Ditemukan 25123 dokumen yang sesuai dengan query
Priambudi Lintang Bagaskara
"Keberagaman organisasi sosial Indonesia dan perkembangan teknologi internet membuat kebutuhan untuk membuat aplikasi yang dapat memenuhi semua kebutuhan organisasi or- ganisasi tersebut secara cepat. Karena kebutuhan masing masing organisasi yang berbeda tersebut, dibutuhkan metode pembuatan perangkat lunak yang dapat mengatasi kesamaan commonality dan perbedaan variability dengan cepat dan efisien. Software Product Line Engineering (SPLE) dapat menyelesaikan permasalahan ini. SPLE mengelompokkan ke- samaan commonality dan perbedaan variability fitur. Abstract Behavioral Specification (ABS) adalah bahasa pemodelan yang dikembangkan berdasarkan pendekatan SPLE de- ngan paradigma delta-oriented programming. Dengan menggunakan ABS, penelitian se- belumnya telah berhasil membuat aplikasi backend (ABS-Microservices Framework) de- ngan berbasis Java. Akan tetapi Java mengkonsumsi sumber daya komputasi yang cukup besar, sehingga diperlukan perubahan atau alternatif lain yang dapat mereduksi kebutuhan sumber daya komputasi. Penelitian ini berhasil mereduksi sumber daya komputasi yang diperlukan dengan melakukan porting ABS-Microservices Framework dari basis Java ke basis Erlang OTP. Selain itu, penelitian ini menjelaskan penyesuaian apa saja yang perlu dilakukan untuk melakukan porting kode dari bahasa Java ke Erlang. Hasil dari peneli- tian ini merupakan aplikasi ABS-Microservices Framework berbasis Erlang OTP yang serupa dengan aplikasi berbasis Java, tetapi menggunakan sumber daya memori yang lebih sedikit.
The diversity of Indonesian social organizations and the development of internet tech- nology are making necessities to create applications that can meet all organizational needs of the organizations quickly. Because the needs of each of these different organizations, software manufacturing methods are needed which can deal with com- monalities and variabilities quickly and efficiently. Software Product Engineering can solve this problem. SPLE groups commonalities and variabilities in features. ABS is a modeling language developed based on the SPLE approach with the delta-oriented programming paradigm. By using ABS, previous studies have succeeded in making Java-based backend application (ABS-Microservices Framework). But Java consumes considerable computing resources, so changes or alternatives are needed to reduce the need for computing resources. This research succeeded in reducing the computational resources needed by porting the ABS-Microservices Framework from the Java-based to the Erlang-OTP-based. In addition, this study explains what adjustments need to be made to port code from the Java language to Erlang. The result of this study is a similar Erlang-OTP-based ABS-Microservices Framework to the Java-based application, but use less memory resource"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizki Kurniawan
"Behavioral Specification (ABS) adalah bahasa pemodelan untuk pendekatan software product line engineering (SPLE). ABS menggunakan Delta-Oriented Programming (DOP) untuk merealisasikan SPLE. Dalam pengembangan web, penelitian sebelumnya telah mengembangkan ABS Microservice Framework berbasis Erlang (ABS-Erlang). ABS-Erlang telah digunakan dalam pengembangan SPL Adapative Information System for Charity Organization (AISCO) atau juga dikenal sebagai Amanah. Akan tetapi, database mapping ABS-Erlang masih belum dapat mengaplikasikan paradigma DOP sepenuhnya. Kurangnya dukungan penuh DOP disebabkan oleh modifikasi kode Erlanggenerated dan SQL query yang harus dibuat oleh pengguna ABS-Erlang. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penelitian ini mengajukan database mapping untuk ABSErlang. Database mapping yang diajukan akan menggunakan metadata informasi kelas ABS (dihasilkan oleh kompilator ABS yang dimodifikasi) dan parameterized query (untuk pencegahan SQL injection) untuk membuat SQL query operasi database create, read, update, dan delete (CRUD). Database mapping juga menggunakan arsitektur yang mengeliminasi proses modifikasi kode Erlang-generated. Selain masalah database mapping, backend Amanah yang dihasilkan oleh ABS-Erlang juga sudah tidak sesuai dengan front end Amanah. Selain itu, HTTP client untuk fitur payment gateway juga tidak tersedia. Untuk mengatasi masalah tersebut, penelitian ini memperbaiki Model API untuk mengakomodasi frontend Amanah terbaru. Selanjutnya, HTTP adaptor, yang bertindak sebagai HTTP client, juga dibuat. Setelah pengujian dilakukan. ABS-Erlang (dengan database mapping yang diajukan) sudah berhasil lolos fungsional tes Amanah. Penggunaan memori produk Amanah ABS-Erlang juga lebih efisien dibandingkan produk Amanah yang dihasilkan framework berbasis Java.
Behavioral Specification (ABS) is a modelling language that can be used for softaware product line engineering (SPLE) approach. ABS uses Delta Oriented Programming (DOP) to implement SPLE. For web development, previous reasearch has built ABS Microservice Framework based on Erlang (ABS-Erlang). ABS-Erlang has been used in Adaptive Information System for Charity Organization (AISCO) product line also known as Amanah. However, current database mapping in ABS-Erlang does not fully support DOP. The lack of full DOP support is due to modification of Erlang generated code as well as SQL query that needs to be created by developers. Based on those issues, this research propose a new database mapping for ABS-Erlang. The proposed database mapping will use combination of ABS class meta information (generated by modified ABS compiler) and parameterized query (for protection against SQL injection) to build SQL queries for create, read, update, and delete (CRUD) database operations. The proposed database mapping also uses architecture that eliminate the need to modify the Erlang-generated code. Besides database mapping issues, ABS-Erlang’s generated-backend is also no longer compatible with the latest Amanah front end. In addition, ABS-Erlang also does not have HTTP client to support payment gateway feature. To solve those issues, this research improves ABS’s model API to accommodate the latest Amanah frontend. API adaptor, that acts as an HTTP Client, is implemented as well. After evaluation, Amanah backend generated by ABS-Erlang has passed all Amanah functional tests. Amanah products generated by ABS-Erlang also use less memory than Amanah products generated by Java-based framework."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wahyu Tri Anggoro
"Teknologi informasi telah menjadi enabler untuk perusahaan dalama menjalankan bisnis. Perangkat lunak sebagai salah satu komponen pada teknologi informasi telah menjadi kebutuhan utama dari organisasi.Perangkat lunak berperan sebagai alat untuk mendukung dan menyederhanakan bisnis proses pada organisasi. Sebuah perangkat lunak harus mempunyai kualitas yang baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Proses pengembangan perangkat lunak yang efektif diperlukan untuk membuat perangkat lunak yang berkualitas. Proses pengembangan perangkat lunak dikategorikan efektif jika dapat diselesaikan tepat waktu, biaya, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Studi kasus dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada industri perbangkan. Perusahaan ini bergerak pada pasar yang kompetitif, perusaahan perlu untuk memperoleh nasabah baru dengan tetap menjaga nasabahnya. Perusahaan perlu untuk terus meningkatkan kulaitas perangkat lunak. Capability Maturity Model Integration (CMMI) versi 2.0 adalah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk perbaikan proses perangkat lunak. Studi ini dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang implementasi CMMI. CMMI memiliki struktur yang besar, oleh karena itu continuous representation digunakan untuk implementasi CMMI. Perusahaan harus menetapkan dan memprioritaskan practice area mana yang paling sesuai untuk kondisi saat ini dari proses pengembangan perangkat lunaknya. Studi ini menggunakan CMMI Roadmap untuk memilih area praktik dengan mendefinisikan tujuan dan masalah bisnis. SCAMPI C digunakan sebagai metode penilaian untuk mengukur tingkat kematangan dan kemampuan proses pengembangan perangkat lunak. Penelitian ini menggunakan metode berbasis kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian ini adalah rekomendasi yang dapat mengarah pada peningkatan kualitas perangkat lunak. Rekomendasi ini dirumuskan berdasarkan CMMI-Dev versi 2.0.
Information technology has become an enabler for a company to operate its business. The software has become one of the organizations primary needs. The softwares role as an instrument for supporting and simplifying business processes in an organization. A single software should have excellent quality to satisfy the client. An effective software development process is necessary to produce good quality software. The software development process can be classified as effective if finished on time, cost-effective, and following user requirements. A case study involving a company that engaged in the banking business was done. This company operates in a very competitive market. This company needs to maintain its customers as it gains fresh customers. Therefore its software quality needs to be steadily improved. Capability Maturity Model Integration (CMMI) version 2.0 is a framework which can be used for software process improvement. This study is undertaken to gain a better understanding of CMMI implementation. As CMMI constitutes an enormous structure, continuous representation was used as an approach for CMMI implementation. The company must define and prioritize which practice area is most appropriate for the current conditions of its software development process. This study uses CMMI Roadmap for selecting the practice area by defining business goals and problems. SCAMPI C is used as an appraisal method to measure the level of maturity and capability of the software development process. This study uses a questionnaire-based method to collect data. The result of this research is a recommendation that can lead to software quality improvements. The recommendation is formulated based on CMMI-Dev version 2.0."
Depok: kompu, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Fandi Gunawan Septian
"Pengembangan perangkat lunak terkait erat dengan proses pengembangannya. Proses yang baik dapat meningkatkan kualitas perangkat lunak. Pada kasus perusahaan pengembang perangkat lunak berskala sangat kecil, pengembangan perangkat lunak harus berjalan baik demi keberlangsungan hidup perusahaan. PT TNISiber adalah perusahaan pengembang perangkat lunak berskala sangat kecil yang menghadapi masalah keterlambatan pengiriman perangkat lunak. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, perlu adanya rekomendasi peningkatan proses pengembangan perangkat lunak. Peningkatan proses perangkat lunak dilakukan dengan melakukan pengukuran tingkat kematangan menggunakan kerangka kerja ISO 29110 secara kualitatif. Hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis menggunakan perangkat
Lean Six Sigma yaitu analisis kesenjangan, analisis sebab-akibat, dan analisis Pareto. Validasi terhadap rekomendasi peningkatan ini dilakukan dengan metode Delfi. Analisis-analisis ini menghasilkan 18 rekomendasi peningkatan yang mencakup domain (a) produk, (b) orang, (c) teknologi, dan (d) proses. Peningkatan-peningkatan ini mencakup proses Manajemen Proyek (PM) dan Implementasi Perangkat Lunak (SI). Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan proses pengembangan perangkat lunak di PT TNISiber.
Software development is closely related to the software process. A good process can improve software quality. In the case of very small entity, software development must run well for the survival of the company. PT TNISiber is a very small entity that faces the problem of delays in software delivery. To solve this problem, it is necessary to recommend software process improvement. Improvements to the software process are carried out by measuring maturity levels qualitatively using ISO 29110 framework. The results of the measurements are then analyzed using the Lean Six Sigma tools, namely gap analysis, root cause analysis, and Pareto analysis. Validation process to the recommendations is performed using Delphi method. There are 18 recommendations within four domains namely (a) product, (b) people, (c) technology, and (d) process. The improvements span across two main processes within software development namely (a) Project Management (PM) and (b) Software Implementation (SI). The improvement recommendations could be made to improve the development process at PT TNISiber."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Deni Utama
"
ABSTRAKPenerapan proyek prangkat lunak yang sukses adalah keinginan dari setiap pengembang proyek perangkat lunak, tetapi menurut data dari Standish Group 2018 keberhasilan pengembangan proyek prangkat lunak masih sangat kecil yaitu sebesar 23%. Oleh sebab itu penelitian ini melakukan action research pada PT Phincon yang mempunyai core bisnis dalam pengembangan proyek perangkat lunak. Pada pengembangan proyek Phincon masih terdapat proyek yang mengalami kegagalan seperti melebihi dari target waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini menetukan prioritas dari Critical Success Factors (CSF) yang harus diperhatikan Phincon dalam memperbaiki proses pengembangan proyeknya. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala pairwise comparison dan responden penelitian yaitu karyawan Phincon yang terlibat langsung dalam pengembangan proyek kemudian dianalisis menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis diperoleh tujuan proyek yang jelas adalah alternatif dengan peringkat tertinggi kemudian diikuti oleh komunikasi, perencanaan proyek, komposisi tim yang jelas, dukungan top manajemen, alokasi sumber daya yang tepat, perubahan kebutuhan proyek, pendanan proyek, kompetensi tim, metodologi pengerjaan proyek dan waktu proyek. Berdasarkan peringkat yang didapatkan kemudian dilakukan wawancara untuk memperoleh tanggapan pemangku kepentingan terhadap hasil penelitian, yang kemudian dijadikan rekomendasi dalam melakukan perbaikan terhadap setiap faktor kesuksesan proyek, harapanya dapat meningkatkan kesuksesan pengembangan proyek perangkat lunak di PT Phincon.
ABSTRACTThe successful implementation of software projects is the desire of every software project developer, but according to data from Standish Group 2018 the success of developing software projects is still very small at 23%. Therefore this study conducted action research on PT Phincon which has a core business in developing software projects. In the development of the Phincon project there are still projects that have failed such as exceeding the predetermined time target. This research determines the priorities of critical success factors (CSF) that Phincon must consider in improving the project development process. The data was collected using a questionnaire with a pairwise comparison scale and the research respondents namely Phincon employees who were directly involved in the development of the project were then analyzed using the Analytic Hierarchy Process (AHP). Based on the results of the analysis obtained clear project objectives are alternatives with the highest rank then followed by communication, project planning, clear team composition, top management support, appropriate resource allocation, changes in project requirements, project funding, team competency, project work methodology and project time. Based on the ratings obtained, interviews were then conducted to obtain stakeholder responses to the results of the research, which were then made recommendations in making improvements to each of the success factors of the project, hoping to increase the success of software project development at PT Phincon."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adrika Novrialdi
"Software product line (SPL) adalah kumpulan perangkat lunak dengan yang memiliki kemiripan dan dibuat dari suatu base artefact yang sama. Variability Module(VM) merupakan salah satu konsep baru dalam implementasi SPL menggunakan Delta Oriented Programming(DOP) yang juga mendukung penggunaan beberapa SPL yang saling bergantung yang dinamakan Multi Product Line (MPL). VM memiliki potensi besar dalam implementasi SPL karena disusun dari konsep modul yang banyak digunakan pada bahasa pemrograman. Variability Module for Java (VMJ) memperlihatkan implementasi konsep VM yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Java dan design pattern untuk mengimplementasikan DOP. Penelitian ini lalu mencoba untuk mengadopsi konsep VM yang didefinisikan VMJ untuk melakukan implementasi konsep VM pada suatu web framework berbasis Java bernama Javalin. Pada saat ini, implementasi SPL masih kekurangan tools untuk dapat diadopsi secara luas. Hal tersebut mendorong adanya keinginan untuk melihat bagaimana integrasi penelitian SPL dengan web framework yang digunakan pada industri. VM for Javalin mengkombinasikan konsep VMJ dan penggunaan Javalin dan juga build tools untuk membuat suatu web framework yang mendukung Software Product Line Engineering(SPLE). VM for Javalin menjadi langkah awal dari integrasi konsep SPLE yang dikembangkan pada penelitian dengan penggunaan frameworkyang digunakan industri. VM for Javalin dievaluasi dengan menggunakan studi kasus dan penggunaannya dibandingkan dengan penggunaan Javalin orisinil. Selanjutnya VM for Javalin juga dievaluasi menggunakan enam quality criteria teknik implementasi SPL. Penelitian ini mampu menghasilkan suatu web framework VM for Javalin yang mendukung pengembangan SPLE menggunakan konsep VM dan DOP
Software Product Line (SPL) is a family of similar systems built from a common artefact base. Variability Module (VM) is a new concept to implement SPL using Delta-Oriented Programming (DOP) that also supports the use of interdependent SPL, called Multi-Product Line (MPL). VM has potential in SPL implementation since the concept is made from the module system used and supported by programming languages.Variability Modules for Java (VMJ) has shown the VM implementation using Java and design patterns to implement DOP. This research adopts the VM concept that VMJ defined to implement VM in a java-based web framework called Javalin. The broad adoption of SPL implementation lacks the supporting tools. This fact drives a need to see how to integrate the concept from SPL research to web frameworks used by the industry. VM For Javalin combines the concept of VMJ and the use of Javalin to realise a Software Product Line Engineering SPLE) enabled web framework. VM For Javalin is an initial step to integrating the SPLE concept from academic research with an industry used web framework. VM For Javalin is evaluated using a case study and comparing the usage to the original base Javalin. The six quality criteria of SPL implementation are also used to evaluate the implementation technique used in VM for Javalin. This research was able to create an SPLE-enabled web framework using the VM concept and DOP."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ryan Naufal Pioscha
"Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah paradigma untuk membuat aplikasi menggunakan platform dan memiliki keleluasaan dalam melakukan kustomisasi. Saat ini, lab RSE (Reliable Software Engineering) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sudah membuat perangkat untuk pembuatan aplikasi web dengan menggunakan konsep SPLE bernama SPLELive. Pada SPLELive, sudah terdapat generator tampilan (frontend generator) yang akan melakukan automasi pembuatan tampilan aplikasi web dengan kustomisasi yang dipilih. Tampilan yang dihasilkan dari frontend generator SPLELive akan dimodelkan menggunakan Interaction Flow Modeling Language (IFML) untuk memudahkan automasi pembuatan tampilan. Penelitian ini menambahkan konsep Redux pada frontend generator SPLELive yang menghasilkan kode tampilan dengan framework React. Kode tampilan tersebut dihasilkan dengan menggunakan model IFML sebagai input dari frontend generator. Pada frontend generator, model IFML akan dirubah menjadi kode React dengan aturan transformasi yang sudah ada pada penelitian sebelumnya. Saat proses perubahan tersebut, akan ditambahkan konsep Redux pada aturan transformasi sehingga akan menghasilkan kode React dengan konsep Redux. Untuk menguji hasil kode tampilan, penelitian ini akan membandingkan kode React yang sudah ditambahkan Redux dan yang tidak menggunakan Redux. Berdasarkan perbandingan kedua hasil kode tampilan, penelitian ini sudah berhasil membuat kode tampilan yang memiliki pengaturan state (state management) pada komponen dan pemeliharaan kode (maintainability code) yang lebih baik.
Software Product Line Engineering (SPLE) is a paradigm for making software using platforms and having flexibility in customization. RSE (Reliable Software Engineering) Lab Faculty of Computer Science Universitas Indonesia already creates tools for automatically making web applications with customization. In SPLELive tools, there is a frontend generator that automatically makes user interface with customization that was chosen before. The user interface produced by frontend generator SPLELive will be modeled by Interaction Flow Modeling Language (IFML) to make it easier to build. This research will develop frontend generator tools SPLELive, which provides code with framework React by adding Redux. That code is generated from the frontend generator that uses IFML as an input. In the frontend generator, IFML Model will transform to React code with transformation rule that already made by previous research. During the transformation process, the transformation rule will add the Redux concept to make React code with the Redux concept. To test the generated user interface’s code, the code that uses React with Redux and without Redux will be compared. Based on the comparison between the two results, this research successfully makes the user interface that has better state management and maintainability code."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Christopher Samuel
"Software Product Line Engineering (SPLE) adalah sebuah pendekatan pengembangan beberapa perangkat lunak yang bisa digolongkan ke dalam satu kelompok atau keluarga yang sama berdasarkan berbagai commonality dan variability keluarga tersebut. Salah satu framework pengembangan berbasis SPLE ini adalah WinVMJ yang dibangun berdasarkan pola arsitektur Variability Modules for Java (VMJ). WinVMJ sudah bisa digunakan untuk pengembangan perangkat lunak berbasis SPLE, namun masih ada beberapa kekurangan yang bisa diperbaiki atau di-refactor untuk menjadikan WinVMJ sebagai framework yang lebih stabil. Hal-hal yang kurang optimal ini terkait dengan pengelolaan request-response yang kurang lengkap, pembaharuan jenis database yang digunakan dan juga pemodelan entitas di dalam database tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk memberikan pembaharuan dan perbaikan WinVMJ, termasuk library yang mendukung framework tersebut. Kekurangan-kekurangan tersebut dicari dengan melakukan percobaan atau testing pada produk yang memiliki fitur-fitur yang berpotensi memiliki kekurangan, dan jika memang ditemukan, kekurangan tersebut dicatat dan diperbaiki. Penelitian ini pada akhirnya berhasil menghasilkan versi baru WinVMJ yang sudah memiliki banyak fitur yang diperbaiki atau diperbaharui. WinVMJ versi terbaru yang dihasilkan penelitian ini dievaluasi dengan melakukan penambahan modul fitur yang berupa sebuah varian dari fitur yang sudah ada, membangun produk baru, membandingkan jumlah berkas dan baris kode yang perlu diubah untuk menambah modul fitur maupun produk dengan framework Spring Boot, dan membandingkannya dengan versi WinVMJ yang lama. Penelitian ini dan juga hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada bidang pengembangan perangkat lunak, terutama SPLE.
Software Product Line Engineering (SPLE) is a software engineering approach to build several softwares that can be categorized within the same group or family based on their commonalities and variabilities. One framework that allows for SPLE engineering is WinVMJ which is built upon the Variability Modules for Java (VMJ) architectural pattern. WinVMJ itself is able to be used for SPLE based development, however there are still several issues that can be fixed or refactored to make WinVMJ a more stable framework. Some of these issues include a request-response system that isn’t complete, updating the type of database used and also the modelling of entities inside the database itself. Thus, this research is dedicated to fixing and improving WinVMJ, including the supporting libraries. The issues themselves are found by doing tests on products with features that can potentially be repaired, and if the features indeed do have issues, these issues are immediately written down and worked upon. This research is able to create a new version of WinVMJ that also has less issues than the previous one. This latest version of WinVMJ is evaluated by adding a new feature module based on an existing one, building and generating a new product, comparing itself to the Spring Boot framework in terms of number of files and lines of code changed when implementing a new feature module or product, and comparing the latest version of WinVMJ against the previous one. This research and its’ results can hopefully give a meaningful contribution towards the field of software development, especially SPLE."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Daril Nofriansyah Badruddin
"Automated test adalah otomatisasi dari aktivitas software testing menggunakan testing tool. Namun, pada kenyataannya, testing tool untuk melakukan automated test masih memiliki kekurangan. Berdasarkan wawancara dengan Tim Research and Development (Tim RnD) PT. Global Digital Niaga (Blibli), automated test pada Blibli dieksekusi secara berkala dengan bantuan automation server sehingga menghasilkan report yang terpisah-pisah. Hal tersebut disebabkan testing tool membuat satu report setiap kali test cases dieksekusi. Berdasarkan masalah tersebut, tim pengembang merealisasikan project “Error Book”, sebuah dashboard automated test error. Error Book memanfaatkan custom maven plugin dan Elastic Stack untuk mengelola data dari automated test secara real-time sehingga dapat disajikan pada aplikasi front-end dashboard. Dengan Error Book, Tim RnD akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi mengenai error yang terjadi pada automated test secara keseluruhan. Informasi tersebut akan menjadi acuan untuk melakukan improvement. QA engineer akan lebih mudah mengidentifikasi error yang sering terjadi pada automated test milik divisinya sehingga perbaikan preventif dan represif untuk error tersebut dapat dilakukan dengan cepat. Tim pengembang telah melakukan user acceptance testing (UAT) kepada Tim RnD Blibli, QA engineer Blibli, dan QA engineer perusahaan lain.
Automated test is the automation of software testing activities using testing tools. However, in reality, testing tools to perform automated tests still have drawbacks. Based on interviews with the Research and Development Team (RnD Team) at PT. Global Digital Niaga (Blibli), automated tests at Blibli are executed periodically with the help of an automation server. Hence, it generates separate reports. This is because the testing tool creates one report each time a test case is executed. Based on this problem, we develop the “Error Book” project, an automated test error dashboard. Error Book utilizes a custom maven plugin and Elastic Stack to manage data from automated tests in real-time so that it can be presented in front-end dashboard application. With Error Book, the RnD team can get information about errors that occur in the automated test as a whole easier. This information will serve as a reference for making improvements. QA engineers can easily identify errors that often occur in their division's automated tests so that preventive and repressive repairs for these errors can be carried out quickly. We have carried out user acceptance testing (UAT) to Blibli RnD team, QA engineers at Blibli, and QA engineers at other companies."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Falah Prasetyo Waluyo
"Pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Software Product Line Engineering (SPLE) mempunyai banyak manfaat seperti sedikitnya waktu dan biaya yang diperlukan untuk membuat produk perangkat lunak baru. Salah satu web framework yang mendukung pembuatan aplikasi web menggunakan metode SPLE adalah WinVMJ. WinVMJ dirancang berdasarkan pendekatan variability module for java (VMJ) dan delta oriented programming (DOP). WinVMJ menggunakan design pattern decorator pattern dan factory pattern untuk mengimplementasikan pendekatan DOP. WinVMJ merupakan framework yang baru dikembangkan sehingga banyak hal yang bisa ditingkatkan untuk membuat WinVMJ lebih baik. Salah satunya adalah Object-Relational Mapping (ORM) yang digunakan WinVMJ. Saat ini WinVMJ menggunakan ORM yang dibuat sendiri dari awal. Namun ORM ini masih sederhana, objek dari WinVMJ tidak bisa langsung dipetakan ke dalam database. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan ORM Hibernate dengan framework WinVMJ agar pengolahan data pada WinVMJ dapat dilakukan dengan mudah menggunakan ekspresi object oriented programming. Proses integrasi diawali dengan mendesain strategi pemetaan yang dapat digunakan untuk memetakan objek pada WinVMJ yang dibuat menggunakan decorator pattern. Kemudian merubah tools, script maupun struktur dari WinVMJ agar bisa kompatibel dengan ORM Hibernate. WinVMJ yang sudah diintegrasikan dengan ORM Hibernate diuji dengan mengimplementasikan studi kasus Software Product Line (SPL) Amanah menggunakan WinVMJ. WinVMJ tersebut dapat memenuhi segala keperluan untuk mengimplementasikan studi kasus SPL Amanah dengan baik. Diantaranya adalah keperluan untuk membuat endpoint create, read, update, dan delete (CRUD). Jika dibandingkan dengan framework lain, framework WinVMJ mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi dalam mengakomodasi berbagai macam requirement dan varian yang ada pada SPL.
Software development using Software Product Line Engineering (SPLE) method has many benefits, such as less time and money needed to create a new software product. One of the web frameworks that support the creation of web applications using SPLE method is WinVMJ. WinVMJ is designed based on the Variability Modules for Java (VMJ) and Delta-Oriented Programming (DOP) approach approaches. WinVMJ uses decorator pattern and factory pattern to implement the DOP approach. WinVMJ is a newly developed framework so many things could be improved to make WinVMJ better. For example, the Object-Relational Mapping (ORM) used by WinVMJ. Currently, WinVMJ uses an ORM built from scratch. However, this ORM is still primal, WinVMJ objects can’t be directly mapped into the databases. Therefore, this research aims to integrate Hibernate ORM with the WinVMJ framework so that data processing on WinVMJ can be done easily using object-oriented programming expressions. The integration process begins with designing a mapping strategy that can be used to map WinVMJ objects created using decorator pattern. Then change the tools, scripts, and structures of WinVMJ to be compatible with Hibernate ORM. The newly modified WinVMJ then tested by implementing the Amanah Software Product Line (SPL) case study using WinVMJ. The newly modified WinVMJ can meet all the needs to properly implement the SPL Amanah case study. Among them is the need to construct create, read, update, and delete (CRUD) endpoints. Compared to other frameworks, the WinVMJ framework has higher flexibility in accommodating various requirements and variants that exist in the SPL."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library