Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204559 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mila Perwita Intansari
"Intervensi posisi prone penting bagi pasien yang mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sehingga perawat ICU yang menangani pasien ini harus memiliki pengetahuan dan motivasi untuk menerapkan posisi prone dengan benar. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Responden berjumlah 101 perawat ICU di Jakarta yang dipilih dengan teknik random sampling menggunakan rumus Lemeshow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang posisi prone (97%) dan motivasi yang baik dalam memberikan posisi prone (86,1%). Sebagian besar dari mereka berusia antara 21 hingga 35 tahun, memiliki pendidikan Vokasi (D3), dan memiliki pengalaman kerja selama 1 hingga 10 tahun. Namun, penelitian juga mengungkapkan adanya kendala dalam memberikan posisi prone, seperti kurangnya tenaga perawat dan beberapa prosedur yang tidak berjalan secara maksimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar gambaran perawat ICU dalam upaya memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dengan memberikan posisi prone kepada pasien ARDS di unit ICU.

Prone positioning intervention is important for patients suffering from Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), ICU nurses should have the knowledge and motivation to apply prone positioning correctly. The research design used was a descriptive method. Respondents totaled 101 ICU nurses in Jakarta who were selected by random sampling technique using the Lemeshow formula. The results showed that the majority of nurses had good knowledge about prone position (97%) and good motivation in providing prone position (86.1%). Most of them were between 21 to 35 years old, had a vocational education (D3), and had work experience for 1 to 10 years. However, the study also revealed obstacles in providing the prone position, such as nursing shortage and some procedures that did not run optimally. The results of this study are expected to serve as basic data for ICU nurses in an effort to provide effective nursing services by giving prone positions to ARDS patients in the ICU unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artati
"Ventilasi mekanik digunakan pada pasien ARDS ( Acute Respiratory distress syndrome) akibat Covid-19 di ruang Intensive Care Unit ( ICU). Salah satu intervensi yang direkomendasikan untuk meningkatkan saturasi oksigen yaitu dengan posisi prone. Metode yang digunakan berupa laporan kasus yang telah dikelola selama 4 hari pada pasien terdiagnosa positif Covid-19 yang dirawat di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan penyakit komorbid jantung dan terpasang ventilasi mekanik. Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan saturasi oksigen sebesar (11%) pada hari pertama, (8%) pada hari kedua, dan penurunan oksigen pada alat ventilasi mekanik sebesar (14%) dan peningkatan kadar oksigen pada hasil analisa gas darah sebesar 21mmhg. Kesimpulannya, prone position dapat meningkatkan saturasi oskigen pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik, dan merupakan rekomendasi intervensi yang murah dan efektif

Mechanical ventilation is used in ARDS (acute respiratory distress syndrome) patients due to Covid-19 in the Intensive Care Unit (ICU). One of the recommended interventions to increase oxygen saturation is the prone position. The method used is a case report that has been managed for 4 days in patient diagnosed as positive for Covid-19 at Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Hospital with comorbid heart disease and mechanical ventilation installed. The result showed that there was an increase in oxygen saturation (11%) on first day, (8%) on the second day, and a decrease in oxygen on mechanical ventilation devices by 14% and an increase in oxygen levels on the results of blood gas analysis by 21 mmhg. In conclusion, the prone position can increase oxygen saturation in mechanically ventilated patients, and is a recommended inexpensive and effective intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nelly Safrina
"ABSTRAK
Asuhan keperawatan spiritual akan memberikan aspek positif bagi kualitas hidup pasien tahap akhir kehidupan. Perawat merupakan salah satu pemberi asuhan yang berperan dalam memberikan asuhan spiritual yang bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi pengalaman perawat dalam memberikan asuhan spiritual pada pasien tahap akhir kehidupan disebuah rumah sakit tipe A di propinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif fenomenologi, metode wawancara mendalam semi struktur, durasi 30-50 menit dengan partisipan berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari 1 orang kepala ruangan, 3 ketua tim dan 6 perawat pelaksana. Analisis tematik menggunakan metode Colaizzi menghasilkan 181 pernyataan signifikan, 36 subkategori, 12 kategori dan 6 tema, yaitu; (1) perubahan fungsi fisiologis, (2) caring, (3) proses keperawatan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar henderson; kebutuhan rasa nyaman dan terapi spiritual, (4) perawat menjadi advokatdalam menguatkan support sistem keluarga, (5) interkolaborasi, (6) fungsi manajemen kepala ruangan. Rekomendasi yang diberikan peneliti yaitu peningkatan kompetensi perawat dalam asuhan melalui Continuing Professional Development (CPD), melakukan review terhadap kebijakan rumah sakit dalam hal pendampingan keluarga bagi pasien tahap akhir kehidupan.

ABSTRACT
Spiritual care is an essensial part of end of life patients, provide a positive aspect to the quality of life. This study aims to explore nurses' experience in providing spiritual care to patients in the end of life in hospital in Aceh. This study used a phenomenological qualitative approach, indepth interview lasting for 30-50 minutes to 10 participants. Colaizzi analysis was utilized to derive 181 quotes, 36 subcategory, 12 category and six theme; (1) changes in physiological functions in end of life, (2) caring, (3) the nursing process focuses on basic needs; Henderson‟s, (4) nurses become advocates in strengthening family system support, (5) inter-collaboration in care, (6) management function of head nurse. It is recommended to increasing nurses' competence in nursing care through Continuing Professional Development CPD, to conduct a review of hospital policies in terms of family assistance for end-of-life patients.

"
2019
T53133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronika Martauli S
"Perilaku caring perawat merupakan indikator penting dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien. Penelitian ini mengidentifikasi perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta. Peneliti menggunakan pendekatan potong lintang (cross-sectional) dengan total sampling ketenagaan perawat diruangan bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta dengan jumlah 50 responden yang mengikuti penelitian. Penelitian menggunakan kuesioner dari Wolf (1988) yang terdiri dari 42 item pertanyaan.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan perilaku caring perawat diruang rawat inap bedah dan penyakit dalam rumah sakit "T" Jakarta dengan nilai (p=0,733; α=0,05). Perilaku caring perawat diruang bedah dan penyakit dalam memiliki perilaku caring keduanya dengan hasil sangat baik.
Penelitian ini diharapkan perawat profesional kedepannya perlu menjiwai profesinya dengan perilaku caring dalam melakukan pelayanan kesehatan karena perilaku caring merupakan inti dari keperawatan.

Nurse caring behavior is an important indicator in providing nursing cared to patients. This study identified the nurse caring behavior inpatient surgical and hospital medicine "T" Jakarta. Researchers used cross-sectional sampling with a total workforced of nurses and disease in the surgical room of the hospital "T" Jakarta with 50 respondents who followed the study. The study used a questionnaire of the Wolf (1988) which consists of 42 question items.
The results of the study showed that there was no differenced in the behavior of the nurses caring inpatient surgical and internal medicine in "T" Jakarta Hospital with values (p=0,733; α=0,05). Surgical nurses and internal medicine has an excellent cared behavior.
This study is expected in the future need to be a professional nurse by profession animating caring behavior in the health service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57367
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Kristiandi
"Rasional: COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus ini menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli dengan reseptor angiotensin-converting enzyme 2. Virus ini diketahui menyebabkan pneumonia bilateral berat dan ARDS yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Fokus pasien: Seorang perempuan berusia 55 tahun memiliki riwayat hipertensi datang dengan keluhan sesak napas, batuk, mual, muntah, diare dan hasil swab antigen positif. Diagnosis: Gangguan pertukaran gas, ansietas dan risiko jatuh. Intervensi: Pasien dirawat di unit perawatan intensif mendapatkan intervensi pemantauan respirasi, terapi oksigen, reduksi ansietas dan pencegahan jatuh. Hasil: Pertukaran gas meningkat, tingkat ansietas menurun, tingkat jatuh menurun dan pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat isolasi COVID-19 setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 7 hari di ruang intensif. Pelajaran: Deteksi dini dan pemantauan penting dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien.

Rationale: COVID-19 is an infectious disease caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). This virus infects cells in the airways lining the alveoli with the angiotensin-converting enzyme 2 receptor. This virus is known to cause severe bilateral pneumonia and ARDS which can cause breathing difficulties. Patient concern: A 55-year-old woman with a history of hypertension came with complaints of shortness of breath, cough, nausea, vomiting, diarrhea and positive antigen swab results. Diagnosis: Impaired gas exchange, anxiety and risk of falls. Interventions: Patients admitted to the intensive care unit received interventions for respiratory monitoring, oxygen therapy, anxiety reduction and fall prevention. Outcome: Gas exchange increased, anxiety levels decreased, fall rates decreased and patients could be transferred to the COVID-19 isolation ward after 7 days of nursing intervention in the intensive care unit. Lesson learn: Early detection and monitoring are important to prevent worsening of the patient's condition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Januaty
"Infeksi aliran darah banyak terjadi pada pasien yang terpasang kateter vena sentral. Infeksi sistemik mengakibatkan lama rawat karena memerlukan terapi pengobatan yang panjang dan berdampak pada mahalnya biaya perawatan. Perilaku perawat yang sesuai dengan standar prosedur operasional dapat mencegah terjadinya infeksi aliran darah mulai dari pemasangan, perawatan, dan pencabutan kateter vena sentral.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku perawat dalam pencegahan infeksi aliran darah melalui kateter vena sentral di ruang perawatan intensif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional terhadap 107 perawat di sebuah RS di Jakarta diambil dengan teknik simple random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat yang berperilaku baik dalam pencegahan infeksi aliran darah melalui kateter vena sentral sebesar 54,2%. Hasil penelitian ini merekomendasikan penambahan informasi dan pelatihan mengenai CVC bundle pada perawat serta penyusunan dan sosialisasi standar prosedur operasional tentang perawatan dan pencabutan kateter vena sentral, termasuk desinfektan yang digunakan.

The infections in bloodstream often occur in patient with Central Venous Catheter (CVC). Systemic infection can result in longer hospitalization due to requiring lengthy treatment therapy and has an impact on the higher cost of treatment expenses. Appropriate nurse behavior standards of operational procedures can prevent bloodstream infections starting from the CVC insertion preparation, CVC maintenance, and CVC removal.
The purpose of this research was to describe the behavior of nurses in the prevention central line associated with bloodstream infections in intensive care. This research is a descriptive research using cross sectional method involving 107 nurses in the hospital in Jakarta. The respondents were taken by using simple random sampling.
The result of this study, showed that the behavior of nurses in the prevention of bloodstream infections related to Central Venous Catheter is good behavior 54,2%. This research recommends the importance of the provision of information and training on CVC bundle in nurses, as well as the promotion of standards operational procedures about CVC maintenance and removal, including disinfectant used."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindini Winda Amalia
"Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang profesional sudah selayaknya memiliki pengetahuan yang baik tentang proses keperawatan dan diagnosis NANDA. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan pengetahuan perawat tentang proses keperawatan dan diagnosis NANDA di IRNA C RSUP Fatmawati Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif pada 86 perawat di IRNA C RSUP Fatmawati Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan perawat tentang proses keperawatan dan diagnosis NANDA mencapai 61,34 % (kategori cukup baik). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik perawat (usia, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan, dan pelatihan) dengan pengetahuan perawat. Namun ada kecendrungan dalam penelitian ini bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan perawat. Oleh karenanya penelitian ini menyarankan peningkatan pengetahuan tentang proses keperawatan dan diagnosis NANDA dengan peningkatan pendidikan perawat ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengupayakan pemberikan pelatihan secara berkala.

Nurse as a professional care giver must have good knowledge about nursing process and NANDA diagnosis. The purpose of this research was to identify the relationship between nurses’ characteristics and nurses’ knowledge about nursing process and NANDA diagnosis at IRNA C RSUP Fatmawati Jakarta. The research used descriptive correlation method with 86 nurse at care unit.
The result showed that the level of nurses knowledge in nursing process and NANDA diagnosis reached 61,34% (adequate category). The result of this research showed that nurse characteristics (age, gender, working period, level of education, and training) did not have any significantly relation with nurses knowledge. However, there was a tendency that the level of education and training could increase nurses’ knowledge. Therefor, this research suggested that there should have been increase for nurses’ level of education and periodical training to improve the nurses knowledge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Yuli Atmoko
"Jumlah penderita gangguan mental di negara berkembang seperti Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pada tahun 2006, dari 222 juta penduduk Indonesia, sebanyak 0.7% atau berkisar 2,8 juta merupakan penyandang cacat. Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa orang tua yang memiliki anak dengan penyandang cacat seperti retardasi mental, menelantarkannya atau menempatkannya di Panti Sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap pengasuh terkait retardasi mental. Disain penelitian ini adalah deskriptif menggunakan sampel semua pengasuh di wisma tuna ganda Palsigunung dengan menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan pengasuh dan sikap pengasuh terkait retardasi mental tergolong tinggi. Penelitian ini memberikan gambaran kepada FIK UI untuk terkait mata kuliah keperawatan jiwa serta terhadap yayasan Palsigunung terkait pengetahuan pengasuh dan sikap pengasuh dalam memberikan pelayanan kepada anak asuh.

The number of people with mental disorders in developing countries such as Indonesia is increasing year after year. The survey of Badan Pusat Statistik (BPS) showed that in 2006, of Indonesia?s population of 222 million, 0,7% or approximately 2,8 million of them are categorized as mentally disabled. Some studies and research showed that patents who have children with disabilities such as mental retardation abandon or put them in Social Institution. This study aims to describe the level of knowledge and attitudes of the caregivers relating to mental retardation in Wisma Tuna Ganda Palsigunung. The design of this study is descriptive research with samples of all caregivers in Wisma Tuna Ganda Palsigunung (N = 32) by using total sampling technique.
The result of this study indicates that the levels of caregiver?s knowledge and attitude related to the mental retardation are high. This study gives an overview to FIK UI for the course of Psychiatric Nursing, and as well to the Palsigunung Foundation in the matter of caregiver?s knowledge and attitude in providing care to the children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supratman
"Perjanjian GATS membawa dampak pada pelayanan kesehatan sehingga penting untuk membuat sistem regulasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi di masing-masing negara. Strategi untuk memperbaiki sistem pelayanan kesehatan antara lain memperbaiki sistem pendidikan kesehatan, menggalang kehidupan keprofesian dan penataan kembali sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga mampu memberi pelayanan yang baik dan transparan, bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan sistem manajemen termasuk manajemen keperawatan sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja perawat. Penelitian prestasi kerja di RS Islam Jakarta dilaksanakan mengingat prestasi kerja mereka selama ini secara umum belum memuaskan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan rancangan deskriptif korelatif. Metode pengambilan sampel dilakukan secara cross sectional dimana unit analisisnya adalah perawat pelaksana yang bekerja minimal satu tahun di unit rawat inap . Instrumen yang dipakai adalah kuesioner yang menggunakan konsep teori motivasi isi dari Maslow dan Herzberg. Sedangkan instrumen prestasi kerja diadopsi dari hasil penelitian Ilyas di RS Islam Jawa Tengah tahun 1994. Variabel motivasi kerja meliputi motivasi intrinsik (penghargaan atas prestasi, tanggung jawab dalam pekerjaan, kesempatan untuk berkembang dan otonomi dalam pekerjaan) dan motivasi ekstrinsik (penerimaan gaji, kondisi lingkungan kerja, kebijakan institusi dan supervisi atasan).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara umum prestasi kerja perawat di RS Islam Jakarta, 56,5% berprestasi tinggi (2) motivasi kerja ekstrinsik perawat di rumah sakit, 44% tinggi dan motivasi kerja intrinsik, 55,4% tinggi (3) terbukti dalam penelitian ini yang berhubungan secara bermakna terhadap prestasi kerja perawat ialah gaji, kebijakan institusi, supervisi, penghargaan, tanggung jawab dan kesempatan berkembang (4) dari enam komponen motivasi yang berhubungan maka terdapat dua faktor yang dominan, yaitu gaji dan kesempatan berkembang. Mempertimbangkan hasil penelitian diatas maka dapat disampaikan saran antara lain (1) perlunya merubah kebijakan rumah sakit tentang gaji perawat (2) kondisi lingkungan kerja perlu lebih ditingkatkan lagi kualitasnya (3) pelaksanaan supervisi perlu ditingkatkan baik kaulitas dan kuantitasnya (4) perlu ditingkatkan sistem penghargaan yang adil (5) pemberian tanggung jawab yang lebih luas kepada perawat (6) diperluasnya kesempatan bagi perawat untuk dapat lebih maju dan berkembang.

GATS agreement impacted to health services, so it is important to make a suitable regulation system to the situation and condition in each country. The strategies in improving the health services system are to improve the health education system, to do professional life and to rearrange the system of giving the health service. So it will give transparent and good services, qualified and patient need orientation. It is important to improve management system including nursing management so that it can increase nurse performance.
This research done because of unsatisfied performance of nursing staff in Jakarta Islamic Hospital. This research is non experimental quantitative research with correlative descriptive design. Sampling method is done by cross sectional in which its analysis unit is nurses with one year working experience in hospital. The instrument is questionnaires that use content motivation theory from Maslow and Herzberg (La Monica, 1996). Whereas the nurses? performance instrument is adopted from Ilyas?s research results in Islamic Hospital in Central Java on 1994. Motivation factors variable include intrinsic motivation (reward of achievement, responsibility in working, opportunity to improve self, autonomy) and extrinsic motivation (salary acceptance, working environment condition, institution policy, quality of supervision).
Research result showed that (1) generally, nurses performance in Jakarta Islamic Hospital, 56,5% is high (2) nurses extrinsic motivation, 44% is high and intrinsic motivation, 55,4% is high (3) in this research proof that significant correlation to the nurses performance is salary acceptance, institution policy, quality of supervision, reward system, responsibility in working, opportunity to improve (4) there is two dominant factors is salary acceptance and opportunity to improve. Considering the research result above so can be suggested that (1) it is necessary to increase salary (2) increasing the quality of work condition (3) increasing the quantity and quality of supervision (4) reward system in equity (5) giving more responsibility to the nurses, and (6) giving more opportunity to improve.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T8239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Purwati
"Perawatan di ruang rawat isolasi bagi sebagian besar pasien merupakan hal yang cukup mengganggu terkait dengan ketersendirian dan keterasingan dari dunia luar. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan yang hadir terdekat dengan pasien selama perawatan, memiliki banyak kesempatan untuk memberikan asuhan secara holistik. Asuhan keperawatan spiritual yang sering kali terabaikan harus menjadi bagian penting yang dapat membantu pasien melewati masa perawatan dengan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengetahuan dan sikap perawat terhadap asuhan keperawatan spiritual yang diterapkan dalam perawatan di ruang rawat isolasi. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode observasional dengan teknik survey. Sampel yang diambil menggunakan teknik non probability sampling dengan convenience sampling sebanyak 110 orang perawat. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,6888, serta kuesioner SSCRS (Spirituality and Spiritual Care Rating Scale) untuk mengetahui sikap perawat terhadap asuhan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan 79,1% perawat memiliki pengetahuan baik dan 21,9% memiliki pengetahuan sedang. Sementara itu sikap perawat terhadap asuhan spiritual menunjukkan 48,2% memiliki sikap positif dan 51,8% memiliki sikap yang negatif. Penelitian ini merekomendasikan adanya pelatihan untuk meningkatkan pemahaman terkait dampak spiritual pada pasien rawat  dan pentingnya asuhan spiritual serta menambahkan data spiritualitas pasien dalam format pengkajian pasien masuk rawat. Selain itu penelitian ini juga merekomendasikan peneliti lainnya yang tertarik terkait penerapan asuhan spiritual di ruang rawat isolasi.

Treatment in isolation wards for most patients is a rather disturbing thing associated with loneliness and alienation from the outside world. Nurses as nursing caregivers who are present closest to the patient during care, have plenty of opportunities to provide holistic care. Spiritual nursing care, which is often overlooked, should be an important part that can help patients get through the time of care better. The study aims to see to what extent the knowledge and attitude of nurses toward spiritual nursing foster care is applied in care in isolation wards. This descriptive research uses observational methods with survey techniques. The samples were taken using non probability sampling techniques with convenience samplings of 110 nurses. The measurement used is a knowledge questionnaire that has passed the validity and reliability test with Cronbach's Alpha score of 0.6888, as well as the SSCRS (Spirituality and Spiritual Care Rating Scale) questionary to determine the attitude of nurses towards spiritual care. The results of the study showed that 79.1% of nurses had good knowledge and 21.9% had moderate knowledge. Meanwhile, the nursing attitude towards spiritual foster care showed 48.2% had a positive attitude and 51.8% had a negative attitude. This study recommends training to improve understanding of the spiritual impact on hospitalized patients and the importance of spiritual care and adding patient spirituality data in the admission assessment format. In addition, this study also recommends other researchers who are interested in the implementation of spiritual care in the isolation ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>