out. In addition, there is also a balloon that expands to cover the sides of the reefer truck which is specially designed to maintain temperature. APL has a unique container with a patent from Zuellig Pharma called the Ez-Cooler. This container has been validated to maintain a temperature of 2-8°C with ambient temperature background for 72 hours. The implementation of operational management for cold chain products at PT APL NDC is in accordance with Good Drug Distribution Methods and has innovation in ensuring the quality of products received and products sent."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Syifa Ananda
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian dimana tempat melakukan praktik kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker. Upada dalam meningkatkan kesadaran pasien dilakukan dengan pemberian edukasi serta promosi kesehatan yang dibantu dengan media kesehatan sebagai alat bantu edukasi. Media edukasi kesehatan yang dapat digunakan seperti poster dan leaflet kesehatan yang dapat membantu pasien dalam memperoleh informasi mengenai suatu edukasi kesehatan. Metode yang dilakukan untuk pembuatan poster melalui studi literatur mengenai pembuatan poster hipertensi yang memuat gejala, faktor risiko, cara pencegahan, dan komplikasi penyakit hipertensi. Kemudian data yang telah diperoleh dapat digunakan untuk menyusun poster sebagai media edukasi dan promosi. Poster edukasi dapat menjadi salah satu sarana edukasi masyarakat untuk dapat mengendalikan penyakit hipertensi agar tidak terjadi penyakit komplikasi yang lebih serius.
Pharmacy is a pharmaceutical service facility where the pharmacy practice is carried out by the Pharmacy. Efforts to increase patient awareness are carried out by providing education and health promotion assisted by health media as an educational tool. Health education media that can be used such as health posters and leaflets that can assist patients in obtaining information about a health education. The method used for making posters is through literature studies regarding making hypertension posters which contain symptoms, risk factors, ways to prevent, and complications of hypertension. Then the data that has been obtained can be used to compile posters as educational and promotional media. Educational posters can be a means of educating the public to be able to control hypertension so that more serious complications do not occur."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Alifatha Amartya Naufal
"Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, beberapa tugas apoteker dalam pelayanan farmasi klinik yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat adalah pelaksanaan pelayanan informasi obat dan konseling. Pemberian konseling juga penting terutama pada pasien dengan penyakit kronis agar pasien memahami terkait pengobatan yang dilakukan, memiliki pengetahuan mengenai penyakitnya, dan mengetahui resiko jika tidak meminum obat secara tepat. Pengamatan kepatuhan dilakukan di Puskesmas Matraman di bagian Instalasi Farmasi dari pukul 07.30 – 16.00 dengan menggunakan kuisioner MMAS-8 dan wawancara terhadap pasien yang diresepkan obat Diabetes Mellitus dengan teknik accidental sampling. Kepatuhan pasien diabetes mellitus di Puskesmas Matraman dalam menggunakan obat adalah sebanyak 18 responden memiliki kepatuhan yang rendah, 13 responden dengan kepatuhan sedang, dan 2 responden dengan kepatuhan yang tinggi. Karakteristik yang memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan adalah umur dan lama pengobatan. Hal ini disebabkan karena semakin lama responden telah melakukan pengobatan, semakin menunjukkan pemahamannya dalam tujuan dari pengobatan yang dilakukan serta umur responden mempengaruhi proses degenerasi dari organ tubuh manusia, salah satunya penurunan memori yang menyebabkan meningkatnya resiko kelupaan pasien dalam meminum obat. Peran apoteker dalam meningkatkan dan mempertahankan kepatuhan pasien dalam minum obat diabetes melitus adalah dengan melakukan pelayanan informasi obat secara tepat dan konseling dengan baik agar tersampaikannya informasi dengan baik mengenai pengobatan yang sedang dilaksanakan pasien.
According to Minister of Health Regulation No. 74 of 2016 concerning Standards for Pharmaceutical Services at Community Health Centers, some of the duties of pharmacists in clinical pharmacy services that can increase patient compliance in taking medication are the implementation of drug information and counseling services. Counseling is also important, especially for patients with chronic diseases so that patients understand the treatment being carried out, have knowledge about their disease, and know the risks if they do not take the medicine properly. Observation of compliance was carried out at the Matraman Health Center in the Pharmacy Installation section from 07.30 – 16.00 using the MMAS-8 questionnaire and interviewing patients prescribed Diabetes Mellitus drugs using accidental sampling techniques. Compliance with diabetes mellitus patients at the Matraman Health Center using the drug was 18 respondents who had low adherence, 13 respondents who had moderate adherence, and 2 respondents who had high adherence. Characteristics that have a significant relationship with adherence are age and duration of treatment. This is because the longer the respondent has been taking treatment, the more he shows his understanding of the purpose of the treatment being carried out, and the age of the respondent affects the degeneration process of the human body's organs, one of which is memory loss which causes an increased risk of patient forgetfulness in taking medication. The role of pharmacists in improving and maintaining patient adherence to taking diabetes mellitus medication is to provide appropriate drug information services and good counseling so that good information is conveyed regarding the treatment being carried out by the patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annissatul Fitria
"Berdasarkan Pedoman tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, pengkajian resep merupakan salah satu aspek dari kegiatan farmasi klinis. Risiko terjadinya kesalahan atau medication error yang paling besar adalah prescribing error dengan persentase sebesar 99,12% yang dapat terjadi baik pada aspek administratif resep, aspek farmasetik, dan aspek klinis seperti polifarmasi atau interaksi obat. Adanya polifarmasi pada resep akan meningkatkan risiko terjadinya interaksi obat. Laporan ini disusun untuk menganalisa adanya masalah terkait obat pada resep polifarmasi baik dari aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Pengkajian resep dilakukan terhadap 2 resep dengan polifarmasi mayor dan minor yang masuk ke Apotek Roxy Depok pada periode November 2022. Terdapat beberapa hal yang harus dilengkapi kembali terkait data berat badan pasien, nomor telepon dokter, dan paraf dokter untuk aspek administratif. Pada aspek farmasetik resep 1 perlu ditanyakan kembali kepada dokter yang meresepkan terkait bentuk sediaan ramipril dan kekuatan sediaan gliquidon. Pada aspek klinis resep 1 perlu ditambahkan terkait aturan penggunaan allopurinol, serta melakukan konfirmasi kembali kepada dokter yang meresepkan bahwa terdapat interaksi mayor yang perlu diwaspadai pada resep 2.
Based on the Guidelines on Standard for Pharmaceutical Services in Pharmacies, prescription screening is an aspect of clinical pharmacy activities. The greatest risk of medication error is prescribing error with a percentage of 99.12% which can occur both in the administrative aspects of the prescription, pharmaceutical aspects, and clinical aspects such as polypharmacy or drug interactions. The presence of polypharmacy in the prescription will increase the risk of drug interactions. This report was prepared to analyze drug-related problems in polypharmacy prescriptions in administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. The prescription review was conducted on 2 prescriptions with major and minor polypharmacy that entered Apotek Roxy Depok in the November 2022 period. There are several things that must be completed again regarding patient’s weight data, doctor's telephone number, and doctor's initials for administrative aspects. In the pharmaceutical aspect, prescription 1 needs to be asked again to the prescribing doctor regarding the dosage form of ramipril and the strength of the gliquidon preparation. In the clinical aspect, prescription 1 needs to be added regarding the rules for using allopurinol, as well as confirming again to the prescribing doctor that there are major interactions that need to be watched out for in prescription 2."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nabila Syahda Nariswari
"Rumah Sakit Universitas Indonesia merupakan salah satu unit pelayanan medis sehingga harus memiliki penunjang medis antara lain laboratorium, radiologi, pelayanan farmasi, unit rehabilitasi medik dan fisioterapi. Rumah sakit memiliki biaya yang besar pada pengadaan sediaan farmasi sebesar 40-50% dari jumlah operasional pelayanan. Dalam jumlah tersebut harus dilakukan pengelolaan, terutama dalam hal perencanaan, pengadaan, dan peresepan. Perlunya dilakukan perencanaan dan pengadaan obat di RSUI dengan sebaik baiknya sehingga peresepan obat dapat terpenuhi. Tujuan dari penulisan adalah untuk mengetahui aktualisasi pengadaan dan pemesanan obat, rasionalitas pengadaan dan peresepan obat, rasionalitas perencanaan dan peresepan obat di RSUI pada tahun 2022. Pengambilan data digunakan dengan metode retrospektif dengan mengobservasi dan mengolah data PR Monitoring Transaction yaitu list obat yang dinaikkan PR (Purchase Request) selama bulan Januari s.d. Desember 2022 (perencanaan), Product Receipt Lines = list obat yang berhasil diadakan selama bulan Januari s.d. Desember 2022 (pengadaan). Stock Card Detail = kartu stok transaksi keluar dan masuk obat selama bulan Januari s.d. Desember 2022 (peresepan). Kemudian dilakukan observasi dan olah data menggunakan VLOOKUP dan pivot table sehingga dapat dilakukan analisa. Hasil analisa didapatkan hasil aktualisasi pengadaan terhadap perencanaan sudah sangat baik dengan memperhitungkan sisa stok, jenis perputaran obat dan seluruh obat yang dilakukan perencanaan juga dilakukan pengadaan. Perlunya dilakukan kontol terhdap beberapa kategori untuk menghindari adanya penumpukan stok dan mengurangi anggaran yang dialokasikan agat tidak menjadi asset mati.
Universitas Indonesia Hospital is one of the medical service units so that it must have medical support including laboratories, radiology, pharmaceutical services, medical rehabilitation units and physiotherapy. Hospitals have large costs in the procurement of pharmaceutical preparations amounting to 40-50% of the total service operations. In this amount, management must be carried out, especially in terms of planning, procurement, and prescribing. It is necessary to do the planning and procurement of drugs in RSUI as well as possible so that drug prescriptions can be fulfilled. The purpose of writing is to determine the actualization of drug procurement and ordering, the rationality of drug procurement and prescription, the rationality of drug planning and prescription in RSUI in 2022. Data collection is used with a retrospective method by observing and processing PR Monitoring Transaction data, namely a list of drugs that were raised by PR (Purchase Request) during January to December 2022 (planning), Product Receipt Lines = a list of drugs that were successfully held during January to December 2022 (procurement). Stock Card Detail = stock card of outgoing and incoming drug transactions during January to December 2022 (prescribing). Then observation and data processing using VLOOKUP and pivot table so that it can be analysed. The results of the analysis obtained the actual results of procurement against planning are very good by considering the remaining stock, the type of drug turnover and all drugs that are prescribed. It is necessary to control several categories to avoid stock accumulation and reduce the allocated budget so that it does not become a dead stock."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Salma Hanunah Ulfa
"Pelayanan kefarmasian menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam rangka memenuhi hak asasi akan kesehatan. Pelayanan farmasi klinik di apotek bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang meliputi rangkaian pelayanan dari pengkajian dan pelayanan resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO),
home pharmacy care, pemantauan terapi obat (PTO), dan monitoring efek samping obat (MESO). Observasi ini bertujuan untuk menilai kesesuaian sistem pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek, serta memperoleh data kesesuaian dan kelengkapan resep yang diterima Apotek Kimia Farma 050 Merdeka. Data dikumpulkan secara deskriptif. Analisa resep dilakukan berdasarkan aspek administratif, farmasetik dan klinis, kemudian ditentukan apakah pemberian resep tersebut sudah sesuai persyaratan aspek atau belum. Hasil observasi menunjukkan bahwa sistem pelayanan kefarmasian yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka meliputi pengkajian resep secara administratif, farmasetik, klinis dan Pelayanan Informasi Obat (PIO), serta resep-resep yang diterima pada periode April di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka telah sesuai, ditinjau dari aspek administratif, farmasetik dan klinis.
Pharmaceutical services are a very important aspect in order to fulfill the human right to health. Clinical pharmacy services in pharmacies aim to improve the quality of life of patients which includes a range of services from assessment and prescription services, dispensing, drug information services (PIO), home pharmacy care, monitoring drug therapy (PTO), and adverse drug reaction monitoring (MESO). This observation aims to assess the suitability of the pharmaceutical service system at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka with pharmaceutical service standards at the Pharmacy, as well as to obtain data on the suitability and completeness of prescriptions received at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka. Data was collected descriptively. Prescription analysis is carried out based on administrative, pharmaceutical and clinical aspects, then it is determined whether the prescription meets the aspect requirements or not. The observation results show that the pharmaceutical service system implemented at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka includes reviewing administrative, pharmaceutical, clinical prescriptions and Drug Information Services (PIO), as well as prescriptions received in the April period at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka are appropriate, from administrative, pharmaceutical and clinical aspects."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Misbahul Fitri Hanifah
"Pemusnahan obat merupakan bagian dari standar pelayanan kefarmasian yang harus diterapkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak dapat digunakan lagi baik karena kedaluwarsa maupun rusak harus dilakukan dengan tata cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemusnahan obat yang tidak layak pakai penting untuk dilakukan dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku guna menjaga keamanan lingkungan. Pengelolaan limbah sediaan farmasi yang tidak benar dapat membahayakan lingkungan, yakni dapat menyebabkan kontaminasi pada air dan tanah. Untuk itu, pada laporan ini akan dibahas mengenai pemusnahan obat sediaan solid dan antibiotik yang terdapat di Apotek Kimia Farma sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan Pedoman Pengelolaan Obat Rusak dan Kedaluwarsa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rumah Tangga (2020).
Drug destruction is part of pharmaceutical service standards that must be implemented in all health service facilities. Destruction of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials that cannot be used because they are expired or damaged must be carried out in a right way that follows the provisions of applicable laws and regulations. It is important to destroy drugs that are not suitable for use properly by applicable regulations to maintain environmental safety. Improper management of pharmaceutical waste can harm the environment, like it can cause contamination of water and soil. For this reason, this report will discuss the destruction of solid preparation drugs and antibiotics found in Kimia Farma Pharmacy in accordance with the provisions of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies and guidelines for Managing Damaged and Expired Medicines in Health and Home Care Facilities (2020)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ghea Shafa Aldora
"Kurangnya pengetahuan masyarakat untuk menyimpan obat di rumah dengan tepat dapat memengaruhi kualitas obat dan meningkatkan risiko pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan panduan penyimpanan obat yang tepat di rumah melalui media poster yang informatif dan edukatif. Studi literatur mengenai penggolongan obat berdasarkan sedaiannya, beyond use date (BUD), cara penyimpanan obat, serta cara pembuatan poster dilakukan. Selanjutnya, informasi yang telah diperoleh dituangkan menjadi sebuah poster. Poster ini menjelaskan mengenai cara penyimpanan obat di rumah secara umum dan secara khusus berdasarkan bentuk sediaannya. Selain itu, terdapat informasi mengenai BUD atau batas waktu penggunaan suatu sediaan setelah peracikan atau setelah dibuka. Poster edukasi yang memiliki tampilan menarik dan mengandung isi pesan yang bermakna dapat menjadi salah satu sarana edukasi masyarakat yang efektif mengenai cara penyimpanan obat di rumah sehingga dapat meminimalisir terjadinya masalah kesehatan dan juga memastikan kualitas dan efektivitas obat.
The lack of public knowledge about properly storing medicines at home can affect medicines quality and increase health risks. Therefore, this report aims to guide proper drug storage at home through the media of informative and educative posters. A literature study was carried out regarding the classification of drugs based on their preparations, beyond use date (BUD), and how to make posters. Henceforth, the information that has been obtained is poured into a poster. This poster explains how to store medicines at home in general and specifically based on the dosage form. Moreover, there is information regarding the BUD or the time limit for using a preparation after compounding or after it is opened. Educational posters that have an attractive appearance and contain meaningful messages can be an effective means of educating the public about how to store medicines at home to minimize the occurrence of health problems and also ensure the quality and effectiveness of medicines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sari Sukmawati Kapota
"Pelayanan kefarmasian di puskesmas merupakan pelayanan yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien, untuk memenuhi kebutuhan pasien harus ditetapkan jenis obat yang harus tersedia pada peresepan dan pemesanan, sehingga perlu disusun suatu formularium. Saat ini, beberapa obat memiliki ketersediaan yang tidak sesuai dengan peresepan obat yang ada pada formularium nasional maupun puskesmas dikarenakan adanya ketidaksesuaian kebutuhan obat di puskesmas dengan daftar obat yang ada pada formularium puskesmas contohnya pada kelas terapi diuretik dan hormon yang memiliki penggunaan yang besar di puskesmas dan beberapa obat mengalami penurunan penggunaan sehingga perlu penambahan atau penghilangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pembaharuan formularium puskesmas tahun 2021 pada kelas terapi diuretik dan hormon. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam tugas khusus ini yaitu deskriptif retrospektif. Data formularium menggunakan formularium tahun 2020 dan daftar perubahan obat Puskesmas. Dari data penelitian dihasilkan ada 6 item obat dari 2 kelas terapi tersebut yang perlu dikurangkan dan ditambahkan pada formularium puskesmas terbaru.
Pharmaceutical services at the District Public Health Center are direct services and responsible to the patient, to meet the needs of the patient must determined the type of drug that must be available on prescribing and ordering, so it is necessary to prepare a formulary. At present, some drugs have availability that is not in accordance with existing drug prescriptions in the national formulary and puskesmas due to a mismatch between drug needs in puskesmas and the list of drugs in the puskesmas formulary, for example in diuretic and hormone class therapy which has a large use in health centers and some drugs have decreased in use so that it needs to be added or removed. The purpose of this research is to obtain an update on the Palmerah District Public Health Center Formularium Medicines formulary 2022 in diuretic and hormone class therapy. The implementation method used in this special task is descriptive retrospective. Formulary data uses the 2020 formulary and lists change in health center medication. From the research data, there were 6 drug items from the 2 therapy classes that needed to be subtracted and added to the latest puskesmas formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library