Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathin Ulayya
"Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo bertujuan agar mahasiswa memahami pelayanan kefarmasian dan peran apoteker di fasilitas pelayanan kesehatan khususnya puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Topik tugas khusus yang diangkat pada praktik kerja ini adalah analisis kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pasar Rebo, khususnya poli non-ISPA. Analisis kepuasan dilakukan dengan melakukan survei menggunakan kuesioner dan diperoleh hasil lebih dari 50% pasien merasa sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada masing-masing indikator kepuasan.

The purpose of the professional pharmacy internship at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo is to enable students to understand pharmaceutical services and the role of pharmacists in healthcare facilities, particularly Puskesmas, in providing public health and individual health efforts. The specific topic of this internship is the analysis of patient satisfaction with pharmaceutical services at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. The aim of this analysis is to gain insight into patient satisfaction with pharmaceutical services at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, especially in the non-acute respiratory infection (non-ISPA) department. Satisfaction analysis is conducted through a survey using a questionnaire, and the results show that more than 50% of patients are highly satisfied with pharmaceutical services at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo in each satisfaction indicator."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Mutu pelayanan kefarmasian merupakan salah satu praktik standar kefarmasian untuk memberikan pelayanan yang baik dan tepat demi menyehatkan masyarakat. Pemastian akan pemenuhan mutu pelayanan farmasi klinik yang dilakukan dapat diperoleh dari evaluasi terhadap performa layanan kepada pasien serta kesesuaian obat dalam resep dengan formularium puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menjelaskan bahwa evaluasi mutu pelayanan kefarmasian merupakan hal yang wajib dilakukan sehingga penulisan laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran mutu pelayanan di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Cakung sesuai dengan standar yang berlaku dan kesesuaian peresepan obat dengan formularium puskesmas serta merekomendasikan perbaikan pelayanan yang belum memuaskan. Penelitian dilakukan dengan studi literatur, observasi langsung kegiatan pelayanan di instalasi farmasi, survei melalui penyebaran angket ke pasien rawat jalan di ruang tunggu instalasi farmasi, mencatat daftar obat yang diresepkan dengan di formularium, dan berdiskusi dengan apoteker penanggung jawab. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan resep obat jadi diperoleh rata-rata selama 8,15 menit dan obat racikan 24,33 menit, persentase ketepatan pengkajian resep diperoleh sebesar 94,44% dan pemberian informasi obat 100%. Tingkat kepuasan pasien dinilai dari parameter fasilitas sebesar 93,33%, keandalan 97,77%, daya tanggap 100%, jaminan 100%, dan kepedulian 100%. Penulisan resep dengan formularium puskesmas juga sudah sesuai. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Cakung sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian dan penulis merekomendasikan penambahan tenaga kerja di ruang apotek, pengkajian resep dengan lebih cermat, dan penyusunan tempat duduk yang rapi.

The quality of pharmaceutical services is one of the standard pharmaceutical practices to provide appropriate services to society. The fulfillment of the quality of clinical pharmacy services can be obtained from evaluating the performance of services to patients and the suitability of drugs in prescriptions with the formulary. Minister of Health 74 of 2016 Concerning Standards for Pharmaceutical Services at Community Health Centers explains that evaluation of the pharmaceutical services is mandatory, so this report aimed to evaluate the service quality at the Cakung Health Center in accordance with applicable standards, conformity of drug prescriptions to the formulary and to recommend service improvements. The research was done through literature studies, direct observation of service activities, questionnaires surveys to outpatients in the pharmacy waiting room, recording the list of prescribed drugs in the formulary, and discussion with the pharmacist in charge. The results of the evaluation showed the waiting time for prescription drug service was on average 8.15 minutes and for concoctions 24.33 minutes, the prescription review accuracy was 94.44%, and drug information delivery was 100%. The level of patient satisfaction was assessed from the facility parameters of 93.33%, 97.77% reliability, 100% responsiveness, 100% assurance, and 100% care. Prescription writing with the formulary was also appropriate. It was concluded that the quality of pharmaceutical services at the Cakung Health Center was in accordance with Pharmaceutical Service Standards and the authors recommended adding more workers to the pharmacy room, more careful prescription studies, and neat seating arrangements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Rumaisha
"Regulasi mengenai standar pelayanan kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia diperlukan agar para tenaga kesehatan memiliki tolak ukur kualitas pelayanan dalam menangani pasien. Di Indonesia sendiri, fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan berbeda yang tiap fasilitas kesehatan di tiap tingkatan tersebut memiliki tanggung jawab serta wilayah kerjanya masing-masing Puskesmas merupakan salah satu dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dan puskesmas wajib dimiliki oleh setiap kecamatan di Indonesia. Standar untuk Pelayanan kefarmasian di puskesmas tertuang dalam peraturan menteri kesehatan nomor 74 tahun 2016 dimana di dalamnya tertuang tolak ukur apa saja yang wajib dimiliki dan dilakukan oleh tenaga kesehatan di bidang farmasi. Farmasi klinis atau komunitas memainkan beberapa peran penting yang membutuhkan interaksi langsung dengan pasien. Kepuasan pasien atas pengalamannya mengenai interaksi tersebut akan menciptakan padangan pasien terhadap apoteker dan pelayanan kefarmasian yang dia terima dan merupakan salah satu indikator kualitas layanan kesehatan yang penting karena mencerminkan perbedaan antara realitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dengan kualitas pelayanan yang diharapkan pasien. Secara umum, terdapat beberapa aspek yang dapat menjadi faktor kepuasan pasien terhadap pelayanan tetapi faktor – faktor tersebut dapat berbeda untuk tiap fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, mengetahui faktor-fakto yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagai salah satu fasilitas layanan primer kesehatan sangatlah penting karena dapat membantu untuk meningkatkan kualitas layanan, khususnya layanan kefarmasian. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan metode survei. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner tingkat kepuasan pasien yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2016 mengenai standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Kuesioner tersebut diberikan kepada pasien-pasien Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang berobat ke poli layanan ISPA dan menggunakan jasa layanan kefarmasian pada shift pagi, yaitu dari jam 08.00 – 14.00 WIB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel. Hasil yang diperoleh adalah bahwa faktor keramahan apoteker mendapatkan nilai tertinggi, yaitu sebesar 69,1%.

Regulations regarding health service standards in health facilities in Indonesia are needed so that health workers have benchmarks for the quality of service in treating patients. In Indonesia itself, health service facilities are divided into three different levels where each health facility at each level has responsibilities and their respective work areas. Puskesmas is one of the first level health facilities and puskesmas must be owned by every sub-district in Indonesia. Standards for pharmaceutical services at puskesmas are contained in Minister of Health Regulation number 74 of 2016 which contains benchmarks that must be owned and carried out by health workers in the pharmaceutical sector. Clinical or community pharmacy plays several important roles that require direct interaction with patients. Patient satisfaction with their experience of this interaction will create a patient's view of the pharmacist and the pharmaceutical services he or she receives and is an important indicator of the quality of health services because it reflects the difference between the reality of the health services that patients receive and the quality of service that patients expect. In general, there are several aspects that can be a factor in patient satisfaction with services, but these factors can be different for each health facility. Therefore, knowing the factors that influence patient satisfaction with pharmaceutical services at the Pasar Rebo District Health Center as one of the primary health care facilities is very important because it can help improve the quality of services, especially pharmaceutical services. The research design used was cross sectional with a survey method. The survey was conducted using a patient satisfaction level questionnaire referring to Minister of Health Regulation number 74 of 2016 concerning pharmaceutical service standards at Puskesmas. The questionnaire was given to patients at the Pasar Rebo District Health Center who went to the ISPA polyclinic for treatment and used pharmaceutical services during the morning shift, from 08.00 – 14.00 WIB. The data obtained were analyzed using Microsoft Excel. The results obtained are that the pharmacist friendliness factor gets the highest score, which is equal to 69.1%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanry Susatia
"ABSTRAK
Pertumbuhan kebutuhan kesehatan di Indonesia meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik setelah pasca resesi ekonomi tahun 1997. Untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang maksimal, maka para penyedia layanan
kesehatan seperti rumah sakit berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan tersebut
secara maksimal. Oleh karena itu terjadilah persaingan yang cukup ketat dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan rumah sakit. Salah satu bagian dari rumah sakit yang
cukup berperan penting adalah pelayanan instalasi farmasi, karena instalasi farmasi
merupakan salah satu revenue center yang signifikan untuk menentukan profitabilitas dari
rumah sakit
Rumah Sakit lbu dan Anak Hermina Daan Mogot merupakan bagian dari Rumah
Sakit Ibu dan Anak Hermina Grup yang bergerak secara khusus dalam membedkan
pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak. RSIA Hermina menyadari akan pentingnya
instalasi farmasi. Oleh karena itu, pihak manajemen Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina
Daan Mogot menyetujui peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan
dari pasien instalasi farmasi RSIA Hermina Daan Mogot akan pelayanan yang telah
diberikan oleh rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kuantitatif. deskriptif dengan
pendekatan studi cross sectional . Alat ukur yang digunakan dalam proses penelitian ini
adalah kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Analisa basil akan
dilakukan dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan diagram kartesius.
Hasil penelitian menunjukan terdapatnya ketidakpuasan dalam penilaian pasien
instalasi farmasi pada pelayanan yang telah diberikan yaitu 72% responden menyatakan
tidak puas sedangkan hanya 28% responden menyatakan puas. Hal ini sesuai dengan
basil dari pengamatan awal dari peneliti dimana ketidakpuasan pada pelayanan pasien
instalasi farmasi dikarenakan lamanya waktu tunggu pada resep racikan pada jam sibuk,
tidak jelasnya sistem antrian yang ada, mahalnya harga obat, dan kurang nyamannya
situasi di ruang tunggu. Dari sisi lima dimensi mutu pelayanan (tangible, reliable,
responsiveness, assurance dan emphaty) ketidak puasan mendominasi semua lini dimensi
. mutu pelayanan, sedangkan kepuasan tertinggi hanya terdapat pada dimensi
responsiveness dimana 43% responden menyatakan puas. Dari sisi kemaknaan terdapat
hubungan antar umur responden dengan kepuasan pelayanan di instalasi farmasi pada
dimensi tangibledan dimensi emphaty.
Beberapa hal yang perlu disarankan seperti meningkatkan fasilitas yang ada,
memberikan training yang diteruskan dengan individual performance apparaisal,
simplifikasi prosedur yang ada, meningkatkan koordinasi internal yang baik dan
diteruskan dengan mengkomunikasikan kepada pasien agar gap antara standar yang
diterapkan oleh manajemen dengan harapan dari diminimalisasikan agar dalam
menyampaikan pelayanan tidak terjadinya ketidakpuasan.
"
2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Insiden keselamatan pasien saat ini masih menjadi perhatian khusus di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya di puskesmas. Puskesmas harus memiliki upaya pencegahan serta penanganan insiden untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya keselamatan pasien. Pembuatan laporan insiden keselamatan pasien adalah salah satu prosedur yang dilakukan oleh puskesmas jika terjadi insiden keselamatan pasien. Laporan tugas khusus ini bertujuan untuk mengidentifikasi prosedur, menganalisis kesesuaian antara penanganan insiden dengan SOP, serta menganalisis jenis insiden pelayanan kefarmasian yang paling banyak terjadi selama Januari 2023 – Juni 2023 di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan mengumpulkan data terkait laporan insiden dilanjutkan dengan Pengisian form laporan insiden keselamatan pasien serta analisis. Berdasarkan hal tersebut, Prosedur penanganan insiden pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Ciracas dilakukan sesuai dengan jenis insiden yang terjadi, yaitu KPC, KNC, KTC, KTD, dan Sentinel. Semua insiden didokumentasikan pada form laporan insiden keselamatan pasien. Semua insiden yang terjadi selama bulan Januari 2023 – Juni 2023 termasuk dalam Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang terdiri dari salah pasien dan salah jenis obat. Insiden salah pasien ditemukan paling banyak dari 10 insiden selama periode tersebut.

Patient safety incidents are currently still a special concern in various health service facilities, one of which is the community health center. Community health centers must have efforts to prevent and handle incidents to improve the quality of health services, especially patient safety. Making a patient safety incident report is one of the procedures carried out by the health center if a patient safety incident occurs. This special task report aims to identify procedures, analyze the suitability of incident handling with SOPs, and analyze the types of pharmaceutical service incidents that most often occur during January 2023 – June 2023 at the Ciracas District Health Center. Implementation of special tasks begins with collecting data related to incident reports, followed by filling in the patient safety incident report form and analysis. Based on this, procedures for handling pharmaceutical service incidents at the Ciracas District Health Center are carried out according to the type of incident that occurred, namely KPC, KNC, KTC, KTD, and Sentinel. All incidents are documented on the patient safety incident report form. All incidents that occurred during January 2023 – June 2023 are included in Near-Injury Events (KNC) which consist of the wrong patient and the wrong type of drug. The highest number of wrong-patient incidents was found out of 10 incidents during that period.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Deviriyanti Agung
"Kepuasan pasien adalah indikator penting dalam menilai kualitas pelayanan kesehatan. Pasien cenderung menilai kualitas pelayanan berdasarkan pengalaman mereka, termasuk interaksi dengan tenaga medis, kemudahan akses, dan tingkat kenyamanan yang mereka rasakan. Pasien yang merasa puas dengan pelayanan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mematuhi pengobatan yang direkomendasikan dan tindakan medis yang diperlukan. Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan pelayanan publik adalah melakukan survei kepuasan masyarakat kepada pengguna layanan dengan mengukur kepuasan masyarakat pengguna layanan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui analisis hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dengan cara potong lintang (cross sectional). Subjek penelitian ini merupakan pasien Poliklinik Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring yang berusia ≥ 18 tahun yang merupakan pasien baru maupun pasien lama, namun bukan merupakan pasien rujukan dari poliklinik lain dengan jumlah sampel sebanyak 99 responden yang akan mengisi instrumen penelitian berupa kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan kualitas pelayanan pada dimensi tangible (p value sebanyak 0,000); dimensi empathy (p value sebesar 0,000); dimensi reliability (p value sebesar 0,000); dimensi responsiveness (p value sebesar 0,000); dimensi assurance (p value sebesar 0,000) terhadap kepuasan pasien.

Patient satisfaction is an important indicator in assessing the quality of health services. Patients tend to judge the quality of care based on their experiences, including interactions with medical personnel, ease of access, and the level of comfort they feel. Patients who are satisfied with services are more likely to comply with recommended treatment and necessary medical procedures. One of the efforts that must be made to improve public services is to conduct community satisfaction surveys for service users by measuring the satisfaction of service users. The purpose of this study was to analyze the relationship between service quality and patient satisfaction at the Obstetrics and Gynecology Polyclinic at Muhammadiyah Hospital Taman Puring. This research uses a descriptive observational study with a quantitative approach using a cross-sectional method. The subjects of this research were patients from the obstetrics and gynecology clinic at Muhammadiyah Taman Puring Hospital aged ≥ 18 years who were new or existing patients, but were not referred patients from other polyclinics with a sample size of 99 respondents who would fill out the research instrument in the form of a questionnaire. The result shows that there is a relationship between service quality in the dimension of tangible (p value of 0.000); empathy (p value of 0.000); reliability (p value of 0.000); responsiveness (p value of 0.000); assurance (p value of 0.000) on patient satisfaction."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Paramita
"Kepuasan pasien merupakan evaluasi subjektif terhadap layanan rumah sakit yang berperan penting dalam membangun loyalitas dan meningkatkan citra rumah sakit. Salah satu faktor yang sering menyebabkan ketidakpuasan pasien adalah waktu tunggu yang terlalu lama. Selain Actual Waiting Time (AWT), faktor subjektif seperti Expected Waiting Time (EWT), Perceived Waiting Time (PWT), dan Disconfirmation juga turut memengaruhi tingkat kepuasan pasien. Berdasarkan survei awal, terungkap bahwa waktu tunggu pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor masih belum memenuhi standar pemerintah, yang menyebabkan tingkat kepuasan pasien yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara EWT, PWT, AWT, dan Disconfirmation terhadap kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor pada tahun 2024. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional terhadap 132 sampel pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, observasi, serta data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara PWT, AWT, dan Disconfirmation dengan kepuasan pasien BPJS di Poliklinik Reguler Rumah Sakit PMI Bogor pada tahun 2024, sementara EWT tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepuasan pasien BPJS. Saran untuk perbaikan rumah sakit meliputi penyediaan demo registrasi pasien, layar monitor kedatangan dokter, loket prioritas bagi lansia dan anak-anak, serta dorongan kepada pasien untuk mengisi survei kepuasan dan memberikan umpan balik. Temuan ini dapat ditingkatkan pada penelitian berikutnya dengan perbaikan instrumen, teknik sampling, serta pendalaman melalui pendekatan kualitatif.

Patient satisfaction is a subjective evaluation of hospital services that plays a crucial role in building loyalty and enhancing the hospital's image. One factor that often leads to patient dissatisfaction is excessively long waiting times. In addition to Actual Waiting Time (AWT), subjective factors such as Expected Waiting Time (EWT), Perceived Waiting Time (PWT), and Disconfirmation also influence the level of patient satisfaction. Based on an initial survey, it was revealed that the waiting time for BPJS patients at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor still does not meet government standards, leading to low patient satisfaction. This study aims to examine the relationship between EWT, PWT, AWT, and Disconfirmation on BPJS patient satisfaction at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor in 2024. The research method uses a quantitative approach with a crosssectional study design involving 132 patient samples. Data collection was carried out through questionnaires, observations, and secondary data. The results of the study show a correlation between PWT, AWT, and Disconfirmation with BPJS patient satisfaction at the Regular Polyclinic of PMI Hospital Bogor in 2024, while EWT does not show a significant relationship with BPJS patient satisfaction. Recommendations for hospital improvements include providing a patient registration demo, doctor arrival monitor screens, priority counters for the elderly and children, and encouraging patients to complete satisfaction surveys and provide feedback. These findings can be enhanced in future research with improved instruments, sampling techniques, and deeper qualitative approaches."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Midi Candra
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Salah satu penentu keberhasilan penatalaksanaan terapi tuberkulosis yaitu kepatuhan pasien terhadap terapi. Pada praktik kerja ini juga dilakukan pelaksanaan tugas khusus yaitu edukasi untuk meningkatkan kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis di Puskesmas Kecamatan Ciracas menggunakan media video.

Community Health Centers are basic health service facilities that carry out health maintenance, health improvement (promotive), disease prevention (preventive), disease cure (curative) and health restoration (rehabilitative) efforts, which are carried out in a comprehensive, integrated and sustainable manner. Pharmaceutical services are integrated activities with the aim of identifying, preventing and resolving drug problems and health-related problems. Tuberculosis is a contagious infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis. One of the determinants of the success of managing tuberculosis therapy is patient compliance with therapy. In this internship, there are specific task carried out with the title education to improve tuberculosis patients drug adherence at Puskesmas Kecamatan Ciracas using video media.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Sauna Mentari
"Puskesmas merupkan suatu pusat kesehatan yang terdapat pada wilayah kota maupun kabupaten yang akan bertanggungjawab untuk meningkatkan kesehatan di wilayah kerjanya.  Kota Banda Aceh menyediakan 11 puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh dengan karakteristik yang berbeda-beda. Permasalahan pada mutu pelayanan puskesmas yang ada di Provinsi Aceh maupun di Kota Banda Aceh akhirnya berdampak terhadap kurangnya kepuasan masyarakat dalam melakukan kunjungan ke puskesmas. Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh rutin melakukan survey kepuasan masyarakat tehadap puskesmas yang ada di Kota Banda Aceh. Adanya perbedaan hasil yang beragam terkait kepuasan layanan puskesmas yang dikeluarkan oleh pihak dinas kesehatan Kota Banda Aceh dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa puskesmas  menjadi pemicu untuk melihat kesenjangan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di delapan puskesmas lain yang tersebar di Kota Banda Aceh. Metode penelitian ini kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana akan dilakukan pengumpulan data kuantitatif. responden pada penelitian ini berjumlah 220 orang yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode random sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat kesenjangan pada seluruh dimensi mutu pelayanan yang perlu diperbaiki yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Terdapat hubungan antara karakteristik pasien terhadap kepuasan pasien pengguna layanan  Puskesmas di Kota Banda Aceh, jeis kelamin (p =0,027);  usia (p <0,001); tingkat pendidikan (p-=0,002); usia (p-value <0,001); jenis pekerjaan (p <0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan di 11 puskesmas Kota Banda Aceh yan cukup memuaskan, namun masih ada beberapa atribut yang perlu diperbaiki pada keseluruhan dimensi.

Puskesmas is a health center located in a city or district area which is responsible for improving health in its working area.  Banda Aceh City provides 11 health centers spread across 9 sub-districts in Banda Aceh City with different characteristics. Problems with the quality of community health center services in Aceh Province and Banda Aceh City ultimately have an impact on the lack of public satisfaction in visiting community health centers. The Banda Aceh City Government, especially the Banda Aceh City Health Service, routinely conducts community satisfaction surveys with community health centers in Banda Aceh City. The existence of various differences in results regarding satisfaction with community health center services issued by the Banda Aceh City health service and the results of research conducted in several community health centers has become a trigger to see the gap in patient satisfaction with health services in eight other community health centers spread across Banda Aceh City. This research method is quantitative using a cross sectional design where quantitative data will be collected. There were 220 respondents in this study who were collected through questionnaires using a random sampling method who met the inclusion criteria. The research results showed that there were gaps in all dimensions of service quality that needed to be improved, namely the tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy dimensions. The results of this research showed that there was a relationship between patient characteristics and patient satisfaction using Puskesmas services in Banda Aceh City, gender (p = 0.027);  age (p < 0.001); education level (p-=0.002); age (p-value<0.001); type of work (p <0.001). The conclusion of this research is that the service at 11 community health centers in Banda Aceh City is quite good, but there are still several attributes that need to be improved in all dimensions.some attributes that need to be improved on the overall dimensions."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifa Khoirunnisa
"Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku, wawasan, dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian di Puskesmas serta mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker di Puskesmas, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lainnya. Praktek profesi dilaksanakan selama Bulan Juli tahun 2016, dengan tugas khusus yaitu melakukan rekapitulasi laporan Penggunaan Obat Rasional POR di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Periode Januari-Juni 2016.

The professions internship at Puskesmas Pasar Rebo aim to understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in the practice of pharmacy services in health centers in accordance with the laws and ethics of pharmacy, has the knowledge, skills, attitudes, behaviors, and real experiences to practice the profession in Puskesmas, has a vivid description about problems in pharmaceutical practice in Puskesmas and learn the strategies and activities that can be implemented to developed the practice of pharmacy at Puskesmas, able to communicate and interact with other health professionals. Professions internship held during July 2016, with the specific task to recapitulated the Rational Use of Medicine report in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo period January June 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>