Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Familia Maya Sari
"Pelayanan kefarmasian pada awalnya hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) kemudian berkembang menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan kepada pasien (patient oriented) yang bertujuan kepada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Era digital seperti sekarang ini, menjadikan media sosial sebagai trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, yang penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi video, blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.Promosi melalui media sosial memiliki pengaruh yang positif dan juga signifikan pada keputusan pembelian konsumen. PT. Kimia Farma merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan media sebagai metode untuk meningkatkan eksistensi sekaligus membantu memudahkan pelanggan dalam pelaksanaan kegiatan yang biasanya dilakukan di apotek. Metode yang digunakan ialah dengan membuat aplikasi Kimia Farma Mobile. Aplikasi ini tergolong baru keberadaan nya, maka dari itu saya tertarik untuk mengetahui respon pelanggan terutama yang ada di Apotek Kimia Farma KS Tubun terhadap eksistensi aplikasi Kimia Farma Mobile.

Pharmaceutical services initially only focused on drug management (drug oriented) then developed into comprehensive services including drug services and patient services (patient oriented) which aimed at pharmaceutical services (pharmaceutical care). In today's digital era, social media has become a trend in marketing communications. Social media is an online media, where users can easily participate, share and create content including videos, blogs, social networks, wikis, forums and virtual worlds. Promotion through social media has a positive and significant influence on consumer purchasing decisions. PT. Kimia Farma is one of the companies that uses media as a method to increase its existence as well as help make it easier for customers to carry out activities that are usually carried out in pharmacies. The method used is to create a Kimia Farma Mobile application. This application is relatively new in existence, therefore I am interested in knowing the response of customers, especially those at Kimia Farma KS Tubun Pharmacy, to the existence of the Kimia Farma Mobile application.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan
"Seorang apoteker memegang peranan penting di industri farmasi, apotek, dan pemerintahan. Apoteker harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi. Standar kompetensi apoteker Indonesia terdiri dari sepuluh (10) standar kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan oleh apoteker saat lulus dan masuk ke tempat praktik kerja profesi. Sebagai bekal dan pengalaman calon apoteker untuk dapat memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PT. Mahakam Beta Farma, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, dan Apotek Kimia Farma No. 282 selama periode bulan Januari-April 2019. Selama PKPA, diharapkan calon apoteker dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman untuk melakukan penkerjaan kefarmasian di tempat praktik kerja profesi.


A pharmacist plays an important role in the pharmaceutical industry, pharmacies, and government. Pharmacists must meet competency standards as a requirement for changing the world of work and agreeing to professional practice. Indonesian pharmacist competency standards consist of ten (10) competency standards according to the capabilities expected by pharmacists when graduating and entering professional work practices. As a preparation and experience of prospective pharmacists to be able to win the role of pharmacists and improve competence, the internship was implemented at PT. Mahakam Beta Farma, South Jakarta Health Department, and Kimia Farma Pharmacy period January-April 2019. During internship, it is expected that prospective pharmacists can broaden their horizons, understand, and develop to find work in the workplace in the workplace."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Misbahul Fitri Hanifah
"Pemusnahan obat merupakan bagian dari standar pelayanan kefarmasian yang harus diterapkan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak dapat digunakan lagi baik karena kedaluwarsa maupun rusak harus dilakukan dengan tata cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemusnahan obat yang tidak layak pakai penting untuk dilakukan dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku guna menjaga keamanan lingkungan. Pengelolaan limbah sediaan farmasi yang tidak benar dapat membahayakan lingkungan, yakni dapat menyebabkan kontaminasi pada air dan tanah. Untuk itu, pada laporan ini akan dibahas mengenai pemusnahan obat sediaan solid dan antibiotik yang terdapat di Apotek Kimia Farma sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan Pedoman Pengelolaan Obat Rusak dan Kedaluwarsa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Rumah Tangga (2020).

Drug destruction is part of pharmaceutical service standards that must be implemented in all health service facilities. Destruction of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials that cannot be used because they are expired or damaged must be carried out in a right way that follows the provisions of applicable laws and regulations. It is important to destroy drugs that are not suitable for use properly by applicable regulations to maintain environmental safety. Improper management of pharmaceutical waste can harm the environment, like it can cause contamination of water and soil. For this reason, this report will discuss the destruction of solid preparation drugs and antibiotics found in Kimia Farma Pharmacy in accordance with the provisions of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies and guidelines for Managing Damaged and Expired Medicines in Health and Home Care Facilities (2020)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Hanunah Ulfa
"Pelayanan kefarmasian menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam rangka memenuhi hak asasi akan kesehatan. Pelayanan farmasi klinik di apotek bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang meliputi rangkaian pelayanan dari pengkajian dan pelayanan resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), home pharmacy care, pemantauan terapi obat (PTO), dan monitoring efek samping obat (MESO). Observasi ini bertujuan untuk menilai kesesuaian sistem pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek, serta memperoleh data kesesuaian dan kelengkapan resep yang diterima Apotek Kimia Farma 050 Merdeka. Data dikumpulkan secara deskriptif. Analisa resep dilakukan berdasarkan aspek administratif, farmasetik dan klinis, kemudian ditentukan apakah pemberian resep tersebut sudah sesuai persyaratan aspek atau belum. Hasil observasi menunjukkan bahwa sistem pelayanan kefarmasian yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka meliputi pengkajian resep secara administratif, farmasetik, klinis dan Pelayanan Informasi Obat (PIO), serta resep-resep yang diterima pada periode April di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka telah sesuai, ditinjau dari aspek administratif, farmasetik dan klinis.

Pharmaceutical services are a very important aspect in order to fulfill the human right to health. Clinical pharmacy services in pharmacies aim to improve the quality of life of patients which includes a range of services from assessment and prescription services, dispensing, drug information services (PIO), home pharmacy care, monitoring drug therapy (PTO), and adverse drug reaction monitoring (MESO). This observation aims to assess the suitability of the pharmaceutical service system at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka with pharmaceutical service standards at the Pharmacy, as well as to obtain data on the suitability and completeness of prescriptions received at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka. Data was collected descriptively. Prescription analysis is carried out based on administrative, pharmaceutical and clinical aspects, then it is determined whether the prescription meets the aspect requirements or not. The observation results show that the pharmaceutical service system implemented at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka includes reviewing administrative, pharmaceutical, clinical prescriptions and Drug Information Services (PIO), as well as prescriptions received in the April period at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka are appropriate, from administrative, pharmaceutical and clinical aspects."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik pelayanan kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di apotek sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas, manfaat dan keamanannya. Selain itu pelayanan farmasi klinik di apotek merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang langsung dan bertanggung jawab kepada pasien terkait dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan kualitas hidup (outcome) pasien. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016, pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP, serta pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP mencakup proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, serta pencatatan dan pelaporan. Sementara pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care), pemantauan terapi obat (PTO), dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO). Jenis penelitian termasuk penelitian deskriptif non eksperimental terhadap Apotek Kimia Farma Duren Tiga. Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan farmasi klinis yang diterapkan di Apotek Kimia Farma Duren Tiga telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016. Namun dalam implementasi pelayanan farmasi klinis, ada beberapa kegiatan yang mayoritas belum terlaksana di Apotek Kimia Farma Duren Tiga, seperti pemantauan terapi obat, home pharmacy care, dan MESO.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmaceutical service practices are carried out by pharmacists. Pharmaceutical Services is a direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the patient's quality of life. Pharmacists are responsible for managing pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials in pharmacies according to applicable regulations and ensuring their quality, benefits and safety. In addition, clinical pharmacy services in pharmacies are part of pharmaceutical services that are direct and responsible to patients in relation to pharmaceutical preparations, medical devices, and BMHP with the aim of achieving definite results to improve the patient's quality of life (outcome). Based on the Regulation of the Minister of Health Number 73 of 2016, pharmaceutical services in hospitals include standard management of pharmaceutical preparations, medical devices and BMHP, as well as clinical pharmacy services. The management of pharmaceutical preparations, medical devices and BMHP includes planning, procurement, receipt, storage, destruction, control, as well as recording and reporting processes. While clinical pharmacy services include reviewing prescriptions, dispensing, drug information services (PIO), counselling, home pharmacy care (home pharmacy care), drug therapy monitoring (PTO), and Drug Side Effects Monitoring (MESO). This type of research includes non-experimental descriptive research on Kimia Farma Duren Tiga Pharmacy. The management of pharmaceutical preparations and medical devices as well as clinical pharmacy services implemented at the Kimia Farma Duren Tiga Pharmacy is in accordance with the Minister of Health Regulation Number 73 of 2016. However, in the implementation of clinical pharmacy services, there are several activities that the majority have not been implemented at the Kimia Farma Duren Tiga Pharmacy. such as drug therapy monitoring, home pharmacy care, and MESO."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
"Program Rujuk Balik (PRB) adalah suatu program yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk menjamin kebutuhan obat peserta BPJS yang memiliki penyakit kronis dengan kondisi stabil dengan diberikannya surat rujukan dari dokter spesialis. Pasien PRB merupakan pasien – pasien dengan penyakit kronis yang umumnya mendapatkan terapi obat yang cukup banyak. Hal ini seringkali berpotensi terhadap ketidakpatuhan minum obat. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pemantauan / monitoring terhadap penggunaan obat pasien oleh apoteker yang bertugas di apotek. Kegiatan monitoring ini dilakukan sebagai follow up kepada pasien agar terwujudnya keberhasilan terapi. Telefarmasi merupakan pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada pasien dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehinga pasien tidak langsung berinteraksi dengan apoteker (Direktorat Pelayanan Kefarmasian, 2021). Seluruh pasien yang berhasil dihubungi menyatakan telah patuh mengkonsumsi obat yang sudah diberikan. Akan tetapi untuk obat yang belum diberikan, pasien tidak mengkonsumsi obat tersebut. Satu dari sepuluh pasien yang berhasil dihubungi menyatakan telah membeli obat di tempat lain dan melanjutkan konsumsi obat tersebut.

The Referral Back Program (PRB) is a program conducted by BPJS Kesehatan (Indonesia's national health insurance) to ensure the medication needs of BPJS participants with stable chronic conditions by providing a referral letter from a specialist doctor. PRB patients are individuals with chronic illnesses who typically require a significant amount of medication therapy. This often poses a risk of non-compliance with medication regimens. Therefore, it is necessary to monitor the medication use of patients by pharmacists working in pharmacies. This monitoring activity serves as a follow-up to patients to ensure the success of their therapy. Tele-pharmacy is a pharmaceutical service provided to patients utilizing information technology, allowing patients to interact indirectly with pharmacists (Directorate of Pharmaceutical Services, 2021). All contacted patients stated that they were compliant with the prescribed medication. However, for medications not yet provided, patients did not consume those medications. One out of ten contacted patients reported purchasing the medication from another source and continuing its use."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Reza Juliani
"Pelayanan kefarmasian di apotek merupakan suatu pelayanan langsung yang bertanggung jawab kepada pasien meliputi kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik (Kemenkes, 2016). Salah satu produk yang diperjualbelikan di apotek adalah vitamin dan suplemen. Penjualan vitamin dan suplemen di apotek kimia farma baik yang berasal dari resep maupun penjualan swamedikasi menjadi poin penting yang sangat diperhatikan. Penjualan vitamin tersebut juga menjadi salah satu target yang harus dicapai oleh masing-masing pegawai apotek. Hal ini dikarenakan vitamin dan suplemen termasuk ke dalam obat yang memiliki margin keuntungan yang besar. Pemberian informasi kepada pasien dapat menambah pengetahuan serta menarik minat pasien untuk mengkonsumsi dan membeli vitamin. Selain pengetahuan pasien, terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi minat pasien dalam membeli vitamin. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pembayaran, penghasilan, dan kendaraan yang digunakan oleh pelanggan dapat mempengaruhi alasan pembelian vitamin di Apotek Kimia Farma 055 Kebayoran Lama.

Pharmaceutical services in pharmacies are direct services that are responsible for patients, including management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials as well as clinical pharmacy services (Ministry of Health, 2016). One of the products traded in pharmacies are vitamins and supplements. The sale of vitamins and supplements in chemical pharmacies, both from prescription and self-medication sales, is an important point that is of great concern. Sales of these vitamins is also one of the targets that must be achieved by each pharmacy employee. This is because vitamins and supplements are included in drugs that have large profit margins. Providing information to patients can increase knowledge and attract patients' interest in consuming and buying vitamins. Apart from the patient's knowledge, there are several other factors that can influence the patient's interest in buying vitamins. Based on the survey that has been conducted, the factors of age, gender, education level, type of payment, income, and the vehicle used by customers can influence the reason for purchasing vitamins at the Kimia Farma 055 Kebayoran Lama Pharmacy."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Nazaruddin Azzam
"Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Standar pelayanan kefarmasian di apotek terdiri dari aspek manajerial dan klinis. Aspek manajerial meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan. Salah satu pengendalian ketersediaan yang dilakukan adalah stock opname. Stock opname dilakukan dengan menghitung stok barang/sediaan farmasi yang masih tersimpan di apotek baik pada rak etalase obat maupun gudang yang kemudian mencocokannya dengan kartu stok atau dengan jumlah pada sistem. Dalam melakukannya apotek kimia farma membuat metode baru dalam pengendalian ini terutama dalam melakukan stock opname dengan membuat barcode untuk setiap produk baik sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pengimplentasian barcode produk ini memudahkan apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dalam mengetahui jumlah sisa obat yang ada di sistem komputer, sehingga ketika melakukan stock opname rutin dapat mengecek secara langsung jumlah obat dalam bentuk fisik dengan jumlah obat pada sistem komputer dengan men-scan barcode tersebut. Penerapan barcode pada setiap produk untuk mempermudah dan mempersingkat waktu apoteker dan tenaga teknis kefarmasian dalam melakukan stock opname, sehingga dapat memaksimalkan pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 382.

Pharmacy is one of the pharmaceutical service facilities where pharmacists practice pharmacy. The standard of pharmaceutical service in a pharmacy consists of managerial and clinical aspects. The managerial aspect includes planning, procurement, receipt, storage, destruction, control, recording and reporting activities. One of the availability controls carried out is stock opname. Stock opname is carried out by calculating the stock of goods/pharmaceutical preparations that are still stored in the pharmacy, both on the drug display shelves and in the warehouse, which is then matched with the stock card or the amount in the system. In doing so, Kimia Farma pharmacy creates a new method in this control, especially in carrying out stock opname by creating a barcode for each product, both pharmaceutical preparations, medical devices and medical consumables. The implementation of this product barcode makes it easier for pharmacists and pharmaceutical technical personnel to find out the amount of remaining medicine in the computer system, so that when carrying out routine stock opname, they can directly check the amount of medicine in physical form with the amount of medicine in the computer system by scanning the barcode. The application of barcodes on each product to simplify and shorten the time of pharmacists and pharmaceutical technical personnel in conducting stock opname, to maximize pharmaceutical services at Kimia Farma Pharmacy 382.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranti Anggraini
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh apoteker. Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma No. 352 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab apoteker dalam pengelolaan apotek, menambah dan meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis sehingga akan sangat membantu ketika mulai bekerja secara nyata. Hasil yang didapatkan melalui pelaksanaan Praktik Kerja Profesi ini diantara semakin bertambahnya ilmu dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian seperti pebacaan resep, penyiapan obat, pemberian informasi obat, dan konseling. Selain itu melalui tugas khusus, mahasiswa melakukan kunjungan pelayanan kefarmasian ke rumah pasien secara langsung. Praktik Kerja Profesi dilakukan selama empat minggu pada bulan Mei 2017.

Pharmacy is a pharmaceutical service, the place where pharmacy practice is done by pharmacist. The purposes of Pharmacist Profession Practices in Kimia Farma pharmacy No. 352 are to improve the understanding of the tasks and responsibilities of pharmacists in pharmacy management, adding and enhancing insights, knowledge, skills, and practical experience, so that it will be very helpful when starting to work significantly. The results obtained through the implementation of this internship include the increasing of knowledge and skills in conducting pharmaceutical services such as recipe readings, drug preparation, drug information provision, and counseling. Futhermore, through the specific task, students conducted direct servise visit of pharmacy to the patient rsquo s home. The internship was conducted for four weeks in May 2017.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"Standar pelayanan kefarmasian merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di apotek bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien. Mengingat pentingnya pelayanan kefarmasian yang harus diberikan oleh tenaga farmasi di apotek, maka tugas khusus ini dilakukan yang untuk mengamati pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian oleh petugas apotek di Aotek Kimia Farma 382 dan Pusat Pelayanan Obat RS Bhayangkara Brimob Depok kepada pasien. Data dalam tugas khusus ini dikumpulkan secara deskriptif berupa standar operasional prosedur (SOP) sistem penerimaan resep umum dan kredit. Dari hasil analisis mengenai sistem pelayanan kefarmasian pada Apotek Kimia Farma 382 dan Pusat Pelayanan Obat RS Bhayangkara Depok telah melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian sesuai dengan Permenkes no. 73 Tahun 2016 tentang Sandar Pelayanan Kefarmasian dengan baik. Sistem pelayanan kefarmasian yang dilakukan yaitu pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, dan pelayanan kefarmasian di rumah.

Pharmaceutical service standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services. Setting pharmaceutical service standards in pharmacies aims to improve the quality of pharmaceutical services, guarantee legal certainty for pharmaceutical staff, and protect patients and the public from irrational drug use in the framework of patient safety. Given the importance of pharmaceutical services that must be provided by pharmacists in pharmacies, this special task was carried out to observe the implementation of pharmaceutical service activities by pharmacists at Kimia Farma 382 Pharmacy and Drug Service Center at Bhayangkara Brimob Hospital, Depok, to patients. Data in this special assignment were collected descriptively in the form of standard operational procedures (SOP) for general prescription and credit acceptance systems. From the results of an analysis of the pharmaceutical service system at the Kimia Farma 382 Pharmacy and the Drug Service Center at the Bhayangkara Hospital, Depok, pharmaceutical service activities have been carried out in accordance with Permenkes no. 73 Tahun 2016 about Good Pharmaceutical Service Standards. The pharmaceutical service system that is carried out is prescription review, dispensing, drug information services, and home pharmacy services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>