Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arza Faldy Prameswara
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peringkat risiko sistemik dari enam metodologi pengukuran risiko sistemik yang dikenal serta mengembangkan peringkat risiko sistemik komposit menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA), mengacu pada Nucera et al. (2016). Systemically Important Financial Institutions (SIFIs) didefinisikan sebagai 10 perusahaan yang memiliki risiko sistemik tertinggi dalam setiap pemeringkatan dari total sampel 60 lembaga keuangan yang go public selama periode 2008-2016. Dari hasil studi, peringkat komposit yang kami kembangkan lebih konsisten dalam menjelaskan komposisi SIFIs dari kebanyakan pemeringkatan risiko sistemik individu lainnya. Dari hasil PCA, ditemukan bahwa peringkat komposit yang kami hasilkan terutama dijelaskan oleh metode pemeringkatan berbasis data pasar. Lebih lanjut, kami menemukan perbedaan yang substantial antara pemeringkatan berbasis data pasar dan pemeringkatan berbasis data fundamental dalam menjelaskan peringkat risiko komposit. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa peringkat risiko sistemik komposit, yang menggabungkan aspek pasar dan fundamental, akan memberikan informasi yang lebih lengkap bagi pengambil kebijakan dalam membuat keputusan di masa depan.

The aim of this study is to incorporate systemic risk ranking from six generally accepted metrics and develop a single composite ranking using Principle Component Analysis, based on Nucera et al. (2016). We analyze the Systemically Important Financial Institutions (SIFIs) to gather information difference between systemic risk metrics. We identify SIFIs as the top 10 companies in each systemic risk metrics ranking, using a sample of 60 listed financial institutions in Indonesia over the period 2008-2016. We find that our single composite ranking is more consistent in term of SIFIs composition than most individual risk rankings. Furthermore, according to factor loadings of the first component, our single composite ranking is mainly based on market-based instead of fundamental. Based on second factor loading, we find that market-based metrics and fundamental-based metrics deviated substantially in constructing our composite ranking. Therefore, we suspect that our single composite ranking, that combines both market and fundamental aspect, will provide better insight for the regulator to make a decision.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andree Prasetyo Siantoro
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat persaingan bank terhadap risiko sistemik pada perbankan publik di Indonesia untuk periode 2010-2014. Dengan menggunakan metode Lerner Index sebagai pengukuran tingkat persaingan bank dan metode Merton?s distance-to-default sebagai pengukuran risiko sistemik, menunjukan tingkat persaingan individual bank secara signifikan berpengaruh negatif terhadap risiko sistemik perbankan Indonesia. Semakin rendah tingkat konsentrasi pasar perbankan akan menurunkan tingkat risiko sistemik. Tingginya tingkat persaingan bank akan membuat bank-bank untuk mendiversifikasikan risiko-risikonya sehingga menyebabkan sistem perbankan semakin kokoh.

The objective of this research is to determine the effect of bank degree of competitiveness on systemic risk of public banks in Indonesia during 2010-2014. Using Lerner Index to measure bank degree of competitiveness and Merton's distance-to-default to measure systemic risk, show a significant negative relationship between bank degree of competitiveness and systemic risk. The less concentrated of banking market cause reduction on systemic risk. The greater bank degree of competitiveness encourages banks to take on more diversified risks, making the banking system less fragile.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Lestari
"Tesis ini membahas mengenai pengukuran kontribusi risiko sistemik dan hubungannya dengan karakteristik individu bank pada perbankan Indonesia dengan periode pengamatan dari 2003 s.d 2013.Metode yang digunakan untuk mengukur kontribusi risiko sistemik adalah CoVaR (Girardi dan Ergun, 2013) dan MES (Acharya, 2010). CoVaR digunakan untuk melihat kontribusi risiko sistemik masing-masing bank terhadap sistem keuangan apabila bank mengalami distress sedangkan MES digunakan untuk melihat bagaimana kontribusi risiko sistemik masing-masing bank apabila sistem keuangan mengalami distress.
Dari hasil pengukuran ditemukan bank yang memiliki nilai Delta CoVaR terbesar adalah BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI.Ke 4 (empat) bank tersebut merupakan bank terbesar di Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa bank yang akan memberikant kontribusi risiko kepada sistem sebesar nilai Delta CoVaR nya saat bank mengalami distress. Sebaliknya dari hasil pengukuran MES diketahui bahwa bank yang akan memberikan kontribusi risiko sistemik terbesar saat sistem mengalami distress adalah BBRI.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik individu bank seperti ukuran bank dan VaR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap besar kontribusi risiko sistemik bank di Indonesia. Kondisi makroekonomi seperti inflasi secara signifikan mempengaruhi nilai kontribusi risiko sistemik dari masingmasing bank di Indonesia.

This thesis discusses the contribution of systemic risk and its relationship with the individual characteristics of banks in the Indonesian banking with the observation period from 2003 until 2013. The method used to measure systemic risk contribution is CoVaR (Girardi and Ergun, 2013) and MES (Acharya, 2010). CoVaR looks ay the returns of the financial system when an institution is in financial distress while MES looks at the returns of an institution when the financial system is in distress.
From the results of measurements we found that the bank has the largest value of Delta CoVaR areBMRI, BBRI, BBCA and BBNI. All of the bank are the largest bank in Indonesia. This shows that the bank will contribute to the system at its current value of Delta CoVaR bankswhile experiencing distress. On the other hand, the result measurement of the MES is that BBRI will provide the largest contribution to systemic risk when the system it experiencing distress.
The results showed that individual characteristics such as bank size and VaR has a significant effect on the bank contribution to systemic risk in Indonesia. Macroeconomic conditions such as inflation significantly affect the value of systemic risk contribution of each bank in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Wojtyla
"Penelitian ini menggunakan Component Expected Shortfall (CES) sebagai ukuran risiko sistemik yang berbasis data pasar dan termasuk dalam kategori ukuran distribusi probabilitas. CES menangkap risiko tail dari sistem keuangan secara agregat dan dapat mendekomposisi volatilitas, korelasi, ekspektasi tail, dan bobot dari institusi keuangan. CES mengkuantifikasi kontibusi absolut risiko sebuah bank terhadap sistem keuangan secara umum. Semakin besar kontribusi CES(%) maka semakin berdampak sistemik bank tersebut. Dengan demikian CES menjadi ukuran hibrida yang mengkombinasikan paradigma Too Big To Fail dan Too Interconnected Too Fail. Unit analisis dalam penelitian ini adalah sistem perbankan Indonesia, dimana Indonesia merupakan salah satu emerging economy dengan sistem keuangan multi bank. Bank sebagai sebagai sebuah sistem yang fragile terekspos terhadap risiko bank run secara natural yang kemudian dapat berevolusi menjadi bank panics yang pada akhirnya memicu efek contagion. Atas hal tersebut regulator seharusnya memiliki klasifikasi yang jelas mengenai Systemically Important Financial institutions (SIFI) untuk pengaturan dan pengawasan secara intensif. Berdasarkan aplikasi empiris CES menghasilkan kluster SIFI yang relatif stabil dengan ranking yang berubah-ubah. Pada period krisis persentase CES cenderung meningkat. Selain itu ditemukan bahwa risiko sistemik pada sistem perbankan Indonesia sangat terkonsentrasi dan didominasi oleh 5 (lima) bank besar yang berkontribusi pada lebih dari 80% (delapan puluh persen) total risiko sistem perbankan. Konsentrasi risiko juga meningkat sepanjang krisis keuangan global pada September 2008. Sebagai uji robustness penelitian ini menggunakan variasi bobot dengan total aset, total ekuitas, dan total loan. Hasilnya adalah kluster SIFI yang relatif signifikan dibandingkan dengan pengukuran dengan bobot kapitalisasi pasar.

This research proposes Component Expected Shortfall (CES) as a market based systemic risk measurement in probability distribution measures class. CES captures tail risk of the aggregate financial system and decomposes its volatility, correlation, tail expectations, and weight of the bank. CES quantifies absolute, not marginal, contribution of a bank to the risk of financial system. The larger contribution (CES%) the more systemically important the institution. Thus CES becomes a hybrid measure which combine Too Big To Fail and Too Interconnected Too Fail paradigms. Research subject is Indonesian Banking System, as one of the emerging economy with multi-bank financial system. Bank as a fragile system have inherent natural "bank run" risk which can evolve into bank panics triggered by contagion effect. Accordingly regulator should have obvious classification of Systemically Important Financial institutions (SIFI) in order to intensively regulate and monitor financial system. Based on empirical application, CES measure produces relatively stable SIFI cluster with changing ranking within the SIFI cluster. In crisis period CES percentage tend to incline. Furthermore systemic risk in Indonesian Banking System is very concentrated, dominated by five big banks which contributes to more than 80% (eighty percent) of total risk of the banking system. Concentration ratio also increase as the financial turmoil waive the whole banking system in September 2008. As robustness test, this research use various weighting scheme using total assets, total equities, and total loans as weights of the firm. The result show relatively consistent SIFI cluster compared to market capitalisation weight."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggayasti Hayu Anindita
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran risiko sistemik dengan menggunakan metode network analysis untuk mendapatkan peringkat SIFI bank-bank di Indonesia. Dengan menggunakan data penempatan antar bank periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, secara empiris ditemukan bahwa interkoneksi pasar uang antar bank semakin meningkat. Namun demikian kondisi yang signifikan berbeda terjadi pada tahun 2013, di mana pola interkoneksi jaringan antar bank mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dilihat dari nilai degree centrality, bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta nasional cenderung bersifat in-degree. Kondisi yang berbeda ditunjukkan oleh bank swasta asing, di mana sebagian besar cenderung bersifat out-degree. Selain itu, bank yang memiliki nilai betweenness centrality yang tinggi cenderung akan memiliki nilai closeness centrality yang tinggi pula.

ABSTRACT
This study aimed at measuring systemic risks using network analysis method to obtain the SIFI rating of banks in Indonesia. Using the 2011 2015 interbank placement data, it is empirically found thon interbank money market interconnection increased. However, a significantly different condition was found in 2013 in which the interbank network interconnection pattern went downwards compared to the previous year. From the degree centrality score, government owned and national private banks tend to be in degree while foreign private banks tend to be out degree. In addition, bank with higher betweenness centrality score will have higher closeness centrality score as well."
2017
T48258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hull, John, 1946-
"Risk Management and Financial Institutions explains all aspects of financial risk and financial institution regulation, helping readers better understand the financial markets and potential dangers. This new fourth edition has been updated to reflect the major developments in the industry, including the finalization of Basel III, the fundamental review of the trading book, SEFs, CCPs, and the new rules affecting derivatives markets. There are new chapters on enterprise risk management and scenario analysis. Readers learn the different types of risk, how and where they appear in different types of institutions, and how the regulatory structure of each institution affects risk management practices. Comprehensive ancillary materials include software, practice questions, and all necessary teaching supplements, facilitating more complete understanding and providing an ultimate learning resource."
New Jersey : John Wiley & Sons, 2015
332.106 81 HUL r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Nuansa Pradana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat persaingan bank terhadap risiko sistemik di Indonesia untuk periode 2006-2015. Dengan menggunakan metode Panzar-Roose Model sebagai pengukuran tingkat persaingan bank dan metode Altman Z-Score sebagai pengukuran risiko sistemik, menunjukan tingkat persaingan bank secara signifikan berpengaruh negatif terhadap risiko sistemik perbankan Indonesia. Semakin tinggi tingkat persaingan perbankan akan menurunkan tingkat risiko sistemik. Tingginya tingkat persaingan bank akan membuat bank-bank untuk mendiversifikasikan risiko-risikonya sehingga menyebabkan sistem perbankan semakin kokoh.

The objective of this research is to determine the effect of banking competition level to systemic risk in Indonesia in the period of 2006 2015. Panzar Roose Model is used to measure the degree of competitiveness and Altman Z Score is used to measure systemic risk. It shows a significant negative relationship between the degree of bank competitiveness and systemic risk. The higher the level of banking competition will reduce the level of systemic risk and the greater the level of competition encourages bank to diversify their risks, so that it will make the banking system less fragile.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S66668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelica Savitrie Joanna
"Kasus penyakit LES mempunyai prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia dan dunia. Prevalensi di berbagai negara sangat bervariasi antara 2.9/100.000 – 400/100.000. Namun, belum terdapat data epidemiologi LES yang mencakup semua wilayah Indonesia. Diagnosis Lupus Eritematosus Sistemik tidak mudah dan sering terlambat akibat dari gejala yang timbul menyerupai gejala berbagai penyakit sehingga Lupus dikenal dengan sebutan penyakit 1000 wajah. Gejala penyakit Lupus sangat beragam, mulai dari gejala ringan hingga yang dapat mengakibatkan kematian. Penelitian berupa kajian kepustakaan (literature review) terhadap 3 jurnal penelitian internasional pada tahun 2000-2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran faktor risiko paparan silika pada kejadian Lupus Eritematosus Sistemik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan silika dengan kejadian Lupus Eritematosus Sistemik dengan rata-rata OR 3,6. Paparan silika yang terhirup tidak mungkin menjadi penyebab utama LES pada populasi umum, namun paparan silika menjadi salah satu faktor risiko yang berperan dalam pengembangan penyakit LES. Memahami mekanisme yang digunakan oleh silika dalam LES dapat membantu kita lebih memahami peran paparan lingkungan terutama paparan silika pada LES.

Literature Review: The Role of Risk Factors for Silica Exposure in Systemic Lupus Erythematosus. Systematic Lupus Erythematosus have a high prevalence in Indonesia and the world. Prevalence in various countries varies greatly between 2.9 / 100.000 - 400/100,000. However, there are no epidemiological data covering all regions of Indonesia for SLE. Diagnoses of Systemic Lupus Erythematosus is not easy and often late due to symptoms that resemble the symptoms of various diseases, so that Lupus is known as 1000 facial diseases. Symptoms of lupus are very diverse, ranging from mild symptoms to those that can result in death. The research was in the form of a literature review of 8 international research journals in 2000-2020. This study aims to determine the role of risk factors for silica exposure in the incidence of Systemic Lupus Erythematosus.
The results showed that there was a significant relationship between exposure to silica with the incidence of Systemic Lupus Erythematosus with an average OR of 3.6. Exposure to inhaled silica may not be a major cause of SLE in the general population, but silica exposure is one of the risk factors that play a role in the development of LES disease. Understanding the mechanism used by silica in SLE can help us better understand the role of environmental exposure especially silica exposure in SLE.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Anindito
"ABSTRAK
Latar Belakang:
Perkembangan dalam tatalaksana Lupus eritematosus sistemik (LES) telah meningkatkan
kesintasan pasien dengan LES. Kualitas hidup merupakan komponen evaluasi terapi LES dan
value based medicine. Salah satu kuesioner khusus untuk menilai kualitas hidup adalah
Lupus QoL. Saat ini di Indonesia belum ada kuesioner khusus penilaian kualitas hidup pada
pasien dengan LES. Penelitian ini bertujuan membuktikan Lupus QoL sahih dan andal dalam
menilai kualitas hidup pasien dengan LES di Indonesia.
Metode:
Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Penelitian diawali dengan menerjemahkan
Lupus QoL ke dalam bahasa Indonesia kemudian diujicobakan pada 10 responden. Penelitian
kemudian dilanjutkan pada jumlah sampel yang lebih besar. Keandalan dievaluasi dengan
Intraclass Correlation Coefficient (ICC) pada tes dan tes ulang dan cronbach α pada
konsistensi internal. Kesahihan konstruksi dinilai dengan multi trait scaling analysis.
Kesahihan eksternal dinilai dengan menilai korelasi antara Short form 36 (SF36) dengan
Lupus QoL dan aktivitas penyakit.
Hasil:
Pengambilan data terhadap 65 pasien LES yang berobat di unit rawat jalan Ilmu Penyakit
Dalam RSCM selama bulan Oktober ? November 2015. Kesahihan eksternal Lupus QoL baik
dengan korelasi terhadap SF36 dengan r :0.38 ? 0.66 (p<0.05). Multi trait analysis scaling
menunjukkan korelasi yang baik antara nilai tiap domain dengan nilai total (r:0.46 ? 0.85)
dan antara skor tiap butir pertanyaan dan skor total domain (r:0.44 ? 0.93). Nilai ICC
(interval 7 hari) baik (ICC>0.7). Nilai cronbach α> 0.7 pada setiap domain. Korelasi Lupus
QoL terhadap aktivitas penyakit memiliki korelasi yang lemah dan tidak bermakna yang
sesuai dengan penelitian ? penelitian sebelumnya.
Simpulan:
Kuesioner Lupus QoL Indonesia sahih dan andal dalam menilai kualitas hidup pada pasien
dengan LES di Indonesia

ABSTRACT
Background:
The development in Systemic Lupus Erythematosus treatment has led into the increasment of survival.
Quality of life has become a component to evaluate therapy ini SLE and value based medicine. One
spesific questionnaire to asses quality of life is Lupus Quality of Life (Lupus QoL). Currently in
Indonesia there has not been spesific questionnaire to asses quality of life in SLE patients. This study
aims to prove that Lupus QoL is valid and reliable to asses the quality of life in SLE patients in
Indonesia.
Methods:
This study is cross sectional study. This study began with the translation the Lupus QoL into
indonesian language then tested in 10 respondents. After that,this study continued with a larger
sample size. The intraclass coefficient correlation was used to evaluate test and re test reliability, the
cronbach alpha was used to evaluate internal consistency. Construct validity evaluated using multi
trait scaling analysis and the extrenal validity evaluated using the correlation between domains in
short form 36 (SF 36) with Lupus QoL and with disease activity. Results:Data collection were done
on 65 SLE patients in Oktober ? November 2015 in RSCM. The external validity with SF 36 was good
with r:0.38-0.66(p<0.05). The construct validity is good with r > 0.4 (0.44 ? 0.93). The ICC value in
one week >0.7 and Cronbach α was >0.7 in each domain. The correlation with disease activity was
weak and consistent with another studies.
Conclusion:
Lupus QoL questionnaire is valid and reliable to asses quality of life in SLE patients in Indonesia."
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Azizah
"Keikutsertaan peran keluarga dalam penatalaksanaan medis pada penderita Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) menjadi indikator penting dalam mempertahankan kualitas hidup yang baik untuk mencegah terjadinya eksaserbasi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak yang menderita SLE, dan menyiapkan keluarga serta merawat anggota keluarga dengan SLE. Discharge planning sebagai salah satu bagian dari intervensi keperawatan untuk mempertahankan kontinuitas perawatan yang komprehensif dan aplikatif bagi perawat dan keluarga. Discharge planning memberikan dampak yang positif, yaitu dapat memastikan dengan aman kapan pasien siap untuk dipulangkan. Hasil karya ilmiah ini menyarankan instansi pelayanan dapat menjadikan discharge planning sebagai bagian dari proses keperawatan terintegrasi khususnya pada pasien dengan penyakit kronik.

Family role of medical management in patients with Systemic Lupus Erythematosus (SLE) to be an important indicator in maintaining a good quality of life to prevent exacerbations. The purpose of this papers is intended to provide an overview of nursing care to children with SLE, and set up a family in caring for family members with SLE. Discharge planning as a part of nursing interventions to maintain continuity and comprehensive care applicable to nurses and families. Discharge planning have a positive impact, can ensure the safety when the patient is ready to be discharged. The results suggest that health care providers can make discharge planning as a part of an integrated nursing process especially in patients with chronic disease.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>