Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firda Diba Fauzia Anisah
"Pasar tradisional sebagai pusat aktivitas masyarakat Jawa yang bernuansa ramai berisi orang-orang yang hanya sekedar mengobrol maupun sedang bertransaksi seketika berubah menjadi kluster Covid-19. Kajian ini mengeksplorasi tentang pasar tradisional Bantul yang sedang bergejolak oleh pandemi Covid-19 melalui identifikasi dampak yang muncul akibat pandemi-19 dan mengetahui langkah-langkah yang diambil para pedagang. Pengumpulan data melalui studi dokumen, studi literatur, observasi dan wawancara mendalam kepada lurah pasar dan beberapa pedagang seperti pedagang sayur, pedagang buah, pedagang ayam dan pedagang rempah-rempah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) dampak yang timbul akibat pandemi Covid-19 diantaranya daya beli turun, pasar menjadi sepi, adanya kebijakan baru operasional pasar, distribusi terhambat, stock dagangan yang berkurang dan penghapusan aktivitas budaya masyarakat Jawa (syukuran dan hajatan); (2) pilihan-pilihan ketahanan para pedagang pasar dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19 melibatkan berbagai aspek pertimbangan seperti sosial-budaya, kesehatan dan ekonomi. Ketahanan mengindikasikan proses kompromi dari dampak dan proses usaha-usaha pedagang untuk melewati guncangan pandemi yang berpengaruh pada hajat hidup mereka. Gagasan ini berdasarkan pada kepercayaan, norma, nilai, hubungan sesama kaitannya dengan physical distancing dan sedikit dorongan mengejar materi yang tercermin pada orientasi hidup para pedagang, lensa budaya dan spiritual dalam memahami musibah ini, keputusan penyesuaian harga dan jumlah stok barang dan keputusan lurah pasar.

The traditional market as the center of the Javanese community consist of people who are doing conversation with each other and transaction instantly have been changing into a cluster of Covid-19. This study explored the turbulency of Bantul Traditional Market which was caused by the Covid-19 pandemic through identifying the impacts due to the COVID-19 pandemic and knowing the steps taken by traditional traders. This study collected data through document studies, literature studies, observations, and in-depth interviews with the official chief of the traditional market and several traders such as vegetable traders, fruit traders, chicken traders, and spice traders. The results showed that (1) the impacts from the Covid-19 pandemic included, the market became quiet, the existence of new market operational policies, hampered distribution, low amount of stock, and the elimination of Javanese cultural activities (thanksgiving, and celebration); (2) the rational choices of market traders involved various aspects of consideration such as socio-cultural, health and economic. Resilience indicated compromises process of the impact and traders' efforts to get through the pandemic Covid-19 turbulency that affected their livelihoods. The idea of resilience was based on beliefs, norms, values, relationships with others related to physical distancing and a little encouragement to pursue material which is reflected in the life orientation of traditional traders, cultural and spiritual lenses in understanding this disaster, decisions to adjust prices and the amount of stock, and decisions of the chief traditional marke"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simatupang, Rossa Turpuk Gabe
"Penelitian ini berupaya mencari makna baru pasar tradisional dalam konteks lokal di kota-kota di Indonesia yang telah mengalami perubahan makna, dengan mengungkap hibriditas yang terjadi di dalam pasar tersebut. Salah satu pemicu hibriditas dalam pasar tradisional adalah berbagai faktor sosial budaya yang berbeda-beda pada tiap stukturasi masyarakat tertentu. Fokus pengamatan ditujukan pada kecenderungan internal (pelaku/agen) dan keadaan eksternal, sebagai aspek yang mempengaruhi tindakan sosial serta keterkaitannya dengan ruang yang terbentuk.
Metode yang dipilih adalah grounded research, yang artinya proses penelitian dilakukan di level paling "dasar" tanpa suatu hipotesis terlebih dulu. Selanjutnya tesis akan disusun diakhir analisis. Fokus utama adalah untuk mengungkap detail dari fenomena spasial dan kegiatan yang terkait nilai budaya "liyan" yang belum secara jernih terungkap (atau sebelumnya belum ada). Penelitian yang sesuai untuk tujuan penelitian adalah studi kasus yang mengambil tempat di Pasar Kemiri Muka Depok.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ruang hibrid muncul dalam dimensi-dimensi yang tidak terlihat secara kasat mata. Dimensi-dimensi tersebut tidak terpisahkan dari berbagai faktor sosial budaya masyarakat lokalnya. Secara mikro, aspek internal pasar tradisional menunjukkan suatu nilai/budaya baru yang terbentuk dari hubungan sistem-sistem sosial yang saling mengikat dan tidak terpisahkan. Ide hibriditas memberikan pemahaman akan kebertahanan ruang tradisional di tengah-tengah modernitas dalam globalisasi. Pada kasus ini, kebertahanan pasar tradisional dalam perekonomian perkotaan.

This research tried to identify a new definition for traditional market in context of local cities in Indonesia which have had a transformation in contextual meaning, by discovering hybridity that occured at those markets. Socio-cultural factor that diverse on every constitution of society is a factor which develop hybridity on traditional markets. The research focus is on internal (actor/agent) and external aspects which influence social acts and their corelation to the formed space.
The research was done by using grounded research method, therefore the research was perfomed on the basic level without using a prior hypothesis. In addition, the thesis statement will be stated at the end of the analysis. The main focus of the research is to reveal the detail of spatial phenomena and activities which relate to ?other? cultural aspects that have not been defined literally (the definition has not exist before).
Indeed, hybrid spaces are formed in the dimensions which cannot be visualised directly. The dimensions are not separated from social cultural factors inside local people. From micro perspektif, internal aspects of traditional market show a new value/culture which formed from the relation between social system which relate each other. The hybridity idea gives an understanding of sustainability of traditional space in the midle of modernization and globalization, in this case the sustainability of traditional market in modern cities.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erliana Nurul Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan peraturan daerah kota surakarta nomor 1 tahun 2010 tentang pengelolaan
dan perlindungan pasar tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif dan dilihat dari manfaatnya penelitian ini termasuk pada penelitian murni
karena dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan teoritis secara mendasar.
Lokasi penelitian dilakukan di Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta. Jenis data yang
dipergunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara mendalam dengan
Narasumber yang berkompeten dan berkaitan dengan pengelolaan pasar di kota
Surakarta dan studi kepustakaan melalui berbagai literatur meliputi buku-buku ilmiah,
peraturan perundang-undangan, dan bahan kepustakaan lainnya yang memiliki
keterkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Analisis data yang digunakan oleh
peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan model Miles dan Huberman, dimana
dalam model tersebut terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yakni
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Berdasarkan
penelitian ini diperoleh hasil bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
kebijakan/pelaksanaan peraturan daerah kota surakarta nomor 1 tahun 2010 tentang
pengelolaan dan perlindungan pasar tradisional meliputi Standar dan Sasaran Kebijakan,
Sumber daya, Karakteristik Agen Pelaksana, Sikap/Kecenderunga n (Disposition) para
Pelaksana, Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana, Lingkungan Ekonomi
Sosial dan Politik, Respeknya Anggota Masyarakat pada Otoritas dan Keputusan
Pemerintah, dan Adanya Sanksi Hukum.

Abstract
This Reserach was purposed to analyze the factors that influence the implementation of
Surakarta Local Government Act 2012 Chapter 1 About the management and preservation of
traditional market. This was descriptive research included on pure research that was carried out
to give theoritical knowledge fundamentally. The location of this research was conducted in
Public Market Management Office of Surakarta. There were primary and secondary data used in
this researh. Technique of colecting data was conducted through dept-interview with the
competent informant, literature studies by using some scientific books, statutory act, and other
resourches related to the issue. Data analysis adopted the framework developed by Miles and
Huberman (1994) that described the major phases of data analysis consists of data reduction,
data display, and conclusion drawing as well as verification. The result of this research shows
that there are some factors that influence the implementation of Surakarta Local Government
Act 2012 Chapter 1 About the management and preservation of traditional market, namely
target and standard market, resourches, the implementer characteristics, Disposition of the
implementer, inter organizational communication and the implementer activity, Social Economy
and Political Environment. Besides, how the society do respect toward the authority and
Government?s decision, as well as the existence of legal sanctions can be also an important
factors that influence the implementation of Surakarta Local Government Act 2012 Chapter 1
About the management and preservation of traditional market."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Najmah Muhammad Kuddah
"[ABSTRAK
Di Indonesia, kubis sering dikonsumsi mentah sebagai lalapan, hal ini dapat meningkatkan kejadian infeksi parasit usus. Adanya asumsi masayarakat mengenai perbedaan kebersihan antara sayuran dari pasar tradisional dan swalayan. Untuk itu, dilakukan penelitian mengenai prevalensi kontaminasi parasit usus pada sayuran kubis di pasar tradisional dan swalayan Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang analitik observasional. Sampel sayuran kubis yang berasal dari 20 pasar tradisional dan 20 pasar swalayan Jakarta. 100 gram kubis dari setiap sampel direndam selama 24 jam dengan larutan garam jenuh. Air rendaman disaring kemudian disentrifugasi (teknik sedimentasi). Hasil endapan dilihat dibawah mikroskop untuk identifikasi kontaminasi parasit usus jenis STH dan protozoa. Didapatkan 100% kubis di pasar tradisional dan 90% di pasar swalayan positif terkontaminasi parasit usus. Total jumlah parasit usus yang ditemukan 3530/mL(55,5% pasar tradisional, 44,5% pasar swalayan). Hasil penelitian menunjukan perbedaan yang bermakna antara kontaminasi parasit usus di pasar tradisional dan swalayan(p< 0,05). Telur A.lumbricoides terbanyak ditemukan di kedua jenis pasar. Penggunaan larutan garam jenuh sebagai media perendaman bermakna dibandingkan dengan air sebagai kontrol (p<0,05). Dengan demikian, jenis pasar tempat menjual sayuran kubis bermakna terhadap kontaminasi parasit usus.

ABSTRACT
In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study. Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control. Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets. The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites.;In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study.
Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control. Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets.
The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites., In Indonesia, cabbage are often eaten raw as salad, it can increase the incidence of intestinal parasitic infections. An assumption of the community regarding the cleanliness difference between vegetables from traditional markets and supermarkets.Therefore, a research on the prevalence of intestinal parasitic contamination on cabbages in traditional markets and supermarkets Jakarta need to be done. This type of research is observational analytic cross-sectional study.
Cabbage samples was taken from 20 traditional markets and 20 supermarkets in Jakarta. 100 gram cabbages from each samples were immersed in saturated salt solution for 24 hours. Soaking water is filtered and then centrifuged (sedimentation technique). Immersion in water was done as a control. Precipitated seen under a microscope to identify the type of intestinal parasites contamination, STH and protozoa. As the results, 100% of cabbage in the traditional markets and 90% in supermarkets were contaminated by intestinal parasites. The total number of intestinal parasites found 3530/mL (55.5% traditional markets, supermarkets 44.5%). The results showed a significant difference between intestinal parasite contamination in traditional markets and supermarkets(p <0.05). The most number eggs contamination are A.lumbricoidesfound in both types of markets.
The use of saturated salt solution as an immersion medium significantly compared with water as the control(p <0.05). Thus, the type of marketselling cabbage significantly to contamination of intestinal parasites.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wilda Nuryanti
"Perdagangan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Minangkabau khususnya di Kota Pariaman dan sekitarnya, sehingga perdagangan membentuk sebuah kearifan lokal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini mengangkat Kearifan lokal pedagang dan karakteristik pasar tradisional dilihat dari sistem kekerabatan dan pola kearifan lokal yang terbentuk dengan hubungan karakteristik pedagang dan karakteristik pasar tradisional. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukan Tradisi kuat ditandai dengan masih berlakunya hari balai yang membuka kesempatan bagi pedagang pendatang untuk berdagang dan menjual komoditas khas setempat yang terdapat di Balai Kurai Taji dan Pauh Kambar. Kearifan lokal yang kuat berada pada balai Kurai Taji dan pasar Pauh Kambar. Pasar-pasar tradisional dengan tradisi kuat memiliki kearifan lokal lebih kuat terutama dalam aspek warisan, utang piutang, dan kompetisi.

Trade is a source of life for the Minangkabau people, especially in the Pariaman City and surroundings area, so that trade forms a local wisdom. In this study the method used is a qualitative method with a descriptive approach. This research raises the local wisdom of traders and traditional market characteristics seen from the kinship system and the pattern of local wisdom that is formed with the relation of the characteristics of traders and traditional market characteristics. The analysis results of this study show that a strong tradition is characterized by the still validity of market days which opens opportunities for migrant traders to trade and sell local specialty commodities that found in Kurai Taji and Pauh Kambar. Strong local wisdom is at the Kurai Taji market and Pauh Kambar market. Traditional markets with strong traditions have stronger local wisdom, especially in aspects of inheritance, debt, and competition."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supangkat, Budiawati
"Studi ini tentang respon para perempuan pedagang dalam dinamika pasar tradisional di kawasan perkotaan Ujung Berung, Bandung, dan sebab akibat respon tersebut terkait dengan usaha mereka dan dengan pasar sebagai tempat usaha mereka. Pendekatan berorientasi aktor yang dipakai dalam studi ini, melihat perempuan pedagang yang hidup dan harus menghidupi dua dunia, yakni rumah tangganya dan pasar. Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif untuk mengkaji respon-respon perempuan pedagang tersebut, dan metode kuantitatif untk mendapatkan profil demografis pedagang pasar sebagai landasan pemilihan informan.
Hasil studi menunjukkan bahwa tipe-tipe perubahan di Pasar Ujung Berung ditanggapi dengan cara berbeda-beda oleh perempuan pedagang. Urbanisasi Ujung Berung yang terus menerus meningkatkan jumlah dan keragaman populasi, dan mengubah pasar Ujung Berung dari pasar lokal menjadi pasar transisi, ditanggapi sebagai hal yang relatif menguntungkan karena meningkatkan 'pasar'. Namun kebijakan relokasi pasar dan pertumbuhan retail modern di sekitar pasar dilihat sebagai ancaman serius bagi eksistensi pasar maupun usaha para perempuan pedagang, dan memunculkan respon politik maupun adaptasi ekonomi seperti diversifikasi komoditi, perpanjangan waktu berjualan, dan memanfaatkan sistem konsinyasi atau komisi dalam pengadaan komoditi. Dampak krisis moneter berupa kenaikan harga direspon dengan mengurangi volume komoditi dan memperbanyak konsinyasi; sedangkan dampak lain berupa persaingan dengan mantan buruh industri yang menjadi pedagang, direspon dengan mengurangi aspek personal dalam berjualan, dan meniru modus pesaing dengan berjualan menghampiri konsumen di pasar luar. Kebakaran yang merusak usaha diatasi dengan pendayagunaan berbagai sumber modal, dan mendorong perempuan terlibat dalam tindakan kolektif untuk membangun kembali usaha dan mengantisipasi bahaya serupa di masa mendatang.
Dari kasus empat tipe perempuan pedagang terlihat adanya otonomi perempuan pedagang atas ruang usaha, termasuk pada perempuan yang bermitra dagang bersama suami. Nilai 'mencari keuntungan' di pasar menguatkan otonomi perempuan pedagang dalam pengambilan keputusan bisnis, baik untuk kelanjutan atau pengembangan usaha dagangnya maupun memenuhi kebutuhan rumah tangga. Otonomi mereka di pasar merupakan landasan bagi adaptabilitas perempuan pedagang dalam mempertahankan usahanya masing-masing maupun mempertahankan pasar.Pasar tradisional akan selalu penting bagi mereka, karena selain merupakan ruang penghidupan yang memberikan otonomi, juga merupakan tempat kerja yang luwes untuk memadukan tugas produksi dan reproduksi sosial.

This study is emphasized on the responses of woman traders in an urban traditional market in Ujung Berung Bandung, and the effect of such responses to their enterprises and to the traditional market. The study uses actor oriented approach which sees women in their two worlds, namely the marketplace and the household. The method of this study combines qualitative approach to explore processes and actors meanings to changes which have been occurring, and a survey to obtain demographic profile of market traders and determine the categorization of women traders to be selected as informants in the case study.
The result of study shows that various changes in Ujung Berung have been differently responded by woman traders. The urbanization process which has been occurring in Ujung Berung since a long time ago has seeing enough time woman traders to able to slowly adapt to the increase of customers and various commodities are more or less normally face. It starts with increasing intervention of the city government planning to relocate the marketplace and growth of the modern retails occurred in surrounding the Ujung Berung market has been seen as strength forwomen traders. The monetary crisis which has affected in increasing various good prices has been responded by decreasing commodity volumes and increasing consignment. Another impact of monetary crisis namely former laborers who have become competitor for market traders has been responded by decreasing personal approach in buying and selling, and imitating the operation of the competitor by trading in the outer marketplace. The repeatedly fire in market has been responded to by woman traders by making efficient use of various capital to rebuild their business, and organizing in preventing or minimizing impacts of the fires. The market has also been known as women's domain.
The four cases of women traders shown that those women have an autonomy domain. Although a women traders run her business with her husband but in principally she got more power to do what is the best for herself. The ability of women to take a decision and to flourished strategies in her domain means that women traders got an autonomy. Therefore women's trader can carry on with hers business and make more money to fulfill her business. Especially if a husband, could not make enough money for his family, then women trader will cover the whole expenditure of the household. Women traders adaptibility can survive in their trading in market. In addition, this influence on Ujung Berung market, the market will be survive. Based on their autonomy, the woman traders have tried to undertaking various activities continuously to make money to fulfill their household necessities.If the time of trading affair coincides with that of the household affair, various social reproductions which are usually continuously done in the household scope is moved or handled in the market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D1340
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dessy Febrianty
"Meskipun bertujuan meningkatkan kinerja dan kualitas pasar, pada kenyataannya program revitalisasi pasar tradisional tidak sepenuhnya menunjukkan keberhasilan. Hal ini disebabkan karena program revitalisasi yang dilakukan tidak mengembangkan aspek fisik, ekonomi dan sosial secara bersamaan. Untuk itu dibutuhkan sebuah model revitalisasi yang dapat digunakan dalam upaya menghidupkan kembali dan mengembangkan pasar tradisional. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengelaborasi makna-makna terkait penyusunan model. Hasil akhir menunjukkan tidak hanya model sosial yang berpengaruh dalam proses revitalisasi, tetapi juga dipengaruhi secara signifikan oleh modal manusia (human capital), modal kelembagaan (institutional capital) dan modal ekonomi (financial capital) yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan"
Jakarta: Kementerian Sosial RI, 2012
352 JSEPU 5 (3) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Leksono
"The fall of social capital and traditional market in Malang."
Malang: Citra, 2009
307.72 SON r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>